Bab 20

Mendengar kabar Guren sudah sadar, keluarga Guren dan juga papa mama Ran berdatangan untuk menjenguk satu persatu. Di sinilah Ran akan menjadi babu untuk menuruti keinginan mereka.

Seperti : Ran pergi ambil ini, Ran ambil itu, Ran kau sudah mencuci pakaian Guren? Ran suruh suster mengantar makanan, cepat! Ran, Ran, Ran, dan seterusnya.

Hal itu berlangsung beberapa hari hingga tibalah saat giliran kekek yang berkunjung bersama cucu andalannya, Miztard.

“Hai Ran, kau tampak lelah,” sapa Miztard di saat Ran yang tidak menyadari keberadaan mereka tengah duduk mendongakkan kepala di langit-langit.

Ran langsung memperbaiki posisi. “Kakek, Kak Miztard, kalian juga datang.”

“Iya, kami baru sempat hari ini.”

“Oh begitu ya, kalian butuh apa? Aku akan-”

“Tidak usah repot-repot, Ran. Kami di sini cuman sebentar,” potong Miztard cepat, dia tidak ingin membuat Ran tambah lelah. Di lihat dari sisi mana pun siapa yang tidak akan menyadari bahwa gadis itu sudah sangat capek.

Kakek menghela napas berat, matanya melirik Ran kemudian berujar, “Ran kau pulanglah, biar Miztard yang di sini.”

Tawaran itu menggoda Ran, tapi dia takut Muti datang dan memarahi Ran karena tidak menjaga Guren.

“Tidak apa-apa, Kek. Aku di sini saja.”

Guren yang pura-pura tidur mendengar pembicaraan mereka, pria itu juga ingin Ran pulang karena dia merasa terganggu dengan keberadaan Ran.

Ini kesempatan untuk menjauhkan Ran darinya, Guren pun membuka mata. “Pulanglah,” katanya.

“Tapi-”

“Aku antarkan kau pulang, Ran. Ayo.” Miztard menarik Ran keluar, bahkan buku-buku Ran masih tertinggal di atas meja.

“Bukuku.”

“Lupakan soal itu, dua hari ini kau istirahat saja.”

Tinggallah Guren dan kakek di ruangan itu, awalnya mereka hanya diam-diaman, memang hubungan mereka tidak begitu baik.

Guren selalu membuat masalah, karena itu kakek sering memarahi dan mung hukum Guren. Karena itu di antara mereka saling menyimpan kesal satu sama lain.

“Kenapa?” tanya kekek tiba-tiba.

Guren yang tidak tahu maksud kakek, menyipitkan mata sebab tidak mengerti.

“Kenapa, apanya?”

Sorot mata kekek begitu tajam menyoroti Guren tidak ada rasa iba walaupun cucu nakalnya itu sedang sakit.

“Apa maksud tatapanmu, Kek?”

“Jujur saja, kau sering memukuli Ran, ‘kan?”

Guren mengepalkan tangan dari balik selimutnya, dia memiliki pendapat sendiri atas pertanyaan si pria tua. “Ran mengadu?”

“Aku hanya menebak, sepertinya benar, ya. Kau tidak akan berkata seperti ini jika kau tidak memukul Ran.”

Ternyata kakek mencari jawaban dari pertanyaannya yang ia lontarkan untuk Guren. Guren tidak bisa mengelak lagi sekarang.

“Setelah kau pulih nanti ceraikan Ran. Statusmu sebagai mantan suami sudah cukup untuk membela keluarga kita jika Ran mengancam.”

Guren terdiam, dia tidak memberi respons atas pernyataan kekek. Pria itu kembali memejamkan mata agar kekek berhenti bicara dengannya.

“Atau aku saja yang mengurus perceraian kalian sekarang?”

“Jangan ikut campur!” gertak Guren, dia terduduk tidak peduli dengan sakit yang ia rasakan akibat pergerakan itu.

Kekek tersenyum remeh. “Aku akan pergi.” Kakek pun beranjak dari duduknya.

“Ya, pergi sana,” usir Guren.

Namun kakek berhenti kemudian berbalik. “Aku pergi untuk mengurus perceraianmu.”

“Berhenti!” teriak Guren tidak terima.

Pria tua itu terus berjalan tidak peduli dengan teriakan Guren hingga dia sudah hilang di balik pintu.

“Kekek, kubilang berhenti! Jangan ikut campur urusanku.”

Selanjutnya Guren mencabut paksa infus, karena kakinya sulit bergerak, Guren pun sengaja menjatuhkan diri dan merayap untuk mengejar kakek.

“Kakek!”

Suara Guren begitu keras hingga kakek berhenti dan berbalik. “Astaga! Kenapa kau keluar?!” Alangkah terkejutnya kakek melihat Guren di depan pintu dengan posisi seperti buaya.

“Aku tidak akan memukul Ran lagi, aku janji kakek,” isak Guren memohon dengan kepala yang luruh dengan lantai.

Untuk sesaat kakek tercengang, cucunya yang paling keras kepala memohon sampai mengeluarkan air mata ini seperti sebuah keajaiban.

“Miztard bilang kau tidak memberikan Ran uang sepeser pun, dia jadi bekerja di indomaret karena itu, apa gunanya kau menjadi suaminya? Lebih baik cerai,” ungkit kekek.

“Selanjutnya aku akan berikan dia uang, jangan urus perceraianku,” lirih Guren tampak menyedihkan.

“Janji?”

“Janji.”

“Baiklah, aku tidak akan ke pengadilan sekarang, tapi bila kau main tangan juga tidak memberikan dia material maka aku pastikan kalian pisah.”

Guren setuju atas persyaratan kakek, entah apa yang salah dari pria keras kepala itu, yang jelas untuk saat ini Guren tidak ingin dengar kata cerai keluar dari mulut siapa pun.

Selanjutnya kakek meminta beberapa orang untuk memindahkan Guren kembali ke tempat awal.

Pukul 19.00, Ran bersiap untuk pergi ke indomaret, sudah lama dia tidak masuk kerja, entah dia akan di pecat atau apa nanti.

Saat Ran sampai, ternyata sudah ada gadis lain yang menjaga meja kasir, itu artinya bos sudah mengganti karyawan.

Kebetulan ada bos di sana, Ran langsung menghampiri pria berkumis tebal itu. “Bos,” panggil Ran.

“Oh, Ran. Ke mana saja kau selama ini?”

“I-itu aku-”

“Maaf Ran, tapi kami sudah mencari penggantimu. Aku akan berikan gajimu yang lalu.”

“Tidak bisakah aku bekerja lagi?” tatap Ran penuh harap, dia tidak tahu harus mencari uang di mana lagi dengan statusnya yang sibuk kuliah.

Bos menggeleng pelan, mata pria itu kemudian melirik Mona, pegawai barunya. “Ran kau memang mendatangkan banyak pelanggan pria ke sini, tapi alasan itu tidak cukup bagiku untuk memecat Mona dan menyambutmu kembali. Mona adalah gadis yang rajin dan amanah, bapaknya baru saja meninggal, sebagai anak sulung, Mona bekerja untuk membantu ibunya menafkahi keluarga.”

Hati Ran rasanya tercubit, dia kasihan dengan Mona, tapi bagaimana dengan nasib Ran selanjutnya?

Walaupun Ran punya keluarga yang lengkap serta suami, tetap saja Ran seperti seorang sebatang kara.

“Ran ini gajimu, terima kasih atas kerja kerasmu bersama kami.”

Dengan begini Ran resmi dipecat, tidak ada alasan lagi Ran untuk tetap di sini. Gadis itu pun melangkah keluar, ini memang salahnya, atau salah Guren yang sakit?

“Di mana lagi aku harus mencari kerja?” Alhasil Ran bingung sendiri, tidak banyak orang yang mau menerima pekerja paruh waktu di kota ini, menurut mereka itu merugikan.

Tidak bisa begini, aku harus cari kerja lain besok atau kelak aku mati kelaparan, belum lagi biaya sekolah.

Kepala Ran mumet sendiri, biaya semesternya belum di bayar, belum lagi tugas-tugas yang membutuhkan uang dalam pekerjaannya.

Oh Tuhan, apakah menyenangkan menonton kami yang kesusahan dari atas sana? Kau pasti menikmati kehidupan kami seperti sebuah drama.

Di saat sakit hati seperti ini Ran hanya bisa mengeluh pada tuhan, teman bicara yang tidak menjawab pertanyaan melalui kata.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

🌹 Mommy caeeeem 😍

🌹 Mommy caeeeem 😍

seneng banget aku baca cerita ini,,, bahkan up nya slalu ku nanti kn,,
tp sayang nya kenapa up ny dikit amat sih Thor

2023-07-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mama pilih kasih.
2 Bab 2. Memilih kesialan.
3 Bab 3. Jebakan palsu.
4 Bab 4. Pernikahan.
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35. Hampir ketahuan.
36 Bab 36. Masuk dalam selimut.
37 Bab 37. Saling membenci.
38 Bab 38. Memberi perlawanan.
39 Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40 Bab 40. Jawaban dua wanita.
41 Bab 41. Putusnya hubungan.
42 Bab 42. Bayi?
43 Bab 43. Balas budi.
44 Bab 44. Dijemput.
45 Bab 45. Tembus.
46 Bab 46. Ungkapan.
47 Bab 47. Di China.
48 Bab 48. Pelayan ceroboh.
49 Bab 49. Jalan-jalan.
50 Bab 50. Kehangatan keluarga.
51 Bab 51. Polos.
52 Bab 52. Penyusup.
53 Bab 53. Oleh-oleh.
54 Bab 54. Menolak ajakan.
55 Bab 55. Kedatangan mertua.
56 Bab 56. Galau.
57 Bab 57. Warisan turun-temurun.
58 Bab 58. Badai di tengah malam.
59 Bab 59. Salah waktu.
60 Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61 Bab 61.Orang baru.
62 Bab 62. I miss you.
63 Bab 63. Mengigau?
64 Bab 64. Selipan buku.
65 Bab 65.
66 Bab 66. Wanita malam.
67 Bab 67. Hasutan jahat.
68 Bab 68. Langkah yang sulit.
69 Bab 69. Tiada kesempatan.
70 Bab 70. Tidak menyerah.
71 Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72 Bab 72. Menuntut penjelasan.
73 Bab 73. Mertua dan menantu.
74 Bab 74. Foto masa lalu.
75 Bab 75. Anggota keluarga baru.
76 Bab 76. Tamu.
77 Bab 77. Santai.
78 Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79 Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80 Bab 80. End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Mama pilih kasih.
2
Bab 2. Memilih kesialan.
3
Bab 3. Jebakan palsu.
4
Bab 4. Pernikahan.
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35. Hampir ketahuan.
36
Bab 36. Masuk dalam selimut.
37
Bab 37. Saling membenci.
38
Bab 38. Memberi perlawanan.
39
Bab 39. Kehangatan di cuaca sejuk.
40
Bab 40. Jawaban dua wanita.
41
Bab 41. Putusnya hubungan.
42
Bab 42. Bayi?
43
Bab 43. Balas budi.
44
Bab 44. Dijemput.
45
Bab 45. Tembus.
46
Bab 46. Ungkapan.
47
Bab 47. Di China.
48
Bab 48. Pelayan ceroboh.
49
Bab 49. Jalan-jalan.
50
Bab 50. Kehangatan keluarga.
51
Bab 51. Polos.
52
Bab 52. Penyusup.
53
Bab 53. Oleh-oleh.
54
Bab 54. Menolak ajakan.
55
Bab 55. Kedatangan mertua.
56
Bab 56. Galau.
57
Bab 57. Warisan turun-temurun.
58
Bab 58. Badai di tengah malam.
59
Bab 59. Salah waktu.
60
Bab 60. Emosi yang harus dijauhi.
61
Bab 61.Orang baru.
62
Bab 62. I miss you.
63
Bab 63. Mengigau?
64
Bab 64. Selipan buku.
65
Bab 65.
66
Bab 66. Wanita malam.
67
Bab 67. Hasutan jahat.
68
Bab 68. Langkah yang sulit.
69
Bab 69. Tiada kesempatan.
70
Bab 70. Tidak menyerah.
71
Bab 71. Ketakutan dan kemarahan.
72
Bab 72. Menuntut penjelasan.
73
Bab 73. Mertua dan menantu.
74
Bab 74. Foto masa lalu.
75
Bab 75. Anggota keluarga baru.
76
Bab 76. Tamu.
77
Bab 77. Santai.
78
Bab 78. Dia kembali dan menghilang.
79
Bab 79. Perasaan di luar kendali.
80
Bab 80. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!