JENNIFER POV ...
Jenni hanya berdiri terpaku saat sampai di depan pintu dengan nomor kunci yang dipegangnya . Seluruh badannya bergetar ketika membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti . Malam ini dia akan kehilangan segalanya , tak akan ada lagi yang bisa ia banggakan .
CEKLEKKKK .....
DEGGHHHHHH....
Ternyata sudah ada seorang pria sedang terbaring disana , pria itu bangun ketika beberapa saat ia berdiri terpaku di balik pintu . Dari gelagatnya Jenni tahu mungkin pria itu sedang setengah mabuk dan dia pun tahu ada yang tidak beres dengan pria itu .
Pria bertubuh tinggi tegap dengan kulit dan rambut yang kecoklatan , matanya sebiru samudera hingga bisa menghanyutkan siapa saja di dalamnya . Nafasnya terlihat tak beraturan seakan tak sabar untuk menyentuhnya .
" Mendekatlah padaku .... " suara bariton pria itu sedikit membuatnya gugup . Apalagi ketika satu tangan pria itu meraih tubuhnya hingga saat ini kepala pria itu berada di perutnya sambil menciumi tangannya . Jenni meraih remote dan mematikan lampu kamar hingga menyisakan lampu duduk di atas nakas . Dia hanya tak ingin pria itu melihat ketakutan di matanya .
" Apa kau malu ?? Kenapa mematikan lampunya !! "
Jenni sudah bersiap jika pria itu nantinya akan marah , tapi dia salah ! Mata biru itu menatapnya sayu dengan satu tangan meraih wajahnya agar mendekat . Kening mereka menyatu hingga bisa merasakan hembusan nafas satu sama lainnya .
" Aku suka aroma tubuhmu sayang ... apa kau adalah iblis yang diperintahkan untuk mengacaukan setiap malamku ?? Apa kau yang akan menghancurkan hidupku !? "
Bertubi tubi pertanyaan yang Jenni tak mengerti artinya , dia hanya bisa diam karena Augusto yang memintanya untuk diam apapun yang terjadi . Tapi mau tidak mau mulutnya memekik tertahan ketika tubuhnya tiba tiba di rengkuh kasar hingga dia terpelanting di atas ranjang dengan posisi telentang .
Mata gadis itu terpejam ketika mata biru itu menelisik setiap inchi tubuhnya , dan tangannya terkepal erat ketika pria itu mulai menyentuhnya . Sentuhan lembut yang awalnya sedikit membuainya , tapi semakin lama semakin beringas dan tak terkendali .
" Aakkkhhhh ..... " pekiknya tertahan ketika akhirnya sesuatu yang menjadi kebanggaannya telah direnggut darinya . Rasa sakit di sekujur tubuhnya tak sebanding dengan sakit di hatinya .
Tak hanya sekali , ternyata pria setengah mabuk itu menyentuhnya berkali kali hingga ia tak berdaya . Air matanya pun sudah tak mampu mengalir lagi , hanya isakan tertahan yang lirih terdengar dari bibirnya .
" Kau milikku sayang .... kau hanya milikku !! Jangan pernah berani lari dariku !! " gumam pria itu berkali kali sebelum menutup matanya .
Setelah memastikan pria itu terlelap , Jenni segera memungut ********** yang teronggok di lantai . Karena baju yang di kenakannya koyak dia mengambil kemeja putih yang tadi di kenakan pria disampingnya , tidak mungkin ia keluar kamar tanpa mengenakan kain untuk menutup tubuhnya .
Ketika membuka pintu Augusto ternyata sudah ada di luar dengan pandangan prihatin padanya . Pria gemulai itu memeluknya erat dan air mata mengalir dipipinya .
" Jangan menatapku seperti itu , aku tidak butuh belas kasihan darimu, " lirih Jenni membuang pandangannya .
" Sudah berlalu .... kau gadis yang kuat sayang ! Aku bawakan baju untukmu , aku tahu dia pasti akan merobek bajumu . Lepas kemeja itu dan pakai ini saja . Cepatlah ganti di dalam .... tidak apa apa dia akan tertidur sampai pagi nanti ! " kata Augusto yang tahu jika Jenni ingin segera pergi dari kamar itu karena takut Xavier bangun dan menyentuhnya lagi .
Setelah berganti baju Jenni segera keluar dari kamar , sedikit berlari ia segera menuju lift untuk mengantarkannya ke lantai bawah . Dia ingin segera kembali ke rumah sakit . Mungkin saja ia di butuhkan karena ayahnya akan kembali lagi dioperasi pagi ini .
Gadis itu tidak mempedulikan teriakan Augusto di belakangnya . Dia bernafas lega ketika pria kekar gemulai itu tak bisa menyusulnya di dalam lift . Dia benar benar ingin segera pergi dari hotel yang akan ia ingat seumur hidupnya itu .
Entah mendapat kekuatan darimana tapi tubuh lelahnya mampu berlari menuju mobil dan segera melajukannya membelah jalanan di pagi buta dengan langit yang mulai jingga .
Tapi betapa terkejutnya dia ketika sampai disana Clara berlari memeluknya dengan sebuah tangisan pilu .
" Maaf Jen .... aku bersumpah aku sudah menjaganya ! Semalam aku sudah menelponmu berkali kali tapi kau tidak mengangkatnya !! Kau kemana saja ?? Ayahmu .... ayahmu .... "
" Kenapa dengan ayah .... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Dewi Himawati
maaf kak, masih galfok sama nama emak tirinya jenni magdalena apa lorena ya?
2025-01-25
0
Soraya
percuma kan rugi dua kli jenni ilang keperawanannya ayahnya gak selamat,
2024-12-29
0
Katherina Ajawaila
ada Agusto yg jadi saksi hidup, biar ketahuan lucik nya stacy dan mmnya, jalang liar
2024-10-16
1