Bab 5

Respons Ran yang berujar tanpa menghadap kakek Tarmizi sangat kurang ajar menurut Soni, wanita itu pun menggertak, “Hei kamu! Di mana rasa hormatmu pada Tuan besar, cepat membungkuk!”

“Kau saja yang membungkuk, kau kan pembantu, sedangkan aku menantu. Apa menantu keluarga ini juga membungkuk padamu, Kakek?” Ran masih dalam posisi sama. Dia hanya tidak ingin telur gorengnya gosong, setidaknya biarkan telur itu selesai dimasak.

Namun pertanyaan Ran cukup membuat Tarmizi tersinggung, Ran ternyata sekurang ajar ini, pantas saja mama dan papa Guren tidak menyukai Ran.

“Kurang ajar, kau sama sekali tidak menghormati aku sebagai orang tua.”

“Maafkan aku, aku tidak tahu tradisi keluarga kalian. Sepertinya Kakek salah paham, aku sedang bertanya bukan sedang menyinggung.” Akhirnya Ran berbalik memperlihatkan senyum tipisnya.

Kakek sempat kaget dengan wajah ramah Ran, padahal tadi saat ia hanya melihat punggung gadis itu, dia menilai Ran adalah menantu yang sombong tapi setelah melihat senyum manis Ran, dia jadi meragukan penilaiannya yang barusan.

“Kau benar, menantu tidak perlu membungkuk seperti pembantu di rumah ini.” Setelah mengucapkan itu, kakek pun pergi membawa tekonya yang sudah pergi.

Kemudian Ran melirik Soni. “Kau dengar tadi? Bedakan menantu sama pembantu, ok.”

Soni menggeram kesal dalam diam, apalagi melihat Ran yang beralih mengambil nasi di sana. Nasi itu Soni yang masak, dia jadi tidak rela melihat Ran yang memakannya.

“Jangan melihatku seperti itu, aku tidak tahu alasan kau membenciku.”

“Yang seharusnya menikah dengan Guren adalah Pasya, bukan gadis licik yang menjebak tuan muda Guren sepertimu, kau ular, seluruh orang rumah ini tahu tentang kelicikanmu.”

“Oh begitu, ya tidak salah sih,” jawab Ran santai. Dibenci bukanlah hal yang mengejutkan bagi Ran, pada dasarnya dis memang dibenci oleh banyak orang.

Ran menyantap makan malamnya dengan ekspresi biasa, tidak sadar ada mata mama mertua yang melihat Ran di sudut ruangan yang berbeda.

“Wanita tidak tahu diri,” gumam Muti, mamanya Guren.

***

Pukul 5.39 Guren bangun, tak biasanya dia bangun sepagi ini, mungkin tidur cepat menjadi alasan dia bangun cepat.

Guren duduk, matanya langsung tertuju pada gadis yang tidur tanpa selimut di sofa dekat jendala. Tubuh gadis itu meringkuk, sepertinya ia kedinginan.

“Cih, memang tidak ada selimut lain apa?” Guren bergerak melihat isi lemarinya, memang ternyata tidak ada lagi selimut di sana, pantas saja Ran tidur begitu saja, pasti dia kedinginan.

Ya, dia mengerti kenapa Ran tidak meminta selimut dengan orang rumah, kalau Ran melakukan itu mereka akan tahu kalau Ran dan Guren pisah ranjang.

15 menit kemudian Ran bangun, gadis itu masih merasa kedinginan di sekujur tubuhnya, Ran meringis pelan sembari menggosok-gosok lengannya.

Tangannya berhenti menggosok di saat ia menemukan sosok Guren di sebelah sana. “Oh selamat pagi,” sapa Ran pada Guren yang terlihat hanya duduk memainkan ponsel di atas ranjang.

Guren menoleh, akhirnya yang ditunggu bangun. Pemuda itu jalan kemudian duduk di sofa lainnya yang berbeda dengan tempat Ran tidur.

“Ada apa?” tanya Ran.

Guren menyerahkan selembar kertas lalu berkata, “Tandatangani itu.”

Ran menerima kertas, ia membaca apa yang tertulis di surat itu dengan saksama. Ran menggeleng-gelengkan kepala lalu merobek kertas itu di hadapan Guren.

“Kontrak nikah? Apa-apaan, kayak di novel saja, jangan terlalu ngedrama, Kak. Jika kau ingin ceraikan aku setelah satu tahun ya sudah nanti tinggal ke pengadilan, repot banget padahal begitu doang.” Ran berdiri meninggalkan Guren yang sempat syok dengan tingkah Ran.

“Di robek,” gumam Guren masih dengan raut terkejut.

Ya sebenarnya kalau ingin cerai mudah saja, apalagi yang menginginkan itu pihak laki-laki, dengan kata-kata saja tali penghubung mereka bisa putus. Sedangkan perempuan harus ke pengadilan dulu mengurus ini itu agar bisa berpisah.

Tapi bagaimana cara Guren lepas di saat Ran masih mengancamnya dengan video. Guren memperhatikan tingkah Ran yang seakan tidak ingat kalau gadis itu sebenarnya adalah pihak yang mengancam.

30 menit kemudian, Ran dan Guren turun untuk sarapan bersama keluarga Guren.

Ran duduk bersebelahan dengan Guren, bisa gadis itu rasakan tatapan tidak suka dari seluruh keluarga Guren kecuali Miztard yang tersenyum pada Ran yang tertekan dengan aura yang lainnya.

“Selamat pagi Ran, apa tidurmu nyenyak?” tanya Miztard, kebetulan dia berhadapan dengan pemuda itu.

“Iya,” jawab Ran, dia tidak berani banyak bicara dengan keadaannya yang penuh tekanan dari berbagai mata.

Muti membuka suara, dia ingin sekali merundung gadis yang ia anggap licik karena telah menjebak Guren dan berani mengancam keluarganya. “Kenapa ular licik harus duduk bersama kita, Pah.”

“Sudahlah Mah, kita makan saja jangan pedulikan dia.”

“Tapi mama geli banget, bagaimana ini?”

Brak!

Kakek memukul meja hingga pasangan suami istri itu terdiam. “Muti, Arman. Dia menantu kalian, jangan keterlaluan.”

Walaupun dia orang itu diam, percayalah dalam batin mereka mengutuk Ran dengan segala hal buruk.

Ran hanya diam fokus mengisi perutnya, begitu pula dengan Guren yang tidak peduli jika istrinya direndahkan oleh orang tuanya sendiri.

Selesai sarapan Ran pergi ke kamar untuk mengambil tas, walaupun pengantin baru tapi dia memutuskan untuk berangkat ke kampus dari pada menghabiskan waktu di rumah yang membuatnya hanya akan menjadi sasaran hinaan mertua.

Saat Ran keluar ternyata Guren sudah pergi duluan meninggalkannya.

“Terus aku pakai apa?” tanya Ran pada dirinya sendiri. Biasanya kan dia pakai sepeda, tapi di sini tidak ada sepeda terlebih jarak yang jauh harus di tempuh dari rumah itu ke kampus.

“Denganku saja.” Miztard lewat sambil berkata begitu, Ran pun langsung mengikuti langkah Miztard menuju mobil pria itu.

Sedangkan Guren, pemuda itu pergi ke rumah Pasya. Ya, dia berniat menjemput wanita itu untuk pergi ke kampus seperti biasanya.

Pasya sudah menunggu di depan pintu.

“Sya kau menunggu siapa?” tanya mama Salsa.

“Menunggu Guren, Mah.”

“Tapi Guren sama-” Belum selesai Salsa bicara, Guren sudah tiba di rumah mereka.

“Dah Mah, aku pergi dulu.” Mereka pergi begitu saja.

Salsa jadi bingung, padahal Guren sudah menikah dengan Ran tapi ternyata Guren juga masih mempertahankan hubungannya dengan Pasya.

“Biarkan sajalah.” Salsa masuk ke rumah, dia tidak peduli dengan perasaan Ran yang penting baginya Pasya tidak sedih lagi.

Kemarin saja waktu pernikahan Ran dan Guren, mereka sekeluarga tidak ada yang datang, padahal yang menikah juga anak mereka. Adit ingin datang tapi malah dikurung oleh papanya. Sampai sekarang Adit belum di perbolehkan keluar dari kamar.

“Kaka, maaf.” Ucapan itu keluar beriringan dengan air mata jatuh dalam tidurnya.

Sebagai satu-satunya anggota keluarga yang menganggap Ran ada, Adit sadar bertapa kuatnya mental Ran yang selalu diabaikan dan mendapat perlakuan berbeda seolah Ran bukanlah anak mereka.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Mama pilih kasih.
2 Bab 2. Memilih kesialan.
3 Bab 3. Jebakan palsu.
4 Bab 4. Pernikahan.
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35. Hampir ketahuan.
36 Bab 36. Masuk dalam selimut.
37 Bab 37. Saling membenci.
38 Bab 38. Memberi perlawanan.
39 Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40 Bab 40. Jawaban dua wanita.
41 Bab 41. Putusnya hubungan.
42 Bab 42. Bayi?
43 Bab 43. Balas budi.
44 Bab 44. Dijemput.
45 Bab 45. Tembus.
46 Bab 46. Ungkapan.
47 Bab 47. Di China.
48 Bab 48. Pelayan ceroboh.
49 Bab 49. Jalan-jalan.
50 Bab 50. Kehangatan keluarga.
51 Bab 51. Polos.
52 Bab 52. Penyusup.
53 Bab 53. Oleh-oleh.
54 Bab 54. Menolak ajakan.
55 Bab 55. Kedatangan mertua.
56 Bab 56. Galau.
57 Bab 57. Warisan turun-temurun.
58 Bab 58. Badai di tengah malam.
59 Bab 59. Salah waktu.
60 Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61 Bab 61.Orang baru.
62 Bab 62. I miss you.
63 Bab 63. Mengigau?
64 Bab 64. Selipan buku.
65 Bab 65.
66 Bab 66. Wanita malam.
67 Bab 67. Hasutan jahat.
68 Bab 68. Langkah yang sulit.
69 Bab 69. Tiada kesempatan.
70 Bab 70. Tidak menyerah.
71 Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72 Bab 72. Menuntut penjelasan.
73 Bab 73. Mertua dan menantu.
74 Bab 74. Foto masa lalu.
75 Bab 75. Anggota keluarga baru.
76 Bab 76. Tamu.
77 Bab 77. Santai.
78 Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79 Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80 Bab 80. End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Mama pilih kasih.
2
Bab 2. Memilih kesialan.
3
Bab 3. Jebakan palsu.
4
Bab 4. Pernikahan.
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35. Hampir ketahuan.
36
Bab 36. Masuk dalam selimut.
37
Bab 37. Saling membenci.
38
Bab 38. Memberi perlawanan.
39
Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40
Bab 40. Jawaban dua wanita.
41
Bab 41. Putusnya hubungan.
42
Bab 42. Bayi?
43
Bab 43. Balas budi.
44
Bab 44. Dijemput.
45
Bab 45. Tembus.
46
Bab 46. Ungkapan.
47
Bab 47. Di China.
48
Bab 48. Pelayan ceroboh.
49
Bab 49. Jalan-jalan.
50
Bab 50. Kehangatan keluarga.
51
Bab 51. Polos.
52
Bab 52. Penyusup.
53
Bab 53. Oleh-oleh.
54
Bab 54. Menolak ajakan.
55
Bab 55. Kedatangan mertua.
56
Bab 56. Galau.
57
Bab 57. Warisan turun-temurun.
58
Bab 58. Badai di tengah malam.
59
Bab 59. Salah waktu.
60
Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61
Bab 61.Orang baru.
62
Bab 62. I miss you.
63
Bab 63. Mengigau?
64
Bab 64. Selipan buku.
65
Bab 65.
66
Bab 66. Wanita malam.
67
Bab 67. Hasutan jahat.
68
Bab 68. Langkah yang sulit.
69
Bab 69. Tiada kesempatan.
70
Bab 70. Tidak menyerah.
71
Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72
Bab 72. Menuntut penjelasan.
73
Bab 73. Mertua dan menantu.
74
Bab 74. Foto masa lalu.
75
Bab 75. Anggota keluarga baru.
76
Bab 76. Tamu.
77
Bab 77. Santai.
78
Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79
Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80
Bab 80. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!