Chapter 2 | Mencium bau tidak beres

“Permisi pak” sapa Selena membuka handle pintu ruangan Felix. Gadis itu berjalan dengan anggun, sesuai pembawaan kepribadian Selena yang terbilang cukup dewasa.

Namun Felix hanya melirik sekilas dan kembali memfokuskan pandangannya ke layar monitor.

Pria dingin itu sama sekali tak menoleh.

“Ini berkas yang Bapak minta” ucap Selena menyerahkan setumpuk dokumen ke atas meja Felix.

Tidak ada sahutan dari bibir Felix, ia masih fokus dengan kegiatannya.

Merasa di abaikan, Selena menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

“Silahkan di tanda tangani Pak” ucap Selena sekali lagi.

“Hmm”.

Hanya itu yang keluar dari mulut Felix. Matanya tetap tertuju pada layar monitor.

Astaga sabar Selena, jika dia bukan sumber pendapatan ku. Sudah aku jambak rambutnya sampai botak! Rutuk Selena dalam hati.

“Apa kau sudah selesai dengan tugas mu?” Tanya Felix melirik sekilas ke arah Selena.

“Sudah Pak, kalau begitu saya pamit undur diri. Permisi” ucap Selena berdiri dan membungkukkan badannya dengan sopan.

Meskipun bos nya menyebalkan, namun Selena tetap menghormatinya sebagai atasan. Dia hanya menanamkan nilai-nilai yang di ajarkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil.

“Tunggu..”

Seketika suara Felix menghentikan langkah kaki Selena. Gadis itu berbalik menatap bos nya.

“Ya, kenapa Pak?” Tanya Selena menaikkan sebelah alisnya. Ada perasaan was was di dalam pikiran Selena, mengingat terakhir kali ucapan Felix sesaat setelah menegurnya.

“Setelah rapat nanti, temui saya di ruangan ini. Ada sesuatu yang ingin saya bahas” ucap Felix kemudian.

”Ohh, itu. Tapi Bapak tidak jadi memotong gaji saya bulan ini kan?” Tanya Selena dengan hati - hati.

Felix mengerutkan jidatnya,

“Maksud mu kau benar-benar ingin ku potong gajimu, begitu? Kalau iya dengan senang hati akan saya lakukan” ucap Felix membuat kedua mata Selena membola.

Selena menggeleng kuat,

“Ah tidak! Jangan Pak, saya mohon jangan potong gaji saya. Saya akan melakukan apapun yang Bapak minta asalkan gaji saya tetap utuh” melas Selena mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

Melihat reaksi Selena, seketika Felix tersenyum smirk.

“Benarkah? Apa kau yakin ingin menuruti semua perintah ku?” Tanya Felik menaikkan sebelah alisnya.

Selena menganggukkan kepalanya.

“Ya, saya berjanji” ucap Selena bersungguh sungguh. Gila saja jika ia kehilangan separuh gajinya, bisa-bisa dia tidak bisa membeli barang yang ia incar sekian purnama lamanya.

“Oke bagus! Saya tidak akan memintanya sekarang, tapi nanti jika sudah waktunya” ucap Felix tersenyum devil.

“Baik Pak, jika sudah tidak ada yang Bapak sampaikan saya permisi dulu” pamit Selena.

“Ya” singkat Felix.

Seperti biasanya, kata-kata emas itu tidak luput setiap harinya. Bahkan Selena menganggapnya sebagai asupan sehari-hari.

Tapi apa barusan perkataan nya tidak sedikit berlebihan? Yang benar saja dirinya menuruti semua kemauan manusia es itu, bagaimana kalau dia meminta hal yang aneh-aneh?

“Ah masa bodoh, yang penting gaji ku bulan ini aman” gumam Selena melanjutkan langkahnya.

Setengah jam berlalu, kini semua jajaran penting di perusahaan tengah melaksanakan rapat bulanan.

Felix dan Selena tiba di ruangan rapat itu dan duduk saling bersebelahan. Seketika ruangan tampak hening.

Aura yang diciptakan oleh Felix begitu kuat, tidak ada satu manusia pun yang berkutik di dalam ruangan itu.

Tatapannya lurus kedepan, tidak pernah sekalipun Felix menundukkan pandangannya. Wibawa yang dimiliki oleh pria itu sangat-sangat mendominasi.

Tiba saatnya pembukaan, Felix dengan gagah melakukan sambutan selaku CEO di perusahaan ini.

Kalimat demi kalimat begitu fasih dan lancar terdengar merdu di telinga para karyawan. Tak jarang banyak yang mengaguminya diam-diam karena suara maskulin yang Felix miliki membuat para kaum hawa terhipnotis.

Tiba di pokok pembahasan. Satu persatu dewan direksi melaporkan segala input dan output data perusahaan selama satu bulan terakhir.

Selena mendengarkan dan mencatat semua hasil laporan dengan cermat.

Gadis itu sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, bahkan untuk menghadapi klien luar negeri pun Selena lebih dari kata mampu.

Felix memang tidak pernah salah memilih partner kerja, sebab seleksi waktu itu sangat ketat. Dari sekian ribu pelamar hanya 10 yang lolos, dan Selena salah satu diantara mereka yang berhasil lolos dari qualifikasi.

Satu jam kemudian rapat selesai. Felix segera keluar dari ruangan itu lebih dulu di ikuti Selena di belakangnya.

“Langsung saja ke ruangan saya” titah Felix tanpa menoleh.

“Baik Pak” sahut Selena mengekori Felix.

Sesampainya di ruangan Felix, Selena langsung duduk di hadapan bos nya. Dalam hatinya ia begitu penasaran apa yang akan pria dingin ini bahas. Kelihatannya sangat genting. Pikir Selena.

Sambil menetralkan detak jantungnya, Selena memberanikan diri untuk bertanya terlebih dahulu, sebab Felix masih saja bungkam.

“Ngomong-ngomong hal apa yang ingin Bapak sampaikan?” Tanya Selena.

Felix mengubah posisi duduknya menjadi tegap.

“Begini, saya ada tugas baru untuk mu..” ucap Felix menjeda kalimatnya membuat Selena semakin penasaran.

“Sejak dua bulan terakhir saya merasa janggal dengan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan anggaran pengeluaran, apa kamu tidak merasakannya Selena?” Pertanyaan itu keluar dari bibir Felix, terdengar seperti mengintimidasi. Selena sangat tahu maksud dari atasannya, ia meminta agar dirinya lebih peka dengan suatu hal.

“Ya, sebenarnya saya juga sudah curiga. Tapi saya tidak punya keberanian lebih untuk membicarakan hal ini pada Bapak” jawab Selena.

“Its oke, dan saya ingin meminta bantuan mu” ucap Felix menautkan jarinya di atas meja.

Selena menaikkan sebelah alisnya,

“Apa itu?” Tanya gadis itu.

“Tolong selidiki manager keuangan, saya mencium bau tidak beres sejak rapat berlangsung” ucap Felix dengan mimik wajah serius.

“Saya? Kenapa harus saya? Kenapa tidak orang suruhan Bapak saja yang melakukannya?” Tanya Selena merasa heran.

“Kamu berani menolak perintah saya?” Ketus Felix tidak suka dengan jawaban Sekretarisnya.

“B-bukan begitu maksud saya Pak, tapi kenapa harus saya? Apa yang membuat Bapak yakin menugaskan saya dalam misi ini?” Cecar Selena merasa bingung dengan keputusan atasannya. Padahal tinggal menyuruh orang suruhannya saja gampang kan?

“Siapapun itu saya berhak memilih Selena, kamu tidak perlu tahu apa alasan saya memilih kamu untuk menjalankan misi ini, saya akan menambah bonus mu dua kali lipat jika kau bersedia menerima tugas ini” ucap Felix.

“What?” Cicit Selena membeo.

Tapi ada untung nya juga kan bagiku? Kapan lagi aku menerima tawaran semenguntungkan ini, apa aku coba saja ya? Siapa tahu berhasil! Gumam nya dalam hati.

“Bagaimana, apa kamu bersedia dengan tawaran saya?”

“Emm.. baiklah, akan saya coba. Tapi jika saya gagal bagaimana?” Tanya Selena setengah ragu.

Dia merasa ini bukan bagian dari keahliannya. Dia kuliah mengambil jurusan managemen, bukan detektif. Ada ada saja memang.

“Bagaimana kamu bisa lolos seleksi menjadi karyawan di perusahaan ini jika mencoba saja belum kau sudah mengatakan kegagalan?” Sindiran telak keluar dari mulut Felix.

Ya, Felix tetaplah Felix. Bukan Felix namanya jika tidak melontarkan kata-kata pedas.

Seketika Selena di buat kicep dengan kalimat itu.

“Ah baiklah! Saya setuju!” Ucap Selena pada akhirnya.

Sontak hal itu membuat Felik tersenyum samar.

“Bagus! Pilihan yang tepat” ucap Felix.

“Lalu apa yang harus saya lakukan kedepannya?” Tanya Selena kemudian.

“Kamu tidak perlu pusing, cukup lakukan saja arahan dari saya. Dan misi ini di mulai besok!” Ucap Felix.

“Apa??! Secepat itu?” Tanya Selena shock.

“Kenapa? Jangan bilang kamu belum siap! Saya tidak mau ada tikus di kantor ini yang akan merugikan perusahaan, mengerti?!” Ucap Felix dengan suara beratnya.

Tidak ingin menambah emosi sang atasan, Selena memilih mengiyakan.

“Baiklah baiklah” putus Selena pada akhirnya.

“Bagus! Kau boleh keluar sekarang” titah Felix dengan nada ketus.

“Baik, permisi” pamit Selena.

Sepeninggal Selena, Felix tersenyum puas menampakkan ekspresi senangnya.

“Aku tidak sia-sia dalam memilih partner kerja” ucapnya tersenyum devil. Entah apa yang sedang pria itu rencanakan. Hanya Felix dan author yang tau.

Sesampainya di dalam ruangan Selena menjatuhkan tubuhnya di sofa. Otaknya tidak bisa berfikir jernih saat ini.

Semua ini gara-gara Felix si manusia es itu! Aaargghh!! Jeritnya dalam hati.

****

Hai semua! Mohon maaf jika terdapat typo dalam bacaan.. jangan lupa like dan pencet tombol ❤️

selamat membaca, semoga kalian suka!

Episodes
1 Chapter 1 | Teguran dari Felix
2 Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3 Chapter 3 | Memulai misi
4 Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5 Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6 Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7 Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8 Chapter 8 | Kecuali kamu
9 Chapter 9 | Salah tingkah
10 Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11 Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12 Chapter 12 | Lindungi dia
13 Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14 Chapter 14 | Kepulangan Juan
15 Chapter 15 | Kemarahan Dave
16 Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17 Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18 Chapter 18 | Tangisan Selena
19 Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20 Chapter 20 | Kedatangan Grace
21 Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22 Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23 Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24 Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25 Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26 Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27 Chapter 27 | Cerita Charlos
28 Chapter 28 | Kesakitan Elle
29 Chapter 29 | Robert & Celline
30 Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31 Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32 Chapter 32 | Bertemu Hans
33 Chapter 33 | Tamparan Grace
34 Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35 Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36 Chapter 36 | Hari spesial
37 Chapter 37 | Yes, I will
38 Chapter 38 | Sedikit gugup
39 Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40 Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41 Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42 Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43 Chapter 43 | Rencana Robert
44 Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45 Chapter 45 | Kekesalan Felix
46 Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47 Chapter 47 | Orang asing
48 Chapter 48 | Johan & Celline
49 Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50 Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51 Chapter 51 | Ancaman Dom
52 Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53 Chapter 53 | Sikap manja Selena
54 Chapter 54 | Salah paham
55 Chapter 55 | Bertemu Johan
56 Chapter 56 | Selena Hilang
57 Chapter 57 | Misi penyelamatan
58 Chapter 58 | Pertarungan
59 Chapter 59 | Akhir dari Johan
60 Chapter 60 | Pilihan yang berat
61 Chapter 61 | Celline yang malang
62 Chapter 62 | Aksi Grace
63 Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64 Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65 Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66 Chapter 66 | Amarah Felix
67 Chapter 67 | Merasa Dejavu
68 Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69 Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70 Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71 Chapter 71 | End
72 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Chapter 1 | Teguran dari Felix
2
Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3
Chapter 3 | Memulai misi
4
Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5
Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6
Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7
Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8
Chapter 8 | Kecuali kamu
9
Chapter 9 | Salah tingkah
10
Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11
Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12
Chapter 12 | Lindungi dia
13
Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14
Chapter 14 | Kepulangan Juan
15
Chapter 15 | Kemarahan Dave
16
Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17
Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18
Chapter 18 | Tangisan Selena
19
Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20
Chapter 20 | Kedatangan Grace
21
Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22
Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23
Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24
Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25
Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26
Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27
Chapter 27 | Cerita Charlos
28
Chapter 28 | Kesakitan Elle
29
Chapter 29 | Robert & Celline
30
Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31
Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32
Chapter 32 | Bertemu Hans
33
Chapter 33 | Tamparan Grace
34
Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35
Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36
Chapter 36 | Hari spesial
37
Chapter 37 | Yes, I will
38
Chapter 38 | Sedikit gugup
39
Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40
Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41
Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42
Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43
Chapter 43 | Rencana Robert
44
Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45
Chapter 45 | Kekesalan Felix
46
Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47
Chapter 47 | Orang asing
48
Chapter 48 | Johan & Celline
49
Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50
Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51
Chapter 51 | Ancaman Dom
52
Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53
Chapter 53 | Sikap manja Selena
54
Chapter 54 | Salah paham
55
Chapter 55 | Bertemu Johan
56
Chapter 56 | Selena Hilang
57
Chapter 57 | Misi penyelamatan
58
Chapter 58 | Pertarungan
59
Chapter 59 | Akhir dari Johan
60
Chapter 60 | Pilihan yang berat
61
Chapter 61 | Celline yang malang
62
Chapter 62 | Aksi Grace
63
Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64
Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65
Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66
Chapter 66 | Amarah Felix
67
Chapter 67 | Merasa Dejavu
68
Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69
Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70
Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71
Chapter 71 | End
72
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!