NovelToon NovelToon

Black Magic

Anak Pengusaha?

Kediaman Reina...

Hujan turun dengan begitu lebatnya,petir menyambar memecah kebisuan malam. Reina masih sibuk dengan pikirannya. "Kamu masih pusing mikirin cara buat nyingkirin Zahara?" tanya Leon,suaminya.

"Aku tidak suka dia menjadi menantu di keluarga kita Leon,kamu kan tahu,semenjak dia menikah dengan Farhan,mama sama papa jadi lebih sayang sama dia. Aku bahkan sangat khawatir jika posisi kamu di perusahaan akan ikut bermasalah." Reina mengeluarkan uneg-unegnya.

"Aku tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Lagi pula,Zahara juga tidak punya niat untuk merebut harta keluarga kita,untuk apa memikirkan hal yang tidak penting seperti itu,buang-buang waktu aja," ucap suaminya tak peduli.

Leon bukanlah lelaki yang gila harta dan jabatan. Jadi,meskipun mertuanya memberikan jabatan tinggi kepada Zahara,dia tidak akan peduli dan mempermasalahkan hal tersebut.

"Aku mau tidur,sudah larut malam." Sambung Leon kemudian,dia menaruh ponselnya di atas nakas,dan mulai memejamkan mata.

Reina menatap suaminya yang sudah terlelap,dia mulai menduga kalau Leon diam-diam juga suka sama Zahara. "Ah,pikiran macam apa ini?" dia buru-buru menepiskan pikiran buruknya.

"Kenapa semua orang sangat menyukai Zahara? Apa coba kelebihan gadis itu?" batin Reina.

....

Rumah Farhan...

"Sayang,hari ini aku akan pulang lebih awal. Karena mama sama papa menyuruh kita untuk pulang ke rumah mereka dan makan malam bersama di sana," ungkap Farhan.

"Berarti mbak Reina sama mas Leon juga datang dong."

Farhan mulai meletakkan sendok dan garpunya,dia menatap sang istri begitu dalam.

"Cara kamu bicara seolah tidak senang dengan kehadiran mbak Reina,kenapa?"

"Kok mas Farhan malah menanyakan hal seperti itu sama aku? Kan mas tahu sendiri bagaimana sikap mbak sama aku. Kayaknya mbak Reina enggak akan pernah bisa menerima aku sebagai adik iparnya," keluh Zahara.

Farhan meraih jemari istrinya lalu dengan lembut berkata, "Sayang,kamu jangan terlalu memikirkan sikap mbak Reina,itu semua terjadi karena dia merasa tersaingi dengan kehadiran kamu di keluarga kami." Farhan memberitahu,dia harap Zahara bisa mengerti dengan kondisi saat ini,dan tidak membenci kakaknya itu.

"Aku tahu mas,hanya saja rasanya tidak nyaman setiap kali berhadapan sama mbak Reina,dia selalu aja cari gara-gara sama aku." Ucap Zahara.

"Kamu yang sabar ya,lama kelamaan mbak Reina juga akan menerima kamu sebagai adik iparnya,"

"Sudahlah,aku tidak ingin memikirkan hal itu,membuat kepala tambah pusing aja. Yang penting sekarang kita tidak tinggal lagi di rumah mama sama papa." Zahara menyudahi obrolannya dan kembali melanjutkan sarapannya.

 .

.

Malam pun tiba,Reina dan Leon sudah berada di ruang makan,begitu juga dengan Zahara dan Farhan. Malam ini mereka berkumpul bersama.

Wajah tuan Adam dan nyonya Fatma tampak berseri-seri melihat anak-anak mereka memenuhi undangan makan malam itu.

"Malam ini papa benar-benar bahagia,melihat kalian bisa berkunjung ke sini. Sudah sebulan lebih kalian tidak mengunjungi kami di karenakan sibuk sama pekerjaan," tutur tuan Adam membuka topik pembicaraan.

"Mama juga senang,enggak ada kalian di sini rasanya sepi banget." Tambah mamanya.

"Aku laper ma,nanti aja kita ngobrolnya ya," potong Reina.

"Yach,kamu selalu begitu." Bu Fatma menjawab pasrah.

Mereka kemudian mulai menyantap makanan lezat itu. Mata Reina terus fokus menatap Zahara. Dan yang di tatap pun menyadari hal itu,Zahara merasa risih dengan tatapan kakak iparnya. Ini yang tidak dia suka setiap kali berkunjung ke rumah mertuanya,Reina pasti selalu menatapnya dengan penuh kebencian,sampai sekarang Zahara tidak tahu kenapa Reina tidak menyukainya.

\*\*\*\*

"Kebetulan di perusahaan cabang,posisi sebagai Direktur sedang kosong. Jadi,papa mau memberikan kesempatan kepada Zahara untuk mengisi posisi tersebut,bagaimana? Kamu mau kan,nak?" tanya tuan Adam.

Bagai dalam mimpi,Reina tidak menyangka papanya akan mempercayakan posisi tersebut kepada Zahara. "Pa,papa jangan sembarangan milih dong,Zahara mana ngerti soal bisnis?" Reina langsung angkat bicara,dia tidak setuju dengan ide sang papa.

Berbeda dengan Leon,lelaki itu tampak santai-santai aja.

"Ya ampun Rein,kamu enggak tahu ya kalau Zahara itu juga tahu soal bisnis. Ayahnya Zahara juga seorang pengusaha lho," ungkap mamanya tersenyum bangga.

Membeliak kedua mata Reina mendengar status adik iparnya itu,hampir setahun Zahara menjadi bagian dari anggota keluarga mereka,baru kali ini Reina mengetahui asal usul Zahara yang sebenarnya.

"Gimana Ra,kamu mau kan?" papa mertua bertanya lagi.

"Bukan maksud Zahara menolak permintaan papa,tapi Zahara mau jadi ibu rumah tangga aja,pa. Zahara lebih nyaman seperti ini,bisa ngurusin semua keperluan mas Farhan,nungguin mas Farhan pulang kerja,hal seperti ini sudah cukup membuat aku bahagia," Zahara memberi alasan yang sangat masuk akal. Jujur aja,dia memang suka berbisnis,jadi wanita karier. Tapi,sekarang posisinya sudah berbeda,dia sudah menjadi seorang istri,otomatis dia harus mengurusi semua keperluan suaminya,dan dia tidak mau bekerja di luar,dia tidak ingin pikirannya terbagi kepada yang lain,cukup fokus sama satu pekerjaan saja,yaitu sebagai ibu rumah tangga.

"Ya,pa. Aku juga tidak suka istriku ikut bekerja,aku lebih suka dia diam di rumah,supaya saat aku pulang nanti sudah ada orang yang menunggu kepulanganku,rasanya kalau melihat istri menunggu di depan pintu dengan senyum manisnya,membuat lelah hilang seketika," ujar Farhan,dia menatap Zahara dengan lembut.

Melihat keharmonisan mereka berdua aja sudah membuat hati jadi adem ayem,begitulah yang di rasakan oleh kedua orang tuanya.

"Wah,kalian berdua manis sekali,jadi pengen di tungguin sama istri tiap pulang kerja," timpal Leon seraya melirik Reina yang duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa mas,iri sama mereka? Bukankah aku juga pernah nungguin kamu pulang kerja,?"

"Itu kalau kamu pulangnya lebih awal dari aku. Nah,pas pulangnya kemaleman kamu bahkan langsung tidur,kita juga jarang punya waktu untuk makan berdua," ucap Leon,tidak biasanya dia berkata terus terang seperti itu. Pikiran buruk kembali melintas di otak Reina,mungkinkah suaminya mulai merasa lelah dengan dirinya yang jarang punya waktu bersama sang suami.

Perkataan Leon tadi membuat Reina gelisah,dia takut kalau suaminya akan bosan dengannya,tanpa bicara apa-apa lagi,dia langsung keluar dari ruang keluarga,mereka hanya memperhatikan saja dan tidak mencegah.

"Mbak Reina pasti tersinggung dengan kata-kata mas Leon," ujar Zahara. Dia menatap kepergian iparnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa aku salah mengeluarkan isi hati aku? Aku juga ingin seperti kalian,Ra." Ucap Leon jujur.

Reina melangkah menuju gazebo depan,dia duduk seorang diri di sana,tatapan matanya kosong. Dalam kegelapan malam,dari arah menuju gudang muncul Arini,wanita itu adalah mantan pacarnya Farhan. Tapi,sayangnya tidak ada yang tahu akan hal itu,hanya Arini dan Farhan saja yang tahu. Arini adalah anak dari sopirnya tuan Adam.

"Eh,ada mbak Reina,mbak kok sendirian disini? Mas Leonnya kemana?"

"Dia masih di dalam,lagi ngobrol sama mama papa," jawab Reina cuek.

"Lagi bete ya,pasti gara-gara Zahara." Arini menebak,tebakannya spontan membuat Reina mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu.

"Tahu dari mana kamu?"

"Soal itu mbak enggak perlu tahu,kalau memang mbak enggak suka Zahara berada di keluarga ini,aku bisa bantuin nyingkirin dia," tawar Arini.

"Apa maksud kamu?" Reina semakin penasaran dengan omongan Arini,dia seperti tahu isi hatinya Reina.

"Kalau mbak mau tahu apa maksud aku,temui aku besok di alamat ini!" Arini memberikan secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat,Reina mengerutkan keningnya,masih tidak mengerti. Arini tersenyum dan dia menghilang lagi dari hadapan Reina,sosoknya lenyap dalam kegelapan.

"Alamat ini,maksudnya apa coba? Wanita aneh!" gumam Reina. Tapi,bukan itu yang membuat penasaran,Reina lebih penasaran dengan senyumannya Arini sebelum pergi tadi,sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan.

Cerita Bohong

"Mas,tadi aku bersihin ruang kerja kamu,dan aku menemukan sesuatu," ucap Zahara sambil membetulkan posisi jilbabnya di depan cermin.

"Apa yang kamu temukan?" Farhan yang sedang sibuk membalas chatt dari asistennya,menghentikan sejenak kesibukannya itu,dia mulai fokus dengan sang istri.

"Apa sayang? Apa yang kamu temukan?" tanya Farhan lagi,Zahara dapat melihat rasa penasaran suaminya dari pantulan di cermin. "Kalau aku ngomong yang sebenarnya,dia mau jujur enggak,ya?" Zahara bertanya dalam hati.

"Sebuah foto," dia mulai berbalik badan menghadap suaminya.

"Foto siapa?" tanya Farhan,saat itu Zahara mulai duduk di sampingnya.

"Seorang perempuan,aku rasa sepertinya aku pernah melihat perempuan itu,tapi enggak tahu dimana,"

"Coba aku lihat!"

Zahara mengambil foto itu dan menyerahkannya kepada Farhan. "Ini dia mas,kamu kenal?" tanya Zahara menyelidik.

Farhan mengerutkan keningnya,entah apa yang ada dipikirannya saat itu.

"Ini Arini," jawabnya datar.

"Apa perempuan ini mantan pacarmu?" tanya Zahara. Farhan terkekeh mendengar pertanyaan istrinya. "Kamu sedang menginterogasi aku,ya? Kamu cemburu sama perempuan di foto ini?" tanya Farhan menggoda.

"Jawab dulu pertanyaan aku,mas!" rengek Zahara dengan manjanya.

"Sayang,dia ini cuma teman aku,enggak lebih! Namanya Arini,dia anak dari pak Kasman,sopirnya papa. Kamu kenal pak Kasman,kan?" ujar Farhan menjelaskan.

"Oh,anaknya pak Kasman," Zahara manggut-manggut. "Pantesan aja aku merasakan kalau pernah melihat perempuan ini," lanjutnya.

"Sudah terjawab sekarang kan rasa penasarannya," desis Farhan.

"Tapi,kenapa mas bawa-bawa foto dia ke rumah kita?" sekarang Zahara mulai merasa aneh.

"Ya ampun sayang,kan enggak sengaja kebawa. Lagian kamu menemukannya pasti karena keselip di bawah album pernikahan kita,kan?" tanya suaminya memastikan.

"Bener ni ya,mas Farhan enggak punya hubungan apa-apa sama Arini," Zahara masih tidak yakin.

"Bener Zahara,sama suami sendiri masa kamu enggak percaya,sih?" Farhan mencoba membuat Zahara tidak curiga dengannya.

"Aku percaya kok sama kamu,mas." Akhirnya Zahara percaya,tapi di mulut saja. Sedangkan hatinya masih penasaran dengan perempuan bernama Arini tersebut,apalagi dia juga pernah melihat Arini berada di rumah ibu mertuanya. Farhan bilang mereka hanya teman biasa,kalau memang teman,mana mungkin sampai saat ini foto itu masih tersimpan rapi.

-oOo-

Hari ini Reina benar-benar memenuhi permintaan Arini.

Reina masih bingung dengan apa yang dikatakan Arini. "Aku tidak bisa percaya gitu aja sama omongan kamu,Ar," ucap Reina.

"Mbak Reina enggak percaya juga tidak masalah. Lagi pula saya juga tidak akan rugi kok," ucapnya santai.

"Kalau memang kamu kenal sama Zahara,seharusnya Zahara juga kenal sama kamu,"

"Aku kenal sama Zahara,bukan berarti dia juga kenal sama aku. Zahara itu mantan pacarnya sepupu aku,namanya Dimas." Arini mulai memperjelas.

"Lalu,kenapa kamu membenci Zahara,bahkan ingin rumah tangganya dan Farhan hancur?" Reina semakin penasaran.

"Zahara sudah membuat sepupu aku depresi sampai dia harus di rawat di rumah sakit selama satu tahun lebih,bahkan sampai sekarang keadaannya belum membaik sama sekali. Dimas terus memanggil nama Zahara," Arini bercerita dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa sepupu kamu itu depresi karena di tinggal nikah sama Zahara?" tanya Reina lebih lanjut.

"Iya,mbak benar. Dan apa mbak tahu alasan Zahara meninggalkan sepupuku dan lebih memilih Farhan?" Arini semakin membuat Reina penasaran.

"Tidak," Reina menggeleng. Dia benar-benar larut dalam cerita Arini.

"Karena Farhan lebih tampan dan kaya raya,awalnya Zahara sudah memberikan jawaban kalau dia mau menerima lamaran dari Dimas. Tapi,tiba-tiba saja dia berubah pikiran setelah kenal dengan Farhan."

Melihat reaksi terkejut di wajah Reina,membuat Arini sangat senang,dia yakin kali ini rencananya akan berjalan lancar.

"Ternyata dia perempuan seperti itu,aku pikir dia perempuan baik-baik. Percuma saja berpakaian serba tertutup kalau hatinya lebih busuk daripada gadis penghibur," Reina mencela habis-habisan sifat Zahara.

Tidak ada yang tahu,apa yang dikatakan Arini benar atau tidak.

"Lalu,sekarang apa rencana kamu?"

"Aku tidak bisa melakukannya seorang diri,karena itu aku ingin mbak Reina juga ikut membantu," jawab Arini.

"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Reina. Arini mulai mengalihkan pandangannya ke arah rumah yang berdiri di depan mereka.

"Rumah itu! Mbak akan menemukan jawabannya di sana," ucap Arini menunjuk.

"Rumah siapa itu?" dia masih belum mengerti apa yang di maksud Arini.

"Ikuti aku!" tanpa basa-basi Arini segera mengajak Reina masuk dalam pekarangan rumah itu. Sebuah rumah bergaya klasik yang tampak sangat bagus dan terawat. Namun,malah membuat merinding,Reina tidak tahu rumah yang sekarang di datanginya adalah rumah Ki Septo,dukun terkenal di daerah tersebut.

Dengan patuh Reina mengikuti langkahnya Arini,dia terus berjalan di belakang perempuan itu. Angin berhembus pelan,menusuk sampai ke tulang-tulangnya,mendadak dingin. Hawa tak enak pun mulai di rasa oleh Reina. "Rumah siapa ini? Apa yang sebenarnya di rencanakan Arini?" batin Reina.

"Ayo kita masuk,mbak!"

Baru saja mereka menginjakkan kaki di depan pintu masuk,mendadak pintu itu terbuka sendiri. "Akh!" Reina kaget,spontan saja dia bersembunyi dibalik badannya Arini.

"Mbak ngapain kaget gitu,sih? Ayo kita masuk ke dalam!"

Sekarang Arini malah mengajaknya masuk.

"Kamu yakin mau masuk,Rin? Belum apa-apa aja udah serem gini,gimana kalau kita masuk ke dalam,entah hal apa yang akan terjadi." Reina mulai ragu.

"Katanya mbak mau memisahkan Zahara dari Farhan,caranya ya dengan datang ke sini," ucap Arini. Dia enggak mau membuat Reina berubah pikiran gitu aja.

"Ada perlu apa kalian datang ke sini?" tanya seorang kakek-kakek. Lelaki tua yang masih tampak gagah itu memandang mereka dengan sorot mata tajam.

"Ki Septo,kakek ini ki Septo,kan?" Arini memastikan.

Yang di tanya tersenyum mengangguk.

"Silahkan duduk dulu!" suruh ki Septo. Mereka pun kemudian duduk. Pikiran Reina semakin tidak nyaman,ketakutan menjalar ke dalam hatinya. Apalagi kakek itu datang tiba-tiba tanpa tahu dari arah mana.

"Kalian tentunya bukan orang daerah sini," ujar ki Septo.

"Iya,kek. Kedatangan kami ke sini adalah untuk meminta bantuan dari kakek." Jawab Arini.

"Kalian ingin saya membuat rumah tangga mereka hancur?" tanya si kakek. Terperangah Reina dan Arini mendengar ucapan ki Septo. Lelaki itu bisa tahu tujuan mereka,benar-benar hebat dan hal ini mulai membuat Reina senang. Dia semakin yakin kalau mereka datang ke tempat yang tepat.

"Hebat sekali,kakek ini bisa tahu tujuan kami datang kesini," puji Arini berdecak kagum.

"Tentu saja saya tahu,saya ini cukup terkenal di wilayah ini. Kalian sudah tahu itu,kan?" si kakek tersenyum bangga. Tapi,ki Septo ini kok enggak terlihat kayak dukun,ya? Masa sih mereka berdua yakin kalau ki Septo adalah dukun.

"Saya tidak ingin kalian berlama-lama di sini," ucap kakek itu dengan raut wajah serius, "Ini,air ini harus kalian masukkan dalam makanan atau minuman salah satu dari orang yang ingin kalian celakai itu,jangan sampai mereka tahu!" lanjut ki Septo,dia memberikan sebuah ramuan dalam botol kaca kecil untuk mereka. Reina langsung mengambil botol itu,dia terlihat sangat bahagia sekarang,apa yang diinginkannya akan segera tercapai.

Mencari Cara

"Kakek yakin ini akan berhasil?" tanya Arini.

"Kenapa tidak? Lakukan saja seperti yang saya katakan,semua pasti akan berjalan lancar." Ki Septo meyakinkan.

"Kalau begitu terima kasih banyak,kek!" Arini tersenyum senang,dia kemudian berbisik di dekat telinga Reina,menyuruh perempuan itu untuk memberi bayaran yang pantas kepada si kakek. Namun,ki Septo dengan halus menolak bayaran dari mereka. "Tidak usah,ramuan itu bukan sesuatu yang besar. Kalau kalian merasa memerlukannya lagi,kalian bisa datang kesini."

Reina mengambil lagi amplop coklat berisi uang jutaan itu,dia heran kenapa kakek tidak mau menerima uang dari mereka.

"Karena apa yang kalian inginkan sudah kalian dapatkan,sebaiknya kalian segera pergi dari sini!"

Kini tatapan kakek kembali tajam. "Ba---baik kek,kita akan segera pergi,sekali lagi terimakasih!" ucap Reina untuk yang terakhir kalinya,sebelum dia dan Arini benar-benar keluar dari rumah itu.

Begitu sampai di depan gerbang mereka berdua berpapasan dengan seorang gadis cantik berpakaian muslimah.

Alia menatap Arini dan Reina dengan pandangan aneh. "Siapa perempuan-perempuan itu? Apa mereka tamunya kakek?" batin Alia penasaran.

Begitu tiba di depan mobilnya,Reina langsung mengatakan apa yang ada di pikirannya dari tadi. "Rin,kakek itu kok enggak mau nerima uang yang aku kasih,ya?"

"Mungkin ki Septo sudah terlalu kaya dan enggak butuh lagi uang dari kita," Arini menjawab asal.

"Enggak mungkin,pasti ada sesuatu." Reina mulai curiga lagi.

"Lalu,menurut mbak Reina alasannya apa juga?" tanya Arini.

"Kita ditipu!"

"Jelas tidak mungkin,ki Septo itu terkenal dengan ilmu magicnya,ya enggak mungkin kalau dia berbohong. Mbak lihat sendiri tadi kan,saat pertama kita ke sana,ki Septo bahkan sudah mengetahui niat kita." Ucap Arini,dia sangat percaya kalau ki Septo tidak mungkin membohongi mereka.

....

"Kek,tadi di depan gerbang Alia melihat dua perempuan yang baru aja keluar dari rumah ini. Mereka itu siapa?" tanya Alia pada sang kakek.

Sambil meminum kopinya ki Septo menjawab datar "Pasien," jawaban yang sangat singkat dan terkesan dipaksakan.

"Kek,alia sedang tidak bercanda,jawab benar-benar dong!" dia mulai gusar.

"Biasa lah nak,orang-orang yang iri melihat kebahagiaan orang lain," jawabnya menerangkan.

"Apa mereka meminta kakek untuk mengirimkan ilmu santet?" tebak Alia cemas.

"Of course," jawab si kakek dengan gaya sok Inggrisnya.

"Lalu,kakek memenuhi permintaan mereka?" Alia semakin terlihat cemas.

"Tentu saja tidak! Kamu pikir kakek dukun santet!?" ki Septo jadi emosi.

"Kok marahnya ke Alia sih?" dia mulai cemberut.

"Ini semua gara-gara ulah teman kamu,coba aja dia enggak membuat konten bodoh itu,mungkin enggak akan ada yang salah sangka sama kakek,masa kakek di kira dukun." Omel ki Septo sambil berlalu pergi meninggalkan Alia menuju kamarnya.

Setelah kepergian kakeknya,Alia tersenyum lucu. Dia jadi kembali teringat akan video yang di rekam oleh sahabatnya,yang kemudian di unggah di akun tik toknya. Video itu memperlihatkan ki Septo yang sedang mengobati seseorang yang sedang kesurupan.

Orang-orang yang berada di kawasan perumahannya ki Septo juga mengira kalau ki Septo adalah seorang dukun,padahal bukan. Beliau hanya orang biasa yang di berikan kelebihan untuk bisa melihat hal yang gaib. Tapi,sekarang ki Septo sudah tidak lagi berkecimpung dalam dunia seperti itu,dia ingin hidup normal.

....

Kediaman Farhan...

"Makanan dari siapa itu mas?" tanya Zahara yang baru selesai melaksanakan shalat maghrib,dia heran saat melihat suaminya pulang dengan menenteng sebuah rantang.

"Dari mbak Reina,tadi pas pulang dari masjid aku ketemu sama dia di jalan,terus mbak Reina kasih ini buat aku. Katanya di suruh makan berdua sama kamu," ucap Farhan tersenyum senang. Dia senang karena berpikir bahwa Reina sudah mau menerima Zahara sebagai adik iparnya.

"Tumben,biasanya dia enggak suka sama aku," Zahara merasa ada yang aneh dengan perubahan iparnya itu.

"Kamu harusnya senang dong sayang,itu tandanya mbak Reina sudah mau menerima kamu sebagai adik iparnya." Tutur Farhan seraya meletakkan rantang itu ke atas meja makan.

"Iya juga sih mas,semoga aja benar seperti yang kamu bilang itu." Harap Zahara.

Mereka kemudian sama-sama duduk dan menikmati makan malam yang diberikan oleh Reina.

Sedangkan di tempat lain,tepatnya di kediaman tuan Adam,Reina sedang duduk ngobrol sama Arini. Mereka tengah membicarakan tentang makanan yang diberikan kepada Farhan tadi.

"Gimana mbak,pasti semuanya berjalan lancar,kan?"

"Iya dong Rin. Aku yakin,sebentar lagi rumah tangga mereka akan huru hara. Kita tunggu saja ramuan itu bekerja." Ucap Reina,dia mulai membayangkan hari-hari Zahara berubah menjadi suram.

"Kalau semua ini berhasil,berarti mbak enggak perlu khawatir lagi,semuanya pasti akan kembali seperti semula,tuan Adam dan nyonya Fatma akan kembali perhatian sama mbak Reina," ucap Arini dia juga terlihat senang. Namun dalam hatinya... "Aku akan mudah mendapatkan Farhan kembali," batin Arini,saat Reina tidak melihat ke arahnya,dia tersenyum licik.

....

Waktu terus berlalu,sekarang sudah enam bulan lamanya setelah Reina dan Arini memberikan obat yang di dapatnya dari ki Septo kepada Farhan dan Zahara,tak ada yang berubah. Hubungan Farhan dan Zahara malah semakin harmonis.

Belakangan mereka juga mendapatkan kabar kalau Zahara sedang hamil,dan usia kandungannya ternyata sudah genap tujuh bulan.

Pagi ini,dengan menahan amarahnya Reina pergi menemui Arini di rumahnya. "Rin,kamu bilang ki Septo itu orang pintar. Tapi,sampai sekarang hubungan Zahara sama Farhan semakin harmonis,mama sama papa bahkan tambah sayang sama dia,apalagi sekarang Zahara sedang hamil cucunya mama." Keluh Reina.

"Maaf mbak,ini salah aku. Aku baru tahu kalau ki Septo ternyata bukan dukun seperti yang kita maksud,pantesan aja pas kita kasih uang enggak di terima." Tutur Reina sambil menunduk.

"Aku bilang juga apa,kamu sih enggak percaya!" kesal Reina. "Lalu,apa yang harus kita lakukan sekarang? Mana mama sama papa udah nyiapin hadiah lagi buat Zahara untuk menyambut kelahiran anaknya." Ungkap Reina,dia menggenggam tinjunya. Sekarang yang ada dipikirannya adalah bagaimana caranya menyingkirkan Zahara,bahkan kalau bisa dia ingin membunuh adik iparnya sendiri.

"Hadiah seperti apa,mbak?" Arini rupanya juga penasaran.

"Aku dengar-dengar dari mas Leon sih,mama akan mengalihkan sertifikat tanah yang ada di puncak atas nama Zahara,"

Membelalak kedua mata Arini mendengarnya,dia juga jadi semakin benci sama Zahara. "Enak sekali hidupnya dia,lahir dari keluarga kaya,mendapatkan cintanya Farhan,dan sekarang menjadi menantu teristimewa di keluarganya mbak Reina," ucap Arini,dia sengaja memancing emosinya Reina.

Dan caranya itu berhasil. "Rin,aku enggak mau tahu,pokoknya kamu harus cari orang pintar yang lain,kita harus bisa menyingkirkan Zahara,kalau perlu sekalian aja bayinya ikut mati!" sorot mata Reina memancarkan kebencian yang amat sangat.

....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!