Bukti Berbicara

Rumah terasa hangat dengan kehadiran Callysta, yang biasanya makan hanya berdua saja Papi dan Mami. Kini ada Callysta yang suka request minta dimasakin menu bermacam-macam.

"Nak, maaf nih ya? Mami tanya boleh?" Bu Sinta memulai pembicaraan yang sudah berhari-hari ditahannya.

"Iya mi, tanya aja."

Bu Sinta melirik Pak Jaya memberikan kode.

"Kamu kan udah beberapa hari nginep disini, apa gak dicari sama Felix?"

"Emm, Felix whatsapp mami?" Callysta balik bertanya.

"Iya, kemaren. Dia ngiranya kamu liburan."

"Trus, mami jawab apa?"

"Mami iyain aja, kamu liburan gitu."

"Kalian ada masalah nak?" pak Jaya menimpali bertanya.

"Emm, aku cerita kalo udah jelas aja ya mi pi. Sekarang, ijinin aku disi sampai waktu yang gak ditentukan. Boleh kan?"

"Boleh nak. Ini rumah kamu. Gak usah tanya boleh apa enggak. Rumah ini selalu terbuka buat kamu. Mami malah seneng, bisa ajak kamu jalan-jalan."

Callysta hanya membalas dengan senyuman.

......................

Sementara itu, di dalam mobil menuju kantor bu Sinta dan Pak Jaya berdiskusi. Membicarakan tentang yang terjadi pada Callysta. Tentu, sebagai orang tua mereka sudah paham bahwa pernikahan anaknya tidak baik-baik saja.

"Pi, coba deh nyuruh orang buat nyelidiki ada apa sama Felix."

"Iya sih mi, tapi Callysta udah bilang kan mau cerita kalo udah beres." pak Jaya berusaha menenangkan bu Sinta.

"Jujur deh, mami gak sabar dan khawatir. Takut Callysta kenapa-napa atau diapain sama Felix."

"Coba deh, papi tanya sama CEO PT. Leonade"

"Loh, kok malah tanya ke CEO sih pi?"

"Lha iya mi, Felix kan tiap hari di kantor. Nyaris seharian sampe petang kan? Kalo gak dimulai dari perusahaan dari mana nyelidikinya?"

"Iya juga sih." bu Sinta manggut-manggut.

"Halo, pak Hendri."

Sayup terdengar dari ujung sana seseorang menjawab telepon pak Jaya.

"Kirimin satu orang kepercayaan anda ya pak. Karyawan biasa. Saya mau ketemu hari ini."

Begitulah pak Jaya, jika sudah bertindak. Tidak hanya pada bisnisnya, itupun berlaku pada keluarganya. Dia tipikal orang yang tindakan dan pikiran selaras.

Pada jam makan siang pak Jaya menemui salah satu karyawan PT Leonade, membicarakan tentang kesepakatan. Pak Jaya hanya meminta gerak gerik Felix lebih diamati apakah ada yang aneh atau janggal. Belum juga kesepakatan dibuat, Nisa nama karyawan itu sudah meminta maaf.

"Begini pak, maaf sebelumnya. Sebenarnya kami, satu kantor udah curiga pak."

"Curiga bagaimana?"

"Saya kira pak Felix itu belum punya istri, sebelum bu Callysta datang ke kantor membawa makan siang. Saya pribadi mengira kalo pak Felix bakal menikah dengan sekretarisnya. Maaf ya pak, saya karyawan baru soalnya."

"Siapa nama sekretarisnya? Kamu ada foto? Boleh dikirim fotonya ke saya?"

"Boleh pak, nanti saya kirim. Aduuh, saya kira itu pak Felix ada hubungan sama bu Tara. Karyawan lainpun mengira begitu sepertinya. Mereka terlihat cocok dan sangat dekat. Agak aneh sih kalo keduanya gak ada rasa, karena sedekat itu."

"Oh, begitu. Kamu tahu pasti gak kalo memang mereka ada hubungan?"

"Maaf pak, kalo itu saya gak paham sih."

"Yaudah, makasih ya Nisa. Nih, sedikit buat jajan kopi ya."

"Aduh pak, gak usah repot-repot."

"Udah terima aja, gak boleh nolak rejeki. Inget ya, pembicaraan hari ini jadi rahasia kita berdua."

"Baik pak. Terimakasih."

Pak Jaya menemukan titik terang, sikap aneh anaknya yang tiba-tiba pulang ke rumah.

......................

"Halo Felix"

"Iya, halo pi. Ada apa ya pi, tumben telpon."

"Jemput Callysta sekarang di rumah."

"Callysta udah pulang, lagi mampir ya pi? Tapi gak bisa sekarang jemputnya pi, aku ada lembur."

"Yasudah, seselesaimu saja jam berapapun. Jemput istrimu ya."

"Baik pi."

Pak Jaya sengaja menelpon Felix untuk mengetahui, bagaimana reaksi Felix. Ternyata, dia tidak begitu memedulikan istrinya. Rasanya ingin marah, hati seorang ayah mana yang tidak hancur mengetahui hal buruk terjadi pada pernikahan putri satu-satunya.

Namun pak Jaya mencoba menahan diri, menjaga perasaan anaknya. Menunggu dia yang mengatakannya sendiri. Walaupun pak Jaya sudah mengetahui sedikit kelakuan menantunya.

......................

Sementara itu, Callysta tengah memutar otak siapa yang akan dia suruh untuk menyelidiki suaminya di kantor. Kalo menyewa orang bayaran apakah bisa masuk ke kantornya? Tentu tidak semudah itu.

Malam harinya sekitar pukul 20.30 Felix datang ke rumah Pak Jaya. Saat itu hanya bu Sinta yang di rumah bersama Callysta. Sedangkan Callysta tidak tahu kalau Felix datang menjemputnya.

"Eh, Felix. Baru aja datang nak? Tuh Callysta di kamar."

"Iya mi. Aku susul ya."

Felix mengetuk pintu kamar. Saat Callysta membukakan pintunya, betapa kaget bukan main ternyata Felix sudah berdiri didepan pintu.

"Ayok sayang, pulang."

"Loh, ngapain kamu kesini." tanya Callysta setengah berbisik.

"Papi tadi telpon nyuruh jemput kamu. Ayok pulang sayang."

Felix masih merasa tidak terjadi apa-apa dengan Callysta. Karena dia sibuk dengan dunianya sendiri. Dia masih mengira, beberapa hari ini Callysta berlibur dan baru saja pulang ke rumahnya.

Sementara Callysta, semakin tidak karuan perasaannya. Rencana yang sudah dia siapkan harus ditata kembali bagaimana kelanjutannya. Tidak ingin membuat kegaduhan dan maminya khawatir, akhirnya Callysta ikut pulang bersama Felix.

......................

Di dalam mobil sepanjang perjalanan, Felix asyik menikmati alunan musik. Beberapa kali handphonenya berbunyi. Terlihat, senyum tipis merekah di wajah Felix saat membaca pesan yang dia terima.

"WA dari siapa?" tanya Callysta datar.

"Oh, anu.., ini.., dari rekan bisnis. Iya, kerja sama kami diperpanjang."

Tidak ada komentar apapun dari Callysta, hanya tatapan sinis tidak percaya dengan apa yang dikatakan Felix.

Sampai di rumah, Felix bersih-bersih, mandi dan langsung tertidur dengan nyaman. Terlihat sekali, hatinya berbunga-bunga entah apa sebabnya. Sementara Callysta, mana bisa dia tidur dengan tenang. Bahkan, tidur bersebelahan dengan Felix pun terasa enggan.

Handphone Felix berkedip, sebuah pesan masuk. Callysta yang masih duduk termangu di sofa kamar ragu-ragu mendekati handphone Felix. Namun dalam hatinya begitu penasaran. Pelan-pelan ia membuka handphone Felix, ternyata tidak bisa. Masih terkunci sandi.

Satu persatu jari Felix dicobanya untuk membuka sandi. Dan, bisa!

❤ : Oke Beb. See U. 😘 Bobo yang nyenyak my husband. Besok, Aku tunggu biasa, jam 21.00 di Hotel Queen. 🥰

Tangan Callysta bergetar, tidak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya. Hatinya terasa seperti ada bom atom yang meledak hebat meruntuhkan segalanya. Semakin pesan di scroll keatas semakin tidak tahan Callysta membacanya. Air matanya tidak terbendung lagi. Melihat riwayat panggilan penuh dengan kontak nama hati itu.

Callysta berusaha menahan tangisnya dengan menutup mulutnya dengan tangannya. Buru-buru handphone Callysta diambil, beberapa pesan yang dirasa perlu dia foto. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda tidak percaya dan tidak menerima keadaan ini. Dadanya semakin terasa sesak membaca pesan mesra suaminya dengan wanita lain. Tidak tahan, Callysta membanting handphone Felix sampai Felixpun terbangun.

"Ada apa sayang?" Felix membuka matanya yang terasa berat, menengok meja sebelahnya dan melihat jam pukul 01.00. Tersadar, handphonenya tidak dimeja, Felix terperanjat dan duduk.

"Kamu apa-apaan? Lancang banget buka-buka hpku." Callysta meraih handphone Felix di lantai. Namun Felix berusaha merebutnya. Callysta tetap mempertahankan sekuat tenaga dengan memeluk handphone Felix sambil bercucuran air mata.

Plaaakkkk.....

Sebuah tamparan mendarat di pipi Callysta yang chubby.

"Aaaaaa........" teriak Callysta kesakitan. Sambil berusaha berdiri dan tetap mempertahankan handphone Felix ditangannya. Dengan kekuatan seorang laki-laki, Felix merebut handphonenya membuat Callysta jatuh terperangah.

Tangisnya semakin menjadi karena merasakan sakit dipipi dan tubuhnya yang terjatuh.

"Maaf, aku gak maksud begini. Kamu yang mulai duluan. Jadi, aku terpaksa begini." Felix meminta maaf, sambil memegang pundak Callysta.

"Aku mau kita cerai!!!!"

"Oh gitu? Kamu belagu banget minta cerai? Kalo gak sama aku gak akan ada yang mau sama kamu tau gak?"

"Aku gak tahan dibohongi dan dibodohi kamu."

"Kapan? Mana buktinya?"

"Udah jelas semua di hp kamu semua buktinya ada. Aku gak pernah naroh curiga, hpmu pun gak pernah aku cek. Karna apa? Aku percaya sepenuhnya sama kamu. Tapi, ternyata kamu selingkuh sama Tara." Tangis Callysta semakin menjadi.

"Gak usah ngaco kamu, nuduh aku yang enggak-enggak. Udah mending kamu nikah sama aku. Malah betingkah ngada-ngada gini."

"Cukup Felix!!!! Aku udah punya semua buktinya disini. Keputusanku udah bulat, barusan yang kamu lakukan udah termasuk KDRT. Udah cukup kuat buktiku." Callysta keluar kamar, membanting pintu. Sementara Felix, mengejarnya.

Callysta berlari, menuju keluar rumah.

"Halo, pak Edo tolong jemput aku sekarang di rumah."

"Callysta, tunggu. Kamu mau kemana hah?" Felix menangkap pergelangan tangan Callysta.

"Aku bakal teriak kalo kamu pegang tanganku. Udah bukan urusan kamu lagi aku mau kemana."

"Oke, tapi kita bicara baik-baik dulu. Ayok, masuk ke rumah. Ini dinihari, bahaya di luar sendirian. Aku minta maaf, iya. Aku minta maaf, aku salah. Aku mohon Callysta." Felix memohon sambil mengguncang-guncang tubuh Callysta.

"Kita bicara di pengadilan."

"Enggak!"

Pak Edo datang, Callysta segera naik mobil. Dalam perjalanan, Callysta kembali menangis. Rambutnya yang terlihat acak-cakan. Sandal jepit yang dipakainya, dan baju tidur yang terlihat lusuh. Pak Edo, tanya beberapa kali. Namun Callysta menggeleng tanda tidak ingin menjawab.

...****************...

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

mantappp thor buat callysta tegas, dak tele2 kayak novel lain, karna aku dak suka tela2

2023-10-26

0

Fushito UwU

Fushito UwU

Keren! 😍

2023-07-30

1

うacacia╰︶

うacacia╰︶

Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭

2023-07-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!