Suasana pagi terasa murung hari ini, bahkan matahari enggan memberi senyuman cerah untuk gadis yang murung di bawah pohon guava itu.
Darren sialan... Pikirnya terus.
Aku ingin menghilang saja sungguh, apa tidak ada yang bisa mengeluarkan ku dari sini, jerit arin dalam hatinya hingga wajahnya yang jelita mengeluarkan ekspresi suntuk dan gundah bersamaan.
Langit memang murung yah walaupun wajahnya murung juga tetapi jiwa muda harus tetap bersemangat pikirnya. Dari pada akan muntah jika pergi ke sekolah dan bertemu si bedebah darren, alangkah baiknya jika pergi saja ke toko bunga.
Menghirup aroma bunga yang bagaikan aromaterapi itu cukup ampuh untuk menghilangkan stress. Apalagi yang paling membuat semangat adalah uang tambahan, yap beberapa pekan lagi musim dingin akan segera tiba. Perlu persediaan mantel untuk menyambut musim itu.
"Baiklah aku akan ke toko bunga hingga sore dan ke toko mantel saat malam tiba." ucap arin dengan semangat yang sebelum nya masih memelas, pada dirinya yang tidak sabar menunggu malam tiba.
......................
Di ruang kelas...
Jam sudah menunjukkan pukul 8 tetapi seseorang yang selalu dinanti chaiden belum juga menampakkan wujud. Biasanya meskipun terlambat, arin pasti akan muncul seperti biasanya, pada 1 jam pertama yang dipakai untuk belajar mandiri sebelum kelas dimulai.
Ada rasa khawatir yang terbesit dalam diri chan terhadap arin.
Apa yang dilakukannya sekarang?
Apa dia dalam bahaya?
Atau dia hanya pergi bekerja paruh waktu di the florist?
Baguslah jika dia hanya pergi ke toko bunga saja, tetapi bagaimana jika terjadi hal lain.
Semua itu memenuhi chan sampai mengganggu konsentrasi nya. Dan akhirnya chan memberanikan diri untuk mengirim pesan pada arin.
From : +000xxxxxx
Arin, ini aku chan.
Kau baik - baik saja?
Chaiden menunggu balasan sambil mengerjakan beberapa soal, dan tentu saja kesabaran dan keberanian nya itu tidak membuahkan hasil karena si cantik arin mengabaikan pesannya.
Sementara itu arin di seberang sana....
Ting!
Satu notifikasi dari ponselnya membuat Arin berhenti sejenak dari aktivitasnya. Ada apa gerangan batin nya...
"Sial, apa-apan dia!" gerutu arin.
"Dari mana dia mendapatkan nomorku."
Beberapa kata dari bedebah jangkung itu sudah cukup membuat arin untuk semakin tidak bersemangat. Sial!
Melihat itu bibi clark langsung mencoba mendekati arin dan bertanya sekilas lalu menyuruh gadis yang semakin murung itu untuk bekerja di dalam ruangan saja. Mungkin duri-duri tanaman ini sedikit menyakitinya pikir bibi clark.
Kebetulan bibi clark sudah mencabut banyak bunga sejak pagi tadi sehingga arin hanya bekerja di ruangan saja merapikan tangkai bunga pun tidak masalah.
......................
Tak terasa warna langit sudah berganti, Arin yang bekerja di ruangan sedari pagi tidak terlalu memperhatikan keadaan luar. Sehingga benar-benar tak terasa bahwa matahari murung itu sudah benar-benar terganti oleh sinar rembulan.
Semakin semangat nya arin karena ini adalah hari gajian! Ya ini adalah hari yang dinanti nanti oleh karyawan the florist.
Setelah menerima upah arin bergegas mengganti seragam kerja nya dengan seragam sekolah nya tadi pagi dan keluar toko dengan semangat. Dan ya saatnya berburu mantel.
Karena sekarang masih agak terlalu dini membeli mantel tentu harga mantel yang tersedia masih sedikit lebih murah dibanding membelinya saat musim dingin nanti.
Beli 2 saja cukup. Pikir Arin.
Benar saja setelah memilih 2 mantel yang berwarna coklat muda dan baby blue, arin segera mengambil nomor antrian kasir untuk membayar kedua mantelnya.
Ia menunggu di sofa yang disediakan sembari melihat-lihat orang lalu lalang.
"Apa ini rasanya membeli barang hasil kerja keras sendiri ya" batin arin yang puas dengan pencapaian nya.
Rasanya kegundahan yang dialaminya tadi pagi terbayar dengan malam ini, hingga tak terasa senyuman manis nan cerah terbentuk di wajahnya yang sudah cantik jelita itu.
Senyum itu tak bertahan lama sebab...
Siapa sangka bedebah jangkung chan juga berada di tempat yang sama dengannya.
Oh tidak! Tunggu.... Apa dia akan kemari tanya Arin dalam benaknya.
Melihat si jangkung itu yang semakin mendekat dan sorot matanya yang mengarah kepada arin, tentu saja dia akan menghampiri arin.
"Arin! Apa kau juga berbelanja?" sapa chaiden yang sedikit gugup namun justru sangat senang karena tak menyangka bisa melihat gadis yang sangat disukainya itu di pusat perbelanjaan yang sama dengan nya. Benar- benar kebetulan yang sempurna.
"Ya" balas arin singkat.
"Kau sendiri? Mengikuti ku ya?" tanya Arin tajam dan sedikit menjauhkan bahu nya.
Chaiden yang ditanyai secara curiga menjadi lebih gugup.
"oh ah itu..."
"ah ya sebenarnya aku kemari bersama ibu untuk membeli kemeja yang baru," Jelas chaiden meskipun sedikit gugup.
"Kemeja yang lebih tebal karena sekarang udara semakin dingin." sambung chaiden lagi untuk meluruskan kesalahpahaman arin.
Arin yang acuh tak acuh, segera ke kasir karena nomor antriannya yang dipanggil tak lama setelah itu.
Chaiden pun bergegas bersama ibunya memilih kemeja yang akan dibelinya. Tetapi hatinya tak tahan melihat arin yang usai dari kasir langsung keluar dari pusat perbelanjaan, sebab belum puas dia memandangi arin hari ini.
"Bu, ibu tau ukuran ku kan?" Tanya chaiden pada wanita paruh baya yang modis disebelahnya.
Belum sempat sempat ibunya menjawab chan langsung berlari tanpa jejak meninggalkan sang ibunda yang memilih kan kemeja untuknya. Kemana lagi dia pergi kalau bukan mengejar arin.
Arin yang sudah berada di luar sontak terkejut dengan perlakuan chan yang tiba-tiba menarik tangannya. Arin mendesis tajam tanda respon nya terhadap perlakuan chan.
Chaiden yang tidak terlalu memperdulikan balasan arin, langsung terang-terangan mengajak arin untuk makan malam bersama.
"Kau pasti lelah, ayo makan malam dengan ku!" ajak chan yang tentunya agak gugup namun tidak terlalu kelihatan. Mana pernah chan tidak gugup jika berdekatan dengan arin.
"Hei! Apa kau ingin memamerkan kekayaan mu lagi?" tanya arin dengan sorot mata yang memancarkan ketidaksukaan, sangat tidak suka.
"Sudah ku bilang, aku paling benci sama..."
Perkataan arin terputus saat chaiden mendadak menyambung kata-kata arin dengan sengaja.
"...orang kaya, terutama orang kaya seperti mu" sambung chaiden.
"Tetapi mau bagaimana lagi orang kaya ini suka sekali dengan mu, karena itu ayo makan malam bersama." ajak chaiden sekali lagi dan memberikan senyuman terbaik yang dimilikinya.
Entah dari mana keberanian muncul.
"Sudahlah lain kali saja." balas arin untuk mempersingkat waktu.
Sungguh arin sangat dan sangatlah muak berurusan dengan orang ini sekarang, apalagi sekarang sudah semakin berani dan terang-terangan kepadanya.
"Astagaa siapa anak cantik ini?"
Beberapa kata itu membuat arin dan chaiden menoleh kepada sang pemilik suara, yang tak lain dan tak bukan adalah ibu chaiden.
Ibu chaiden tanpa sadar langsung memandangi arin dengan sangat intens dan menyentuh wajah nya sesekali, karena parasnya yang sangat cantik terutama jika dibandingkan dengan orang biasa di sekitaran nya.
Hal ini tentunya membuat arin semakin tidak nyaman dan menepis kasar tangan wanita paruh baya itu membuat chaiden cukup terkejut dengan perlakuannya.
"Hentikan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Hanan Jkhan
Gak sia-sia!
2023-08-22
1