"Sayang,kamu kenapa? Kok wajahnya kelihatan tegang gitu?" tanya Farhan. Dia segera berjalan menuju Zahara,dan menuntun istrinya untuk duduk di kursi meja makan.
"Kita makan dulu mas,setelah makan baru kita bicara!" ucap Zahara,dia tidak ingin mengganggu suaminya yang ingin makan malam. Dia tahu,Farhan sudah sangat lapar dari tadi,itu sebabnya Zahara mengesampingkan dulu permasalahannya.
Setelah selesai makan,Zahara mengajak sang suami untuk duduk di ruang tengah,malam ini dia ingin menanyakan semuanya,tentang siapa Arini sebenarnya.
Melihat ekspresi serius di wajah istrinya,membuat Farhan jadi tegang.
"Sayang,sebenarnya kamu mau ngomong apa?" dia mulai bertanya.
"Dalam beberapa minggu terakhir ini,kamu ngerasa ada yang aneh enggak?"
"Enggak ada," jawab Farhan seraya menggeleng pelan.
"Kamu sering marah-marah sama aku,mas. Awalnya kamu enggak pernah seperti ini,tapi semenjak kamu berhubungan sama Arini sikap kamu jadi berubah sama aku," ucap Zahara,tatapannya sendu.
Farhan terdiam,mencerna setiap kata yang di ucapkan sang istri. Perlahan dia mengangguk,tangannya terulur dan menggenggam jemari istrinya. "Soal itu aku sadar,Ra. Tapi aku sendiri tidak bisa mengontrol emosi aku,aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi." Dia berkata terus terang.
"Sekarang,coba jujur sama aku! Apa mas punya masa lalu sama Arini? Siapa sebenarnya dia?"
DEG!!!
Membuat jantung semakin berdetak kencang,tak bisa mengelak atau pun berbohong. Kali ini Farhan harus jujur.
Farhan mencoba memantapkan hatinya,dia yakin bisa mengatakan semuanya sekarang.
"Arini memang mantan aku. Dulu,kami pernah menjalani hubungan yang cukup lama,aku dan dia berniat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun,semenjak kuliah semuanya berubah,dan itu berawal saat aku kenal sama kamu," dia berhenti sejenak.
Zahara menatap tajam suaminya,sekarang giliran dia yang merasa tidak tenang. "Jangan-jangan Arini dendam sama aku," batinnya mulai gelisah.
"Cinta aku untuk Arini perlahan memudar,apalagi sikap Arini semakin hari semakin membuat aku terkekang,aku mulai bosan. Dia terlalu posesif,dia mulai ikut dalam semua hal pribadi aku,dengan siapa aku boleh berteman dan dengan siapa aku tidak boleh berteman."
"Apa mama sama papa tahu tentang hubungan kalian?" tanya Zahara.
"Tidak," jawab Farhan.
"Lalu,kenapa sekarang mas dekat lagi sama dia,apa mas masih mencintai dia?" tanya Zahara. Sungguh,dia ingin jawaban Farhan tidak akan melukai perasaannya.
Farhan sudah menduga dari awal,kalau Zahara curiga terhadap dirinya yang mungkin saja masih memiliki hubungan asmara sama Arini.
"Kamu curiga sama aku sayang?"
"Bagaimana tidak curiga mas,semenjak dekat sama dia kamu sudah banyak berubah."
"Aku juga tidak paham,Ra. Sebenarnya aku ingin marah setiap kali dia menghubungi aku,tapi begitu bertemu dan bertatap muka langsung aku hanya bisa diam saja."
"Foto yang aku kirim tadi siang sudah mas lihat belum?" kini Zahara mulai ke intinya.
"Foto?" Farhan mengernyitkan dahinya. Lelaki itu baru ingat kalau sudah sejak tadi pagi dia tidak mengecek ponselnya.
Dia bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil hpnya yang masih berada dalam tas kerjanya.
Begitu kembali dia langsung mengeceknya. Namun,tidak ada pemberitahuan sama sekali,tidak ada pesan masuk dari istrinya. Hanya ada panggilan tak terjawab,dan itu papanya yang nelfon. Ada dua puluh lima panggilan,kenapa bisa sebanyak itu,apa yang sedang terjadi sama keluarganya?
"Enggak ada apapun sayang,memangnya apa yang kamu kirim?"
"Kenapa tidak ada?" Zahara bingung,dia mengambil ponselnya sendiri,dan kemudian memastikan kalau gambar itu sudah di kirimkan ke suaminya. "Ya,aku sudah mengirim gambar ini,tapi kenapa di hpnya mas Farhan enggak ada." Zahara membatin.
Perasaannya kembali tidak tenang,ketakutan dan rasa khawatir kembali masuk ke dalam hatinya.
"Ini gambar yang tadi aku kirim!" dia langsung menunjukkan bukti itu kepada suaminya.
Glek...
Farhan susah payah menelan salivanya,kejadian yang sungguh aneh. Ini diluar akal sehat,dia tidak ingin percaya tapi kenyataannya memang ada.
"Benarkah ini perbuatan Arini?" seolah bertanya pada istrinya.
"Jauhi dia mas!" Zahara menggenggam erat tangan suaminya.
"Aku takut dia punya niat tidak baik pada keluarga kita,aku takut dia akan berbuat hal yang lebih nekat lagi,aku takut kehilangan kamu. Aku enggak mau ini terjadi,jauhi dia kalau memang kamu masih sayang sama aku dan calon bayi kita," Zahara memeluk suaminya dan menangis.
Farhan diam,tangannya membelai lembut punggung istrinya,dia juga tidak ingin sang istri bersedih. Cinta dia tulus untuk Zahara,jadi kehadiran Arini kembali juga tidak akan bisa memudarkan rasa cinta yang sudah tumbuh terlalu besar.
Apa yang dikatakan Zahara selama ini ternyata benar,dia menyesal karena tidak pernah percaya dengan omongan istrinya. Dia selalu mengatakan kalau Zahara hanya berhalusinasi saja. Dan sekarang terbukti sudah,semua jelas. Farhan berkali-kali meminta maaf pada Zahara,dia berjanji tidak akan menemui Arini lagi apapun yang terjadi.
-oOo-
Kediaman tuan Adam...
Hari-hari terus berlalu,semenjak kejadian aneh di rumahnya,Farhan sudah tidak mau lagi menemui Arini,meski perempuan itu berkali-kali menelponnya. Bahkan Farhan sengaja mengganti nomor hpnya supaya Arini tidak bisa lagi menghubungiya.
"Wajahnya kusut banget,neng. Pasti belum sarapan,ya?" tanya kang Maman si tukang kebun,beliau sengaja mengganggu Arini.
"Bukan urusan kang Maman!" sergah Arini dengan agak kasar.
Membuat kang Maman jadi kaget dan tidak habis pikir. Akhir-akhir ini Arini jadi berubah,dia lebih mudah tersinggung dan suka marah-marah.
"Gitu aja kok marah," kang Maman tidak ambil hati dengan sikap jutek Arini. Dia masih menganggap hal itu biasa,mungkin Arini sedang punya masalah.
Arini terus melangkah dia tidak peduli dengan ocehan kang Maman yang sudah dianggapnya seperti angin lalu itu,dia berjalan keluar dari kediaman tuan Adam. Tiba di depan lorong masuk rumah,sebuah taksi lewat dan dia menyetop taksi tersebut. Arini masuk dan menutup pintu, "Jalan Kamboja pak!" suruhnya,sang sopir mengangguk dan mulai menjalankan lagi mobilnya.
Dua puluh menit kemudian Arini sampai,dia langsung membayar ongkosnya dan buru-buru turun.
-oOo-
"Gimana sih,ki. Katanya bisa membuat Farhan kembali sama aku,tapi kenyataannya dia malah kembali menjauh,dan sekarang aku sama sekali enggak bisa menghubungi dia lagi," begitu tiba Arini langsung mengatakan semua keluhannya.
"Kamu sudah mencampurkan ramuan itu ke dalam minumannya?" tanya lelaki tua itu lagi.
"Sudah ki,hasilnya tetap sama,enggak ada perubahan yang menguntungkan aku."
"Saya lupa mengatakan sama kamu Rin,mantra itu bisa patah dengan kalimat basmalah,dia dan istrinya adalah orang yang taat," ucap ki Darmo.
"Alah,ki Darmo jangan banyak alasan,bilang saja kalau kemampuan ki Darmo sudah tidak sehebat dulu," Arini mulai ragu akan kemampuan ki Darmo.
"Sulit membuat mereka pisah,istrinya itu orang yang taat,dia juga sabar dalam menghadapi sikap suaminya yang mulai berubah. Perlu kamu ketahui Arini,mereka saling mencintai dengan tulus,tidak mudah membuat jarak di antara mereka. Kecuali... " ki Darmo menggantung ucapannya.
"Kecuali apa,ki?" tanya Arini mulai penasaran.
"Kecuali salah satu diantara mereka sudah memudar rasa cintanya. Dan itu bisa saja terjadi kalau anak yang di kandung Zahara tidak lahir dengan selamat ke dunia. Kalau kamu bisa melakukannya maka di situlah kamu akan melihat awal dari hancurnya rumah tangga mereka," jelas ki Darmo.
Arini dengan mata berkilau tajam tampak tersenyum puas,karena menemukan cara baru untuk masuk lagi dalam kehidupan Farhan,lelaki yang masih sangat dicintainya itu.
"Saya akan melakukannya,ki. Saya akan melakukan apa saja asal bisa bersama Farhan lagi."
"Tapi ingat! Jika sudah tidak berhasil dengan cara ini kamu harus berhenti dan jangan melakukan ritual itu lagi,kamu belum menikah. Ingat itu!" pesan ki Darmo sebelum Arini pergi. Gadis itu hanya mengangguk saja dan acuh tak acuh. Dia tampak cuek dengan pesan penting yang di sampaikan ki Darmo.
-oOo-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments