The Wrong Marriage

The Wrong Marriage

BAB 1

Jingga mengendarai motornya masuk ke dalam sebuah perumahan megah yang di dalamnya berdiri rumah-rumah besar dan mewah dan akhirnya dia tiba di rumah paling megah yang ada di perumahan itu. Ia terlihat sangat takjub dengan rumah itu.

"Kupikir rumah seperti ini hanya ada di film, tapi ternyata benar ada di dunia nyata!" gumamnya pelan.

"Ting tong! Ting tong!"

Jingga menekan bell yang ada di samping pintu gerbang yang terlihat seperti gerbang istana di film animasi. Tidak ada satu pun orang yang keluar dari rumah itu. Jingga menekan bell itu sekali lagi, tak lama kemudian muncul seorang pria yang berumur sekitar 35 tahun.

"Selamat siang!" sapa pria bertubuh porposional itu.

"Selamat siang, pak! Saya mau mengantarkan makanan pesanan ibu Miranda untuk bapak Kovu!" terang Jingga. Pria itu terlihat sedikit terkejut.

"Tunggu sebentar ya, saya mau mengkonfirmasi kepada ibu Miranda terlebih dahulu!" ucap pria itu.

"Baik, pak!" Jingga menunggu pria itu mengkonfirmasikan pesanannya. Tak lama kemudian, pria berwajah tampan itu kembali menghampiri Jingga.

"Bagaimana pak?" tanya Jingga.

"Ya, benar! Makanan itu dipesankan untuk saya!" jawab pria itu sambil melemparkan senyuman ramah.

"Jadi bapak yang bernama bapak Kovu?" Jingga memastikan penerima pesanannya itu adalah orang yang benar.

"Ya, saya Kovu!" ucap pria itu. Jingga menyerahkan paket makanan itu kepada pria bernama Kovu lalu Kovu menandatangani surat pesanan sebagai bukti kalau paket makanan itu sudah diterimanya dengan baik.

Jingga bersiap untuk kembali ke tempat kerjanya, tapi Kovu memanggilnya kembali.

"Ini untukmu!" ucap Kovu sambil menyerahkan selembar uang kertas dengan nominal Rp 100.000. Jingga tersentak.

"Maaf pak, saya tidak boleh menerima tips!" tolak Jingga.

"Tidak apa-apa, terima saja! Saya tidak akan melaporkannya kepada atasanmu!" paksa Kovu.

"Tapi..." Jingga merasa ragu.

"Hari ini saya berulang tahun, jadi terimalah pemberian saya agar saya tidak bersedih!" bujuk Kovu. Jingga menatap Kovu sejenak, Kovu pun menatap Jingga, untuk sesaat mereka hanya saling menatap tanpa berkata apapun, tapi tiba-tiba saja Kovu melemparkan sebuah senyuman manis, senyuman itu seperti ingin merayu Jingga agar mau menerima uang tips dari Kovu. kovu tidak mengerti kalau senyumannya itu malah membuat jantung Jingga berdebar-debar.

"Baiklah saya akan menerimanya, tapi kalau bapak memberitahukan pemilik restoran, saya akan hancur!" ucap Jingga.

"Tenang saja, saya akan menutup mulut saya serapat-rapatnya!" seru Kovu meyakinkan.

...

"JINGGAAAA!!!" Terdengar teriakan Nyonya Rita dari kejauhan, Jingga langsung menghentikan segala kegiatannya, sekejap jantungnya berdebar dengan sangat kencang.

"Nyonya memanggilmu, Ga!" ucap Bima.

"Iya Bim, apa aku melakukan kesalahan?" tanya Jingga cemas. Bima mengangkat bahunya.

"Salah ataupun tidak, Nyonya akan selalu seperti itu kepadamu, Ga!" jawab Bima.

"Kamu benar!" sahut Jingga.

"Lebih baik kamu cepat menemuinya!" saran Bima. Jingga mengangguk lalu kemudian berlalu dari hadapan Bima untuk menemui Nyonya Rita.

Jingga mengetuk pintu ruangan Nyonya Rita sebelum masuk ke dalamnya. Jingga terkejut, ternyata Nyonya Rita tidak sendiri di ruangannya, ia bersama seorang wanita yang terlihat seperti berasal dari keluarga kaya beserta beberapa pengawalnya.

"Nyonya memanggil saya?" ucap Jingga pelan.

"Ya!" sahut Nyonya Rita ketus. Jingga berjalan perlahan ke hadapan majikannya itu.

"Ada yang ingin bertemu denganmu!" terang Nyonya Rita masih dengan nada tingginya sambil memberikan isyarat kalau yang hendak menemui Jingga adalah wanita kaya yang ada di sebelah Jingga, Nyonya Rita terlihat seperti sedang kesal. Jingga bertanya-tanya dalam hatinya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Wanita kaya itu meminta Nyonya Rita untuk meninggalkan ruangan karena ia ingin bicara empat mata dengan Jingga, kini tinggal Jingga bersama dengan wanita kaya dan beberapa pengawalnya. Jantung Jingga berdebar tak karuan, pikirannya berputar memikirkan kesalahan apa yang ia perbuat sampai wanita kaya yang terlihat sedikit angkuh itu menemuinya.

"Benar kamu yang bernama Jingga?" tanya wanita paruh baya itu. Jingga menganggukkan kepalanya pelan.

"Apa saya membuat kesalahan, nyonya?" ucap Jingga balik bertanya. Wanita kaya itu memperhatikan Jingga dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu tersenyum getir, ia terlihat seperti meremehkan Jingga.

"Perkenalkan, saya Miranda!" ucap wanita berumur 50 tahun itu memperkenalkan dirinya.

"Miranda?" gumam Jingga, ia seperti sudah tidak asing lagi dengan nama 'Miranda'.

"Saya yang memesan makanan untuk diantarkan kepada keponakan saya yang bernama Kovu!" terang wanita dengan rambut sebahu itu.

"Ah!" Jingga langsung teringat dengan pria tampan yang memberinya tips itu.

"Kamu mengingatnya bukan?!" terka tante Miranda. Jingga menganggukkan kepalanya.

"Kami bertemu dan menyerahkan secara langsung makanan itu kepada Kovu?" tanya tante Miranda.

"Ya, bu!" jawab Jingga, ia terlihat bingung.

"Apa terjadi sesuatu, bu?" ucap Jingga balik bertanya, ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Tante Miranda kembali memperhatikan Jingga dari ujung rambut ke ujung kaki, ekspresi wajahnya terlihat sangat angkuh dan ia seperti sedang meremehkan Jingga.

"Kamu berpura-pura polos?" tanya tante Miranda. Jingga tersentak.

"Kamu menaruh racun ke dalam makanan itu kan?!" tuduhnya. Jingga sangat terkejut mendengar tuduhan tante Miranda.

"Racun? Racun apa bu? Saya tidak mengerti maksud ibu!" tukas Jingga.

"Jangan berpura-pura polos! Kalau bukan kamu berarti koki di restoran ini yang menaruh racun di dalam makanan pesanan saya waktu itu!" seru tante Miranda, ia terlihat sangat marah. Lagi-lagi ucapan tante Miranda membuat Jingga sangat terkejut.

"Saya benar-benar tidak mengerti dengan ucapan ibu! Tidak mungkin kalau Bima memasukan racun ke makanan yang dibuatnya!" bantah Jingga.

"Kalau kamu yakin koki itu tidak melakukannya, berarti yang paling memungkinkan hanya kamu!" seru tante Miranda. Jingga tersentak.

"Saya tidak mengerti apa yang ibu maksud!" tukas Jingga. Tante Miranda melemparkan tatapan tajam ke arah Jingga.

"Tiga orang yang memakan makanan yang kau antarkan itu keracunan!" terang tante Miranda. Jingga sangat terkejut, jantungnya berdebar sangat kencang hingga terasa seperti siap meledak.

"Dua di antaranya meninggal dunia dan Kovu yang juga memakan makanan itu kini dalam kondisi koma!" tambahnya. Seketika tubuh Jingga terasa lemas dan jantungnya seperti berhenti berdetak.

"Hanya ada dua orang yang mungkin memasukkan racun ke dalam makanan itu, kamu ataupun koki itu!" lanjut tante Miranda. Jingga terdiam terpaku.

"Mengaku saja, di antara kalian, siapa yang melakukannya?" tanya tante Miranda.

"Saya tidak memasukkan racun apapun, bu! Sungguh!" aku Jingga. Tante Miranda menatap Jingga dengan tatapan tak percaya.

"Baiklah, saya akan meminta polisi untuk menyelidikinya." ucap tante Miranda.

"Kalau koki itu melakukannya, dia pasti akan terekam CCTV saat memasukkan racun itu ke dalam makanan karena tadi bosmu bilang kalau di setiap sisi area dapur dipasangkan kamera CCTV." lanjutnya.

"Kalau koki itu terekam CCTV tidak memasukkan racun, maka kamu akan menjadi tersangka utama dalam kasus ini, karena hanya kamu yang memungkinkan untuk memasukkan racun ke dalam makanan itu!" tambah tante Miranda. Jingga sangat terkejut dengan pernyataan tante Miranda, dadanya terasa sesak.

"Kecuali kalau kamu bisa membuktikan bahwa di sepanjang perjalanan kamu mengantarkan makanan itu, kamu tidak memasukkan racun sama sekali!" tukas tante Miranda. Jingga terdiam terpaku, ia merasa tidak bersalah karena tidak melakukan kejahatan itu, tapi ia juga takut kalau polisi menuduhnya sebagai pelaku karena tidak ada yang bisa menjadi bukti kalau ia tidak melakukannya ketika dalam perjalanan.

...

Terpopuler

Comments

ayybee

ayybee

baru sempet baca om

2023-08-12

1

Eve.Eveline

Eve.Eveline

lanjut thor

2023-06-19

0

Wind.A

Wind.A

Next! Semangat!

2023-06-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!