Black Magic

Black Magic

Anak Pengusaha?

Kediaman Reina...

Hujan turun dengan begitu lebatnya,petir menyambar memecah kebisuan malam. Reina masih sibuk dengan pikirannya. "Kamu masih pusing mikirin cara buat nyingkirin Zahara?" tanya Leon,suaminya.

"Aku tidak suka dia menjadi menantu di keluarga kita Leon,kamu kan tahu,semenjak dia menikah dengan Farhan,mama sama papa jadi lebih sayang sama dia. Aku bahkan sangat khawatir jika posisi kamu di perusahaan akan ikut bermasalah." Reina mengeluarkan uneg-unegnya.

"Aku tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Lagi pula,Zahara juga tidak punya niat untuk merebut harta keluarga kita,untuk apa memikirkan hal yang tidak penting seperti itu,buang-buang waktu aja," ucap suaminya tak peduli.

Leon bukanlah lelaki yang gila harta dan jabatan. Jadi,meskipun mertuanya memberikan jabatan tinggi kepada Zahara,dia tidak akan peduli dan mempermasalahkan hal tersebut.

"Aku mau tidur,sudah larut malam." Sambung Leon kemudian,dia menaruh ponselnya di atas nakas,dan mulai memejamkan mata.

Reina menatap suaminya yang sudah terlelap,dia mulai menduga kalau Leon diam-diam juga suka sama Zahara. "Ah,pikiran macam apa ini?" dia buru-buru menepiskan pikiran buruknya.

"Kenapa semua orang sangat menyukai Zahara? Apa coba kelebihan gadis itu?" batin Reina.

....

Rumah Farhan...

"Sayang,hari ini aku akan pulang lebih awal. Karena mama sama papa menyuruh kita untuk pulang ke rumah mereka dan makan malam bersama di sana," ungkap Farhan.

"Berarti mbak Reina sama mas Leon juga datang dong."

Farhan mulai meletakkan sendok dan garpunya,dia menatap sang istri begitu dalam.

"Cara kamu bicara seolah tidak senang dengan kehadiran mbak Reina,kenapa?"

"Kok mas Farhan malah menanyakan hal seperti itu sama aku? Kan mas tahu sendiri bagaimana sikap mbak sama aku. Kayaknya mbak Reina enggak akan pernah bisa menerima aku sebagai adik iparnya," keluh Zahara.

Farhan meraih jemari istrinya lalu dengan lembut berkata, "Sayang,kamu jangan terlalu memikirkan sikap mbak Reina,itu semua terjadi karena dia merasa tersaingi dengan kehadiran kamu di keluarga kami." Farhan memberitahu,dia harap Zahara bisa mengerti dengan kondisi saat ini,dan tidak membenci kakaknya itu.

"Aku tahu mas,hanya saja rasanya tidak nyaman setiap kali berhadapan sama mbak Reina,dia selalu aja cari gara-gara sama aku." Ucap Zahara.

"Kamu yang sabar ya,lama kelamaan mbak Reina juga akan menerima kamu sebagai adik iparnya,"

"Sudahlah,aku tidak ingin memikirkan hal itu,membuat kepala tambah pusing aja. Yang penting sekarang kita tidak tinggal lagi di rumah mama sama papa." Zahara menyudahi obrolannya dan kembali melanjutkan sarapannya.

 .

.

Malam pun tiba,Reina dan Leon sudah berada di ruang makan,begitu juga dengan Zahara dan Farhan. Malam ini mereka berkumpul bersama.

Wajah tuan Adam dan nyonya Fatma tampak berseri-seri melihat anak-anak mereka memenuhi undangan makan malam itu.

"Malam ini papa benar-benar bahagia,melihat kalian bisa berkunjung ke sini. Sudah sebulan lebih kalian tidak mengunjungi kami di karenakan sibuk sama pekerjaan," tutur tuan Adam membuka topik pembicaraan.

"Mama juga senang,enggak ada kalian di sini rasanya sepi banget." Tambah mamanya.

"Aku laper ma,nanti aja kita ngobrolnya ya," potong Reina.

"Yach,kamu selalu begitu." Bu Fatma menjawab pasrah.

Mereka kemudian mulai menyantap makanan lezat itu. Mata Reina terus fokus menatap Zahara. Dan yang di tatap pun menyadari hal itu,Zahara merasa risih dengan tatapan kakak iparnya. Ini yang tidak dia suka setiap kali berkunjung ke rumah mertuanya,Reina pasti selalu menatapnya dengan penuh kebencian,sampai sekarang Zahara tidak tahu kenapa Reina tidak menyukainya.

\*\*\*\*

"Kebetulan di perusahaan cabang,posisi sebagai Direktur sedang kosong. Jadi,papa mau memberikan kesempatan kepada Zahara untuk mengisi posisi tersebut,bagaimana? Kamu mau kan,nak?" tanya tuan Adam.

Bagai dalam mimpi,Reina tidak menyangka papanya akan mempercayakan posisi tersebut kepada Zahara. "Pa,papa jangan sembarangan milih dong,Zahara mana ngerti soal bisnis?" Reina langsung angkat bicara,dia tidak setuju dengan ide sang papa.

Berbeda dengan Leon,lelaki itu tampak santai-santai aja.

"Ya ampun Rein,kamu enggak tahu ya kalau Zahara itu juga tahu soal bisnis. Ayahnya Zahara juga seorang pengusaha lho," ungkap mamanya tersenyum bangga.

Membeliak kedua mata Reina mendengar status adik iparnya itu,hampir setahun Zahara menjadi bagian dari anggota keluarga mereka,baru kali ini Reina mengetahui asal usul Zahara yang sebenarnya.

"Gimana Ra,kamu mau kan?" papa mertua bertanya lagi.

"Bukan maksud Zahara menolak permintaan papa,tapi Zahara mau jadi ibu rumah tangga aja,pa. Zahara lebih nyaman seperti ini,bisa ngurusin semua keperluan mas Farhan,nungguin mas Farhan pulang kerja,hal seperti ini sudah cukup membuat aku bahagia," Zahara memberi alasan yang sangat masuk akal. Jujur aja,dia memang suka berbisnis,jadi wanita karier. Tapi,sekarang posisinya sudah berbeda,dia sudah menjadi seorang istri,otomatis dia harus mengurusi semua keperluan suaminya,dan dia tidak mau bekerja di luar,dia tidak ingin pikirannya terbagi kepada yang lain,cukup fokus sama satu pekerjaan saja,yaitu sebagai ibu rumah tangga.

"Ya,pa. Aku juga tidak suka istriku ikut bekerja,aku lebih suka dia diam di rumah,supaya saat aku pulang nanti sudah ada orang yang menunggu kepulanganku,rasanya kalau melihat istri menunggu di depan pintu dengan senyum manisnya,membuat lelah hilang seketika," ujar Farhan,dia menatap Zahara dengan lembut.

Melihat keharmonisan mereka berdua aja sudah membuat hati jadi adem ayem,begitulah yang di rasakan oleh kedua orang tuanya.

"Wah,kalian berdua manis sekali,jadi pengen di tungguin sama istri tiap pulang kerja," timpal Leon seraya melirik Reina yang duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa mas,iri sama mereka? Bukankah aku juga pernah nungguin kamu pulang kerja,?"

"Itu kalau kamu pulangnya lebih awal dari aku. Nah,pas pulangnya kemaleman kamu bahkan langsung tidur,kita juga jarang punya waktu untuk makan berdua," ucap Leon,tidak biasanya dia berkata terus terang seperti itu. Pikiran buruk kembali melintas di otak Reina,mungkinkah suaminya mulai merasa lelah dengan dirinya yang jarang punya waktu bersama sang suami.

Perkataan Leon tadi membuat Reina gelisah,dia takut kalau suaminya akan bosan dengannya,tanpa bicara apa-apa lagi,dia langsung keluar dari ruang keluarga,mereka hanya memperhatikan saja dan tidak mencegah.

"Mbak Reina pasti tersinggung dengan kata-kata mas Leon," ujar Zahara. Dia menatap kepergian iparnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa aku salah mengeluarkan isi hati aku? Aku juga ingin seperti kalian,Ra." Ucap Leon jujur.

Reina melangkah menuju gazebo depan,dia duduk seorang diri di sana,tatapan matanya kosong. Dalam kegelapan malam,dari arah menuju gudang muncul Arini,wanita itu adalah mantan pacarnya Farhan. Tapi,sayangnya tidak ada yang tahu akan hal itu,hanya Arini dan Farhan saja yang tahu. Arini adalah anak dari sopirnya tuan Adam.

"Eh,ada mbak Reina,mbak kok sendirian disini? Mas Leonnya kemana?"

"Dia masih di dalam,lagi ngobrol sama mama papa," jawab Reina cuek.

"Lagi bete ya,pasti gara-gara Zahara." Arini menebak,tebakannya spontan membuat Reina mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu.

"Tahu dari mana kamu?"

"Soal itu mbak enggak perlu tahu,kalau memang mbak enggak suka Zahara berada di keluarga ini,aku bisa bantuin nyingkirin dia," tawar Arini.

"Apa maksud kamu?" Reina semakin penasaran dengan omongan Arini,dia seperti tahu isi hatinya Reina.

"Kalau mbak mau tahu apa maksud aku,temui aku besok di alamat ini!" Arini memberikan secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat,Reina mengerutkan keningnya,masih tidak mengerti. Arini tersenyum dan dia menghilang lagi dari hadapan Reina,sosoknya lenyap dalam kegelapan.

"Alamat ini,maksudnya apa coba? Wanita aneh!" gumam Reina. Tapi,bukan itu yang membuat penasaran,Reina lebih penasaran dengan senyumannya Arini sebelum pergi tadi,sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan.

Terpopuler

Comments

Nov Tomic

Nov Tomic

okoklah

2023-10-01

1

P 417 0

P 417 0

mampir boleh nggak 🙄

2023-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Anak Pengusaha?
2 Cerita Bohong
3 Mencari Cara
4 Sihir
5 Menemui ki Darmo
6 Gadis Dalam Mimpi
7 Keputusan.
8 Keputusan [2]
9 Kunjungan pertama
10 Nyanyian Tengah Malam
11 Mulai Curiga
12 Cerita Terbunuhnya Mona
13 Cerita Terbunuhnya Mona [2]
14 Akhirnya Mati!
15 Malam menyeramkan
16 Teror
17 Target
18 Kemampuan Liona
19 Kesaksian Sopir Truk
20 Mona
21 Menyesal
22 Terungkap
23 Mengunjungi Sahabat Lama
24 Obrolan Dua Sahabat
25 Anggi
26 Mendatangi Rumah Bu Mona
27 Kerasukan
28 Bertemu Ustadz
29 Ruqyah
30 Kepingan Masa Lalu
31 Membalaskan Dendam
32 Datangnya Iblis
33 Melawan
34 Hancur
35 Mencari Tumbal
36 Kesurupan
37 Bukan mimpi
38 Cerita keluarga Bayu
39 Mencurigai orang yang salah
40 Di teror
41 Siluman ular
42 Rahasianya terbongkar
43 Iblis itu...
44 Cibiran warga
45 Mengungkapkan
46 Kakek dalam mimpi
47 Kemampuan Denis
48 Siluman ular yang sebenarnya
49 Apa yang terjadi?
50 Dia yang terus mengikuti
51 Menghancurkan siluman ular
52 Bukti
53 Sebuah rahasia
54 Mengenang kembali kisah silam
55 Masih menjadi misteri
56 Mereka sudah bebas
57 Kejanggalan
58 Satu per satu mulai terungkap
59 Bicara dengan yang sudah mati
60 Ketakutan warga kampung
61 Fitnah
62 Dikejar warga kampung
63 Keris
64 Melindungi
65 Melenyapkan
66 Menyusun rencana
67 Takut
68 Alasan sebenarnya
69 Cuma mimpi
70 Makan siang
71 Keputusan Farhan
72 Bukan penyakit kulit biasa
73 Bersiap untuk pindah
74 Gangguan di jalan
75 Ditutupnya jalan keluar
76 Malam menegangkan
77 Rahasia gubuk tua
78 Perjalanan panjang
79 Dikejar makhluk misterius
80 Yang mati tak akan kembali
81 Terpisah
82 Kekalahan ki Dani
83 Denis masih hidup (akhir)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Anak Pengusaha?
2
Cerita Bohong
3
Mencari Cara
4
Sihir
5
Menemui ki Darmo
6
Gadis Dalam Mimpi
7
Keputusan.
8
Keputusan [2]
9
Kunjungan pertama
10
Nyanyian Tengah Malam
11
Mulai Curiga
12
Cerita Terbunuhnya Mona
13
Cerita Terbunuhnya Mona [2]
14
Akhirnya Mati!
15
Malam menyeramkan
16
Teror
17
Target
18
Kemampuan Liona
19
Kesaksian Sopir Truk
20
Mona
21
Menyesal
22
Terungkap
23
Mengunjungi Sahabat Lama
24
Obrolan Dua Sahabat
25
Anggi
26
Mendatangi Rumah Bu Mona
27
Kerasukan
28
Bertemu Ustadz
29
Ruqyah
30
Kepingan Masa Lalu
31
Membalaskan Dendam
32
Datangnya Iblis
33
Melawan
34
Hancur
35
Mencari Tumbal
36
Kesurupan
37
Bukan mimpi
38
Cerita keluarga Bayu
39
Mencurigai orang yang salah
40
Di teror
41
Siluman ular
42
Rahasianya terbongkar
43
Iblis itu...
44
Cibiran warga
45
Mengungkapkan
46
Kakek dalam mimpi
47
Kemampuan Denis
48
Siluman ular yang sebenarnya
49
Apa yang terjadi?
50
Dia yang terus mengikuti
51
Menghancurkan siluman ular
52
Bukti
53
Sebuah rahasia
54
Mengenang kembali kisah silam
55
Masih menjadi misteri
56
Mereka sudah bebas
57
Kejanggalan
58
Satu per satu mulai terungkap
59
Bicara dengan yang sudah mati
60
Ketakutan warga kampung
61
Fitnah
62
Dikejar warga kampung
63
Keris
64
Melindungi
65
Melenyapkan
66
Menyusun rencana
67
Takut
68
Alasan sebenarnya
69
Cuma mimpi
70
Makan siang
71
Keputusan Farhan
72
Bukan penyakit kulit biasa
73
Bersiap untuk pindah
74
Gangguan di jalan
75
Ditutupnya jalan keluar
76
Malam menegangkan
77
Rahasia gubuk tua
78
Perjalanan panjang
79
Dikejar makhluk misterius
80
Yang mati tak akan kembali
81
Terpisah
82
Kekalahan ki Dani
83
Denis masih hidup (akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!