Part 5. Rama

Ameer langsung ke tempat yang di sediakan pesantren untuk orang-orang sakit, dokter azzam yang sedang mengobrol dengan para sesepuh menghubungi Ameer agar membantu anak pondok yang sakit. tiba-tiba anak itu jatuh pingsan belum tau juga kenapa.

" permisi saya dokter Ameer".

" oh ya dokter silahkan". ucap Fahri ia memang sering menolong yang sakit saat di pesantren.

" Kenapa dia bisa pingsan begini".

" kurang tau dokter akhir-akhir ini Rama jarang mau makan". ucap Fahri ia tau saat Abi nya Fauzan bercerita.

" kenapa apa ada sesuatu mungkin tentang pribadi nya".

" kemarin Abi cerita jika ayah nya baru saja meninggal, semenjak itu Rama sering menyendiri". terang Fahri.

Ameer lalu memeriksa Rama yang masih lemas, ia baru saja sadar saat Fahri memberinya minyak kayu putih. Rama meringis memegangi perut nya.

" kamu terkena asam lambung Rama, berapa kali kamu tak makan." bukannya menjawab namun Rama malah menangis.

Ameer menyuruh semuanya keluar mungkin Rama ingin bercerita kepada seseorang namun ia belum bisa mengutarakan keinginan nya.

" Cerita sama dokter kenapa, kamu laki-laki Rama seharusnya kamu kuat bukan lemah seperti ini". ucap Ameer ia mengusap bahu Rama.

" ayah saya meninggal dokter, saya tak bisa menemani di waktu terakhir nya. terakhir bertemu ayah hanya menitipkan pesan jika Rama harus menjaga ibu dan adik, Rama di minta belajar giat agar bisa jadi hafidz Qur'an dan ayah ingin melihatnya. tapi ayah pergi lebih dulu tak ada lagi yang bisa Rama persembahkan sedangkan Rama baru menghafal dua juz". ucap Rama sembari terisak. Ameer tersenyum ia kembali mengusap bahu Rama.

" cita-cita ayahmu begitu mulia Rama ia ingin kamu menjadi hafidz. ayah mu akan bersedih jika melihat mu sedih terus begini, kalau kamu sampai sakit siapa yang repot pasti keluarga mu terutama ibu mu. apa Rama tak kasihan dengan ibu yang seorang janda, ia sekarang berjuang demi menghidupi dirinya sendiri dan juga kamu berharap apa yang ia inginkan engkau kabulkan. Pulang kemarin adakah pesan dari ibu untuk mu Rama." tanya Ameer kini Rama sudah mulai bercerita.

" ada dokter, ibu mau Rama terus mengabulkan cita-cita ayah. tapi Rama kasihan dengan ibu yang harus mencari nafkah sendiri dan harus membiayai Rama." wajah Rama sendu ia lalu menitikkan air mata.

" nah itu ibumu sudah berpesan, buang kesedihan mu Rama semua orang akan pada masa selesai untuk menapakkan kaki nya di bumi ini. Allah lebih sayang dengan ayahmu sehingga ia menjemput ayahmu lebih dulu. suatu saat ada waktunya kita menyusul mereka yang telah lebih dulu pergi. tugas Rama sekarang kabulkan atas keinginan ayah dan ibumu yang mulia ini, ibumu pasti sudah menakar kemampuan nya untuk menitipkan kamu di sini. Semangat ya Rama, sekarang kamu makan dulu biar sehat. ibumu pasti tak ingin mendengar kamu sakit, apa kak Fahri minta hubungi ibumu".

" jangan dokter nanti ibu sedih".

" ya sudah sekarang ayo makan, sebentar lagi kiyai naik ke panggung kita liat bersama mendengarkan ilmu yang di sampaikan ". Rama mulai tersenyum entah kenapa hatinya merasa tenang.

" ayo Rama makan dulu kakak antar". ucap Fahri lalu Ameer pamit untuk ke depan. karena sudah penuh akhirnya Ameer hanya bisa melihat lebih jauh tak ingin menghalau yang lain meskipun bisa ia tak mau zalim dengan membawa nama ayahnya sebagai dokter.

" itu tadi siapa kak kok bisa ada dokter di sini, biasanya kan dokter Azzam." tanya Rama yang mulai menyuapkan nasinya ke dalam mulut.

" Dokter azzam ada di depan bersama sesepuh itu tadi anaknya namanya dokter Ameer." terang Fahri.

" oh tampan dan gagah ya kak " Fahri mengangguk pelan.

__

Semua seksama mendengar kan ceramah dari kiyai yang di undang, cukup ramai sekali pesantren malam itu. selain itu juga ustadz Ilyas sengaja untuk promosi agar pondok pesantren makin di kenal. cita-cita Barra adalah bisa menampung anak yatim piatu di sini untuk di jadikan para hafidz dan Hafidzah.

Niat yang mulia insyaallah akan Allah permudah dengan jalannya yang baik. Alira juga ambil jam mengajar untuk para santriwati namun ia tak banyak ambil jam hanya satu minggu dua kali. menimbang tentang kesehatan nya, barra tak mengizinkan. Alira sudah menjadi Hafidzah semenjak ia menikah dengan Barra, suaminya sangat telaten membimbing Alira.

Ameer menoleh saat ibu-ibu bersuara menjawab pertanyaan kiyai, matanya memindai gadis cantik yang manis saat tersenyum. Disana Khansa sudah tak sendiri ada juga Mahya yang ikut duduk bersama nya.

' cantik '. batin Ameer.

Ameer mengingat gadis tadi yang telah menahannya saat ia akan berjalan menemui Rama. ya dia ingat gadis yang bersama gadis remaja yang mengatainya telmi. Ameer tersenyum kecil gadis remaja itu sangat blak-blakan sekali.

" jangan lupa ya Bu sebagai seorang istri itu harus berpakaian rapi di depan suami, jangan keluar cantik saat kondangan saja. Di rumah juga, meski pakai daster jangan pakai daster yang banyak ventilasi nya". ucap kiyai. para undangan tertawa pasti mereka mengingat benar adanya jika di rumah itu ibu-ibu biasanya tak menghiraukan penampilan justru masa bodo saja. Pakai pakaian seadanya yang sudah banyak jamurnya hingga bisa untuk di sayur.

Semoga pembaca di sini tidak ya.

Kiyai menyampaikan tak hanya untuk ibu-ibu juga remaja di sana, karena semua kalangan datang undangan untuk umum.

" nah untuk adek-adek yang ada di sini ingat tak boleh tabarruj ya, mentang-mentang sedang ikhtiar mencari jodoh pakai lipstik sampai kayak cabe merah. tak boleh itu mengundang para lelaki. memang ada yang suka adapun yang tidak suka, tapi seyogianya para lelaki suka wanita yang apa adanya bukan ada apanya, betul ngga adik-adik yang laki ini".

" betul kiyai..." suara pun serentak keras mengimbangi para kamu hawa.

Pengajian itu tak ada yang mengantuk karena kiyai memberikan materi sesuai yang terjadi pada masyarakat saat ini.

" mbak ayo pulang ." ajak Hafsah.

" iya tapi tunggu Abi dan umi, mbak tak mau jalan kaki nanti di culik".

" ih Mbah Khansa jangan ngomongin culik Hafsah takut". Khansa terkekeh.

" makanya jangan duluan sebaiknya tunggu orang tua kita Hafsah."

" eh bung kalau jalan pakai mata". ucap Hafsah memang anak ini cukup absurd.

' gadis ini lagi'. batin Ammar.

namun Ammar tak hirau ia langsung saja jalan terus menemui ayahnya yang masih mengobrol dengan sesepuh.

selang sepuluh menit.

" maaf..". terlihat Ameer yang permisi lewat membungkuk kan badannya untuk mencari bundanya.

" yeh dia lagi, bung jangan kayak setrikaan kenapa". hardik Hafsah.

" kenapa sih Hafsah." ucap Mahya melihat Hafsah yang menggerutu dari tadi.

" mungkin lagi kumat obatnya habis". ucap Khansa tak ingin membahas laki-laki yang bikin Hafsah kesal.

__

bersambung

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

jangan² Ammer nih jodohnya Khanza🤔🤔🤔

2023-06-28

1

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Ammar benci banget kayaknya sama Khansah jangan2 nanti Ammar malah jodohnya Khansah

2023-06-20

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

siapa nih jodoh khansa🤔

2023-06-19

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1. khansa
2 Part 2. kampus
3 Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4 Part 4. Ammar dan Ameer
5 Part 5. Rama
6 Part 6. ternyata kembar
7 Draft
8 Part 8.
9 Part 9. wanita sederhana
10 Part 10. Aulia
11 Part 11. Aisyah selalu khawatir
12 Part 12. mengingat masa lalu
13 Part 13. bunda menangis
14 Part 14.
15 Part 15. rasa terpendam Ameer
16 part 16. salam rindu Ameer
17 Part 17. terserempet
18 Part 18. rumah sakit
19 Part 19. amar bosan
20 Part 20. menjenguk
21 Part 21. menagih janji
22 Part 22. satu minggu
23 Part 23. Ammar luruh
24 Part 24. terkejut nya Ameer
25 Part 25. khitbah
26 Part 26. sinyal jodoh
27 Part 27. bertemu
28 Part 28. pernikahan
29 Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30 Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33. Ameer bersiap
34 Part 34. Ameer berangkat
35 Part 35. cinta itu anugerah
36 Part 36. Swiss saksi bisu
37 Part 37. saling mencintai
38 Part 38. Kegelisahan Barra
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41.
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44. Ameer pulang
45 Part 45. pernikahan haris
46 Part 46. kecelakaan
47 Part 47. Duka
48 Part 48. hati yang rapuh
49 Part 49. Yang di nanti
50 part 50. Ayah
51 Part 51. brondong
52 Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53 Part 53. demam
54 Part 54. Gaza sebagai prioritas
55 Part 55. masih libur
56 Part 56. ucapan bunda aisha
57 Part 57. Gaza pergi
58 Part 58. keinginan tetua
59 Part 59. Sah
60 Part 60. kebahagiaan gaza
61 Part 61. sebatas ayah gaza
62 Part 62. menepis jarak
63 Part 63. ke Bandung
64 Part 64. permaisuri hatiku
65 Part 65. ya zaujati
66 Part 66. kebun teh
67 Part 67. kembali dari kebun teh
68 Part 68. rencana pulang
69 part 69. merengkuh pahala
70 Part 70. aki di rumah sakit
71 Part 71. perasaan yang rapuh
72 part 72. merasa bersalah
73 Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74 Part 74. penjelasan
75 Part 75. kembali bekerja
76 part 76. Asupan vitamin Ameer
77 Part 77. ungkapan
78 Part 78. tulisan Ameer
79 Part 79. nafkah batin
80 Part 80. janda meresahkan
81 Part 81. Fakta
82 Part 82. rumah baru
83 Part 83. undangan
84 Part 84. biar mesra
85 Part 85. adik comel
86 Part 86 # Salsabila
87 Part 87. Resepsi
88 Part 88. kabar
89 Part 89. Gaza pulang
90 part 90. melahirkan
91 Bab 91. Tamat
92 Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Part 1. khansa
2
Part 2. kampus
3
Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4
Part 4. Ammar dan Ameer
5
Part 5. Rama
6
Part 6. ternyata kembar
7
Draft
8
Part 8.
9
Part 9. wanita sederhana
10
Part 10. Aulia
11
Part 11. Aisyah selalu khawatir
12
Part 12. mengingat masa lalu
13
Part 13. bunda menangis
14
Part 14.
15
Part 15. rasa terpendam Ameer
16
part 16. salam rindu Ameer
17
Part 17. terserempet
18
Part 18. rumah sakit
19
Part 19. amar bosan
20
Part 20. menjenguk
21
Part 21. menagih janji
22
Part 22. satu minggu
23
Part 23. Ammar luruh
24
Part 24. terkejut nya Ameer
25
Part 25. khitbah
26
Part 26. sinyal jodoh
27
Part 27. bertemu
28
Part 28. pernikahan
29
Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30
Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33. Ameer bersiap
34
Part 34. Ameer berangkat
35
Part 35. cinta itu anugerah
36
Part 36. Swiss saksi bisu
37
Part 37. saling mencintai
38
Part 38. Kegelisahan Barra
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41.
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44. Ameer pulang
45
Part 45. pernikahan haris
46
Part 46. kecelakaan
47
Part 47. Duka
48
Part 48. hati yang rapuh
49
Part 49. Yang di nanti
50
part 50. Ayah
51
Part 51. brondong
52
Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53
Part 53. demam
54
Part 54. Gaza sebagai prioritas
55
Part 55. masih libur
56
Part 56. ucapan bunda aisha
57
Part 57. Gaza pergi
58
Part 58. keinginan tetua
59
Part 59. Sah
60
Part 60. kebahagiaan gaza
61
Part 61. sebatas ayah gaza
62
Part 62. menepis jarak
63
Part 63. ke Bandung
64
Part 64. permaisuri hatiku
65
Part 65. ya zaujati
66
Part 66. kebun teh
67
Part 67. kembali dari kebun teh
68
Part 68. rencana pulang
69
part 69. merengkuh pahala
70
Part 70. aki di rumah sakit
71
Part 71. perasaan yang rapuh
72
part 72. merasa bersalah
73
Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74
Part 74. penjelasan
75
Part 75. kembali bekerja
76
part 76. Asupan vitamin Ameer
77
Part 77. ungkapan
78
Part 78. tulisan Ameer
79
Part 79. nafkah batin
80
Part 80. janda meresahkan
81
Part 81. Fakta
82
Part 82. rumah baru
83
Part 83. undangan
84
Part 84. biar mesra
85
Part 85. adik comel
86
Part 86 # Salsabila
87
Part 87. Resepsi
88
Part 88. kabar
89
Part 89. Gaza pulang
90
part 90. melahirkan
91
Bab 91. Tamat
92
Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!