Pembalasan Elegan Istri Dari Korea
Entah kali ke berapa Callysta menemukan lipstik di jas Felix, ketika pulang larut malam. Sebenarnya hatinya bergemuruh, istri mana yang tidak curiga ketika melihat lipstik yang jelas bukan miliknya ada di saku jas suaminya.
Kali ini, Callysta sudah tidak tahan lagi. Keberanian ia kumpulkan untuk bertanya pada suaminya.
"Mas, aku boleh tanya gak?" Callysta memulai pembicaraan.
Pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun, tapi belum dikaruniai buah hati. Hanya satu tahun pertama saja yang dirasa Callysta menyenangkan, sisanya Felix berubah menjadi dingin. Lebih sering menghabiskan waktu untuk urusan kerjaan. Bahkan hampir tiap hari pulang larut malam.
"Hmmm. . . " jawab Felix datar sambil sibuk bermain hp.
"Ini. . ." Callysta sambil menyodorkan 3 buah lipstik pada Felix.
"Mana aja terserah kamu." lirik Felix sekilas dan menjawab cuek.
"Aku nemu ini di jas kamu!" nada suara Callysta meninggi.
Felix tersentak, HP ditarohnya dan berdiri.
"Em, i..,iii.., ituu punya temen."
"Udah ya mas, aku kasih kamu kesempatan ngomong jujur. Janji, kali ini aku maafin."
"Jujur, iya bener itu punya temen. Kamu curiga sama aku?"
"Temen tidur selain aku maksudmu? Ya jelas curigalah mas. Yang bener aja, mana ada istri gak curiga nemu begini sampe tiga kali."
"Kamu tahu kan temen kantor aku banyak yang iseng, lagian kamu juga kenal mereka semua kan. Kamu pernah kerja bareng mereka. Udah deh, aku capek mau tidur." Felix menarik selimut, mematikan HP dan memejamkan matanya.
Callysta bergegas keluar kamar menuju dapur, air matanya mengalir satu persatu. Lipstik dalam genggamannya semakin dia genggam erat. Hatinya semakin campur aduk. Callysta menangis sejadi-jadinya.
Pernikannya terasa gersang, tidak ada gairah apalagi cinta. Sempat dia berfikir, apakah sebenarnya cinta sepihak? Rutinitasnya setiap hari cuma menyiapkan bekal makan untuk Felix. Berdiam diri di rumah, aktivitasnya dibatasi oleh Felix dengan alasan agar Callysta tidak kecapean. Agar promil (program hamil) berhasil. Darimananya mau berhasil kalau Felix terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Nyaris tidak ada waktu untuk Callysta, alasannya kerja kerja dan kerja.
Callysta menyeka air matanya, dia menguatkan hati dan menyusun rencana untuk membuktikan bahwa feelingnya benar. Tapi dengan cara bagaimana?
......................
"Pagi sayang, ini bekalnya dihabiskan ya. Maafkan aku semalam ya." Callysta meminta maaf pada Felix sambil memasukkan kotak bekal dan botol minum ke wadahnya.
"Iya, gak papa sayang. Kamu percaya sama aku. Semenjak jadi direktur perusahaan aku emang makin sibuk. Banyak meeting dadakan dan kerjaan luar kota. Kamu harus paham ya. Demi karir suamimu." Felix membelai kepala Callysta.
"Iya sayang, aku bersyukur. Aku yang jelek kayak gini punya suami ganteng, pekerja keras kayak kamu."
"Ish, ish, gak boleh ya ngomong gitu. Kamu selalu cantik buat aku."
"Aku berangkat dulu ya, kamu jangan capek-capek di rumah. Kalo bosen, keluarlah cari angin ke mall atau cafe gitu." Felix berpamitan sambil mencium kening Callysta.
Dalam hati Callysta "Tumben amat, dibaikin bales baikin. Biasanya mah cuek, buru-buru berangkat."
......................
"Bu, Lysta mau keluar ya sebentar." Callysta meminta izin pada ibu mertuanya.
"Mau kemana Ta?" tanya bu Ajeng pada Callysta.
"Mau beli skincare bu, udah pada habis."
"Duh mending kamu perawatan aja di klinik kecantikan. Banyak tuh treatmennya. Biar kinclong tuh mukanya. Ntar ibu ikut sekalian."
"Kapan-kapan deh bu, aku belum minat kalo perawatan-perawatan gitu ya."
"Iya deh iya, saran aja dari ibu. Perempuan tuh harus rajin merawat diri. Nih biar kaya ibu, udah tua tapi muka masih kenceng. Gak kalah sama kamu." bu Ajeng samb memegang pipinya yang terlihat kenyal dan kencang.
Mertua Callysta memang tinggal satu rumah dengannya. Karena, Felix adalah anak semata wayang dan ibunya tinggal seorang diri. Ayahnya sudah lama meninggal.
Sebenarnya Callysta merasa keberatan, tetapi apa boleh buat. Dia menikah dengan Felix artinya harus mau menerima ibunya juga, apalagi tinggal satu-satunya.
Ditambah rumah berukuran besar, yang berada di komplek perumahan Luxury. Akan terasa kosong kalau ditinggali berdua saja. Itung-itung juga Callysta jadi gak kesepian kalau Felix pulang larut malam.
......................
Diam-diam Callysta ke Star Mall dekat kantor Felix. Perusaan PT. Lionade kantor Felix merupakan salah satu perusahaan bergengsi di bidang kimia. Pemasok bahan baku ke perusahaan besar lainnya. Jadi tidak heran, pegawainya banyak yang makan siang di restoran Star Mall. Karena gajinya cukup besar.
"Nah, pas jam makan siang nih. Aku mau stand by di sekitar sini aja. Mereka pasti banyak yang makan di restoran Jepang" gumam Callysta.
Sambil mengenakan kaca mata hitam dan masker putiih, menenteng tas LV Callysta akan sulit dikenali. Karena memang, jika memakai masker Callysta terlihat seperti orang yang berbeda.
Memang, wajah Callysta tidak cantik seperti standar perempuan Korea. Hidungnya yang besar, pipinya yang super chubby, ditambah alisnya yang tipis. Walaupun tidak terlalu gemuk tapi Callysta memiliki double chin. Serta lemak yang tebal di lengan dan pahanya.
Jadi Callysta tidak percaya diri kalau pakai baju yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Lengan dan pahanya cukup besar, meskipun perutnya tidak buncit.
"Nah kan tuh, Felix gak tuh. Bekal dariku gak dimakan nih brati ya?" gumam Callysta.
Sekilas nampak tidak ada yang aneh, karena Felix makan bersama rombongan banyak orang.
Tapi, ketika rombongan mereka masih di dalam restoran tiba-tiba Felix keluar sambil memegang HP seperti sedang menelpon seseorang.
Callysta duduk sambil menyeruput Xiboba, minuman kesukaannya. Dari jauh, terlihat Felix terus berjalan menuju restoran makanan Korea.
Hati Callysta semakin berdebar-debar, jam ditangannya kembali dilihatnya. Kira-kira hampir satu jam lamanya Felix belum juga keluar dari restoran.
"Slruupp…, slruuppp" Callysta menyeruput minuman bobanya, ternytaa habis.
"Lama banget, kok gak keluar-keluar sih." gumam Callysta sambil memainkan minumannya yang telah habis.
Langkah kaki Felix terlihat keluar dari restoran Korea. Tidak ada yang mencurigakan, sebab Felix keluar seorang diri. Callysta berdiri dari tempatnya duduk, melepaskan kacamata hitamnya. Kemudian akan melepaskan masker dan melambaikan tangannya.
Akan tetapi,...
Selang beberapa menit terlihat ada seorang perempuan yang keluar dari restoran itu berjalan mengikuti Felix. Tanpa menengok ke belakang Felix melambatkan jalannya.
Perempuan itu berjalan di belakang Felix, sambil sibuk dengan HP-nya kemudian menyodorkan HP itu pada Felix saraya membelai dan meremas jari Felix. Sontak Callysta langsung memakai masker dan kacamatanya kembali. Matanya terbelalak tertutupi kacamata hitamnya. Hatinya meledak-ledak, ingin menghampiri Felix saat itu juga. Perasaannya campur aduk, sampai tidak terasa ia terduduk dan lupa ingin memfoto atau memvideo.
"Cewe itu kayak gak asing. Tapi siapa?"
Callysta mencoba mengingat-ngingat perempuan yang bersama Felix. Disatu sisi ia lega, bahwa feelingnya benar. Disisi lain ada rasa sesak hingga sulit bernafas, sakit seperti tertusuk-tusuk. Callysta menepuk-nepuk dadanya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Teteh Lia
semangat berkarya Kaka.. 💪 mampir jg ke cerita ku ya .. 🙏
2023-08-10
1