Pagi terasa muram, seperti hati Callysta yang sudah menjadi antah berantah. Matanya terlihat bengkak dan sembab, semakin terlihat sipit. Begitupun wajahnya yang chubby semakin terlihat bulat karena menangis semalaman dan kejadian ditampar. Semakin terlihat lusuh tidak baik-baik saja.
Bu Sinta yang baru mengetahui kalau Callysta datang ke rumah dini hari langsung menghampiri ke kamarnya.
"Nak, boleh mami masuk?" bu Sinta mengetuk kamar Callysta
Tidak ada jawaban apapun. Bu Sinta mencoba mendorong pintunya, ternyata tidak dikunci. Lengan Callysta dibelai oleh bu Sinta, wajahnya tertutup selimut.
"Nak, apa yang terjadi?"
Perlahan Callysta membuka selimut yang menutup wajahnya. Bu Sinta kaget melihat wajah anaknya yang bengkak sehabis menangis.
"Kamu habis berantem sama Felix?"
Callysta mengangguk.
"Mau cerita sama mami?"
"Aku mau cerai mi, anter aku ke pengadilan agama ya?"
"Lho lho, kenapa secepat itu? Kamu udah yakin? Coba pikirkan lagi nak." tanya bu Sinta memastikan.
Callysta menggeleng.
Pak Jaya sebelumnya sudah bercerita tentang penyedikannya ke rekan kantor Felix. Jadi, bu Sinta tidak begitu kaget. Namun dia tidak menyangka jika secepat ini Callysta memutuskan.
"Mi, aku udah fotoin bukti perselingkuhan Felix. Karena mergoki bukti-bukti itu, Felix nampar aku. Bahkan dorong aku sampai jatoh." Callysta kembali terisak mengingat kejadian itu.
"Ya ampun. Mami gak terima kamu diperlakuin gitu. Sakit hati banget. Apalagi kalau papi tau ini pasti dia bakal kecewa sama Felix."
Semakin menjadi tangisan Callysta, keduanya menangis bersama. Bu Sinta memeluk anaknya merasa iba dan sesak. Tidak menyangka menantunya melakukan hal itu.
"Kasian banget kamu nak, ya Ampun. Mami sakit banget tau begini ceritanya. Tapi, udah. Gak papa, kamu kuat dan harus kuat. Ayok sarapan, siap-siap kita bergegas ke pengadilan."
***
Bu Sinta menelpon pak Jaya yang sudah berangkat ke kantor. Menceritakan apa yang sudah terjadi pada Callysta. Mendengar hal itu, pak Jaya kecewa dan marah. Dan berencana menyusul di pengadilan, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Sementara itu, di pengadilan Callysta menceritakan semuanya. Memberikan bukti yang sudah diterimanya. Yang paling menyesakkan bu Sinta adalah, ketika Callysta bercerita tentang kata-kata Felix yang tidak patut. Mengatai anaknya tidak akan laku jika tidak bersama Felix. Bagi bu Sinta itu sebuah penghinaan.
Pak Jaya datang, memberikan tambahan bukti. Beberapa foto kemesraan Felix dan Tara di kantor yang dikirim oleh Nisa pada pak Jaya.
Callysta malu, ternyata papinya sudah tahu. Bahkan memiliki bukti yang juga kuat. Pengajuan Callysta diterima, surat cerai akan dikirimkan ke kantor Felix besok. Callysta sengaja mengirim surat pengajuan cerai ke kantor Felix.
***
Esok harinya, di kantor Felix seorang satpam menerima surat yang bertuliskan dari Pengadilan Agama.
"Permisi pak Felix, ini ada surat."
"Oh, taroh situ aja pak. Thank you ya."
"Ini kayaknya penting pak. Mau langsung dibaca?"
"Dari siapa emangnya?"
"Pengadilan agama pak"
Felix kaget, langsung mengambil surat itu dan buru-buru membukanya. Tertera jelas nama penggugat Callysta Jelita Atmajaya. Felix tidak terima jika diceraikan Callysta apalagi ada unsur KDRT nya. Felix segera menelpon Callysta.
"Halo."
"Hmm" Jawab Callysta.
"Kamu apa-apan ngirim begini? Aku gak terima ya."
"Gak papa, bukti aku kuat. Kamu boleh gak terima."
Telpon di matikan oleh Callysta. Felix semakin emosi dengan keadaan ini. Dari bilik jendela ruangannya dia melihat ke arah luar, para karyawan lain terlihat saling berbisik-bisik. Tidak berselang lama Tara masuk ke ruangan Felix.
"Orang-orang pada kenapa sih? Kok tatapannya ke aku gak enak semua."
"Nih." Felix menyodorkan surat gugatan cerai pada Tara.
"Apa hubungannya sama ini? Ini kabar bagus dong. Bukannya selama ini yang kamu mau cerai sama Callysta?"
"Tapi gak gini caranya. Aku gak terima kalo dituduh KDRT begini."
"Udah, kamu fokus ke perceraiannya aja. Lebih cepat lebih baik buat kita."
"Kamu gimana sih Ra? Gak ngerti posisi aku. Kalau nama baikku tercemar itu ngaruh ke karir aku. Enggak, pokoknya aku nolak gugatan ini."
"Perasaan kamu gimana sih sama aku? Bukannya kamu udah bilang kalau cerai dari Callysta bakal nikah sama aku?"
Keduanya saling bertengkar. Sementara di luar ruangan mereka karyawan-karyawan lain sedang bergosip tentang hubungan Felix dan Tara. Ditambah satpam berbisik tentang surat gugatan cerai dari pengadilan. Hal itu memperkuat dugaan Tara sebagai orang ketiga. Srmentara Nisa, menepati janjinya. Dia hanya diam dan mengamati. Tidak mengatakan apapun tentang keluarga Callysta. Mungkin kalau sudah waktunya, Nisa akan ikut berbicara. Tapi untuk saat inu, dia hanya memantau dan sesekali berkirim pesan pada pak Jaya perkembanhan hubungan Felix dan Tara di kantor.
***
Felix tidak tenang dengan gugatan cerai, dia berusaha membujuk Callysta untuk membatalkan gugatan sebelum hari persidangan tiba.
"Pak, saya mau ketemu Callysta. Tolong bukain gerbangnya." pinta Felix pada satpam rumah pak Jaya.
"Maaf pak, bu Callysta berpesan tidak menerima tamu siapapun."
"Saya bukan tamu pak, saya suami Callysta. Bukain pak."
"Mohon maaf pak, termasuk pak Felix. Bu Callysta tidak mau bertemu siapapun."
Akhirnua Felix meninggalkan rumah pak Jaya dengan rasa kecewa. Dia beberapa kali menelpon Callysta tidak diangkat. Beberapa pesan yang dia kirimpun tidak di balas.
Felix: Sayang, ayo pulang. Aku jemput ya. Kita bicara baik-baik. Aku nyesel dan minta maaf. Aku khilaf
Begitu pesan Felix terakhir pada Callysta. Belumnya dia berki-kali mengirim pesan permintaan maaf. Dan memohon Caysta untuk kembali padanya. Namun, tidak ada satupun pesan yang dibalas oleh Callysta.
***
Hari persidangan tiba.
Callysta datang bersama kedua orang tuanya dan didampingi oleh pengacara ternama di Jakarta. Pak Handoyo sahabat sekaligus pengacara yang biasa dipakai oleh pak Jaya.
Felix datang bersama bu Ajeng dan pengacaranya. Terlihat bu Ajeng malu dan Felix pun wajahnya terlihat lesu.
Sepanjang sidang, yang membuat tidak menyangka justru Felix yang menolak gugatan cerai. Mediasi pun berjalan lama, Felix menangis tersedu-sedu meminta maaf. Dan memohon agar perceraian dibatalkan. Sedangkan bu Ajeng terlihat merasa bersalah wajahnya memelas.
Pemediasi dan masing-masing pengacara saling adu argumen. Sampai tiba, pak Handoyo mengatakan bahwa dia memilki saksi yang akan dimunculkan pada sidang berikutnya. Karena sidang berjalan dengan sengit antara kedua belah pihak.
Setelah selesai sidang dan mediasi. Callysta merasa kecewa karena hasilnya tidak sesuai yang diharapkannya. Pak Jaya dan bu Sinta berusaha menenangkan.
"Sabar ya Nak, papi akan berusaha. Biar proses ini segera selesai. Kamu gak tersakiti lebih lama lagi."
"Iya nak, percaya sama papimu."
"Makasih pi."
***
Sidang kedua, lebih terasa menegangkan. Felix masih bersikukuh dengan keinginannya menolak gugatan Callysta. Dia masih bersikap sama. Memohon dan meminta maaf, mengatakan akan berubah.
Pada waktu yang tepat, pak Handoko memunculkan dua saksi yang memberatkan gugatan Callysta. Saksi pertama Nisa, datang memberikan kesaksian di kantor hubungan Felix dan Tara. Akhirnya, Felix terdiam tidak bisa menyanggah. Pengacara Felix masih mempertahankan keinginan Felix.
Saksi kedua dimunculkan, Tara. Sontak membuat Felix terperanjat. Dadanya berdebar, matanya pun melotot tidak percaya. Tara memberikan kesaksian bahwa benar antara dia dan Felix ada hubungan, dan mereka berencana untuk menikah.
Kesaksian dua orang itu cukup memenangkan persidangan kedua. Mau tidak mau Felix kalah dalam persidangan. Gugatan Callysta diwujudkan oleh pengadilan. Callysta memeluk bu Sinta dan Pak Jaya. Dia bersyukur, akhirnya duri yang menancap di hatinya sudah lepas. Meskipun terasa makin sakit, setidaknya tidak menjadi racun untuk tubuhnya.
Namun, Felix tidak terima. Namanya semakin tercoreng, itu akan berpengaruh untuk kariernya. Dia berpikir bagaimana cara mengembalikan nama baiknya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sukliang
mau karier dak terancam jgn main api
hei suami penghianat kdrt lg
2023-10-26
1
Febrianto Ajun
Ngakak parah!
2023-07-31
1
Daina :)
Nggak sabar mau baca cerita lain dari author ini!
2023-07-31
2