Alira membuka paper bag yang di minta oleh Khalid tadi, ia letakkan di depan Khansa karena tadi Khalid bilang jika yang kepengen adalah Khansa.
" umi beli es krim". tanya Khansa melihat dua box eskrim.
" iya tadi Khalid telepon katanya kamu kepengen es krim".
" Khalid bilang gitu mii".
" iya"...
Langsung saja mata Khansa mencari Khalid, Khalid tak bisa kabur karena di sebelah ada abinya. ia nyengir sembari garuk-garuk kepalanya, rasanya ingin tenggelam saja di balik sofa.
" adikku ini memang pintar sekali umi, pintar merayu". ucap Khansa ia sudah memegang bantal di kursi.
" ini untuk mbak Khansa, es krim vanila mix durian". Khalid memberikan nya pada Khansa tanpa dosa.
" terima kasih adikku sayang, lain kali jangan begini ya tak baik menyuruh orang tua dengan cara berbohong pula." ucap Khansa perlahan sembari mengeratkan giginya merasa geram dengan adiknya itu.
" iya mbakku". Khalid mengedipkan matanya ia tak ingin di marahi oleh abinya lagi.
" yang satu untuk mu Khalid." umi memberikan satu cup lagi.
" Alhamdulillah ini namanya rezeki anak Soleh". Khalid tersenyum lebar.
" umi ngga makan". tanya Khansa.
" ini umi juga beli es krim satu untuk berdua sama Abi".
" issshhh.... romantis nya..." alira dan Barra terkekeh mereka saling suap di depan anak-anak nya sudah tak heran lagi dengan kedua orang tuanya bagi mereka.
___
Malam dengan hembusan angin yang lembut membuat bulu kuduk merinding, cuaca sangat cerah bahkan bulan pun tersenyum manis menyambut malam penuh bintang gemerlapan.
" sudah siap belum sayang." panggil Barra ia harus sampai ke pesantren lebih dulu sebelum pada tamu undangan datang.
" iya mas sebentar pakai kaos kaki dulu".
" Abi, Khalid berangkat sama mba Khansa ya." ucap Khalid.
" kenapa ".
" mau pakai motor baru, kalau tak ke pesantren motor ini nganggur Abi kasihan kan dia". Khalid lagi senang dengan motor barunya.
" ya sudah pakai saja, Abi juga mau naik motor sama umi".
"eh Abi iri".
" biarin Abi sama umi mau pacaran halal."
" iya ya bi, kita berangkat bareng aja".
Fauzan dan Ratih yang menghampiri mereka dengan mobilnya melongo, niat mau jemput eh malah di tinggal.
" ustadz tak naik mobil".
" ngga mau naik motor saja sama pacarku". alira mencubit pinggang Barra sembari terkekeh.
" sayang kita naik motor saja yuk". ucap Fauzan, Ratih langsung mengangguk akhirnya Fauzan mengembalikan mobilnya ia ambil motor vespa milik Fauzan. motor kesayangan Fauzan hingga kini masih ia rawat.
" Loh kenapa Abi kok balik lagi". tanya Fahri dan Hafshah kedua anak itu anaknya Fauzan dan Ratih.
" ngga tau juga kak, coba tanya saja".
" kenapa balik lagi Abi". tanya Fahri.
" Abi sama umi mau naik motor saja."
" oh..." hanya itu balasan mereka.
Rumah Fauzan tak jauh dari rumah Barra mereka memang sengaja membeli tanah dekat situ supaya saat Barra butuh Fauzan bisa cepat memenuhi.
" Abi masih bisa naik motor ngga". tanya Ratih, Fauzan memang jarang sekali bawa motor bahkan Ratih tak pernah melihatnya semenjak menjadi sopirnya barra kemanapun Fauzan bawa mobil.
" ya bisa lah mi masak lupa ." Ratih terkekeh mereka lalu berangkat menyusul Barra. Fahri dan Hafshah pun mengikuti dari belakang dengan motor maticnya.
Suasana pesantren memang sudah sangat ramai apalagi yang di undang adalah kiyai kondang yaitu kiyai Rohman teman ustadz Ilyas dan ustadz Zaki. Acara maulid nabi, Barra memarkirkan motornya di ikuti Fauzan sedangkan Khalid dan Fahri memarkirkan motornya di sebelah kanan.
" mbak Khansa". panggil Hafshah.
" eh Hafshah baru berangkat juga".
" iya bareng kak Fahri."
" ayo masuk". Khansa dan Hafshah lalu masuk.
" mba temani Hafshah ke toilet dulu ya mbak". ucap Hafsah.
" ya udah ayo". mereka berjalan ke toilet.
Tiba-tiba saja Khansa terpeleset karena ada air ia limbung langsung saja orang yang berdiri di belakang nya menangkap Khansa.
" astaghfirullah..." Khansa terkejut kala ada tangan yang memegang dirinya.
" eh kok cari kesempatan". ucap Hafsah ketika yang ia toleh adalah laki-laki.
" astaghfirullah, untuk apa juga jika saja mbak ini ngga aku tangkap ia pasti jatuh dan kepalanya terbentur jika itu terjadi kamu pasti nyalahin aku juga". ucap laki-laki tampan yang sedikit dingin sikapnya.
" tapi kan kamu pegang mba Khansa".
" cuma dikit aku tak ada maksud lain cuma mau menolong, astaghfirullah ini bocah". Ammar geram niat hati ia ingin cepat ke toilet justru bertemu dengan Hafsah yang ceplas-ceplos.
" bilang aja iya ". Ammar langsung saja meninggalkan para gadis itu tak ada gunanya berdebat dengan Hafsah karena Hafsah tak akan mau kalah. Ammar menggerutu hingga ia masuk ke toilet, begitulah Ammar ia punya sikap yang dingin terhadap wanita.
" mbak Khansa ngga apa-apa".
" iya ngga apa-apa, Hafsah lain kali jangan gitu ya benar yang orang tadi katakan mungkin jika mba tidak di tolong olehnya mba bisa kebentur kepala nya". ucap Khansa.
" maaf mba, ngga suka aja dia pegang mba Khansa tadi.".
" dia tidak memegang mbak kok, hanya menahan mba saja supaya mbak ngga jatuh tapi langsung saja dia lepaskan. ".
" iya mbak nanti kalau ketemu Hafsah akan minta maaf,". Khansa lalu tersenyum mereka lanjut untuk pergi ke toilet.
Khansa menunggu dari luar sedangkan Hafsah masuk ke dalam. Khansa hanya berdiri saja di ujung agak jauh dari toilet karena memang dia mengantar Hafsah yang mau ke toilet. di lihatnya Ammar yang keluar dari toilet, karena merasa dia bersalah takut jika yang menolong tak ridho di panggil nya Ammar.
" mas ..." Ammar menoleh karena memang tak ada siapapun di sana.
" saya". ucap Ammar dengan sikap dingin nya
" saya mau minta maaf soal yang tadi, dan saya berterima kasih sudah menolong saya " ucap Khansa.
" ya tak masalah." itu saja yang keluar dari bibir Ammar ia langsung pergi saja tanpa menghiraukan Khansa. mungkin perasaan Ammar benar-benar masih kesal dengan hal tadi.
" ya Allah ada ya laki-laki dingin seperti itu " gumam Khansa ia lalu begidik.
" sudah ayo mbak, kita liat pentas anak-anak". Khansa mengangguk ia pun berjalan cepat menuju pengajian. namun Hafsah menghentikan langkahnya ketika melihat Ameer saudara kembar Ammar ia menghentikan langkahnya.
" kak, Hafsah mau minta maaf soal kejadian tadi."
" kejadian apa ya". ucap Ameer tak mengerti matanya memindai Khansa wanita cantik.
" tadi Lo saya udah maki-maki kakak di depan toilet".
" maaf maksud anda apa saya tak mengerti sejak tadi saya di sini".
" tadi Lo kak, ganteng-ganteng kok telmi sih." gerutu Hafsah.
" Hafsah husss... tak baik jaga ucapan nya Hafsah". pinta Khansa.
" maaf saya benar-benar tak mengerti maksud anda. saya permisi ya, ada yang perlu penanganan di pesantren". ucap Ameer ia bergegas pergi.
" astaghfirullah kenapa Hafsah kesel sama tu orang ya kak, telmi banget".
" husss... udah yuk jangan di bahas lagi". Khansa lalu mengajak Hafsah untuk segera berkumpul dengan para wanita
___
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
ya ampun salah orang itu🤭😂😂😂
2023-06-19
0