Part 4. Ammar dan Ameer

Alira membuka paper bag yang di minta oleh Khalid tadi, ia letakkan di depan Khansa karena tadi Khalid bilang jika yang kepengen adalah Khansa.

" umi beli es krim". tanya Khansa melihat dua box eskrim.

" iya tadi Khalid telepon katanya kamu kepengen es krim".

" Khalid bilang gitu mii".

" iya"...

Langsung saja mata Khansa mencari Khalid, Khalid tak bisa kabur karena di sebelah ada abinya. ia nyengir sembari garuk-garuk kepalanya, rasanya ingin tenggelam saja di balik sofa.

" adikku ini memang pintar sekali umi, pintar merayu". ucap Khansa ia sudah memegang bantal di kursi.

" ini untuk mbak Khansa, es krim vanila mix durian". Khalid memberikan nya pada Khansa tanpa dosa.

" terima kasih adikku sayang, lain kali jangan begini ya tak baik menyuruh orang tua dengan cara berbohong pula." ucap Khansa perlahan sembari mengeratkan giginya merasa geram dengan adiknya itu.

" iya mbakku". Khalid mengedipkan matanya ia tak ingin di marahi oleh abinya lagi.

" yang satu untuk mu Khalid." umi memberikan satu cup lagi.

" Alhamdulillah ini namanya rezeki anak Soleh". Khalid tersenyum lebar.

" umi ngga makan". tanya Khansa.

" ini umi juga beli es krim satu untuk berdua sama Abi".

" issshhh.... romantis nya..." alira dan Barra terkekeh mereka saling suap di depan anak-anak nya sudah tak heran lagi dengan kedua orang tuanya bagi mereka.

___

Malam dengan hembusan angin yang lembut membuat bulu kuduk merinding, cuaca sangat cerah bahkan bulan pun tersenyum manis menyambut malam penuh bintang gemerlapan.

" sudah siap belum sayang." panggil Barra ia harus sampai ke pesantren lebih dulu sebelum pada tamu undangan datang.

" iya mas sebentar pakai kaos kaki dulu".

" Abi, Khalid berangkat sama mba Khansa ya." ucap Khalid.

" kenapa ".

" mau pakai motor baru, kalau tak ke pesantren motor ini nganggur Abi kasihan kan dia". Khalid lagi senang dengan motor barunya.

" ya sudah pakai saja, Abi juga mau naik motor sama umi".

"eh Abi iri".

" biarin Abi sama umi mau pacaran halal."

" iya ya bi, kita berangkat bareng aja".

Fauzan dan Ratih yang menghampiri mereka dengan mobilnya melongo, niat mau jemput eh malah di tinggal.

" ustadz tak naik mobil".

" ngga mau naik motor saja sama pacarku". alira mencubit pinggang Barra sembari terkekeh.

" sayang kita naik motor saja yuk". ucap Fauzan, Ratih langsung mengangguk akhirnya Fauzan mengembalikan mobilnya ia ambil motor vespa milik Fauzan. motor kesayangan Fauzan hingga kini masih ia rawat.

" Loh kenapa Abi kok balik lagi". tanya Fahri dan Hafshah kedua anak itu anaknya Fauzan dan Ratih.

" ngga tau juga kak, coba tanya saja".

" kenapa balik lagi Abi". tanya Fahri.

" Abi sama umi mau naik motor saja."

" oh..." hanya itu balasan mereka.

Rumah Fauzan tak jauh dari rumah Barra mereka memang sengaja membeli tanah dekat situ supaya saat Barra butuh Fauzan bisa cepat memenuhi.

" Abi masih bisa naik motor ngga". tanya Ratih, Fauzan memang jarang sekali bawa motor bahkan Ratih tak pernah melihatnya semenjak menjadi sopirnya barra kemanapun Fauzan bawa mobil.

" ya bisa lah mi masak lupa ." Ratih terkekeh mereka lalu berangkat menyusul Barra. Fahri dan Hafshah pun mengikuti dari belakang dengan motor maticnya.

Suasana pesantren memang sudah sangat ramai apalagi yang di undang adalah kiyai kondang yaitu kiyai Rohman teman ustadz Ilyas dan ustadz Zaki. Acara maulid nabi, Barra memarkirkan motornya di ikuti Fauzan sedangkan Khalid dan Fahri memarkirkan motornya di sebelah kanan.

" mbak Khansa". panggil Hafshah.

" eh Hafshah baru berangkat juga".

" iya bareng kak Fahri."

" ayo masuk". Khansa dan Hafshah lalu masuk.

" mba temani Hafshah ke toilet dulu ya mbak". ucap Hafsah.

" ya udah ayo". mereka berjalan ke toilet.

Tiba-tiba saja Khansa terpeleset karena ada air ia limbung langsung saja orang yang berdiri di belakang nya menangkap Khansa.

" astaghfirullah..." Khansa terkejut kala ada tangan yang memegang dirinya.

" eh kok cari kesempatan". ucap Hafsah ketika yang ia toleh adalah laki-laki.

" astaghfirullah, untuk apa juga jika saja mbak ini ngga aku tangkap ia pasti jatuh dan kepalanya terbentur jika itu terjadi kamu pasti nyalahin aku juga". ucap laki-laki tampan yang sedikit dingin sikapnya.

" tapi kan kamu pegang mba Khansa".

" cuma dikit aku tak ada maksud lain cuma mau menolong, astaghfirullah ini bocah". Ammar geram niat hati ia ingin cepat ke toilet justru bertemu dengan Hafsah yang ceplas-ceplos.

" bilang aja iya ". Ammar langsung saja meninggalkan para gadis itu tak ada gunanya berdebat dengan Hafsah karena Hafsah tak akan mau kalah. Ammar menggerutu hingga ia masuk ke toilet, begitulah Ammar ia punya sikap yang dingin terhadap wanita.

" mbak Khansa ngga apa-apa".

" iya ngga apa-apa, Hafsah lain kali jangan gitu ya benar yang orang tadi katakan mungkin jika mba tidak di tolong olehnya mba bisa kebentur kepala nya". ucap Khansa.

" maaf mba, ngga suka aja dia pegang mba Khansa tadi.".

" dia tidak memegang mbak kok, hanya menahan mba saja supaya mbak ngga jatuh tapi langsung saja dia lepaskan. ".

" iya mbak nanti kalau ketemu Hafsah akan minta maaf,". Khansa lalu tersenyum mereka lanjut untuk pergi ke toilet.

Khansa menunggu dari luar sedangkan Hafsah masuk ke dalam. Khansa hanya berdiri saja di ujung agak jauh dari toilet karena memang dia mengantar Hafsah yang mau ke toilet. di lihatnya Ammar yang keluar dari toilet, karena merasa dia bersalah takut jika yang menolong tak ridho di panggil nya Ammar.

" mas ..." Ammar menoleh karena memang tak ada siapapun di sana.

" saya". ucap Ammar dengan sikap dingin nya

" saya mau minta maaf soal yang tadi, dan saya berterima kasih sudah menolong saya " ucap Khansa.

" ya tak masalah." itu saja yang keluar dari bibir Ammar ia langsung pergi saja tanpa menghiraukan Khansa. mungkin perasaan Ammar benar-benar masih kesal dengan hal tadi.

" ya Allah ada ya laki-laki dingin seperti itu " gumam Khansa ia lalu begidik.

" sudah ayo mbak, kita liat pentas anak-anak". Khansa mengangguk ia pun berjalan cepat menuju pengajian. namun Hafsah menghentikan langkahnya ketika melihat Ameer saudara kembar Ammar ia menghentikan langkahnya.

" kak, Hafsah mau minta maaf soal kejadian tadi."

" kejadian apa ya". ucap Ameer tak mengerti matanya memindai Khansa wanita cantik.

" tadi Lo saya udah maki-maki kakak di depan toilet".

" maaf maksud anda apa saya tak mengerti sejak tadi saya di sini".

" tadi Lo kak, ganteng-ganteng kok telmi sih." gerutu Hafsah.

" Hafsah husss... tak baik jaga ucapan nya Hafsah". pinta Khansa.

" maaf saya benar-benar tak mengerti maksud anda. saya permisi ya, ada yang perlu penanganan di pesantren". ucap Ameer ia bergegas pergi.

" astaghfirullah kenapa Hafsah kesel sama tu orang ya kak, telmi banget".

" husss... udah yuk jangan di bahas lagi". Khansa lalu mengajak Hafsah untuk segera berkumpul dengan para wanita

___

bersambung

Terpopuler

Comments

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

ya ampun salah orang itu🤭😂😂😂

2023-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. khansa
2 Part 2. kampus
3 Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4 Part 4. Ammar dan Ameer
5 Part 5. Rama
6 Part 6. ternyata kembar
7 Draft
8 Part 8.
9 Part 9. wanita sederhana
10 Part 10. Aulia
11 Part 11. Aisyah selalu khawatir
12 Part 12. mengingat masa lalu
13 Part 13. bunda menangis
14 Part 14.
15 Part 15. rasa terpendam Ameer
16 part 16. salam rindu Ameer
17 Part 17. terserempet
18 Part 18. rumah sakit
19 Part 19. amar bosan
20 Part 20. menjenguk
21 Part 21. menagih janji
22 Part 22. satu minggu
23 Part 23. Ammar luruh
24 Part 24. terkejut nya Ameer
25 Part 25. khitbah
26 Part 26. sinyal jodoh
27 Part 27. bertemu
28 Part 28. pernikahan
29 Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30 Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33. Ameer bersiap
34 Part 34. Ameer berangkat
35 Part 35. cinta itu anugerah
36 Part 36. Swiss saksi bisu
37 Part 37. saling mencintai
38 Part 38. Kegelisahan Barra
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41.
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44. Ameer pulang
45 Part 45. pernikahan haris
46 Part 46. kecelakaan
47 Part 47. Duka
48 Part 48. hati yang rapuh
49 Part 49. Yang di nanti
50 part 50. Ayah
51 Part 51. brondong
52 Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53 Part 53. demam
54 Part 54. Gaza sebagai prioritas
55 Part 55. masih libur
56 Part 56. ucapan bunda aisha
57 Part 57. Gaza pergi
58 Part 58. keinginan tetua
59 Part 59. Sah
60 Part 60. kebahagiaan gaza
61 Part 61. sebatas ayah gaza
62 Part 62. menepis jarak
63 Part 63. ke Bandung
64 Part 64. permaisuri hatiku
65 Part 65. ya zaujati
66 Part 66. kebun teh
67 Part 67. kembali dari kebun teh
68 Part 68. rencana pulang
69 part 69. merengkuh pahala
70 Part 70. aki di rumah sakit
71 Part 71. perasaan yang rapuh
72 part 72. merasa bersalah
73 Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74 Part 74. penjelasan
75 Part 75. kembali bekerja
76 part 76. Asupan vitamin Ameer
77 Part 77. ungkapan
78 Part 78. tulisan Ameer
79 Part 79. nafkah batin
80 Part 80. janda meresahkan
81 Part 81. Fakta
82 Part 82. rumah baru
83 Part 83. undangan
84 Part 84. biar mesra
85 Part 85. adik comel
86 Part 86 # Salsabila
87 Part 87. Resepsi
88 Part 88. kabar
89 Part 89. Gaza pulang
90 part 90. melahirkan
91 Bab 91. Tamat
92 Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Part 1. khansa
2
Part 2. kampus
3
Part 3. Laki-laki Soleh bukan salihah
4
Part 4. Ammar dan Ameer
5
Part 5. Rama
6
Part 6. ternyata kembar
7
Draft
8
Part 8.
9
Part 9. wanita sederhana
10
Part 10. Aulia
11
Part 11. Aisyah selalu khawatir
12
Part 12. mengingat masa lalu
13
Part 13. bunda menangis
14
Part 14.
15
Part 15. rasa terpendam Ameer
16
part 16. salam rindu Ameer
17
Part 17. terserempet
18
Part 18. rumah sakit
19
Part 19. amar bosan
20
Part 20. menjenguk
21
Part 21. menagih janji
22
Part 22. satu minggu
23
Part 23. Ammar luruh
24
Part 24. terkejut nya Ameer
25
Part 25. khitbah
26
Part 26. sinyal jodoh
27
Part 27. bertemu
28
Part 28. pernikahan
29
Part 29. seperti keromantisan Rasulullah
30
Part 30. Ammar mulai banyak bicara
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33. Ameer bersiap
34
Part 34. Ameer berangkat
35
Part 35. cinta itu anugerah
36
Part 36. Swiss saksi bisu
37
Part 37. saling mencintai
38
Part 38. Kegelisahan Barra
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41.
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44. Ameer pulang
45
Part 45. pernikahan haris
46
Part 46. kecelakaan
47
Part 47. Duka
48
Part 48. hati yang rapuh
49
Part 49. Yang di nanti
50
part 50. Ayah
51
Part 51. brondong
52
Part 52. Ameer di hari pertama kerja
53
Part 53. demam
54
Part 54. Gaza sebagai prioritas
55
Part 55. masih libur
56
Part 56. ucapan bunda aisha
57
Part 57. Gaza pergi
58
Part 58. keinginan tetua
59
Part 59. Sah
60
Part 60. kebahagiaan gaza
61
Part 61. sebatas ayah gaza
62
Part 62. menepis jarak
63
Part 63. ke Bandung
64
Part 64. permaisuri hatiku
65
Part 65. ya zaujati
66
Part 66. kebun teh
67
Part 67. kembali dari kebun teh
68
Part 68. rencana pulang
69
part 69. merengkuh pahala
70
Part 70. aki di rumah sakit
71
Part 71. perasaan yang rapuh
72
part 72. merasa bersalah
73
Part 73. pernikahan Mahya dan Fahri
74
Part 74. penjelasan
75
Part 75. kembali bekerja
76
part 76. Asupan vitamin Ameer
77
Part 77. ungkapan
78
Part 78. tulisan Ameer
79
Part 79. nafkah batin
80
Part 80. janda meresahkan
81
Part 81. Fakta
82
Part 82. rumah baru
83
Part 83. undangan
84
Part 84. biar mesra
85
Part 85. adik comel
86
Part 86 # Salsabila
87
Part 87. Resepsi
88
Part 88. kabar
89
Part 89. Gaza pulang
90
part 90. melahirkan
91
Bab 91. Tamat
92
Promo novel baru " bestie mendadak jadi istri"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!