NovelToon NovelToon

Love In Dubai

Chapter 1 | Teguran dari Felix

Di Gedung Wilson Corp

Pagi ini di kantor megah nan mewah itu tengah disibukkan dengan aktivitas para karyawan yang mengejar laporan akhir bulan, mengingat atasan di kantor mereka adalah orang yang perfectsionist. Felix tidak mau menerima kesalahan sedikitpun.

Tak ayal semua nampak sibuk berkutat di meja masing-masing dengan ekspresi cukup serius.

Tak terkecuali Selena, gadis berusia 25 tahun itu sedang membolak balikkan dokumen, terlihat kerutan di keningnya menandakan jika ia sedang dalam mode workaholic. Sama seperti atasan nya, Felix Keith Wilson, pria berusia 28 tahun itu menjabat sebagai CEO di perusahaan ini.

Keduanya memiliki kesamaan sifat yang signifikan, bedanya Selena lebih humble dengan sesama rekan kerjanya. Tapi tidak dengan Felix, atasannya itu terlalu dingin bahkan tak tersentuh sama sekali oleh siapapun bahkan keluarganya sendiri. Setiap kali berpapasan Felix selalu menunjukkan muka datarnya.

“Oke selesai!”

“Haihhh akhirnyaa..!” Ucap Selena sembari meregangkan otot-otot jari tangannya setelah tiga jam lamanya berkutat dengan dokumen dan layar monitor.

Selena merapikan mejanya, menyusun dokumen-dokumen yang akan di perlukan ketika rapat bulanan nanti.

Selesai dengan kegiatannya, gadis itu melirik pergelangan tangannya.

Waktu menunjukkan pukul 11:00,

“Masih ada waktu satu jam lagi, enaknya ngapain ya?” Ucapnya sembari mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja kerjanya.

Sesaat kemudian ia menjentikkan jarinya,

“Ah istirahat sebentar aja kali ya” pikir Selena.

Gadis itu menyingkirkan semua dokumen ke samping, lalu meletakkan kedua tangannya ke atas meja sebagai tumpuan kepalanya.

Selena mulai memejamkan kedua matanya dengan posisi bertumpu tangan, wajar saja gadis itu sering merasakan kantuk. Setiap malam ia harus menyusun schedule untuk pagi harinya demi memastikan bahwa semua kinerja nya perfect, tidak kurang satu apapun. Bukan hanya karena Felix si Mr Perfect, tapi Ia juga harus menyeimbangkan kinerja nya sesuai gaji yang ia peroleh. Selena merupakan tipe wanita yang konsisten dengan hal apapun, terutama pekerjaan.

Di saat Selena mulai kehilangan kesadarannya, terdengar suara ketukan sepatu dari arah luar. Semakin lama semakin jelas saja, nampaknya ada seseorang yang berjalan mendekat ke arah ruangan Selena.

Tok tok tok

Dan benar saja, pintu ruangan Selena terbuka lebar. Menampakkan sosok pria bertubuh tinggi tegap dengan gaya cool nya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, pria itu menatap datar Selena yang tengah asyik bergelut di alam mimpinya.

Cukup lama ia memperhatikan gadis itu tertidur, hingga langkahnya mendekati meja milik Selena dimana gadis itu tengah tertidur.

Sedetik kemudian…

Brakkk!!!

“Oh my gosh!!! Gempaaa!!!”

“Tolongg gempaaa!!” Teriak Selena terkejut dengan gebrakan pria di depannya. Namun nampaknya gadis itu masih belum menyadari kehadirannya.

“Diam!” Tegur pria ber jas hitam itu.

Seketika pandangan Selena menoleh ke sumber suara.

“Astaga! Pak Felix!” Ucapnya kaget melihat atasannya sampai datang ke ruangannya. Selena berusaha menahan keterkejutannya sambil menetralkan degub jantungnya.

“Siapa yang menyuruh mu tidur? Apa kau tidak tahu waktu, ini masih jam kerja” ucap Felix dengan nada datar nya.

“Ehh, emm.. maaf pak, saya hanya memejamkan mata bukannya tidur” sanggah Selena mencoba mengelak pernyataan bos nya.

“Benarkah? Sampai telpon tidak kau angkat?” Ucap Felix dengan tatapan mengintimidasi.

“Ahh.. emm.. itu, karena hp saya silent pak. Sekali lagi saya minta maaf atas kelalaian saya. Saya berjanji tidak ada lagi yang kedua kalinya” ucap Selena sedikit gugup. Dia bukan tipe gadis yang culas, apapun kesalahan nya dia harus tetap mengakui dan mempertanggung jawabkan.

“Saya tidak butuh permintaan maaf kamu Selena. Saya hanya butuh keseriusan mu dalam bekerja” ucapnya datar.

What? Apa dia bilang? Keseriusan ku? Memang dia pikir kinerja ku selama dua tahun ini hanya main main begitu?!. Batin Selena merasa kesal dengan ucapan bos nya yang dingin itu.

Selena hanya diam, tidak berniat membalas ucapan Felix, dia pikir percuma saja dia menjawab. Toh yang salah tetap dirinya, dan yang benar tetaplah bos nya. Ya, dimana-mana juga begitu, pikir Selena.

“Bawa semua dokumen ke ruangan saya sekarang juga!” Titah Felix kembali membuka suara.

Pria itu berbalik badan, lalu pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

“Isshhh dasar diktator!” Gerutu Selena.

“Jangan mengumpatiku, atau bulan ini gajimu akan ku potong lima puluh persen!” Ucap Felix di depan pintu ruangannya sendiri.

Selena terlonjak dengan suara milik bosnya, astaga apa dia mendengar umpatanku?

“Ah tidak Pak, mana mungkin saya mengumpati bapak” sahut Selena dengan nyengir kuda.

Felix tidak mempedulikan ucapan Selena, ia berlalu begitu saja masuk ke dalam ruangan nya.

“Hufthhh, baru saja mimpi menikah. Eh malah ada geledek datang!” Gerutunya sembari menata map yang akan ia bawa pada Felix.

“Semangat Selena! Kamu masih butuh uang banyak untuk bersenang-senang” ucap gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Maklum saja, ia adalah gadis sebatang kara yang ditinggal oleh orang tuanya. Sejak duduk di bangku SMA ia sudah ditinggalkan ayah ibunya karena kecelakaan yang menimpa sepasang suami istri itu.

Mau tidak mau, Selena harus bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhannya sendiri. Jika tidak, siapa yang akan ia mintai uang untuk segala keperluan pribadi nya?

Tidak mudah menjadi Selena yang sekarang, tapi dengan adanya kejadian itu Selena mampu mewujudkan semua keinginannya sendiri tanpa meminta belas kasih pada siapapun.

Di umurnya yang terbilang cukup muda, ia sudah memiliki rumah impiannya sendiri. Karena rumah bekas peninggalan kedua orang tuanya sudah ia jual. Selena terpaksa menjualnya karena satu-satunya harta yang ia punya hanyalah rumah itu, hasil dari penjualan rumahnya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kos. Sisanya ia gunakan untuk membiayai semua pendidikan kuliahnya. Bahkan Selena masih bekerja paruh waktu demi mencukupi kehidupannya sendiri.

Dan sekarang apa yang Selena impikan terwujud, rumah,mobil, semua berkat kerja kerasnya dulu. Sekarang ia tinggal memikirkan pasangan hidup yang mampu menjadi tempat keluh kesahnya, suka dukanya berbagi kebahagiaan.

Selena bukannya tidak memiliki kekasih, pria yang berpacaran dengan Selena adalah seorang pilot di salah satu maskapai penerbangan di Dubai.

Namun Selena rasa dia sendiri seperti seorang jomblo karena kekasihnya jarang bahkan tidak pernah memiliki waktu untuk sekedar bertemu bahkan berkencan. Setiap kali merindukan pria itu ia hanya bisa menghubungi kekasihnya via whatsapp. Itu yang membuat Selena sedih. Tapi apa boleh buat, dia mencintai kekasih nya. Pria itu selalu berkata bahwa kesibukannya saat ini adalah untuk masa depan mereka berdua. Wanita mana yang tidak luluh dengan ucapan manis seperti itu?

“Kira-kira Juan sedang apa ya? Apa dia sibuk? Kenapa tidak ada pesan satupun dariku yang terbalas” ucap Selena melirik sejenak layar hp nya.

Namun nihil, tidak ada notifikasi apapun di layar hp nya.

Lama merenung tiba-tiba lamunan nya buyar seketika mengingat teguran dari Felix beberapa saat lalu.

“Ah sudahlah, lebih baik aku segera mengantarkan dokumen ini pada pria kutub itu sebelum aku habis di terkam nya” ucap Selena bergegas keluar dari ruangannya menuju ruangan bos nya.

Chapter 2 | Mencium bau tidak beres

“Permisi pak” sapa Selena membuka handle pintu ruangan Felix. Gadis itu berjalan dengan anggun, sesuai pembawaan kepribadian Selena yang terbilang cukup dewasa.

Namun Felix hanya melirik sekilas dan kembali memfokuskan pandangannya ke layar monitor.

Pria dingin itu sama sekali tak menoleh.

“Ini berkas yang Bapak minta” ucap Selena menyerahkan setumpuk dokumen ke atas meja Felix.

Tidak ada sahutan dari bibir Felix, ia masih fokus dengan kegiatannya.

Merasa di abaikan, Selena menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

“Silahkan di tanda tangani Pak” ucap Selena sekali lagi.

“Hmm”.

Hanya itu yang keluar dari mulut Felix. Matanya tetap tertuju pada layar monitor.

Astaga sabar Selena, jika dia bukan sumber pendapatan ku. Sudah aku jambak rambutnya sampai botak! Rutuk Selena dalam hati.

“Apa kau sudah selesai dengan tugas mu?” Tanya Felix melirik sekilas ke arah Selena.

“Sudah Pak, kalau begitu saya pamit undur diri. Permisi” ucap Selena berdiri dan membungkukkan badannya dengan sopan.

Meskipun bos nya menyebalkan, namun Selena tetap menghormatinya sebagai atasan. Dia hanya menanamkan nilai-nilai yang di ajarkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil.

“Tunggu..”

Seketika suara Felix menghentikan langkah kaki Selena. Gadis itu berbalik menatap bos nya.

“Ya, kenapa Pak?” Tanya Selena menaikkan sebelah alisnya. Ada perasaan was was di dalam pikiran Selena, mengingat terakhir kali ucapan Felix sesaat setelah menegurnya.

“Setelah rapat nanti, temui saya di ruangan ini. Ada sesuatu yang ingin saya bahas” ucap Felix kemudian.

”Ohh, itu. Tapi Bapak tidak jadi memotong gaji saya bulan ini kan?” Tanya Selena dengan hati - hati.

Felix mengerutkan jidatnya,

“Maksud mu kau benar-benar ingin ku potong gajimu, begitu? Kalau iya dengan senang hati akan saya lakukan” ucap Felix membuat kedua mata Selena membola.

Selena menggeleng kuat,

“Ah tidak! Jangan Pak, saya mohon jangan potong gaji saya. Saya akan melakukan apapun yang Bapak minta asalkan gaji saya tetap utuh” melas Selena mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

Melihat reaksi Selena, seketika Felix tersenyum smirk.

“Benarkah? Apa kau yakin ingin menuruti semua perintah ku?” Tanya Felik menaikkan sebelah alisnya.

Selena menganggukkan kepalanya.

“Ya, saya berjanji” ucap Selena bersungguh sungguh. Gila saja jika ia kehilangan separuh gajinya, bisa-bisa dia tidak bisa membeli barang yang ia incar sekian purnama lamanya.

“Oke bagus! Saya tidak akan memintanya sekarang, tapi nanti jika sudah waktunya” ucap Felix tersenyum devil.

“Baik Pak, jika sudah tidak ada yang Bapak sampaikan saya permisi dulu” pamit Selena.

“Ya” singkat Felix.

Seperti biasanya, kata-kata emas itu tidak luput setiap harinya. Bahkan Selena menganggapnya sebagai asupan sehari-hari.

Tapi apa barusan perkataan nya tidak sedikit berlebihan? Yang benar saja dirinya menuruti semua kemauan manusia es itu, bagaimana kalau dia meminta hal yang aneh-aneh?

“Ah masa bodoh, yang penting gaji ku bulan ini aman” gumam Selena melanjutkan langkahnya.

Setengah jam berlalu, kini semua jajaran penting di perusahaan tengah melaksanakan rapat bulanan.

Felix dan Selena tiba di ruangan rapat itu dan duduk saling bersebelahan. Seketika ruangan tampak hening.

Aura yang diciptakan oleh Felix begitu kuat, tidak ada satu manusia pun yang berkutik di dalam ruangan itu.

Tatapannya lurus kedepan, tidak pernah sekalipun Felix menundukkan pandangannya. Wibawa yang dimiliki oleh pria itu sangat-sangat mendominasi.

Tiba saatnya pembukaan, Felix dengan gagah melakukan sambutan selaku CEO di perusahaan ini.

Kalimat demi kalimat begitu fasih dan lancar terdengar merdu di telinga para karyawan. Tak jarang banyak yang mengaguminya diam-diam karena suara maskulin yang Felix miliki membuat para kaum hawa terhipnotis.

Tiba di pokok pembahasan. Satu persatu dewan direksi melaporkan segala input dan output data perusahaan selama satu bulan terakhir.

Selena mendengarkan dan mencatat semua hasil laporan dengan cermat.

Gadis itu sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, bahkan untuk menghadapi klien luar negeri pun Selena lebih dari kata mampu.

Felix memang tidak pernah salah memilih partner kerja, sebab seleksi waktu itu sangat ketat. Dari sekian ribu pelamar hanya 10 yang lolos, dan Selena salah satu diantara mereka yang berhasil lolos dari qualifikasi.

Satu jam kemudian rapat selesai. Felix segera keluar dari ruangan itu lebih dulu di ikuti Selena di belakangnya.

“Langsung saja ke ruangan saya” titah Felix tanpa menoleh.

“Baik Pak” sahut Selena mengekori Felix.

Sesampainya di ruangan Felix, Selena langsung duduk di hadapan bos nya. Dalam hatinya ia begitu penasaran apa yang akan pria dingin ini bahas. Kelihatannya sangat genting. Pikir Selena.

Sambil menetralkan detak jantungnya, Selena memberanikan diri untuk bertanya terlebih dahulu, sebab Felix masih saja bungkam.

“Ngomong-ngomong hal apa yang ingin Bapak sampaikan?” Tanya Selena.

Felix mengubah posisi duduknya menjadi tegap.

“Begini, saya ada tugas baru untuk mu..” ucap Felix menjeda kalimatnya membuat Selena semakin penasaran.

“Sejak dua bulan terakhir saya merasa janggal dengan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan anggaran pengeluaran, apa kamu tidak merasakannya Selena?” Pertanyaan itu keluar dari bibir Felix, terdengar seperti mengintimidasi. Selena sangat tahu maksud dari atasannya, ia meminta agar dirinya lebih peka dengan suatu hal.

“Ya, sebenarnya saya juga sudah curiga. Tapi saya tidak punya keberanian lebih untuk membicarakan hal ini pada Bapak” jawab Selena.

“Its oke, dan saya ingin meminta bantuan mu” ucap Felix menautkan jarinya di atas meja.

Selena menaikkan sebelah alisnya,

“Apa itu?” Tanya gadis itu.

“Tolong selidiki manager keuangan, saya mencium bau tidak beres sejak rapat berlangsung” ucap Felix dengan mimik wajah serius.

“Saya? Kenapa harus saya? Kenapa tidak orang suruhan Bapak saja yang melakukannya?” Tanya Selena merasa heran.

“Kamu berani menolak perintah saya?” Ketus Felix tidak suka dengan jawaban Sekretarisnya.

“B-bukan begitu maksud saya Pak, tapi kenapa harus saya? Apa yang membuat Bapak yakin menugaskan saya dalam misi ini?” Cecar Selena merasa bingung dengan keputusan atasannya. Padahal tinggal menyuruh orang suruhannya saja gampang kan?

“Siapapun itu saya berhak memilih Selena, kamu tidak perlu tahu apa alasan saya memilih kamu untuk menjalankan misi ini, saya akan menambah bonus mu dua kali lipat jika kau bersedia menerima tugas ini” ucap Felix.

“What?” Cicit Selena membeo.

Tapi ada untung nya juga kan bagiku? Kapan lagi aku menerima tawaran semenguntungkan ini, apa aku coba saja ya? Siapa tahu berhasil! Gumam nya dalam hati.

“Bagaimana, apa kamu bersedia dengan tawaran saya?”

“Emm.. baiklah, akan saya coba. Tapi jika saya gagal bagaimana?” Tanya Selena setengah ragu.

Dia merasa ini bukan bagian dari keahliannya. Dia kuliah mengambil jurusan managemen, bukan detektif. Ada ada saja memang.

“Bagaimana kamu bisa lolos seleksi menjadi karyawan di perusahaan ini jika mencoba saja belum kau sudah mengatakan kegagalan?” Sindiran telak keluar dari mulut Felix.

Ya, Felix tetaplah Felix. Bukan Felix namanya jika tidak melontarkan kata-kata pedas.

Seketika Selena di buat kicep dengan kalimat itu.

“Ah baiklah! Saya setuju!” Ucap Selena pada akhirnya.

Sontak hal itu membuat Felik tersenyum samar.

“Bagus! Pilihan yang tepat” ucap Felix.

“Lalu apa yang harus saya lakukan kedepannya?” Tanya Selena kemudian.

“Kamu tidak perlu pusing, cukup lakukan saja arahan dari saya. Dan misi ini di mulai besok!” Ucap Felix.

“Apa??! Secepat itu?” Tanya Selena shock.

“Kenapa? Jangan bilang kamu belum siap! Saya tidak mau ada tikus di kantor ini yang akan merugikan perusahaan, mengerti?!” Ucap Felix dengan suara beratnya.

Tidak ingin menambah emosi sang atasan, Selena memilih mengiyakan.

“Baiklah baiklah” putus Selena pada akhirnya.

“Bagus! Kau boleh keluar sekarang” titah Felix dengan nada ketus.

“Baik, permisi” pamit Selena.

Sepeninggal Selena, Felix tersenyum puas menampakkan ekspresi senangnya.

“Aku tidak sia-sia dalam memilih partner kerja” ucapnya tersenyum devil. Entah apa yang sedang pria itu rencanakan. Hanya Felix dan author yang tau.

Sesampainya di dalam ruangan Selena menjatuhkan tubuhnya di sofa. Otaknya tidak bisa berfikir jernih saat ini.

Semua ini gara-gara Felix si manusia es itu! Aaargghh!! Jeritnya dalam hati.

****

Hai semua! Mohon maaf jika terdapat typo dalam bacaan.. jangan lupa like dan pencet tombol ❤️

selamat membaca, semoga kalian suka!

Chapter 3 | Memulai misi

Malam harinya di kediaman keluarga Wilson. Sepasang pasutri paruh baya tengah berbincang hangat di ruang keluarga.

“Kau serius ingin menjodohkan putra mu?” Tanya Dave Wilson pada istrinya.

Wanita paruh baya itu tengah mengunyah makanan ringan yang di sajikan para maid.

Mendengar penuturan dari sang suami. Ia menghentikan sejenak aktifitas nya.

“Kenapa tidak? Apa Papa keberatan?” Tanya Grace Wilson menatap wajah tampan suaminya yang kini di tumbuhi bulu-bulu halus di sekitar rahangnya.

Grace tak menampik, walaupun pernikahan nya selama hampir tiga puluh tahun namun ia akui jika sampai saat ini ia masih sangat terpesona dengan ketampanan suaminya.

“Bukan begitu, aku hanya takut Felix tidak menerima perjodohan itu. Kau tahu sendiri bukan bagaimana tabiat putramu? Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur kehidupannya, bahkan kita sendiri sebagai orang tuanya” tutur Dave memberi pengertian pada istrinya.

Bukan tanpa alasan Dave berkata seperti itu, ia hanya ingin hubungannya dengan putranya baik-baik saja. Jika mereka kekeh tetap menjodohkan Felix dengan wanita pilihan mereka maka Dave tidak yakin jika Felix mau menerimanya. Ia tahu betul sifat putra tunggalnya itu.

Lagi pula, Dave tidak ingin membebani kehidupan putranya dengan tuntutan apapun. Sudah cukup baginya selama ini melimpahkan segala urusan perusahaan pada putranya hingga Felix kehilangan masa mudanya.

Grace menghembuskan nafasnya dengan berat, ia sudah menduga ini. Suaminya itu tidak akan berpihak padanya.

“No problem Pa, jika Papa tidak setuju dengan keputusan Mama biar Mama sendiri yang bicara dengan Felix. Mama yakin perlahan anak itu pasti menuruti ucapan Ibunya” sahut Grace dengan begitu yakin.

“Terserah Mama, Papa tidak akan ikut campur jika Felix tidak terima dengan keputusan Mama. Dari awal sudah Papa peringatkan” tutur Dave dengan muka pasrahnya. Ia begitu malas berdebat soal perjodohan konyol itu. Dave sendiri yakin jika putranya itu mampu menemukan pasangan hidup pilihannya sendiri.

Dave pun beranjak pergi meninggalkan Grace di ruang keluarga sendirian. Grace hanya mengamati punggung suaminya yang perlahan menjauh. Wanita paruh baya itu mengendikkan bahunya acuh, tak mau memikirkan hal yang tidak penting menurutnya.

Sementara itu, Selena yang masih kacau dengan pikirannya kini mencoba mengalihkan sejenak. Gadis itu meraih ponselnya di atas nakas mencari nomor kekasihnya.

Sedetik kemudian ia mendial nomor pria itu.

Tut.. tut..

“Lama banget sih,” gumam nya menatap layar ponselnya tanda berdering.

“Ya halo sayang” akhirnya sang empu menjawab panggilan gadis itu.

“Kemana aja sih, kamu sibuk banget ya? Sampai-sampai tidak sempat membalas pesan ku, mengirim kabar pun tidak” sahut Selena dengan wajah di tekuk.

“Kamu kan tahu sendiri sayang bagaimana sibuknya aku, ini saja kebetulan sedang delay. Maaf ya aku jarang kasih kabar ke kamu” ucap Pria itu sedikit kasihan pada Selena. Ia menyadari selama ini tidak pernah meluangkan waktu untuk pulang bahkan cuti untuk sekedar menemui kekasihnya itu.

“Ya tapi masa nggak ada waktu luang sama sekali sih? Ya kali kamu kerja nonstop tanpa jeda, memangnya robot” gerutu Selena mengeluarkan kekesalannya.

“Ya ada, tapi memang aku tidak sempat membuka ponsel, minggu depan semoga saja aku bisa pulang. Karena seminggu ini jadwal ku full sekali sayang” ujar Juan merasa tidak enak terhadap kekasihnya.

“Beneran? Nggak bohong kan?” Tanya Selena antusias.

“Iya, aku nggak janji tapi akan ku usahakan” jawab Juan setengah ragu. Seperti ada hal yang mengganggu pikirannya.

“Hufhttt! Ujung-ujungnya paling juga gagal” desah Selena sedikit putus asa.

“Jangan gitu dong, kalo kamunya aja nggak yakin gimana aku? Kamu cukup semangatin aku aja, biar bisa cepet pulang dan kita liburan bareng” tutur Juan menenangkan Selena agar lega.

Liburan? Menarik juga, tapi apa aku bisa mengambil cuti untuk liburan? Kayaknya mustahil. Batin Selena menangis dalam hati. Ia jadi teringat misi yang di berikan Felix pagi tadi. Seketika bayangan liburan terhempas begitu saja.

“Gimana sayang, kamu mau kan?” Tanya Juan pada kekasihnya sebab tak ada respon yang keluar dari bibir Selena.

“Oke baiklah, aku tunggu kepulangan mu. Awas saja kalo sampe nggak jadi” ancam Selena dengan raut wajah cemberut.

“Iya.. iya.. udah dong jangan cemberut gitu, kamu makin cantik aku jadi gak kuat liatnya” ucap Juan menggombali kekasihnya.

“Ck! Bisa aja kamu” decak Selena salah tingkah dengan pujian kekasihnya.

“Yaudah aku tutup dulu telpon nya ya, udah mau take off nih” pamit Juan pada Selena.

“Ih kok cepet amat sih padahal aku masih kangen” rengek Selena tak terima.

“Nanti kalo aku udah landing aku hubungi lagi okay?” Ucap Juan tidak ingin melihat wajah sedih kekasihnya. Jujur saja dirinya merasa tidak tega, tapi apa boleh buat? Memang ini resiko nya.

Mendengar hal itu Selena seperti di terpa angin segar, ia menganggukkan kepalanya.

“Yaudah, safe flight capten!” Ucap Selena dengan penuh semangat membuat Juan tersenyum gemas.

“Bye, love you” ucap Juan

“Me too” balas Selena, kemudian panggilan berakhir.

Selena berguling-guling di atas kasurnya. Mood nya kembali membaik setelah berhasil melepas rindu dengan Juan.

Sudah enam bulan lamanya mereka tidak bertemu bahkan hanya sekali dua kali bertukar kabar. Entah apa yang membuat Juan tidak sempat menghubunginya, terkadang Selena sendiri merasa aneh. Tapi dia tidak ingin berpikiran negatif terhadap kekasihnya.

Keesokan paginya Selena terbangun lebih awal dari biasanya. Gadis itu bersiap pergi ke kantor menapaki tangga.

Rumah nya masih kosong belum ada tanda-tanda aktifitas, mungkin saja pelayan part time nya belum datang.

Ya, Selena tidak menempatkan pelayan tetap di rumahnya dengan alasan ia tidak ingin privasi nya terganggu. Selama ini dirinya cukup tertutup dan waspada terhadap orang asing. Pelayan itu hanya bekerja di pagi hari sampai sore saja.

Mobilnya melaju meninggalkan area rumah menuju gedung perusahaan Wilson Corp.

Felix yang baru saja tiba bersamaan dengan mobil Selena yang parkir di sebelah sisi mobil milik atasannya. Hal itu karena Felix sendiri yang memintanya agar tidak pusing mencari Sekretaris jika sewaktu-waktu ia perlukan.

Selena keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya mendekati Felix.

“Selamat pagi Pak” sap Selena membungkuk hormat.

“Ya, kau sudah siap?” Tanya Felix melepas kaca mata yang bertengger di batang hidungnya.

Selena terdiam seketika, sejenak gadis itu terkesima dengan ketampanan bos nya. Sedetik kemudian ia sadar.

Astaga Selena! Bisa-bisanya kau mengagumi bos dingin mu itu? Sadar kau sudah punya Juan, lagi pula siapa juga yang mau dengan lelaki es sepertinya. Gumam Selena dalam hati.

“Selena!” Panggil Felix karena kesal tidak ada jawab dari sekretarisnya.

“Ah iya! Saya siap” ucap Selena spontan.

Ia menepuk jidatnya sendiri, tanpa sadar ia mau tak mau melakukan tugasnya mulai pagi ini.

“Bagus! Ikut saya” titah Felix berjalan diikuti Selena.

Sampai di ruangan nya, Felix duduk di sofa di susul oleh Selena.

“Saya tidak ingin panjang lebar Selena, jadi pasang telinga mu baik-baik. Dengarkan ini..” ucap Felix serius.

Selena hanya memperhatikan bosnya.

“Buat manager itu berurusan dengan mu, setelah kamu rasa dia akrab dengan mu gunakan kesempatan itu untuk menggali apa saja yang ia lakukan di luar prosedur peraturan perusahaan” jelas Felix pada Selena.

Selena tmapak berpikir, lalu gadis itu pun mengangguk paham.

“Baik, akan saya lakukan. Ada lagi Pak?” Tanya Selena

“Cukup, untuk sementara itu saja. Lakukan dengan baik, buat akting mu se natural mungkin jangan sampai dia menaruh curiga padamu” ucap Felix.

“Baik. Tapi jika terjadi sesuatu terhadap saya apa Bapak akan bertanggung jawab?” Tanya Selena mengantisipasi. Dirinya tidak ingin jatuh sendirian.

“Kamu tenang saja, apapun yang kamu butuhkan semua saya yang menjamin, termasuk keselamatan dan bantuan apapun” ucap Felix menatap kedua netra Selena sungguh sungguh.

Merasa puas dengan perkataan Felix akhirnya Selena mengangguk lega.

“Terimakasih, kalau begitu saya akan memulai misi ini sekarang juga” ucap Selena pamit undur diri.

“Ya, semoga berhasil” ucap Felix tanpa sadar memberi dorongan pada Selena.

Hal itu membuat Selena bingung, tumben si manusia kulkas itu care dengan bawahannya. Ini pertama kalinya mereka berada di jalur dan tujutan yang sama.

‘Ah paling juga karena dia masih membutuhkan tenaga ku kan dia berkata seperti itu’ batin Selena acuh.

***

Jangan lupa like dan pencet tombol ❤️

Selamat membaca🫶🏻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!