Istri Lusuh Yang Kau Abaikan
"Zafian, kamu jadi atau tidak untuk menceraikan istri lusuh kamu itu?" tanya Widya ibunya Zafian dengan nada nyaring.
Widya ingin anaknya segera menceraikan istrinya yang bernama Elizia. Dia malu jika mempunyai menantu miskin dan lusuh seperti Elizia. Sehingga dimatanya menantunya hanya akan menjadi parasit yang membawa dampak buruk bagi keluarganya.
"Jadi dong, Ma. Zafian sudah menemukan cinta lama yang sempat hilang dan sekarang dia sudah kembali walau dia menyandang status janda tetapi dia wanita dari keluarga kaya, cantik dan ideal." Zafian sudah bertekad untuk menceraikan Elizia gadis yatim piatu dari Panti Asuhan.
Degh!
Tanpa sepengetahuan dari mereka, percakapan tersebut terdengar oleh Elizia di balik pintu.
Elizia kini hatinya terasa bagai ditusuk paku yang tajam. Dia tidak menyangka suami yang dia hormati dan dia anggap sholeh, ternyata hatinya lebih busuk dari sampah.
"Elisia sedang apa kamu? Kamu nguping ya? Dasar perempuan lusuh tidak tahu adab," cibir kakak ipar Elizia yang bernama Sinta. Sejak pertama kali menikah dengan Zafian, Sinta tidak menyukai Elizia, karena di mata Sinta, Elizia adalah gadis lusuh dan miskin yang sangat merugikan keluarga tersebut.
"Aku tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka, Mbak, karena Kebetulan tadi rencananya mau membersihkan ruang keluarga tetapi tidak jadi." Elizia mencoba tenang dan kalem menghadapi keluarga tersebut. Sementara dia akan berpura-pura polos dan mengikuti permainan mereka.
"Halah, jangan ngeles deh, aku lihat dengan mata kepala sendiri kalau kamu sedang nguping!" Sinta terus menuduh Elizia nguping dan suaranya nyaring hingga terdengar oleh Zafian dan ibunya.
"Ada apa sih ribut-ribut! Seperti pasar saja!" ujar Widya ibunya Zafian.
"Ini Ma, Elizia menguping pembicaraan Mama dan Zafian, tetapi masih mengelak." Sinta menunjuk ke arah Elizia yang masih berdiri tidak jauh dari daun pintu dengan raut wajah ketus.
"Elizia, benarkah kamu menguping pembicaraan kami?" tanya Zafian dengan muka memerah pertanda dia tidak senang jika Elizia menguping.
"Saya tidak sengaja mendengar kalian berbincang. Mas, apa benar kamu akan menceraikan aku?" tanya Elizia seketika. Dia tidak mau dihantui oleh bayang-bayang yang tidak pasti. Dia akan menerima dengan ikhlas jika dia diceraikan oleh suaminya 'Zafian'. Dia lebih memilih pergi dan mencari kehidupan yang mungkin lebih tenang dan bahagia.
"Kamu tuli ya Elizila, sudah jelas kamu mendengar percakapan tadi, bahwa kamu akan diceraikan dan menjadi mantan istri karena kamu di sini hanya akan menjadi parasit yang merugikan keluarga kami. Zafian akan menikah dengan mantan kekasihnya yang lebih kaya, berpendidikan tinggi dan yang pastinya cantik tidak seperti kamu lusuh dan berbau dapur!" ucap Sinta kakak kandung Zafian dengan nada menghina.
Elizia kini hanya diam tidak membalas hinaan dari Sinta, kakak iparnya. Suatu saat nanti dia akan membalas hinaan tersebut dengan cara yang anggun dan elegan. Sekarang, dia tidak mau menambah masalah karena hanya akan menghambat rencananya.
"Mas, apakah yang dikatakan Mbak Sinta itu benar?" Elizia mengulang perkataannya, karena sang suami belum menjawab pertanyaannya. Dia lebih memilih bertanya langsung kepada suaminya agar pasti. Namun, ternyata Zafian diam dan mudah terpengaruh dengan Sinta dan ibu mertuanya.
Selama setahun berumah tangga, Elizia sudah berusaha menjadi menantu yang terbaik. Dia selalu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sendirian di rumah yang lumayan besar seperti memasak, mengepel lantai, mencuci dan menggosok pakaian ibu mertua dan suaminya.
Makan saja dia hanya memakan sisa-sisa dari ibu mertua dan suaminya. Dia merasa kehidupan di Panti Asuhan lebih baik dari pada hidup bersama suami yang seperti di neraka.
Terlebih, semua pengorbanan Elizia selalu tidak dianggap bahkan kakak iparnya yang sudah menikah selalu mengganggu rumah tangganya dengan Zafian. Sering sekali dia meminta uang kepada Zafian untuk berfoya-foya membeli barang-barang 'branded' masa kini. Dalam satu bulan, Elizia hanya diberi uang tiga ratus ribu oleh suaminya dan harus dicukup-cukupkan. Sehingga dia tidak pernah dandan dan berpakaian daster lusuh pemberian dari ibu Panti.
Gaji dari suaminya yang bekerja sebagai Manajer, sebagian besar diberikan kepada ibu mertua dan kakak iparnya. Sungguh malang nasib Elizia.
Beberapa menit kemudian, ayah mertua Elizia mendekati perdebatan keluarga mereka seraya berkata,
"Zafian, kamu sebagai laki-laki dewasa harus tegas karena ini adalah rumah tanggamu! Jangan hanya karena sebuah hasutan kamu rela membuat hati istrimu hancur berantakan. Ayah hanya mengingatkan sebelum kamu menyesal."
Ayah mertua menyela untuk berbicara, dan mengingatkan Zafian. Ayah mertuanya adalah satu-satunya orang yang selama ini menghargai dan menerima Elizia dengan baik.
"Ayah kok membela wanita lusuh ini, apa sih kelebihan dia. Cari uang banyak saja tidak bisa. Buang saja ke tong sampah, yah!" Sinta merasa dongkol jika ayahnya berpihak kepada Elizia. Sinta lalu menatap Elizia dengan tatapan benci yang tiada terkira.
Elizia masih terdiam dan berusaha mengelus dada. Setiap manusia mempunyai batas kesabaran. Selama ini dia selalu diam dan mengalah ketika dihina dan diperlakukan seperti budak. Saat ini dia harus menjadi dirinya kembali. Dia harus tegas dan tidak boleh cengeng. Dia yakin suatu saat nanti, dia bisa membalas perbuatan keluarga suaminya yang kelewat batas.
"Ayah tidak membela, Ayah sebagai kepala keluarga harus bisa mendidik keluarganya dengan benar dan tidak boleh ada pilih kasih dan ada yang terdzolimi. Saya minta kepada Mama dan kamu Sinta jangan mencampuri urusan Elizia dan Zafian! Mereka sudah dewasa dan berhak memutuskan hubungan mereka sendiri," ungkap Sujono ayah Zafian yang berkata bijak.
"Yah, jangan melarang Zafian untuk menceraikan menantu kesayangan ayah itu! Karena kita akan segera mempunyai menantu idaman yang kaya raya tidak seperti Elizia hanya gadis miskin yang bikin malu keluarga kita." Ibu Mertua dengan nada sinis menggerutu jika suaminya berpihak kepada Elizia.
"Benar kata Mama. Ayah harus mendukung kita, jangan sampai keluarga kita dipermalukan oleh orang lain hanya karena wanita miskin itu" Sinta menyahut kembali. Tidak mau kalah dengan mamanya yang selalu menyudutkan Elizia.
"Sudah, cukup! Jika kalian tidak menerima saya di keluarga ini saya akan pergi sekarang juga! Mas cepat katakan talak untukku! Jangan hanya diam yang akan membuat aku semakin pilu!" Dengan mata berkaca-kaca Elizia dengan lantang menyuruh suaminya untuk menjatuhkan talak kepadanya supaya kericuhan mereda.
Tidak ada artinya Elizia mempertahankan pernikahannya lagi, toh suaminya sudah tidak mencintainya lagi, ditambah ibu mertua dan kakak iparnya selalu berusaha membuat rumah tangganya hancur.
"Zafian! Istri lusuh kamu menantang kamu untuk segera menjatuhkan talak. Ayo cepat katakan! Sebentar lagi kamu akan menikahi Rihana mantan kekasihmu yang kamu dambakan sejak dulu." Sinta mendesak Zafian untuk segera mengatakan talak kepada Elizia.
"Sinta, perkara miskin itu bukanlah hina selama dia baik dan patuh kepada suaminya. Kamu 'kan sudah mempunyai suami, jadi kamu urus saja suami kamu dengan benar! Jangan ikut campur dengan kehidupan rumah tangga orang lain. Perceraian itu sangat dibenci Tuhan. Jadi jangan sembarangan untuk menyuruh orang lain untuk menjatuhkan talak."
Suami dari Widya menyela kembali dan bersikeras untuk mempertahankan pernikahan Elizia dan Zafian anaknya.
Tok, tok, tok!
Terdengar ketukan pintu pertanda ada seorang tamu. Kemudian Sinta berjalan ke arah pintu dan mulai membukanya.
"Rihana? Waduh kamu bawa mobil mewah, ya? Mari silakan masuk." Tamu tersebut adalah Rihana. Janda muda yang sudah bercerai dengan suaminya karena pertengkaran masalah sepele. Sinta takjub melihat calon Zafian membawa mobil mewah. Karene di benaknya hartalah yang paling utama.
Kini Rihana sengaja datang ke rumah keluarga pak Sujono karena ingin bertemu dengan mantan kekasihnya Zafian. Dia tidak mempunyai urat malu sedikit pun karena kekasih yang dicintai sudah menyandang status sebagai suami orang.
"Iya. Itu mobil baru yang saya beli kemarin saat omset pabrik papaku sedang melejit pesat." Dengan bangganya Rihana pamer kekayaan.
"Wah keren. Kamu mau bertemu dengan Zafian ya?" tanya Sinta kepada Rihana.
"Benar. Hai sayang, Bagaimana kabar kamu? Aku kangen nih?" Dengan manja Rihana bertanya tentang kabar Zafian dan berjalan mendekatinya seraya memeluk Zafian dengan mesra. Dia tidak menghiraukan bahwa disitu terdapat istri Zafian yang menahan luka membara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Uthie
Awal yg menarik 👍😁
2023-07-16
1
EuRo
sesak bacanya. mertuanya jahat banget
2023-07-10
0
Nofel Cerita nofel
emang kebanyakan manusia tax bermoral
2023-07-05
0