BE MY GIRLFRIEND PLEASE
Aku benci banget sama orang kaya, terutama mereka yang menggunakan segala cara dengan uang mereka, bahkan mereka menggunakan uangnya untuk membeli seseorang. Dan ibuku adalah salah satu dari mereka. Eum... maksudnya salah satu dari orang yang dibeli oleh orang kaya.
Sebenarnya aku agak malu mengatakan ini, tetapi kenyataannya memang begitu. dan aku berpegang teguh tidak akan pernah menjadi seperti ibu, apapun rintangannya harus bisa ku hadapi sendiri tanpa menerima bantuan dari "orang kaya".
Namun...
Tentu saja aku salah besar, aku butuh uang dan validasi untuk melewati kehidupan sekolah sialan ini.
Flashback on :
"Jadi, ambillah" ucap seorang pemuda jangkung sembari menyodorkan cincin di kotak bermerek kepada gadis yang berdiri di depannya.
Semilir angin yang sejuk dengan lembut menyapu wajah, sangat cocok sebagai latar suasana pada momen ini. Hanya saja tatapan benci dari gadis yang ada di depannya sangat tidak mendukung keberhasilan pada momen ini.
Hal ini semakin didukung ketika gadis berparas cantik itu membanting cincin tersebut dari tangan pemuda itu. Sontak rambut coklat bergelombang miliknya yang terurai berkibar oleh hembusan angin.
"Kau tau? Aku paling benci dengan orang kaya, terutama orang kaya seperti mu" ujarnya terus terang.
Cincin itu terjatuh dan memasuki selokan yang ditutupi jaring-jaring besi dikawasan belakang sekolah.
"Aku tidak mengerti apa yang membuat mu berpikir atau bahkan berani melakukan hal ini, tapi sudah jelas kau ditolak" tegasnya lagi.
"Aku tidak mengenalmu, tidak menyukaimu dan bahkan sekarang aku membencimu. Jadi pergi sana" titah nya dengan jelas yang cukup membuat pemuda jangkung di depannya terpaku cukup lama.
Gadis itu langsung berbalik dan menjauh meninggalkan seorang pemuda yang 'ditolak' itu sendirian.
"Tunggu"
Satu kata dari pemuda itu sempat menghentikan langkah sang gadis yang semakin menjauh dari tempat semula.
"Aku chaiden, kita berada di kelas yang sama" lanjutnya lagi yang tidak disahuti oleh gadis yang ditujunya.
Gadis itu hanya menatap chaiden sejenak dan melanjutkan langkahnya lagi.
"Meskipun aku ditolak seperti yang kau bilang, apakah kita tidak bisa berteman baik?" tanyanya lagi dengan sedikit berteriak yang tentunya tidak disahuti oleh sang gadis yang sudah semakin menjauh.
flashback off.
Kata orang aku cantik karna mirip ibu, tetapi secantik-cantiknya ibu tetap saja dia ditinggal oleh ayah, buktinya hingga kini tidak ada yang tahu dimana ayahku. kata ibu ayah lari ketika usiaku 3 bulan karna tuntutan ekonomi yang tidak terpenuhi. Aku hanya tinggal berdua dengan ibu, meskipun begitu pertemuan ku dengan ibu pun bisa dihitung. Karena ibu bekerja dari malam hingga pagi, dan aku yang harus bersekolah dari pagi hingga malam.
Ibuku itu orang baik...
Dan cantik...
Sehingga ibu memilih pekerjaan ini untuk menopang kebutuhan kami. Ibu pun selalu memilih fasilitas dan kebutuhan terbaik untukku, begitupun dengan hal bersekolah. Saat ini aku menempuh pendidikan di sekolah elit dengan rata-rata kepintaran yang cukup tinggi meskipun kepintaran ku dibawah rata-rata.
Tentu saja jika melewati tes sesuai rules yang ada pastinya aku gagal, aku bisa berada disini berkat relasi kenalan yang 'membeli' ibu.
Karena ibu ingin aku harus menjadi sukses agar tidak menjalani hidup sepertinya. Meskipun untuk membuat ku sukses dia harus melakukan cara kotor yang sangat merendahkan.
Aku sedih semenjak mengetahui bahwa apa yang dilakukan ibu adalah kesalahan besar, tak jarang juga kediaman ku dengan ibu didatangi bahkan dibuka paksa oleh orang-orang yang menyebut ibuku simpanan suaminya.
Mereka merendahkan dan mempermalukan ibu, sehingga kami harus pindah beberapa kali karena tempat tinggal kami diketahui oleh mereka, orang-orang kaya itu. Yah begitulah kami harus hidup dalam diam dan tidak menarik perhatian.
Beberapa kali aku sudah mengatakan pada ibu untuk berhenti saja. Tetapi ibu bersikeras untuk terus melanjutkannya, selain karena tuntutan biaya hidup, ibu juga ingin aku berkecukupan dan tidak berkekurangan.
Namun hal ini justru membuat komunikasi kami yang semakin berkurang. Meskipun ibu berusaha demikian, aku tetap bekerja paruh waktu di toko bunga untuk sedikit meringankan beban ibu. Yah walaupun jika ketahuan ibu, maka beliau akan sangat marah.
Sejujurnya yang bisa dibanggakan dari diriku hanyalah wajahku, karna aku pun jauh dari kata pintar dan tidak mempunyai bakat apa pun. Aku bahkan tidak mengetahui bagaimana cara sukses seperti yang ibu bilang.
Ah bahkan bagaimana cara sukses tanpa tidak menjadi seperti ibu pun aku tidak tahu. Apakah dengan merangkai bunga seumur hidup bisa sukses seperti yang ibu mau?
Aku tidak pandai dalam belajar, seni maupun olahraga. Lantas apa yang harus kulakukan untuk menjadi "sukses".
Di sekolah pun terasa agak suram karna tidak sedikit orang yang menggunjingku murahan. Tetapi saat awal bersekolah aku sempat berteman dengan beberapa gadis yang memiliki kesukaan sama denganku, yaitu menonton film. Kami sering pergi ke teater sekolah menyelinap untuk bolos kelas dan menghabiskan sepanjang hari disana.
Tetapi memasuki semester 2 mereka harus mengikuti les yang sudah dipilihkan ibunya untuk persiapan masuk universitas. Ibu pun menyiapkan hal demikian, hanya saja aku memilih untuk selalu bolos karna hal-hal yang tidak sesuai denganku, sehingga biaya les yang dibayar ibu menjadi sia-sia, ditambah lagi bahwa aku lebih memilih untuk bekerja di florist sebagai harian tambahanku usai sekolah daripada les.
Mengatasi sikapku yang demikian dengan kesabaran penuh ibu hanya mengatakan belajar saja di sekolah sudah cukup jika aku merasa hanya itu batas kemampuanku, dan meyakinkanku bahwa biar saja ibu yang bekerja, karena tugasku hanyalah belajar.
Dan sekarang aku sudah menempuh kelas 11 dan tentunya semakin tidak memiliki teman, sudah terbiasa kok. Terutama jika ada tugas kelompok, semuanya akan mengoper-oper ku ke kelompok lain karna tidak ada yang bisa ku kerjakan.
Ya aku tidak menyangkal sih memang tidak ada yang bisa ku kerjakan. Hanya kelompok yang berisi laki-laki saja yang mau menerimaku ya tentunya karena parasku ini.
Begitulah cara ku bertahan.
......................
2 bulan kemudian
Tak terasa sudah memasuki masa ujian tengah semester, namun tidak ada satu pelajaran pun yang ku kuasai. Aku dan chaiden juga semakin dekat karena guru-guru selalu menunjuknya sebagai partner belajarku, dan ya sedikit demi sedikit nilai ku meningkat.
Jujur, aku merasa sangat berterimakasih padanya yang selalu tulus dan ada saat kuperlukan. Tetapi jauh dari perkiraanku, kupikir karena sudah menolaknya dengan sangat kasar dia akan membenciku, nyatanya tidak demikian.
Sehingga ku putuskan untuk...
"Ayo berpacaran denganku, aku jadi suka padamu sekarang..." ungkap ku dengan lantang.
Mengajaknya berkencan...
Memang benar, aku pasti benar- benar sudah gila.
"Ayo"
Satu kata darinya membuatku sedikit berdebar.
Kyaaaa.... aku tidak bisa tidak jadi seperti ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
nckg
sibuk dulu
2023-10-31
0
ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟
keren...
2023-10-30
1
songlies
sakit tau kalo misalnya di oper-oper pas milih kelompok. pernah ngalamin soalnya 😔. gegara aku terkenal males ngerjain tugas 😌🤌
2023-09-02
0