Part 2. kampus

Khansa sudah siap dengan pakaiannya yang tertutup, gamis longgar dengan jilbab menutupi dada. itulah yang Barra ajarkan kepada anak perempuan nya dengan pakaian syar'i.

" yang sudah jadi anak kampus". ucap Khalid mengejek kakaknya.

" iya dong dek, mbak sudah dewasa sekarang".

" iya deh mbak ku yang cantik ini sekarang jadi mahasiswa ". Khansa terkekeh.

" sudah mau berangkat nak". tanya barra ia juga sudah bersiap untuk ke madrasah sedangkan alira mau ke butik.

" iya Abi nanti bareng sama Mahya ". ucap Khansa.

" hati-hati di jalan ya sering kabari Abi, kalau sudah selesai di kampus langsung pulang ".

" siap Abi itu pasti". ucap Khansa mengacungkan jempolnya.

" ya sudah umi juga mau ke butik ". Khansa mengangguk.

Barra dan alira bergandengan tangan keluar rumah, di sana sudah ada Fauzan dan Ratih. Fauzan menikah dengan Ratih dan mempunyai dua anak, Ratih membantu alira di butik merangkap sebagai pengawas di supermarket barra. sedangkan Fauzan tetap sebagai sopir Barra dan mengajar di pesantren.

meski sudah di makan usia Barra dan alira tetap harmonis, karena juga memberi contoh untuk anak-anaknya. sejak dulu barra tak pernah berubah terhadap istrinya, kasih sayang nya makin bertambah saja.

Khansa itu memang berbeda saat di luar rumah dan di rumah. jika di luar Khansa lebih menjadi wanita pendiam, karena itu pesan abinya. khansa mengeluarkan motor maticnya menuju kampus ini hari pertama dirinya ke sana. ada teman satu sekolah nya yaitu Mahya ia juga di terima di universitas Harapan Bangsa dengan beasiswa. kampus ternama melahirkan banyak sekali anak-anak harapan bangsa sesuai nama kampusnya.

Motor Khansa berhenti di depan rumah Mahya ia menghampiri karena Khansa melewati rumah Mahya saat pergi ke kampus. Mahya pun sudah siap menunggu di depan, ia juga berpakaian sama dengan Khansa. Mahya adalah anak dari sahabat Barra ustadz Azril dulu ia mengabdi di pesantren Yogya tapi sekarang ikut mengajar di pesantren barra.

" aku deg degan Lo Khansa kamu gimana." tanya Mahya saat ia akan naik motor.

" kenapa deg degan aku ngga tuh".

" hari pertama masuk ke kampus Lo kita ini Khansa".

" tarik napas Mahya ucapkan bismillah niatkan jika kita akan menuntut ilmu. pesan abiku begitu tadi jangan lupa berdoa saat keluar rumah." kata Khansa ia mulai menstarter motornya. Mahya pun menuruti ucapan Khansa.

Sampai di kampus seperti biasa Khansa berjalan sembari menunduk kan pandangan nya ia akan tersenyum kepada mahasiswa sesama wanita saja. Khansa lalu mencari kelas di mana ia akan belajar. Setelah ketemu Khansa langsung masuk saja ke dalam, kebanyakan adalah wanita laki-laki hanya beberapa saja. Khansa duduk berdampingan dengan Mahya, mereka mengobrol sejenak sebelum dosen masuk.

__

Alira sibuk sekali di butik pesanan nya sungguh banyak, amel hanya sebagai kasir saja sekarang ia juga sudah menikah dengan kennu. alira membantu pegawai di sana sedangkan Ratih ia ke supermarket. berbeda dengan Nita ia tidak di perbolehkan lagi bekerja sama Marvin tapi sesekali Nita sering main ke butik.

" Berapa banyak yang di minta butik taqwa ." tanya alira ia selalu teliti mengecek barang yang akan di kirim.

" tiga ratus pcs Bu". alira mengangguk.

" sortir semua barangnya ya jangan sampai terlewat jika memang ada cacatnya jangan di paksakan di kirim". ucap Alira ia tegas sebagai owner di butik.

" Baik Bu"

" lir toko Zahra meminta desain baru". ucap Amel .

" Katakan saja aku tak bisa terburu-buru mengerjakan desainku, sudah tua Mel aku tak ingin masa bersama dengan anak-anak akan hilang".

" tua tapi masih cantik, kamu masih energik". ucap Amel sembari terkekeh.

" Alhamdulillah Allah memberi ku kesehatan kembali, tapi aku tak mau terlalu lelah memikirkan banyak desain. Aku akan kerjakan tapi tolong katakan pada toko Zahra jika aku tak bisa cepat".

" baik Bu bos ". ucap Amel, alira langsung mencubit pinggang Amel ia tak suka di panggil Bu bos sama sahabat nya sendiri meski memang benar Alira pemilik nya.

Hari ini tak ada jadwal kajian, barra hanya menjadwalkan empat kali saja dalam satu minggu selainnya waktu ia habiskan di pesantren. bukan tak mau berdakwah tapi ia juga harus lihat kondisi tubuhnya, ia sudah tak bisa di forsir karena umur memang sudah menjadi faktor.

Selesai dari madrasah Barra ke butik terlebih dahulu sebelum ke pesantren. ia akan makan siang bersama istrinya, itulah barra ia selalu menyempatkan kebersamaan bersama Alira. alira langsung Salim ketika suaminya masuk ke butik.

" sudah pulang mas". tanya alira ia meletakkan desain yang ia kerjakan.

" iya siang ini tak ada jam lagi ". barra mencium kening alira, menjadi pemandangan biasa di butik itu. pegawai pun tak berani berkomentar, alira dan barra lalu masuk ke ruangan nya. di butik ada ruangan khusus untuk alira, sengaja memang Barra buat agar ia bisa leluasa bersama alira di butik itu tanpa mengganggu yang lain.

" mau makan sekarang". tanya alira, barra pun mengangguk.

alira sengaja membawa bekal ia tak biasa jajan di luar, barra terdiam memandangi istrinya. alira pun merasa salah tingkah saat Barra tetap memandangi nya.

" kamu tetap cantik sayang meski sudah di makan usia". ucap Barra.

" sudah tua mas, anak-anak juga sudah dewasa". ucap Alira mulai menuangkan nasinya ke piring Barra.

" tua orangnya tapi bagi mas kamu tetap sama, alira ku yang dulu."

" ayo makan jangan ngegombal terus". barra terkekeh istrinya malu ketika di puji.

___

Hati pertama para dosen masih pada pengenalan belum pada inti pembelajaran. hari ini usai Khansa menjalani hari pertama nya di kampus, ia lalu merapikan bukunya di masukkan ke dalam tas.

" Langsung pulang Khansa." tanya Mahya.

" iya itu pesan abiku jika selesai langsung pulang tak boleh kemana-mana."

" sama Abi ku pun begitu, tapi kadang rasanya ingin seperti mereka yang bisa nongkrong di kafe".

Khansa tersenyum itu juga ada pada dirinya tapi semua ia kembalikan mengingat pesan Abi dan umi nya.

" jika tak ada yang penting lebih baik kita pulang Mahya, untuk apa nongkrong kayak gitu. Abi kita memberi nasehat ke kita itu demi kebaikan kita tak lebih. kita itu wanita dan kehormatan orang tua ada pada anak gadisnya". terang Khansa .

" astaghfirullah hal adzim seharusnya kita bersyukur punya orang tua yang paham agama". ucap Mahya ia langsung teringat.

" nah gitu dong Mahya, orang tua kita selalu mengajarkan jika di dunia ini semua fana, tak ada yang abadi. jangan sampai kita terjerumus dari hal yang tak baik, ".

"iya Khansa terima kasih ya kamu sahabat terbaik ku, kamu selalu mengingat kan ku di saat aku lalai. "

" kita harus saling mengingatkan Mahya". mereka lalu berjalan menuju parkiran untuk pulang.

__

bersambung

Terpopuler

Comments

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Sebagai orangtua emang itu yang terbaik buat seorang anak apalagi perempuan, Khansah dididik di lingkungan orang yang paham agama, apalagi ayahnya seorang ustad. Semangat belajarnya Khansah

2023-06-18

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

lanjuut up lagi Thor...

2023-06-17

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

makin tua makin romantis aja di abi barra & umi alira...
hidupnya lebih bahagia punya 2 anak yg sholeh & sholeha...

2023-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. khansa
2 Part 2. kampus
3 Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4 Part 4. Ammar dan Ameer
5 Part 5. Rama
6 Part 6. ternyata kembar
7 Draft
8 Part 8.
9 Part 9. wanita sederhana
10 Part 10. Aulia
11 Part 11. Aisyah selalu khawatir
12 Part 12. mengingat masa lalu
13 Part 13. bunda menangis
14 Part 14.
15 Part 15. rasa terpendam Ameer
16 part 16. salam rindu Ameer
17 Part 17. terserempet
18 Part 18. rumah sakit
19 Part 19. amar bosan
20 Part 20. menjenguk
21 Part 21. menagih janji
22 Part 22. satu minggu
23 Part 23. Ammar luruh
24 Part 24. terkejut nya Ameer
25 Part 25. khitbah
26 Part 26. sinyal jodoh
27 Part 27. bertemu
28 Part 28. pernikahan
29 Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30 Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33. Ameer bersiap
34 Part 34. Ameer berangkat
35 Part 35. cinta itu anugerah
36 Part 36. Swiss saksi bisu
37 Part 37. saling mencintai
38 Part 38. Kegelisahan Barra
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41.
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44. Ameer pulang
45 Part 45. pernikahan haris
46 Part 46. kecelakaan
47 Part 47. Duka
48 Part 48. hati yang rapuh
49 Part 49. Yang di nanti
50 part 50. Ayah
51 Part 51. brondong
52 Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53 Part 53. demam
54 Part 54. Gaza sebagai prioritas
55 Part 55. masih libur
56 Part 56. ucapan bunda aisha
57 Part 57. Gaza pergi
58 Part 58. keinginan tetua
59 Part 59. Sah
60 Part 60. kebahagiaan gaza
61 Part 61. sebatas ayah gaza
62 Part 62. menepis jarak
63 Part 63. ke Bandung
64 Part 64. permaisuri hatiku
65 Part 65. ya zaujati
66 Part 66. kebun teh
67 Part 67. kembali dari kebun teh
68 Part 68. rencana pulang
69 part 69. merengkuh pahala
70 Part 70. aki di rumah sakit
71 Part 71. perasaan yang rapuh
72 part 72. merasa bersalah
73 Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74 Part 74. penjelasan
75 Part 75. kembali bekerja
76 part 76. Asupan vitamin Ameer
77 Part 77. ungkapan
78 Part 78. tulisan Ameer
79 Part 79. nafkah batin
80 Part 80. janda meresahkan
81 Part 81. Fakta
82 Part 82. rumah baru
83 Part 83. undangan
84 Part 84. biar mesra
85 Part 85. adik comel
86 Part 86 # Salsabila
87 Part 87. Resepsi
88 Part 88. kabar
89 Part 89. Gaza pulang
90 part 90. melahirkan
91 Bab 91. Tamat
92 Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Part 1. khansa
2
Part 2. kampus
3
Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4
Part 4. Ammar dan Ameer
5
Part 5. Rama
6
Part 6. ternyata kembar
7
Draft
8
Part 8.
9
Part 9. wanita sederhana
10
Part 10. Aulia
11
Part 11. Aisyah selalu khawatir
12
Part 12. mengingat masa lalu
13
Part 13. bunda menangis
14
Part 14.
15
Part 15. rasa terpendam Ameer
16
part 16. salam rindu Ameer
17
Part 17. terserempet
18
Part 18. rumah sakit
19
Part 19. amar bosan
20
Part 20. menjenguk
21
Part 21. menagih janji
22
Part 22. satu minggu
23
Part 23. Ammar luruh
24
Part 24. terkejut nya Ameer
25
Part 25. khitbah
26
Part 26. sinyal jodoh
27
Part 27. bertemu
28
Part 28. pernikahan
29
Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30
Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33. Ameer bersiap
34
Part 34. Ameer berangkat
35
Part 35. cinta itu anugerah
36
Part 36. Swiss saksi bisu
37
Part 37. saling mencintai
38
Part 38. Kegelisahan Barra
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41.
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44. Ameer pulang
45
Part 45. pernikahan haris
46
Part 46. kecelakaan
47
Part 47. Duka
48
Part 48. hati yang rapuh
49
Part 49. Yang di nanti
50
part 50. Ayah
51
Part 51. brondong
52
Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53
Part 53. demam
54
Part 54. Gaza sebagai prioritas
55
Part 55. masih libur
56
Part 56. ucapan bunda aisha
57
Part 57. Gaza pergi
58
Part 58. keinginan tetua
59
Part 59. Sah
60
Part 60. kebahagiaan gaza
61
Part 61. sebatas ayah gaza
62
Part 62. menepis jarak
63
Part 63. ke Bandung
64
Part 64. permaisuri hatiku
65
Part 65. ya zaujati
66
Part 66. kebun teh
67
Part 67. kembali dari kebun teh
68
Part 68. rencana pulang
69
part 69. merengkuh pahala
70
Part 70. aki di rumah sakit
71
Part 71. perasaan yang rapuh
72
part 72. merasa bersalah
73
Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74
Part 74. penjelasan
75
Part 75. kembali bekerja
76
part 76. Asupan vitamin Ameer
77
Part 77. ungkapan
78
Part 78. tulisan Ameer
79
Part 79. nafkah batin
80
Part 80. janda meresahkan
81
Part 81. Fakta
82
Part 82. rumah baru
83
Part 83. undangan
84
Part 84. biar mesra
85
Part 85. adik comel
86
Part 86 # Salsabila
87
Part 87. Resepsi
88
Part 88. kabar
89
Part 89. Gaza pulang
90
part 90. melahirkan
91
Bab 91. Tamat
92
Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!