"Hancurkan saja karena saya tidak takut!" ucap Elizia dengan tegas dengan mata yang membola ke arah Rihana.
"Awas kamu pokoknya! Sudah miskin, sombong lagi." Rihana menuding Elizia dengan tangan karena marah.
"Sayang, sudah dong. Jangan diladenin terus wanita seperti dia. Yuk kita segera ke kafe. Mas sudah lapar nih. Di rumah 'kan kamu gak bisa masak." Zafian merengek kepada Rihana untuk cepat-cepat ke kafe karena dia sudah kelaparan.
"Oke, Sayang. Maaf ya Mas, kalau aku tidak bisa masak tapi 'kan kalau soal ranjang, Rihana nomor satu." Rihana menampakkan sikap manja di depan Elizia agar dia semakin cemburu.
"Iya. Deh. Makanya Mas pilih kamu karena kamu sangat 'hot' kalau soal itu," jawab Zafian sambil mengerlingkan mata nakal ke arah Rihana.
Elizia tidak sengaja mematung dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sekilas hatinya terasa teriris namun dia berusaha menutupinya dan melenggang pergi untuk menuju mobil Hamzah karena sudah lama dia menunggu.
Beberapa menit kemudian, Elizia masuk ke dalam mobil Hamzah.
"Maaf, Mas nunggu saya lama ya?" Elizia merasa tidak enak kepada Hamzah karena dia lama ke mobil miliknya.
"Tidak lama kok. Kamu bertemu mantan suami kamu ya? Dia terus menghinamu, Elizia. Kita harus membalas semua perbuatan mereka agar mereka tahu bahwa kamu pantas untuk diperjuangkan." Hamzah tidak terima jika Elizia direndahkan oleh orang-orang 'toxic' seperti Zafian dan Rihana.
"Sudahlah Mas, nanti saja bahasnya kalau kita sudah sampai. Ini jadi ke rumah nenek kamu 'kan?" tanya Elizia tiba-tiba.
"Iya." Tidak lama Hamzah menyalakan mesin mobilnya dan segera tancap gas.
Lima belas menit berkendara, akhirnya mereka sampai di halaman rumah neneknya yang sangat luas. Di situ terdapat pohon buah-buahan beraneka ragam. Dan bangunan rumah neneknya Hamzah terlihat kuno namun masih terawat dan bersih. Seperti rumah jaman kerajaan jaman dahulu.
Hamzah lalu segera mematikan mesin mobil dan segera turun dari mobil diikuti dengan Elizia.
Mereka berjalan ke arah pintu rumah nenek Hamzah. Lalu Hamzah mulai memencet bel rumah neneknya sampai tiga kali. Tidak lama pintu pun terbuka. Dan terlihat neneknya Hamzah membuka pintu rumahnya. Seketika Elizia terkejut melihat nenek itu karena dia memakai kaca mata tebal dan besar.
"Hamzah, cucu Nenek datang, ya? Loh bawa teman? Ayo silakan masuk." Neneknya Hamzah kegirangan melihat cucunya datang.
Lalu mereka masuk ke ruang tamu dan mulai duduk di sofa. Nenek berjalan ke belakang untuk membuatkan minuman untuk tamunya. Beberapa menit kemudian, nenek muncul dan membawa tiga gelas teh manis dan beberapa camilan dan makanan jawa seperti wajik, juadah dan rengginang.
"Silakan dicicipi camilannya. Ini asli buatan nenek lho?" Nenek itu menyuruh tamunya untuk mencicipi makanan yang telah disuguhkan.
"Iya. Terima kasih, Nek," jawab Elizia sambil tertunduk.
"Nek, perkenalkan ini Elizia teman masa kecil yang pernah Hamzah ceritakan kepada Nenek. Hari ini dia mengalami nasib yang malang, dia diceraikan oleh suaminya karena berselingkuh dengan mantan pacarnya dulu. Jika Nenek berkenan, Elizia akan tinggal bersama Nenek."
Hamzah memberi penjelasan kepada neneknya tentang masalah yang menimpa Elizia sambil duduk di sofa dan menyesap teh.
"Kasihan sekali kamu, Nak. Padahal kamu cantik dan berjilbab, sayang jika suami kamu membuang kamu. Mulai sekarang kamu boleh tinggal di sini karena Nenek juga butuh teman.
Anggap saja Nenek adalah keluarga kamu." Nenek Hamzah setuju jika tinggal bersama dengan Elizia karena nenek juga merasa kesepian.
"Terima kasih, Nek. Saya merasa berhutang budi dengan Nenek dan Mas Hamzah, karena telah memberi tumpangan kepada saya." Seketika mata Elizia mulai berkaca-kaca.
"Sama-sama, Nak. Sesama manusia sebaiknya harus saling tolong menolong. Yasudah jika kamu lelah kamu bisa istirahat. Ayo saya tunjukan kamar untuk Kamu!" Nenek berdiri dan mengajak Elizia menunjukakan kamar untuk ditempati oleh Elizia.
"Baik." Elizia mengekor nenek tersebut dan tidak lama mereka sampai di ruangan yang dituju.
"Ini, kamar untuk kamu. Semoga kamu nyaman tinggal di sini. Barang-barang kamu bisa diletakkan di lemari itu, Nak." Nenek mulai membuka jendela kamar tersebut di luar jendela terdapat tanaman hias yang beraneka warna yang membuat udaranya menjadi asri.
"Kamarnya bagus, Nek. Terima kasih. Oh. Ya, kita belum kenalan, ya? Nama Nenek siapa?" Elizia mulai mengeluarkan pakaian-pakaiannya ke dalam lemari dan mulai menatanya.
"Nama saya Ruminah. Panggil saja Rumi." Nenek itu memberitahukan namanya kepada Elizia sambil melihat arah luar jendela.
"Saya Elizia, Nek." Elizia memperkenalkan diri kepada Nenek.
"Iya, saya sudah tahu nama kamu. Hamzah cucu Nenek sering menceritakan tentang kamu. Dia sangat mengagumi kamu. Nenek ke pasar dulu karena stok bahan masakan di kulkas menipis. Kamu istirahat saja!" Nenek yang sedang menatap arah luar jendela mulai teringat bahwa stok masakan menipis.
Degh!
Elizia merasa berdesir hatinya karena nenek berkata bahwa Hamzah mengagumi dia.
"Nek. Saya ikut ke pasar boleh? Kasihan kalau nenek berjalan sendirian." Elizia telah selesai menata barangnya lalu meminta untuk menemani nenek Rumi ke pasar.
"Ayo silakan. Pasarnya tidak jauh kok dari perumahan." Nenek lalu berjalan ke luar kamar yang ditempati Elizia lalu menemui Hamzah yang sedang melihat-lihat lukisan di dinding rumah neneknya.
"Nenek. Hamzah pamit untuk segera mempersiapkan diri ke kantor. Semoga Nenek senang tinggal bersama Elizia. Kalau ada apa-apa bisa telepon Hamzah." Hamzah berpamitan dengan neneknya untuk segera pergi ke kantornya.
"Iya, Nenek senang kok punya teman seperti Elizia. Ini rencananya kami mau ke pasar yang dekat dengan komplek karena stok bahan masakan di kulkas menipis." Nenek Rumi memberi tahu jika dia akan pergi ke pasar bersama Elizia.
"Iya. Elizia, aku titip Nenek, ya? Kamu hati-hati di sini ya. Kapan-kapan aku akan ke sini lagi." ucap Hamzah yang bersiap-siap untuk pergi.
"Siap!" jawab Elizia dengam singkat dan tegas.
Lalu pemuda tampan beralis tebal itu mulai melenggang pergi untuk pergi ke kantor.
"Ayo, Nak. Kita segera ke pasar." Lalu nenek itu menggandeng tangan Elizia untuk berjalan menuju pasar tradisional
"Iya. Nenek jalannya pelan-pelan saja." Elizia berjalan dengan nenek tersebut sambil bergandengan tangan dan Elizia membawa keranjang sayur milik nenek itu.
Sepuluh menit kemudian mereka sampai di pasar. Nenek berjalan menuju pedagang daging sapi.
"Pak, beli daging sapinya dua kilo." Nenek membeli daging sapi untuk persediaan makanan selama sepekan.
"Ini Nek dagingnya." Penjual daging itu telah selesai membungkus daging sapi yang di pesan nenek. Lalu nenek memberikan uang pas untuk membayar daging tersebut.
Lalu Elizia dan nenek Rumi berjalan ke arah pedagang sayuran untuk mencari sayuran yang akan di beli.
Mata Elizia tidak sengaja melihat mantan ibu mertua dan 'Sinta' kakak iparnya sedang membeli sayuran di pasar tersebut. Sedangkan nenek berada tidak jauh dari mereka.
"Elizia? Kamu di sini mau ngapain? Jangan-jangan kamu mau mencuri sayuran yang berjuann di pasar ini?" Widya melihat Elizia sedang berdiri tidak jauh darinya dan menuduh Alizia sebagai pencuri.
Seketika nenek Rumi mendengar bahwa Elizia dihina oleh Widya dan langsung mendekatinya.
"Hai, Ibu gendut lihat saya! Ini tomat untuk makan siang Anda dan makanan itu sangat cocok buat orang seperti kalian!" Nenek Rumi geram dengan widya sehingga tidak lama dia menyumpal mulut Widya dengan tomat yang sudah busuk.
"Huek, huek, huek!"
Widya merasa mual dan segera muntah karena mulutnya tersumpal oleh tomat yang busuk yang diambil nenek Rumi di keranjang sayur yang tidak jauh dari nenek itu berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Fatma Kodja
𝕣𝕒𝕤𝕒𝕚𝕟 𝕟𝕖𝕟𝕖𝕜 𝕝𝕒𝕞𝕡𝕚𝕣 𝕞𝕒𝕜𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕛𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕤𝕠𝕞𝕓𝕠𝕟𝕘 𝕜𝕒𝕣𝕖𝕟𝕒 𝕕𝕚𝕒𝕥𝕒𝕤 𝕝𝕒𝕟𝕘𝕚𝕥 𝕞𝕒𝕤𝕚𝕙 𝕒𝕕𝕒 𝕝𝕒𝕟𝕘𝕚𝕥, 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕡𝕚𝕜𝕚𝕣 𝕙𝕒𝕟𝕪𝕒 ℝ𝕚𝕙𝕒𝕟𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕜𝕒𝕪𝕒 𝕡𝕒𝕕𝕒𝕙𝕒𝕝 𝕥𝕒𝕟𝕡𝕒 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕤𝕒𝕕𝕒𝕣𝕚 𝕜𝕖𝕜𝕒𝕪𝕒𝕒𝕟 ℍ𝕒𝕞𝕫𝕒𝕙 𝕞𝕖𝕝𝕖𝕓𝕚𝕙𝕚 𝕜𝕖𝕜𝕒𝕪𝕒𝕒𝕟 ℝ𝕚𝕙𝕒𝕟𝕒 𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕥𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦 𝕡𝕖𝕞𝕓𝕒𝕝𝕒𝕤𝕒𝕟 𝕕𝕒𝕣𝕚 ℍ𝕒𝕞𝕫𝕒𝕙 𝕜𝕒𝕣𝕖𝕟𝕒 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕤𝕦𝕕𝕒𝕙 𝕞𝕖𝕟𝕪𝕒𝕜𝕚𝕥𝕚 𝕨𝕒𝕟𝕚𝕥𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕚𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒𝕚
2023-07-19
1
Uthie
mantap nek 👍😂
2023-07-16
0
Nurr Amirr🥰💞
Nahhhh rasakan mulutnya emang busuk kayak tomat busuk yer nekkkk🤣🤣🤣🤣🤣... Nek Rumi benar karen dehhhhh🥰🥰🥰🥰🥰
2023-07-12
1