Di depan Arkan, Seina bersikap biasa seperti tidak terjadi apapun.
"Hai Alea, bagaimana dengan liburanmu hari ini? " Seina menyapa dengan tersenyum.
"Hari ini sangat menyenangkan, apalagi bertemu dengan kakak, seru sekali." ucap Alea dengan lucu.
"Hai Seina, apa kamu mau kembali ke hotel?" tanya Teri.
"Iya Ter. Sebenarnya kami tadi naik taksi, tetapi, karena macet ada kecelakaan, terpaksa kami memilih jalan kaki saja." Seina mengatakan dengan nafas teratur.
Sementara Arkan hanya terdiam mematung mendengar keakraban antara Seina dengan istri dan juga anaknya.
Tiba-tiba Teri memperkenalkan arkan dengan Seina.
"Oh iya, perkenalkan ini suami saya, namanya Arkan." teri berkata seperti tidak mengetahui apapun.
"Oh iya, salam kenal, saya Seina." dia berusaha menjabat tangan Arkan.
Arkan merasa kalut. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya. Mau tidak mau, dia harus melakukan perkenalan ini di depan Teri dan juga anaknya.
"Salam kenal, saya Ar kaan... "berbicara dengan keraguan.
>>>Flashback
Mungkin dia langsung mengingat kejadian yang dulu pernah ia lakukan kepada Seina. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang selalu positif. Mereka saling mencintai. Tetapi tepat dua tahun yang lalu neneknya sakit, jadi, Seina harus pulang ke kota asalnya untuk merawat neneknya. Kebetulan saat itu ujian akhir sudah dia tempuh. Tidak ada masalah lagi, jika dia meninggalkan kota ini. Lain hal itu, ternyata masalah datang dari dekat Seina. Arkan yang ia cintai, tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya hanya karena tidak ingin menjalani hubungan LDR. Benar-benar ego yang sangat tinggi, dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa mengerti derita orang lain.
Setelah perkenalan itu, Seina merasa lega bisa menunjukkan sisi kuatnya di depan Arkan. Dulu memang Seina sangat lemah, sering menangis hanya karena keegoisan dirinya. Tetapi, sekarang Seina sudah tidak mempedulikan itu. Dia hanya fokus tentang keadilan bagi ayahnya.
***
Di seberang jalan, masih berkumpul keluarga kecil. Istrinya berfoyo- foto dengan putri kecilnya. Sementara laki-laki itu, hanya melamun saja.
Seina, kau sekarang sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi yang lemah. Dulu aku melakukannya karena tidak bisa hidup tanpa dirimu. Tetapi, kenapa sekarang kau muncul setelah aku sudah memiliki keluarga?, kenapa tidak dari dulu kamu kembali?, sudahlah, dulu itu memang salah kau sendiri, kenapa ingin pergi. Aku ingin lebih fokus dengan keluargaku saat ini.
***
Di sebuah kantor, terjadi pertemuan antara bos dengan bawahannya.
"Bagaimana, apa sudah bisa menemukan siapa dia? " tanya Arfan dengan serius.
"Sudah pak, dia adalah.... " jelas orang itu dengan runtut, meskipun hanya mereka berdua saja yang mendengar.
Arfan terdiam. Setelah mendengar siapa orang yang dimaksud itu, dia seperti tau siapa orang yang dicarinya.
Bagaimana bisa Arkan melakukan itu terhadap....
Arfan bisa meneruskan kata-katanya, meskipun hanya dalam hati saja.
"Oke kerja bagus, sekarang kamu boleh keluar." tegas Arfan yang merasa masih tidak percaya.
Tok.. tok... tok..
Tiba-tiba ada yang datang disaat pikiran Arfan yang sedikit kacau.
"Silakan masuk! " Arfan memerintahkan orang yang ingin masuk ke ruangannya.
Ternyata oma yang datang. Arfan merasa semakin tertekan. Dia menduga, bahwa omanya pasti akan mendesak Arfan untuk segera menikah.
"Arfan, oma mau bicara dengan kamu." tegas oma.
"Iya. Ada apa oma? " balas Arfan.
"Begini, oma kan sudah sering sakit-sakitan. Oma harap kamu untuk segera menikah. Oma ingin kamu berkeluarga seperti Arkan. Adikmu saja sudah memiliki anak, apa kamu tidak menginginkannya?, umur kamu juga sudah matang. 30 tahun kan di tahun ini? " panjang lebar oma berbicara kepada Arfan.
"Oma, sudahlah jangan seperti itu. Arfan sudah dewasa, dan Arfan juga punya kriteria tertentu untuk menjadi pasangan Arfan. Tidak perlu oma pusing memikirkan Arfan. Sekarang cukup, oma fokus dengan kesehatan saja." Arfan masih sabar menghadapi omanya.
"Tetapi, oma tidak mau jika kamu belum menikah, oma sudah dipanggil oleh Tuhan. Dari kecil oma merawat kamu dan Arkan. Oma tau perkembangan kalian hingga sukses saat ini, dan oma juga ingin melihat kalian bahagia memiliki keluarga.
Arfan merasa sedih dengan apa yang dikatakan omanya. Pikirannya mulai terbuka. Arfan kemudian memberi janji kepada omanya meskipun belum pasti.
"Oma, baiklah, Arfan akan segera mencari pendamping hidup, tapi tolong beri waktu Arfan selama satu bulan. Jika sudah ada, nanti Arfan kenalkan kepada oma, tapi arfan tidak janji. Arfan hanya berusaha. Arfan harap, oma bisa sabar menunggu." Arfan menjelaskan dengan tegas kepada omanya.
"Ya, bagus cucukucucuku. Itu namanya baru cucu oma." oma terlihat senang sekali dengan keputusan Arfan yang berusaha untuk mendapatkan calon istri.
"Kalau begitu, oma pamit pergi dulu. "wajah sumringah oma menyatakan kebahagiaannya.
"Iya, oma hati-hati ya." Arfan melihat punggung oma mulai keluar ruangannya.
Bagaimana ini? , kenapa masalah datang selalu bersamaan. Yang satu belum selesai, yang baru datang tiba-tiba. Aku harus mencari wanita dimana, untuk menjadi calon istriku.
Arfan berpikir dua kali untuk mempertimbangkannya. Dia pikir lebih baik menyelesaikan masalah dengan oma dulu baru masalah yang lain. Karena waktu yang dia janjikan, hanya satu bulan.
Kenapa singkat sekali, aku tadi membuatnya. Ahhh benar-benar ceroboh aku ini.
Menggeming dalam hati dengan penuh penyesalan.
*** Di kamar hotel
"Papa, aku ingin menelepon paman Arfan!" ringik Alea kepada papanya, di sebuah kamar hotel yang nyaman.
Alea sangat menyayangi pamannya. Ia sering bermain, ketika Arfan libur dengan pekerjaannya. Arfan juga terlihat menyayangi putri dari adiknya itu.
"Halo paman, apa kabar? " tanya Alea kepada pamannya.
Belum juga menjawab, Alea sudah menyambar cerita panjang lebar tentang kegiatannya hari ini. Dia juga sempat-sempatnya, menceritakan tentang Seina kepada Arfan.Tetapi, Arfan yang sangat seksama mendengarkan, hanya manggut-manggut saja tanpa perlawanan.
"Oke, sekarang keponakan cantik paman sudah selesai ceritanya?, sekarang giliran om yang bertanya, apa kamu senang liburan di sana? " tanya Arfan kepada Alea.
"Iya, Alea senang sekali." Alea berbicara dengan nada yang sangat lucu.
"Oke, kapan-kapan kita liburan bersama ya? , apa Alea mau liburan bersama paman? " tanya Arfan dengan nada menantang.
"Mau..mau, Alea mau." bocah kecil ini sangat bersemangat, ia memperlihatkan tingkah lucunya pada Arfan, dan pasti membuat Arfan gemas melihatnya.
"Ya sudah, sekarang Alea istirahat. Paman juga mau menyelesaikan pekerjaan dulu ya. dadahh.. "Arfan melambaikan tangannya, begitu juga langsung disambut lambaian tangan oleh Alea.
Aku tau sesuatu tentang kalian, tapi aku cukup diam dan aku harap kalian sudah mulai menata hidup masing-masing.
Teri melamun, sambil memikirkan Seina dan suaminya tentang pertemuan tadi. Teri tau segalanya, tapi dia hanya berpura-pura tidak tau saja didepan Seina dan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments