Love In Dubai

Love In Dubai

Chapter 1 | Teguran dari Felix

Di Gedung Wilson Corp

Pagi ini di kantor megah nan mewah itu tengah disibukkan dengan aktivitas para karyawan yang mengejar laporan akhir bulan, mengingat atasan di kantor mereka adalah orang yang perfectsionist. Felix tidak mau menerima kesalahan sedikitpun.

Tak ayal semua nampak sibuk berkutat di meja masing-masing dengan ekspresi cukup serius.

Tak terkecuali Selena, gadis berusia 25 tahun itu sedang membolak balikkan dokumen, terlihat kerutan di keningnya menandakan jika ia sedang dalam mode workaholic. Sama seperti atasan nya, Felix Keith Wilson, pria berusia 28 tahun itu menjabat sebagai CEO di perusahaan ini.

Keduanya memiliki kesamaan sifat yang signifikan, bedanya Selena lebih humble dengan sesama rekan kerjanya. Tapi tidak dengan Felix, atasannya itu terlalu dingin bahkan tak tersentuh sama sekali oleh siapapun bahkan keluarganya sendiri. Setiap kali berpapasan Felix selalu menunjukkan muka datarnya.

“Oke selesai!”

“Haihhh akhirnyaa..!” Ucap Selena sembari meregangkan otot-otot jari tangannya setelah tiga jam lamanya berkutat dengan dokumen dan layar monitor.

Selena merapikan mejanya, menyusun dokumen-dokumen yang akan di perlukan ketika rapat bulanan nanti.

Selesai dengan kegiatannya, gadis itu melirik pergelangan tangannya.

Waktu menunjukkan pukul 11:00,

“Masih ada waktu satu jam lagi, enaknya ngapain ya?” Ucapnya sembari mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja kerjanya.

Sesaat kemudian ia menjentikkan jarinya,

“Ah istirahat sebentar aja kali ya” pikir Selena.

Gadis itu menyingkirkan semua dokumen ke samping, lalu meletakkan kedua tangannya ke atas meja sebagai tumpuan kepalanya.

Selena mulai memejamkan kedua matanya dengan posisi bertumpu tangan, wajar saja gadis itu sering merasakan kantuk. Setiap malam ia harus menyusun schedule untuk pagi harinya demi memastikan bahwa semua kinerja nya perfect, tidak kurang satu apapun. Bukan hanya karena Felix si Mr Perfect, tapi Ia juga harus menyeimbangkan kinerja nya sesuai gaji yang ia peroleh. Selena merupakan tipe wanita yang konsisten dengan hal apapun, terutama pekerjaan.

Di saat Selena mulai kehilangan kesadarannya, terdengar suara ketukan sepatu dari arah luar. Semakin lama semakin jelas saja, nampaknya ada seseorang yang berjalan mendekat ke arah ruangan Selena.

Tok tok tok

Dan benar saja, pintu ruangan Selena terbuka lebar. Menampakkan sosok pria bertubuh tinggi tegap dengan gaya cool nya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, pria itu menatap datar Selena yang tengah asyik bergelut di alam mimpinya.

Cukup lama ia memperhatikan gadis itu tertidur, hingga langkahnya mendekati meja milik Selena dimana gadis itu tengah tertidur.

Sedetik kemudian…

Brakkk!!!

“Oh my gosh!!! Gempaaa!!!”

“Tolongg gempaaa!!” Teriak Selena terkejut dengan gebrakan pria di depannya. Namun nampaknya gadis itu masih belum menyadari kehadirannya.

“Diam!” Tegur pria ber jas hitam itu.

Seketika pandangan Selena menoleh ke sumber suara.

“Astaga! Pak Felix!” Ucapnya kaget melihat atasannya sampai datang ke ruangannya. Selena berusaha menahan keterkejutannya sambil menetralkan degub jantungnya.

“Siapa yang menyuruh mu tidur? Apa kau tidak tahu waktu, ini masih jam kerja” ucap Felix dengan nada datar nya.

“Ehh, emm.. maaf pak, saya hanya memejamkan mata bukannya tidur” sanggah Selena mencoba mengelak pernyataan bos nya.

“Benarkah? Sampai telpon tidak kau angkat?” Ucap Felix dengan tatapan mengintimidasi.

“Ahh.. emm.. itu, karena hp saya silent pak. Sekali lagi saya minta maaf atas kelalaian saya. Saya berjanji tidak ada lagi yang kedua kalinya” ucap Selena sedikit gugup. Dia bukan tipe gadis yang culas, apapun kesalahan nya dia harus tetap mengakui dan mempertanggung jawabkan.

“Saya tidak butuh permintaan maaf kamu Selena. Saya hanya butuh keseriusan mu dalam bekerja” ucapnya datar.

What? Apa dia bilang? Keseriusan ku? Memang dia pikir kinerja ku selama dua tahun ini hanya main main begitu?!. Batin Selena merasa kesal dengan ucapan bos nya yang dingin itu.

Selena hanya diam, tidak berniat membalas ucapan Felix, dia pikir percuma saja dia menjawab. Toh yang salah tetap dirinya, dan yang benar tetaplah bos nya. Ya, dimana-mana juga begitu, pikir Selena.

“Bawa semua dokumen ke ruangan saya sekarang juga!” Titah Felix kembali membuka suara.

Pria itu berbalik badan, lalu pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

“Isshhh dasar diktator!” Gerutu Selena.

“Jangan mengumpatiku, atau bulan ini gajimu akan ku potong lima puluh persen!” Ucap Felix di depan pintu ruangannya sendiri.

Selena terlonjak dengan suara milik bosnya, astaga apa dia mendengar umpatanku?

“Ah tidak Pak, mana mungkin saya mengumpati bapak” sahut Selena dengan nyengir kuda.

Felix tidak mempedulikan ucapan Selena, ia berlalu begitu saja masuk ke dalam ruangan nya.

“Hufthhh, baru saja mimpi menikah. Eh malah ada geledek datang!” Gerutunya sembari menata map yang akan ia bawa pada Felix.

“Semangat Selena! Kamu masih butuh uang banyak untuk bersenang-senang” ucap gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Maklum saja, ia adalah gadis sebatang kara yang ditinggal oleh orang tuanya. Sejak duduk di bangku SMA ia sudah ditinggalkan ayah ibunya karena kecelakaan yang menimpa sepasang suami istri itu.

Mau tidak mau, Selena harus bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhannya sendiri. Jika tidak, siapa yang akan ia mintai uang untuk segala keperluan pribadi nya?

Tidak mudah menjadi Selena yang sekarang, tapi dengan adanya kejadian itu Selena mampu mewujudkan semua keinginannya sendiri tanpa meminta belas kasih pada siapapun.

Di umurnya yang terbilang cukup muda, ia sudah memiliki rumah impiannya sendiri. Karena rumah bekas peninggalan kedua orang tuanya sudah ia jual. Selena terpaksa menjualnya karena satu-satunya harta yang ia punya hanyalah rumah itu, hasil dari penjualan rumahnya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kos. Sisanya ia gunakan untuk membiayai semua pendidikan kuliahnya. Bahkan Selena masih bekerja paruh waktu demi mencukupi kehidupannya sendiri.

Dan sekarang apa yang Selena impikan terwujud, rumah,mobil, semua berkat kerja kerasnya dulu. Sekarang ia tinggal memikirkan pasangan hidup yang mampu menjadi tempat keluh kesahnya, suka dukanya berbagi kebahagiaan.

Selena bukannya tidak memiliki kekasih, pria yang berpacaran dengan Selena adalah seorang pilot di salah satu maskapai penerbangan di Dubai.

Namun Selena rasa dia sendiri seperti seorang jomblo karena kekasihnya jarang bahkan tidak pernah memiliki waktu untuk sekedar bertemu bahkan berkencan. Setiap kali merindukan pria itu ia hanya bisa menghubungi kekasihnya via whatsapp. Itu yang membuat Selena sedih. Tapi apa boleh buat, dia mencintai kekasih nya. Pria itu selalu berkata bahwa kesibukannya saat ini adalah untuk masa depan mereka berdua. Wanita mana yang tidak luluh dengan ucapan manis seperti itu?

“Kira-kira Juan sedang apa ya? Apa dia sibuk? Kenapa tidak ada pesan satupun dariku yang terbalas” ucap Selena melirik sejenak layar hp nya.

Namun nihil, tidak ada notifikasi apapun di layar hp nya.

Lama merenung tiba-tiba lamunan nya buyar seketika mengingat teguran dari Felix beberapa saat lalu.

“Ah sudahlah, lebih baik aku segera mengantarkan dokumen ini pada pria kutub itu sebelum aku habis di terkam nya” ucap Selena bergegas keluar dari ruangannya menuju ruangan bos nya.

Terpopuler

Comments

Indah Queena

Indah Queena

Siap kakak❤️ makasih udah mampir di karya ku🫶🏻

2023-06-28

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

mampir mom

2023-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Teguran dari Felix
2 Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3 Chapter 3 | Memulai misi
4 Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5 Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6 Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7 Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8 Chapter 8 | Kecuali kamu
9 Chapter 9 | Salah tingkah
10 Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11 Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12 Chapter 12 | Lindungi dia
13 Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14 Chapter 14 | Kepulangan Juan
15 Chapter 15 | Kemarahan Dave
16 Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17 Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18 Chapter 18 | Tangisan Selena
19 Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20 Chapter 20 | Kedatangan Grace
21 Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22 Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23 Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24 Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25 Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26 Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27 Chapter 27 | Cerita Charlos
28 Chapter 28 | Kesakitan Elle
29 Chapter 29 | Robert & Celline
30 Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31 Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32 Chapter 32 | Bertemu Hans
33 Chapter 33 | Tamparan Grace
34 Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35 Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36 Chapter 36 | Hari spesial
37 Chapter 37 | Yes, I will
38 Chapter 38 | Sedikit gugup
39 Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40 Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41 Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42 Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43 Chapter 43 | Rencana Robert
44 Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45 Chapter 45 | Kekesalan Felix
46 Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47 Chapter 47 | Orang asing
48 Chapter 48 | Johan & Celline
49 Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50 Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51 Chapter 51 | Ancaman Dom
52 Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53 Chapter 53 | Sikap manja Selena
54 Chapter 54 | Salah paham
55 Chapter 55 | Bertemu Johan
56 Chapter 56 | Selena Hilang
57 Chapter 57 | Misi penyelamatan
58 Chapter 58 | Pertarungan
59 Chapter 59 | Akhir dari Johan
60 Chapter 60 | Pilihan yang berat
61 Chapter 61 | Celline yang malang
62 Chapter 62 | Aksi Grace
63 Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64 Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65 Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66 Chapter 66 | Amarah Felix
67 Chapter 67 | Merasa Dejavu
68 Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69 Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70 Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71 Chapter 71 | End
72 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Chapter 1 | Teguran dari Felix
2
Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3
Chapter 3 | Memulai misi
4
Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5
Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6
Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7
Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8
Chapter 8 | Kecuali kamu
9
Chapter 9 | Salah tingkah
10
Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11
Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12
Chapter 12 | Lindungi dia
13
Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14
Chapter 14 | Kepulangan Juan
15
Chapter 15 | Kemarahan Dave
16
Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17
Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18
Chapter 18 | Tangisan Selena
19
Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20
Chapter 20 | Kedatangan Grace
21
Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22
Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23
Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24
Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25
Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26
Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27
Chapter 27 | Cerita Charlos
28
Chapter 28 | Kesakitan Elle
29
Chapter 29 | Robert & Celline
30
Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31
Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32
Chapter 32 | Bertemu Hans
33
Chapter 33 | Tamparan Grace
34
Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35
Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36
Chapter 36 | Hari spesial
37
Chapter 37 | Yes, I will
38
Chapter 38 | Sedikit gugup
39
Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40
Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41
Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42
Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43
Chapter 43 | Rencana Robert
44
Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45
Chapter 45 | Kekesalan Felix
46
Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47
Chapter 47 | Orang asing
48
Chapter 48 | Johan & Celline
49
Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50
Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51
Chapter 51 | Ancaman Dom
52
Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53
Chapter 53 | Sikap manja Selena
54
Chapter 54 | Salah paham
55
Chapter 55 | Bertemu Johan
56
Chapter 56 | Selena Hilang
57
Chapter 57 | Misi penyelamatan
58
Chapter 58 | Pertarungan
59
Chapter 59 | Akhir dari Johan
60
Chapter 60 | Pilihan yang berat
61
Chapter 61 | Celline yang malang
62
Chapter 62 | Aksi Grace
63
Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64
Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65
Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66
Chapter 66 | Amarah Felix
67
Chapter 67 | Merasa Dejavu
68
Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69
Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70
Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71
Chapter 71 | End
72
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!