Sang Malaikat Penyelamat

Di siang hari tepatnya setelah waktu dzuhur, masih terjadi percakapan antara Hamzah dan Elizia di sebuah kafe dekat dengan masjid besar di salah satu kota.

"Elizia, sekarang kamu mau pergi ke mana?" tanya Hamzah karena penasaran dan ingin mengetahui ke mana arah tujuan wanita malang tersebut.

"Sebenarnya aku ingin pulang ke rumah peninggalan almarhum orang tuaku di kampung, tetapi di sana pasti sulit mencari pekerjaan. Jika aku di sini mencari kontrakan dan bekerja, aku hanya mempunyai uang sedikit, saya bingung?" jawab Elizia yang merasa bimbang hatinya.

Elizia bingung, dia ingin bekerja di kota supaya mendapat penghasilan sendiri tetapi dia tidak punya uang banyak dan tidak mempunyai sanak saudara yang dekat dengan wilayah yang dia pijaki sekarang.

"Elizia, saya sangat prihatin dengan kemalangan kamu. Begini saja, sementara kamu tinggal di rumah nenekku karena beliau tinggal di rumah yang lumayan besar tetapi sendirian. Kamu bisa menjadi teman curhat nenekku. Kemudian nanti kamu bisa bekerja di perusahaan milikku sebagai admin kantor. Kebetulan sedang membutuhkan tenaga admin. Saya kira kamu menguasai pekerjaan itu karena kamu lulusan "Akutansi Perkantoran" 'kan?"

Akhirnya Hamzah memberikan solusi pada masalah Elizia. Mungkin dia ditakdirkan menjadi malaikat penyelamat Elizia.

"Iya. Saya lulusan SMA jurusan Akutansi Perkantoran. Tetapi aku tidak enak dengan orang tua kamu jika aku tinggal bersama nenek kamu, secara aku bukan dari anggota keluargamu," jawab Elizia dengan rasa canggung karena dia tidak mau menjadi beban orang lain.

Dulu setelah Elizia menikah denagn mantan suaminya, dia ingin melamar pekerjaan di Pt atau pun perusahaan di bidang Adminstrasi Perkantoran namun hal tersebut terhalang oleh pekerjaan rumah yang tiada habisnya.

Mantan ibu mertua dan mantan kakak iparnya selalu menyuruh Elizia untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sampai malam hari belum kelar. Dia menyesal menerima pinangan dari Zafian. Kini Elizia sudah berusia 23 tahun. Menikah dengan Zafian selama satu tahun dan belum mempunyai keturunan.

"Tenang saja, ibu dan ayahku orangnya baik kok. Mereka tidak memandang status sosial dalam menilai seseorang," tutur Hamzah memberikan penjelasan kepada Elizia mengenai karakter orang tuanya.

Hamzah, seorang CEO 'JAYA GROUP' yang mengelola industri properti rumah tangga yang terkenal sampai di negara tetangga. Dia pemuda yang masih bujang berumur 28 tahun. Fatimah adalah nama ibunya dan Fauzan adalah nama ayahnya. Mereka memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.

Walaupun keluarga Hamzah bergelimang harta tetapi mereka tidak sombong karena mereka hidup dalam lingkup pendidikan agama yang kental. Selain itu, keluarga Hamzah mempunyai beberapa cabang Pondok Pesantren di berbagai daerah di Indonesia.

"Baiklah kalau keluaraga kamu tidak keberatan, aku berkenan tinggal bersama nenek kamu," ucap Elizia. Dia tidak punya pilihan lain untuk menolak tawaran dari Hamzah, teman masa kecilnya dulu.

"Sip. Kita beruntung bisa dipertemukan kembali setelah sekian lama kita saling tak jumpa. Oh. Iya. Kamu aku traktir makan, yuk?" Hamzah memberikan tawaran mentraktir Elizia karena dia terlihat pucat dan kurus.

"Oke. Kebetulan perutku sudah kerencongan, nih," jawab Elizia yang berkata jujur.

"Ini menu masakannya, kamu mau pesan apa? Jika sudah memilih akan segera saya pesankan." Hamzah menyodorkan menu masakan dan minuman kepada Elizia.

"Aku pesan soto ayam satu porsi dan air putih hangat," jawab Elizia yang telah memilih menu masakan dan minuman.

"Hanya itu 'kah makanan yang kamu pesan?" tanya Hamzah untuk memastikan.

"Iya. Itu saja," jawab Elizia datar.

"Aku akan segera memesan menu yang sudah kita pesan. Kamu tunggu di sini dulu."

Hamzah lalu berjalan menuju 'Stand' kafe dan mulai memesan menu yang telah dipilih. Setelah selesai memesan, dia kembali ke bangku tempat di mana dia duduk.

Tidak lama pesanan datang dan mereka segera menyantap hidangan tersebut. Dengan lahap Elizia dan Hamzah memakan soto tersebut sampai habis tidak tersisa.

Baru kali ini Elizia makan di luar karena saat menikah dulu, Zafian mantan suaminya tidak pernah mengajak Elizia untuk sekedar makan bareng di sebuah tempat makan. Elizia selalu memasak sendiri di rumah. Itu pun masakan yang enak-enak di makan oleh ibu mertua dan mantan suaminya. Dia hanya memakan sisa-sisa masakan dari mereka.

"Elizia, kalau sotonya kurang nanti saya pesankan kembali. Jangan sungkan denganku," ujar Hamzah yang iba melihat wanita bermata lentik tersebut.

Di mata Hamzah, walaupun Elizia pucat dan kurus, namun gurat pesona kecantikannya tidak pudar tergambarkan dengan alisnya yang lentik.

"Sudah cukup, Mas. Terima kasih sudah mentraktir makan saya sehingga saya belum bisa membalas kebaikan Anda." Elizia merasa berhutang budi kepada Hamzah.

"Sama-sama. Kamu jangan menganggap diriku seperti orang asing. Dulu ketika masih kecil hubungan pertemanan kita sangat dekat. Anggaplah aku seperti yang dulu," ucap Hamzah sambil memberikan seulas senyum kepada Elizia.

"Hehe. Baik, Mas. Aku ingat saat kecil dulu aku menangis karena aku selalu kalah dalam permainan petak umpet dengan kamu." Elizia menceritakan kisah singkat masa kecilnya sehingga membuatnya bisa tersenyum kembali.

"Nah, gitu dong, senyum. Jangan sedih lagi! Yuk, aku antar ke rumah nenekku sekarang keburu sore."

Lalu Hamzah segera berjalan menuju kasir untuk membayar masakan dan minuman yang dia pesan. Setelah selesai bertransaksi, Hamzah mengajak Elizia untuk menuju mobilnya.

Di tengah perjalanan menuju mobilnya, Elizia berpapasan dengan Zafian dan Rihana. Mereka turun dari mobil milik Rihana dan berjalan menuju ke arah Elizia. Kebetulan Hamzah sudah berada di mobilnya. Elizia tidak mau jika Zafian dan Rihana melihat Hamzah.

"Wanita lusuh? Ngapain kamu di sini? Oh, habis ngemis di kafe untuk memelas makanan, ya?" tanya Rihana kepada Elizia dengan nada menghina.

Dari jarak jauh Hamzah melihat kejadian itu namun, dia tidak boleh gegabah untuk muncul di antara mereka. Hamzah ingin mengetahui seberapa jauh Fauzan dan selingkuhannya menghujat Elizia.

"Jaga mulut berbisamu, wanita ular! Aku tidak seperti yang kau pikirkan!" ucap Elizia dengan lantang kepada Rihana.

"Halah, jangan sok belagu deh. Bilang saja iya. Kamu malu 'kan mengakuinya?" Rihana masih menghina Elizia. Namun Elizia tidak terpancing emosi.

"Terserah Anda mau berkata apa! Jangan urusi urusan saya! urusi saja selingkuhan kamu yang matre itu!" Nada tegas terucap dari Elizia. Dia tidak mau lagi ditindas oleh orang-orang 'toxic' seperti mereka.

"Apa kamu bilang? Aku matre? Kamu saja yang miskin tapi belagu. Untung saja aku cepat menceraikan kamu. Jika tidak, aku akan sengsara dengan wanita miskin seperti kamu!"

Zafian sudah tersihir oleh dunia yang menipunya, sehingga wanita mutiara yang seharusnya dia pertahankan malah dihina dan ditelantarkan.

"Iya, Tuan Zafian. Anda matre sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk," ucap Elizia memberi pencerahan kepada mantan suaminya.

"Halah, bilang saja kamu iri dengan hubunganku dengan mas Zafian yang ganteng ini 'kan?" cecar Rihana yang pamer Zafian kepada Elizia.

"Cih, makan tuh bekas orang. Barang bekas saja dibanggakan." Elizia lalu membalas kata-kata yang pedas dan membuat Rihana semakin memanas.

"Heh, kamu menghinaku, ya? Awas saja kehidupanmu akan aku hancurkan!" Bentak Rihana dengan penuh emosi.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

iya betul thor buat elizia melawan
mantapppp

2023-07-11

0

Warijah Warijah

Warijah Warijah

Good job Alezia...memang sdh sepantasnya bangkit dr keterpurukan selama bersama keluarga mantan suaminya.

2023-07-03

0

Nina Har

Nina Har

bagus,balas tuh si jalang.jngn mau di tindas, lanjut thooor

2023-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Elizia Dihina Keluarga Sang Suami
2 Terucap Kata Talak
3 Sang Malaikat Penyelamat
4 Sampai di Rumah Nenek
5 Tetangga Julid
6 Kecerobohan Widya
7 Bertemu Sang Ceo
8 Hasil Ujian Tes Keahlian Kerja Elizia
9 Elizia Pergi ke Rumah Mantan Suaminya
10 Elizia Menanda Tangani Sebuah Surat
11 Ada Yang Cemburu
12 Elizia Kondangan
13 Acara Yang Kacau
14 Elizia Dikerjain
15 Pergi ke Butik
16 Penyesalan Zafian
17 Menghadiri Acara Resepsi Keluarga Widya
18 Pergi Ke Mini Market
19 Zafian Mencari Kediaman Elizia
20 Rihana Mencari Zafian di Rumah Nenek Rumi
21 Rihana Berulah
22 Cinta Buta Zafian kepada Elizia
23 Rayuan Maut Rihana
24 Widya Menerima Undangan
25 Rencana Kejam Zafian di Acara Resepsi Elizia
26 Malam Pertama
27 Zora Kondangan di Rumah Keluarga Hamzah
28 Zora Terkena Getahnya Sendiri
29 Rasa Cemburu di Hati Elizia
30 Antara Cemburu Dan Cinta
31 Rihana Ngidam
32 Annisa Memberi Sesuatu Kepada Hamzah
33 Tragedi di Rumah Sakit
34 Frustasi
35 Tragedi di Jembatan Sepi
36 Dendam Membara
37 Terdengar Suara Barang Pecah
38 Elizia Terkejut
39 Kejadian di Rumah
40 Tragedi di Rumah Duka
41 Tragedi Cinta Buta Annisa
42 Tragedi di Balik Acara Yasinan
43 Mengungkap Kebenaran
44 Pagi Hari Yang Mengejutkan
45 Kecelakaan Yang Tidak Terduga
46 Dokter Misterius
47 Hati Hamzah Yang Dilanda Cemburu
48 Kotak Misterius
49 Tamu Yang Mengejutkan
50 Telepon Darurat
51 Siasat Hamzah
52 Baby Sitter Aneh
53 Di balik Wajah Kalem
54 Di antara Bahagia dan Duka
55 Mencari Perhatian
56 Diam-diam Menghanyutkan
57 Rencana Jitu Seorang Yang Bernama Siti
58 Menyusun Rencana
59 Pengakuan Siti
60 Mengungkap Fakta
61 Di peternakan
62 Misteri di Bukit Peternakan
63 Acara Aqiqah
64 Sebuah Keikhlasan
65 Pria Bertato
66 Pria Jangkung
67 Bingkisan Yang Membuat Terpana
68 Nomor Asing
69 Di depan Perusahaan Yang Mencekam
70 Tangisan Aslam
71 Bocah Unik
72 Kejadian di Taman
73 Jangan Pergi Teman!
74 Saat Terik Panas
75 Hati Yang Gundah
76 Di mana Aslam?
77 Rumah Misterius
78 Kecerdasan Aslam
79 Ketika Pulang
80 Berdebar-debar
81 Saat di Tikungan
82 Antara Kesetiaan dan Kemanusiaan
83 Tragedi Sina
84 Hati Yang Kacau
85 Rumah Tangga Yang Hancur
86 Keputusan Yang Tidak Bisa Diganggu Gugat
87 Petaka Bertemu Mantan
88 Tak Sadarkan Diri
89 Hilang
90 Merasa Malu
91 Akhir Dari Sebuah Derita Rumah Tangga Elizia
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Elizia Dihina Keluarga Sang Suami
2
Terucap Kata Talak
3
Sang Malaikat Penyelamat
4
Sampai di Rumah Nenek
5
Tetangga Julid
6
Kecerobohan Widya
7
Bertemu Sang Ceo
8
Hasil Ujian Tes Keahlian Kerja Elizia
9
Elizia Pergi ke Rumah Mantan Suaminya
10
Elizia Menanda Tangani Sebuah Surat
11
Ada Yang Cemburu
12
Elizia Kondangan
13
Acara Yang Kacau
14
Elizia Dikerjain
15
Pergi ke Butik
16
Penyesalan Zafian
17
Menghadiri Acara Resepsi Keluarga Widya
18
Pergi Ke Mini Market
19
Zafian Mencari Kediaman Elizia
20
Rihana Mencari Zafian di Rumah Nenek Rumi
21
Rihana Berulah
22
Cinta Buta Zafian kepada Elizia
23
Rayuan Maut Rihana
24
Widya Menerima Undangan
25
Rencana Kejam Zafian di Acara Resepsi Elizia
26
Malam Pertama
27
Zora Kondangan di Rumah Keluarga Hamzah
28
Zora Terkena Getahnya Sendiri
29
Rasa Cemburu di Hati Elizia
30
Antara Cemburu Dan Cinta
31
Rihana Ngidam
32
Annisa Memberi Sesuatu Kepada Hamzah
33
Tragedi di Rumah Sakit
34
Frustasi
35
Tragedi di Jembatan Sepi
36
Dendam Membara
37
Terdengar Suara Barang Pecah
38
Elizia Terkejut
39
Kejadian di Rumah
40
Tragedi di Rumah Duka
41
Tragedi Cinta Buta Annisa
42
Tragedi di Balik Acara Yasinan
43
Mengungkap Kebenaran
44
Pagi Hari Yang Mengejutkan
45
Kecelakaan Yang Tidak Terduga
46
Dokter Misterius
47
Hati Hamzah Yang Dilanda Cemburu
48
Kotak Misterius
49
Tamu Yang Mengejutkan
50
Telepon Darurat
51
Siasat Hamzah
52
Baby Sitter Aneh
53
Di balik Wajah Kalem
54
Di antara Bahagia dan Duka
55
Mencari Perhatian
56
Diam-diam Menghanyutkan
57
Rencana Jitu Seorang Yang Bernama Siti
58
Menyusun Rencana
59
Pengakuan Siti
60
Mengungkap Fakta
61
Di peternakan
62
Misteri di Bukit Peternakan
63
Acara Aqiqah
64
Sebuah Keikhlasan
65
Pria Bertato
66
Pria Jangkung
67
Bingkisan Yang Membuat Terpana
68
Nomor Asing
69
Di depan Perusahaan Yang Mencekam
70
Tangisan Aslam
71
Bocah Unik
72
Kejadian di Taman
73
Jangan Pergi Teman!
74
Saat Terik Panas
75
Hati Yang Gundah
76
Di mana Aslam?
77
Rumah Misterius
78
Kecerdasan Aslam
79
Ketika Pulang
80
Berdebar-debar
81
Saat di Tikungan
82
Antara Kesetiaan dan Kemanusiaan
83
Tragedi Sina
84
Hati Yang Kacau
85
Rumah Tangga Yang Hancur
86
Keputusan Yang Tidak Bisa Diganggu Gugat
87
Petaka Bertemu Mantan
88
Tak Sadarkan Diri
89
Hilang
90
Merasa Malu
91
Akhir Dari Sebuah Derita Rumah Tangga Elizia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!