“Hei!”
Ujar seorang gadis kaku, membuat penghuni ruangan menoleh pada sumber suara. Gadis yang dikenal angkuh dan cuek itu mendadak menundukkan kepala memperlihatkan kerendahannya.
“Aku belum masuk ke kelompok mana pun di mata pelajaran sejarah, apa ada yang mau menerimaku?” tanya nya dengan nada yang memelas, berharap akan ada yang menerimanya. Tentu saja itu karena ibu rasining yang dikenal tidak toleran terhadap siswa-siswi yang melalaikan tugasnya.
Heran...
Penghuni kelas mendadak merasa ada yang aneh, kemana perginya keangkuhan gadis cuek dengan perawakan judes ini. Tentu saja biasanya kelompok Darren lah yang biasanya menawarkan terlebih dahulu untuk berada di kelompok yang sama, alasannya apalagi kalau bukan kecantikan arin.
Tetapi kini Arin diabaikan begitu saja, menimbulkan pertanyaan kecil di benak penghuni kelas.
“Ah ya tentu saja,” beberapa kata membuat arin menaikkan kembali pandangannya mencari sumber suara.
“Kau bisa bergabung dengan kami kelompok 2,” tambahnya lagi.
“Bagaimana jenichan? Apakah tidak masalah?” tanya lelaki yang hobi membuat humor itu kepada chaiden.
Chaiden yang gugup setengah mampus ingin sekali menghilang dari muka bumi ini.
“Ya, kenapa tidak.” jawab chaiden akhirnya untuk mengatasi rasa penasaran mereka.
Sebenarnya chaiden sangat senang karena akhirnya setelah sebulan bisa berada di grup yang sama dengan si cantik arin. Namun entah mengapa bukannya kesenangan justru malah chaiden gugup setengah mati.
Akhirnya Leonard, lelaki humoris yang barusan bertanya menenangkan chaiden dengan memberi isyarat untuk tidak gugup, tentu saja itu dibarengi dengan senyum iseng khas miliknya. Senyum iseng yang bertujuan menggoda kecil untuk chaiden karena berhasil sekelompok dengan sang pujaan hati.
“Baiklah terima kasih Leo dan Chaiden, aku akan berusaha keras.” balas arin menghargai keputusan leo yang sudah mau menerimanya.
Ada rasa lega dihatinya karena sudah berhasil mendapatkan kelompok untuk pelajaran sejarah, tetapi tetap ada sedikit perasaan tidak enak karena berada di kelompok yang sama dengan lelaki yang baru saja ditolaknya mentah-mentah.
Tidak tahu malu... pikir arin tentang dirinya.
“Cih, berusaha keras, omong kosong” ujar seorang gadis memulai gosip dengan circle nya.
“Darren yang terlalu baik mau menerima nya selama sebulan ini.” lanjutnya lagi yang menimbulkan kekesalan pada percakapan di grup mereka.
“Darren mengatakan sesuatu?” tanya salah satu dari mereka.
“Ya, tentu saja semuanya itu sangat sesuatu, hingga aku berpikir apa ada gadis yang lebih buruk darinya.” ujarnya penuh kebencian sambil menatap arin dari tempat duduknya.
Tidak lama pandangan mereka bertemu, ya pandangan gadis yang penuh kebencian itu dengan arin. Tatapan itu membuat penyakit angkuh arin kambuh kembali, membuat arin yang semula memelas, membalas dengan tatapan tajam yang merendahkan khas miliknya, menimbulkan kebencian yang ada semakin melekat dalam hati gadis itu.
......................
Jam makan siang membuat siswa-siswi berhamburan saling memacu menuju kantin, menebak-nebak menu apa yang akan dihidangkan siang ini, wah memikirkannya saja sudah membuat setitik air liur menetes.
Suasana kelas yang tadinya ricuh mendadak diselimuti kesunyian, suasana yang pas untuk tertidur pikir arin. Baru saja memejam mata sekian detik, suara berat penuh kelembutan membangunkannya.
“Arin” panggilnya lembut berusaha untuk tidak mengganggu ketenangan arin.
Sumber suara yang membuat arin mendongak kan kepala, tak lain dan tak bukan adalah milik chaiden. Arin hanya menatapnya menunggu apa tujuan lelaki ini mengajaknya berbicara.
Chaiden lalu memberikan dua lembar kertas HVS kepada gadis yang mematung di hadapannya.
“Bukan bermaksud mengatur mu, tetapi alih-alih tertidur membaca materi ini akan lebih baik untuk persiapan kelas sejarah nanti”
“Baiklah” terima arin lalu segera melihat isi dari tulisan di kertas itu.
Tak berapa lama kemudian leo dan beberapa temannya berlari menuju kelas 11-1, memberitahukan dengan mata berbinar bahwa ibu rasining berhalangan hadir.
Chaiden hanya mendesis kecil lalu kembali melanjutkan kegiatannya lagi. Tentu saja arin yang mendengar percakapan mereka merasa sedikit lega karena tidak berhadapan dengan guru sejarah yang cukup menyebalkan itu.
Hah kalau diingat-ingat, apa ya hmm...
Guru itu pernah terang-terangan menghina arin di depan kelas karena rok arin yang terlalu pendek, mengira bahwa itu disengaja dan dengan nada sedikit menggunjing mengartikan bahwa Arin hanyalah gadis rendahan yang mengandalkan wajah dan pakaian minim.
Padahal harga seragam baru yang sangat mahal lah yang mengurungkan niat arin untuk mengganti seragam lamanya yang sudah kependekan itu.
Tentu saja setelahnya arin langsung bergegas membeli seragam baru dengan uang pemberian ibu nya yang tidak ingin ia gunakan itu. Jujur momen itu agak mengiris hati, bohong jika dikatakan baik-baik saja. Meskipun sudah terbiasa dilabeli murahan tentu saja dalam hati yang terdalam jika diingat-ingat semuanya memuncak dan menimbulkan ledakan kesedihan.
Itulah yang akan terjadi jika kamu cantik namun miskin.
Orang akan berkumpul bagaikan lebah yang hinggap di kelopak bunga untuk mengambil keuntungan layaknya sari bunga yang bisa diambil dari dirimu dengan harga yang sudah ditentukan oleh mereka. Tetapi jika kamu menolak, tak tanggung-tanggung harga dirimu akan ditebas sejatuh jatuhnya meskipun sebelumnya sudah jauh lebih jatuh dari yang mereka buat.
Kecantikan memang akan memudar seiiring berjalannya waktu, namun...
Ingat, tidak ada yang tulus pada orang cantik, pasti akan ada saja yang diinginkannya dari padamu. Begitu sudah didapatkan mereka akan membuang mu kapan saja tanpa diduga dan tanpa persiapan apapun yang bisa kamu lakukan.
flashback on :
Ting!
Dering ponsel membuat arin spontan memeriksa ponselnya, melihat apakah pemberitahuan dari bunyi tersebut.
‘Darren’
Sekarang ada waktu? Datanglah kemari, aku traktir eskrim buah bit kesukaanmu sekaligus berdiskusi tentang materi sejarah besok.
Sherlock...
Usai melihat isi pesan tersebut Arin bergegas ke lokasi yang dibagikan oleh Darren. Arin menghela nafas melihat jam dan memastikan masih ada waktu satu setengah jam sebelum ke toko bunga. Setelah kejadian barusan membuat arin sedikit merasa bersalah karena mengucapkan kata-kata kasar pada seorang lelaki yang menyatakan perasaan dengan tulus.
Tulus? Entahlah, entah mengapa rasanya begitu, tapi arin tetap bersikeras bahwa tidak akan ada yang tulus padanya. Berpikir sejenak, entah mengapa terlintas darren dipikirannya, dikatakan baik juga, hm entahlah arin sendiri tidak mengerti arti kata ‘baik’ itu.
Namun sejauh ini darren sangat banyak membantunya, terutama pada saat pemilihan kelompok mata pelajaran, meskipun teman-teman kelas mengatakan bahwa darren begitu lagi-lagi karena wajah arin, tentu saja tidak.
Setidaknya begitulah perasaan Arin tentangnya, karena itu sekarang tanpa ragu arin menemuinya di lokasi yang bahkan sangat tidak familiar baginya.
Ada kata-kata eskrim buah bit dan bersama darren, sudah pasti ini akan menjadi hari yang baik pikir arin, usai menolak bedebah kaya raya yang jangkung di belakang sekolah.
“Kau sudah sampai?”
Pertanyaan sekaligus sapaan darren kepada arin yang terlihat mencari-cari keberadaan nya. Tidak lupa eskrim buah bit yang sudah sedikit meleleh karena teriknya cuaca. Darren segera memberikan eskrim itu kepada arin sebagai pelepas dahaga di cuaca yang membakar ini.
Darren berjalan, diikuti oleh arin hingga tiba di sudut gang, disusul oleh perasaan arin yang semakin tidak nyaman, bahkan enggan rasanya menikmati eskrim dengan rasa favoritnya itu.
“Cium aku!”
2 kata dari darren berhasil membuat arin terkejut setengah mati, ini bukan seperti darren yang biasanya. Arin yang ragu- ragu segera melangkah menjauh, namun dengan sigap darren menahannya, mencengkram tangan arin cukup kuat yang berusaha dilepas.
Namun tentu saja tenaga arin tidak bisa menandingi cengkraman kasar dari darren.
“Kubilang cium aku, atau haruskah kulakukan secara paksa?” tambah lelaki gila itu lagi sembari menguatkan cengkeraman nya.
"Kutarik kembali ucapan ku yang mengatakan tidak ada yang benar-benar tulus kecuali darren"
"Justru malah bedebah ini yang terburuk, bahkan lebih buruk dari pada bedebah jangkung barusan"
"Semua orang kaya memang benar-benar sudah gila"
"Tolong aku, siapa saja..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments