Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama

Tiba di waktu makan siang, kedua atasan dan bawahan itu benar-benar makan siang bersama.

Ini pertama kalinya Selena duduk berhadapan dengan bosnya hanya berdua.

“Kau pesan apa?” Tanya Felix setelah memanggil seorang waitress.

“Samakan saja dengan Bapak, saya tidak pernah memilah-milah makanan” jawab Selena sekenanya.

Felix menganggukkan kepalanya.

“Dua steak tenderloin dan satu lemon tea, kau ingin minum apa?” Tanya Felix lagi.

“Jus jeruk saja” sahut Selena.

Waitress itu mencatat semua pesanan Felix dengan sigap.

“Baiklah, ada lagi Tuan?” Tanya waitress itu

“Cukup” singkat Felix.

Kemudian pandangannya tertuju pada raut wajah Selena.

“Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu, katakan saja Selena. Anggap saja kita teman dekat. Dan maafkan atas sikap saya selama ini yang kurang baik padamu” ucap Felix panjang lebar.

Mendengar hal itu sontak saja Selena menatap bingung bos nya.

Aku tidak salah dengar kan? Apa tadi dia bilang? Minta maaf?

Baru kali ini Selena mendengar seorang pria dingin dan angkuh seperti Felix mengucapkan kata maaf. Sungguh menakjubkan menurut Selena.

“Bapak tidak sedang sakit kan?” Tanya Selena memastikan.

Felix mengerutkan keningnya,

“Apa maksudmu Selena? Saya baik-baik saja” ucap Felix tak habis pikir dengan pertanyaan sekretarisnya itu.

“Ah tidak, saya hanya bingung kenapa Bapak berkata seperti itu” ucap Selena dengan cengiran.

Felix memperhatikan semua gerak gerik Selena.

Manisnya. Batin Felix dalam hati.

“Ngomong-ngomong hal apalagi yang ingin Bapak bicarakan. Sepertinya banyak sekali problem” tanya Selena tiba-tiba.

“Ya, kau benar Selena. Saya sedang pusing dengan permasalahan akhir-akhir ini” ucap Felix memijat pelipisnya.

Selena memperhatikan raut wajah bos nya memang tak ada kebohongan, wajahnya benar-benar terlihat lelah.

“Lalu apa yang bisa saya bantu?” Tanya Selena lagi.

Tak lama Waitress datang membawa nampan berisi pesanan mereka.

“Kita makan saja dulu” ucap Felix mengambil piringnya.

Selena mengangguk paham.

Tidak ada percakapan apapun di antara mereka, hanya ada suara dentingan sendok yang mengiringi keduanya.

Akhirnya Felix pun menandaskan makan siangnya, tak lama Selena pun juga menghabiskan steak nya.

Mereka berdua meneguk minuman secara bersamaan.

Entahlah, kebetulan macam apa ini. Pikir Felix.

“Langsung saja pada intinya Selena. Akhir-akhir ini saya sedang di sibukkan dengan permasalahan di kantor. Belum lagi desakan Mama saya yang memaksa saya untuk menjodohkan dengan wanita kenalannya” ujar Felix menjeda kalimatnya sejenak.

Ternyata benar dugaan nya, bosnya ini sedang ada masalah dengan keluarganya.

“Lalu..?” Sahut Selena penasaran dengan ucapan Felix.

“Sebelumnya saya ingin bertanya, apa kau tinggal dengan seseorang?” Tanya Felix menatap wajah cantik sekretarisnya.

Tak di pungkiri Felix memang terpesona dengan kecantikan Selena. Selain berwajah cantik postur tubuh Selena pun bisa di bilang seperti kelas miss universe yang tinggi semampai. Ideal sesuai kriteria Felix. Mungkin dirinya saja yang bodoh, kemana saja ia selama ini sampai-sampai mengabaikan pesona sekretarisnya.

“Tidak Pak, saya sendiri di rumah. Memangnya ada apa?” Tanya Selena merasa sedikit aneh.

Bagai di terpa angin segar, Felix diam-diam tersenyum samar.

“Saya meminta mu untuk tinggal bersama saya di apartemen saya untuk sementara waktu Selena” ucap Felix to the point.

Hal itu membuat Selena memelototkan kedua matanya.

“What?? Bapak gila? Kita tidak ada hubungan apapun Pak, apa jadinya kata orang nanti termasuk keluarga Bapak jika saya tinggal berdua dengan Bapak?” Ucap Selena tak habis pikir.

“Justru itu yang saya inginkan Selena, jika Mama saya tau saya sudah memiliki wanita pasti Mama saya akan mengurungkan niatnya untuk menjodohkan saya” terang Felix.

Selena menggelengkan kepalanya.

Kepalanya mendadak terasa pusing dengan permintaan bos nya kali ini. Baru saja mendapat tugas baru sebagai detektif, sekarang apa ini? Pria dingin itu memintanya menjadi tameng dari perjodohan yang dilakukan orang tuanya? Benar-benar membuat Selena pusing setengah mati.

“Pak, mohon maaf. Bukan saya menolak, tapi ini tidak benar. Lagi pula saya sudah memiliki kekasih, saya harus menjaga perasaan kekasih saya dong Pak” tolak Selena kemudian.

“Ini tidak lama Selena, hanya sementara. Lagi pula kamu bisa menyembunyikan hal ini dari kekasih mu. Mudah saja jangan di buat rumit” ucap Felix menanggapi jawaban Sekretarisnya.

Bahkan kalau bisa putuskan saja kekasihmu itu. Ucap Felix dalam hati.

Gila? Ya, memang.

“Astaga!” Dengus Selena memijat kepalanya serasa mau pecah.

Semudah itu dia berucap, sementara Selena sendiri hampir frustasi.

“Apa tidak ada cara lain selain ini?” Tanya Selena mencoba bernegoisasi.

Felix sontak menggeleng cepat.

“Hanya ini satu-satunya jalan yang tepat, dan ini permintaan ku yang harus kau penuhi Selena” jawab Felix dengan penekanan.

“Apa maksud Bapak? Bukankah permintaan Bapak utnuk menyelidiki manager keuangan sudah saya penuhi?” Cecar Selena tak terima.

“Itu tugas Selena, bukan permintaan” sahut Felix dengan nada santai nya.

“What the f*ck!” Umpat Selena meraup wajahnya kasar.

Musibah apalagi yang akan ia hadapi kali ini?

“Sudahlah, berhenti mengumpat. Kau beruntung kali ini saya tidak memotong gaji mu. Sekarang tinggal turuti saja permintaan ku”

“Lagi pula tidak ada ruginya jika kau menyanggupi, karena apapun yang menjadi masalah mu saya pasti akan membantu mu Selena” ucap Felix yakin.

“Biarkan saya berpikir jernih dulu Pak” ucap Selena menunduk.

Ia tidak tau harus menolak atau menerima. Keduanya sama-sama tidak enak menurut Selena.

“Jangan terlalu lama, percuma saja jika kamu menolak. Karena kau sudah terlanjur mengucap janji maka jika kau ingkari gajimu taruhannya” senyum seringai tercetak di bibir pria itu.

Selena memejamkan matanya sejenak.

“Bagaimana dengan simbiosis mutualisme?” Tanya Selena mencoba memberi penawaran pada bosnya.

“Ya! Tentu saja ini akan jadi simbiosis mutulaisme, kau juga akan menikmati semua fasilitas dari ku selama kesepakatan ini terjalin” ucap Felix.

“Bukan itu, maksud saya… saya ingin Bapak juga membantu permasalahan yang sedang saya hadapi. Bagaimana, apa Bapak sanggup?” Tanya Selena menatap netra pria dingin itu.

“Katakan” titah Felix dengan ekspresi datar. Sejujurnya hal ini yang pria itu inginkan, perlahan ia mengetahui kehidupan pribadi Selena tanpa dia sendiri yang mencari tahu.

Selena menghembuskan nafasnya berat.

“Tolong selidiki kematian kedua orang tua saya, karena sampai saat ini saya masih merasa ganjil dengan kejadian itu.” ucap Selena menjelaskan.

“Mudah saja, siapa nama kedua orang tua mu?” Tanya Felix

“Ayahku bernama Dominic Young, dan ibuku Emily Young” jawab Selena

Felix terdiam sejenak. Terdengar tidak asing di telinga nya. Tapi dia sama sekali tidak mengingat hal apapun.

Sambil memainkan ponselnya, diam-diam Felix mengirim pesan pada seseorang.

‘Tolong selidiki identitas yang aku kirimkan padamu’

Setelah itu ia memencet tombol send. Seketika pesan langsung menunjukkan tanda ceklis dua.

“Apakah kau tidak memiliki saudara dari keluarga ayah atau ibu mu?” Tanya Felix mencoba mengorek informasi.

Selena menggeleng pelan, dirinya saja tidak pernah bertemu dengan keluarga kedua orangtuanya. Bagaimana mungkin dia mengetahui saudaranya?

“Ayah dan ibuku memutuskan untuk menetap di “Dubai setelah ibuku melahirkan ku. Dan mereka tidak pernah menunjukkan siapa dan dimana keluarganya. Tapi yang jelas, ibuku berasal dari Tokyo” ungkap Selena.

Ia juga tidak mengerti mengapa mereka tinggal terpisah dari keluarga, bahkan Selena tidak pernah dikenalkan dengan salah satu keluarga orang tuanya.

“Baiklah, akan saya bantu. Itu artinya kamu menyetujui kerjasama ini?” Ucap Felix mengulurkan tangannya pada Selena.

“Ya, Deal” sahut Selena menjabat tangan kekar bos nya.

Ini pertama kalinya mereka melakukan kontak fisik, membuat jantung keduanya berdebar tak karuan.

“Oke, dan mulai besok kau sudah harus tinggal di apartemen ku” ucap Felix dengan nada datarnya.

“Baiklah,” putus Selena pada akhirnya.

Ayah, ibu.. semoga perjuangan Selena membuahkan hasil. Selena masih tidak yakin jika kepergian kalian karena murni kecelakaan. Ucap Selena dalam hati.

Episodes
1 Chapter 1 | Teguran dari Felix
2 Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3 Chapter 3 | Memulai misi
4 Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5 Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6 Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7 Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8 Chapter 8 | Kecuali kamu
9 Chapter 9 | Salah tingkah
10 Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11 Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12 Chapter 12 | Lindungi dia
13 Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14 Chapter 14 | Kepulangan Juan
15 Chapter 15 | Kemarahan Dave
16 Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17 Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18 Chapter 18 | Tangisan Selena
19 Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20 Chapter 20 | Kedatangan Grace
21 Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22 Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23 Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24 Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25 Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26 Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27 Chapter 27 | Cerita Charlos
28 Chapter 28 | Kesakitan Elle
29 Chapter 29 | Robert & Celline
30 Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31 Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32 Chapter 32 | Bertemu Hans
33 Chapter 33 | Tamparan Grace
34 Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35 Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36 Chapter 36 | Hari spesial
37 Chapter 37 | Yes, I will
38 Chapter 38 | Sedikit gugup
39 Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40 Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41 Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42 Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43 Chapter 43 | Rencana Robert
44 Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45 Chapter 45 | Kekesalan Felix
46 Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47 Chapter 47 | Orang asing
48 Chapter 48 | Johan & Celline
49 Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50 Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51 Chapter 51 | Ancaman Dom
52 Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53 Chapter 53 | Sikap manja Selena
54 Chapter 54 | Salah paham
55 Chapter 55 | Bertemu Johan
56 Chapter 56 | Selena Hilang
57 Chapter 57 | Misi penyelamatan
58 Chapter 58 | Pertarungan
59 Chapter 59 | Akhir dari Johan
60 Chapter 60 | Pilihan yang berat
61 Chapter 61 | Celline yang malang
62 Chapter 62 | Aksi Grace
63 Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64 Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65 Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66 Chapter 66 | Amarah Felix
67 Chapter 67 | Merasa Dejavu
68 Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69 Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70 Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71 Chapter 71 | End
72 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Chapter 1 | Teguran dari Felix
2
Chapter 2 | Mencium bau tidak beres
3
Chapter 3 | Memulai misi
4
Chapter 4 | Mencoba jurus baru
5
Chapter 5 | Meminta untuk tinggal bersama
6
Chapter 6 | Tinggalkan saja dia
7
Chapter 7 | Don’t judge book by the cover
8
Chapter 8 | Kecuali kamu
9
Chapter 9 | Salah tingkah
10
Chapter 10 | Saya lah obatnya Selena
11
Chapter 11 | Diam atau saya cium kamu
12
Chapter 12 | Lindungi dia
13
Chapter 13 | Masalah mu juga masalah saya
14
Chapter 14 | Kepulangan Juan
15
Chapter 15 | Kemarahan Dave
16
Chapter 16 | Tidak akan pernah melepaskan mu
17
Chapter 17 | Menunggu kepulangan Selena
18
Chapter 18 | Tangisan Selena
19
Chapter 19 | Apa aku mimpi?
20
Chapter 20 | Kedatangan Grace
21
Chapter 21 | Tinggal menjawab iya, apa susahnya?
22
Chapter 22 | Biasakan dengan panggilan itu
23
Chapter 23 | Apa yang kau suka dariku?
24
Chapter 24 | Pertengkaran Juan dan Elle
25
Chapter 25 | Memilih lawan yang salah
26
Chapter 26 | Pertemuan Felix dan Charlos
27
Chapter 27 | Cerita Charlos
28
Chapter 28 | Kesakitan Elle
29
Chapter 29 | Robert & Celline
30
Chapter 30 | Bertemu Grace dan Celline
31
Chapter 31 | Itu tidak akan terjadi
32
Chapter 32 | Bertemu Hans
33
Chapter 33 | Tamparan Grace
34
Chapter 34 | Rasa bersalah Felix
35
Chapter 35 | Pelajaran untuk Grace
36
Chapter 36 | Hari spesial
37
Chapter 37 | Yes, I will
38
Chapter 38 | Sedikit gugup
39
Chapter 39 | Aku mencintai mu Istriku
40
Chapter 40 | Berkunjung ke makam
41
Chapter 41 | Burj Khalifa menjadi saksi
42
Chapter 42 | Kenapa harus malu?
43
Chapter 43 | Rencana Robert
44
Chapter 44 | Kecurigaan Dave
45
Chapter 45 | Kekesalan Felix
46
Chapter 46 | Keterkejutan Grace dan Celline
47
Chapter 47 | Orang asing
48
Chapter 48 | Johan & Celline
49
Chapter 49 | Nomor Tidak Dikenal
50
Chapter 50 | Amplop cokelat dan foto USG
51
Chapter 51 | Ancaman Dom
52
Chapter 52 | Tangis bahagia sekaligus sedih
53
Chapter 53 | Sikap manja Selena
54
Chapter 54 | Salah paham
55
Chapter 55 | Bertemu Johan
56
Chapter 56 | Selena Hilang
57
Chapter 57 | Misi penyelamatan
58
Chapter 58 | Pertarungan
59
Chapter 59 | Akhir dari Johan
60
Chapter 60 | Pilihan yang berat
61
Chapter 61 | Celline yang malang
62
Chapter 62 | Aksi Grace
63
Chapter 63 | Ingin memutus tali dendam
64
Chapter 64 | Sedikit tidak fokus
65
Chapter 65 | Keberangkatan ke Jepang
66
Chapter 66 | Amarah Felix
67
Chapter 67 | Merasa Dejavu
68
Chapter 68 | Tidak ada jalan lain
69
Chapter 69 | Mengunjungi Resort
70
Chapter 70 | Terungkapnya Masa lalu
71
Chapter 71 | End
72
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!