Panas cukup terik setelah Khansa mengantar Mahya pulang ia bergegas pulang juga, seperti yang abinya katakan jangan keluyuran. Khansa memang patuh kepada orang tuanya karena Barra dan alira mendidik nya dengan kasih sayang.
Motor matic yang di kendarai Khansa langsung saja ia parkirkan di garasi ia lalu masuk langsung ke kamar. Berganti pakaian wudhu lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.
" lelahnya hari pertama meski belum belajar masih pengenalan cukup lelah". gumam Khansa ia lalu memejamkan mata ingin tidur.
" mba bantu aku." Khalid langsung nyelonong masuk.
" astaghfirullah Khalid mba capek ingin tidur". ucap Khansa menutup wajahnya dengan bantal.
" Mbak aku tak bisa, tolong mba nanti aku traktir". jengah rasanya Khalid selalu mengganggu Khansa.
" apa nya yang ngga bisa sih." tanya Khansa ia lalu duduk rambutnya acak-acakan.
" ini mbak matematika aku kesulitan".
" makanya belajar Khalid".
" mbak Allah itu adil membagi kepintaran, mbak Khansa pintar itu untuk membantu Khalid". mulai ngerayu.
" ya Allah punya adik satu saja sudah begini repot nya ". gumam Khansa jengah saja dengan Khalid.
" sini coba kamu perhatikan selesai kan dulu soal yang ini jika sudah baru kamu kerjakan yang ini." tunjuk Khansa pada bukunya.
" terus mba ini hasilnya berapa ". tanya Khalid. Khansa tak sadar jika Khalid sudha mengelabuhi nya akhirnya Khansa sendiri yang mengerjakan.
" nah begini Khalid hasilnya 1325". ucap Khansa setelah ia selesai menghitung.
" terima kasih mbakku yang cantik dan pintar". ucap Khalid mencubit pipi Khansa, Khansa baru sadar jika dua soal dia yang menyelesaikan nya.
" ya Allah Khalid kamu menipu mbak lagi". Khalid langsung berlari ketika bantal melayang ke wajahnya.
" nanti aku belikan es krim vanila mix durian". Khansa merasa kesal selalu saja Khalid pintar untuk mengelabuhi Khansa.
" polosnya mbakku itu.". Khalid terkekeh.
" assalamu'alaikum umi, Khalid bisa minta tolong".
" wa'alaikumsalam ada apa Khalid".
" mbak Khansa tadi katanya kepingin es krim seperti biasa umi, Khalid kasihan seperti nya ia ngiler sejak tadi". ucap Khalid manis terhadap uminya.
" ya suruh beli saja." ucap Alira menjawab lembut...
" Khalid sedang belajar umi, bisakah minta tolong nanti umi belikan kasihan mba Khansa ". ucap Khalid mulai merayu uminya.
" ya sudah belajar yang rajin ya kamu sekarang sudah SMA, nanti sepulang dari butik insyaallah umi belikan ". ucap Alira.
" terima kasih umi ku yang cantik ". Khalid lalu menutup teleponnya. alira geleng-geleng kepala anaknya itu memang pandai merayu entah turunan dari siapa yang jelas bukan abinya Barra. Lalu siapa, mungkin kakeknya Ilyas atau Abah. Tak tau juga alira malas memikirkan nya.
" ada apa sayang". tanya Barra yang sejak tadi menunggu alira menyelesaikan pesanan butik lain.
" Khalid mas minta belikan es krim untuk Khansa ".
" kenapa Khansa tak beli sendiri ".
" mungkin lelah pulang dari kampus ". barra manggut-manggut saja.
__
Suara adzan ashar berkumandang Khansa bangun ia mengusap wajahnya lalu ke kamar mandi untuk berwudhu mau shalat. Biasanya sehabis ashar Khansa akan pergi ke pesantren mengajar anak-anak kecil mengaji. Barra selalu mengatakan kepada anaknya jika antara dunia dan akhirat harus seimbang seberapapun ilmu kita harus di sampaikan. jangan sampai lebih berat dunia, meski belum berat untuk akhirat setidaknya seimbang.
pesantren tak jauh dari kediamannya hanya sepuluh menit saja sampai, namun kepala Khansa rasanya pening mungkin karena Khalid tadi yang mengganggu Khansa saat tidur siang.
" kenapa mba". tanya Khalid melihat mbaknya yang memijit pelipisnya.
" kepala mba pusing". ..
" istirahat saja tak usah ke pesantren hari ini kan anak-anak libur ". ucap Khalid.
" kenapa libur". tanya Khansa
" nanti malam ada pengajian di pesantren jadi semua murid di liburkan". ucap Khalid masih asyik menonton TV.
" oh iya ya mbak lupa, kamu sudah sholat belum". Khalid nyengir.
" astaghfirullah Khalid nanti ku bilang Abi".
" eh jangan mbak ya Khalid shalat dulu". Khalid berjalan untuk shalat ashar.
Pukul setengah lima Barra dan Alira pulang dari butik mereka masuk dengan bergandengan tangan. alira sebenarnya malu dengan anak-anak nya yang sudah besar namun Barra selalu memaksa. kemesraan antara pasangan itu harus setiap saat yang penting tidak melampaui batas saat di tempat umum, bukan untuk pamer kemesraan tapi supaya pelakor tau jika alira adalah istri yang sangat ia cintai...
Ngeles ya Barra yang jelas takut saja ada yang melirik alira, secara alira masih kelihatan begitu muda sedangkan Barra sudah berkacamata terlihat sedikit tua. tapi hanya sedikit kok. wkwkwk...
" Abi salam tak di Jawab". ucap Barra melihat anaknya yang sedang duduk membaca buku.
" wa'alaikumsalam maaf Abi Khansa tak dengar".
" lagi baca apa sayang serius amat".
" buku punya Abi". Khansa memperlihatkan buku yang berjudul menjadi pribadi yang baik.
" mana Khalid nak." tanya umi sedang membuka paper bag pesanan Khalid.
" lagi sholat ashar umi".
" memang dari mana dia ." tanya Barra yang tak suka anaknya shalat di rumah apalagi sampai di tunda.
" di rumah Abi tak kemana-mana".
" anak itu kebiasaan". ucap Barra namun alira mengusap lengan Barra pertanda ia tak ingin Barra memarahi Khalid.
Khalid keluar dengan santainya ia Salim kepada umi dan Abi nya.
" sudah shalat anak Abi". barra mengusap kepala Khalid lalu duduk mengikuti abinya karena abinya mendesak ia dengan pelan agar duduk. Khalid tau ia pasti akan dapat wejangan dari abinya, Barra sedikit keras memang sama anak-anak nya.
" Tak dengar adzan". tanya Barra.
" dengar Abi". ucap Khalid.
" terus..."
" maaf Abi iya Khalid tadi khilaf". Alira dan Khansa menahan tawa.
" khilaf atau malas".
." malas Abi". Khalid menunduk kan wajahnya ia takut dengan abinya kalau abinya sudah bicara lembut.
" masih punya kaki."
" masih Abi". jawab Khalid lagi.
" untuk apa."
" jalan"
" terus..." Khalid diam tak berani menjawab lagi.
" Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Nya Khalid. kamu ingat ayat Al Qur'an yang mana itu".
" az zariyat ayat ke 56 Abi".
" ingat ya". Khalid mengangguk.
" Allah sayang padamu, Allah masih memberimu kaki yang lengkap anggota tubuh yang lengkap. Coba kamu lihat orang yang sudah tak punya kaki ia pasti akan susah kemana-mana apalagi untuk datang ke masjid harus dengan bantuan alat lain agar ia bisa sampai ke tempat tujuan. Tak lebih satu jam kamu berjalan ke masjid Khalid, lalu kenapa kamu memilih shalat di rumah. laki-laki Soleh itu shalat nya berjamaah di masjid, kalau di rumah itu namanya laki-laki salihah. kamu mau jadi laki-laki salihah hemm...". jelas Barra, alira dan Khansa masih menahan tawa.
" ngga Abi maaf iya Khalid tak akan lupa, Khalid mau jadi Soleh ".
" nah itu baru anak Abi peringatan untuk mu ya ini ".
" iya Abi terima kasih sudah mengingatkan Khalid, Khalid minta maaf".
" minta maaf sama Allah bukan Abi nak, Abi hanya mengingatkan mu agar kamu tak lalai Abi juga mau nanti ke surga bersama keluarga Abi anak-anak Abi". ucap Barra lagi.
" ya sudah ingat pesan Abi ya, jika waktunya tiba bersegeralah nak sebelum malaikat maut lebih dulu menjemput kita. jika itu tiba sudah tak ada lagi yang bisa menolong ". Khalid begidik ketika abinya mengatakan malaikat maut.
" iya Abi Khalid akan shalat tepat waktu dan berjamaah ke masjid ". Barra mengusap kepalanya meski kadang absurd dan tengil Khalid masih mau mendengar nasehat abinya.
__
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
alhamdulilllah dapat ilmu.... makasi thor.....😁😁😁😁
2023-06-28
0
Herry Murniasih
Barra selalu memberikan nasehat untuk anak2nya agar tidak lupa mensyukuri nikmatNya, damai rasanya punya keluarga seperti ustad Barra.
2023-06-18
1
𝐈𝐬𝐭𝐲
adem rasanya kalo punya keluarga begini...
2023-06-18
1