Bab 4 Bertemu Arkan

Di depan Arkan, Seina bersikap biasa seperti tidak terjadi apapun.

"Hai Alea, bagaimana dengan liburanmu hari ini? " Seina menyapa dengan tersenyum.

"Hari ini sangat menyenangkan, apalagi bertemu dengan kakak, seru sekali." ucap Alea dengan lucu.

"Hai Seina, apa kamu mau kembali ke hotel?" tanya Teri.

"Iya Ter. Sebenarnya kami tadi naik taksi, tetapi, karena macet ada kecelakaan, terpaksa kami memilih jalan kaki saja." Seina mengatakan dengan nafas teratur.

Sementara Arkan hanya terdiam mematung mendengar keakraban antara Seina dengan istri dan juga anaknya.

Tiba-tiba Teri memperkenalkan arkan dengan Seina.

"Oh iya, perkenalkan ini suami saya, namanya Arkan." teri berkata seperti tidak mengetahui apapun.

"Oh iya, salam kenal, saya Seina." dia berusaha menjabat tangan Arkan.

Arkan merasa kalut. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya. Mau tidak mau, dia harus melakukan perkenalan ini di depan Teri dan juga anaknya.

"Salam kenal, saya Ar kaan... "berbicara dengan keraguan.

>>>Flashback

Mungkin dia langsung mengingat kejadian yang dulu pernah ia lakukan kepada Seina. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang selalu positif. Mereka saling mencintai. Tetapi tepat dua tahun yang lalu neneknya sakit, jadi, Seina harus pulang ke kota asalnya untuk merawat neneknya. Kebetulan saat itu ujian akhir sudah dia tempuh. Tidak ada masalah lagi, jika dia meninggalkan kota ini. Lain hal itu, ternyata masalah datang dari dekat Seina. Arkan yang ia cintai, tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya hanya karena tidak ingin menjalani hubungan LDR. Benar-benar ego yang sangat tinggi, dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa mengerti derita orang lain.

Setelah perkenalan itu, Seina merasa lega bisa menunjukkan sisi kuatnya di depan Arkan. Dulu memang Seina sangat lemah, sering menangis hanya karena keegoisan dirinya. Tetapi, sekarang Seina sudah tidak mempedulikan itu. Dia hanya fokus tentang keadilan bagi ayahnya.

***

Di seberang jalan, masih berkumpul keluarga kecil. Istrinya berfoyo- foto dengan putri kecilnya. Sementara laki-laki itu, hanya melamun saja.

Seina, kau sekarang sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi yang lemah. Dulu aku melakukannya karena tidak bisa hidup tanpa dirimu. Tetapi, kenapa sekarang kau muncul setelah aku sudah memiliki keluarga?, kenapa tidak dari dulu kamu kembali?, sudahlah, dulu itu memang salah kau sendiri, kenapa ingin pergi. Aku ingin lebih fokus dengan keluargaku saat ini.

***

Di sebuah kantor, terjadi pertemuan antara bos dengan bawahannya.

"Bagaimana, apa sudah bisa menemukan siapa dia? " tanya Arfan dengan serius.

"Sudah pak, dia adalah.... " jelas orang itu dengan runtut, meskipun hanya mereka berdua saja yang mendengar.

Arfan terdiam. Setelah mendengar siapa orang yang dimaksud itu, dia seperti tau siapa orang yang dicarinya.

Bagaimana bisa Arkan melakukan itu terhadap....

Arfan bisa meneruskan kata-katanya, meskipun hanya dalam hati saja.

"Oke kerja bagus, sekarang kamu boleh keluar." tegas Arfan yang merasa masih tidak percaya.

Tok.. tok... tok..

Tiba-tiba ada yang datang disaat pikiran Arfan yang sedikit kacau.

"Silakan masuk! " Arfan memerintahkan orang yang ingin masuk ke ruangannya.

Ternyata oma yang datang. Arfan merasa semakin tertekan. Dia menduga, bahwa omanya pasti akan mendesak Arfan untuk segera menikah.

"Arfan, oma mau bicara dengan kamu." tegas oma.

"Iya. Ada apa oma? " balas Arfan.

"Begini, oma kan sudah sering sakit-sakitan. Oma harap kamu untuk segera menikah. Oma ingin kamu berkeluarga seperti Arkan. Adikmu saja sudah memiliki anak, apa kamu tidak menginginkannya?, umur kamu juga sudah matang. 30 tahun kan di tahun ini? " panjang lebar oma berbicara kepada Arfan.

"Oma, sudahlah jangan seperti itu. Arfan sudah dewasa, dan Arfan juga punya kriteria tertentu untuk menjadi pasangan Arfan. Tidak perlu oma pusing memikirkan Arfan. Sekarang cukup, oma fokus dengan kesehatan saja." Arfan masih sabar menghadapi omanya.

"Tetapi, oma tidak mau jika kamu belum menikah, oma sudah dipanggil oleh Tuhan. Dari kecil oma merawat kamu dan Arkan. Oma tau perkembangan kalian hingga sukses saat ini, dan oma juga ingin melihat kalian bahagia memiliki keluarga.

Arfan merasa sedih dengan apa yang dikatakan omanya. Pikirannya mulai terbuka. Arfan kemudian memberi janji kepada omanya meskipun belum pasti.

"Oma, baiklah, Arfan akan segera mencari pendamping hidup, tapi tolong beri waktu Arfan selama satu bulan. Jika sudah ada, nanti Arfan kenalkan kepada oma, tapi arfan tidak janji. Arfan hanya berusaha. Arfan harap, oma bisa sabar menunggu." Arfan menjelaskan dengan tegas kepada omanya.

"Ya, bagus cucukucucuku. Itu namanya baru cucu oma." oma terlihat senang sekali dengan keputusan Arfan yang berusaha untuk mendapatkan calon istri.

"Kalau begitu, oma pamit pergi dulu. "wajah sumringah oma menyatakan kebahagiaannya.

"Iya, oma hati-hati ya." Arfan melihat punggung oma mulai keluar ruangannya.

Bagaimana ini? , kenapa masalah datang selalu bersamaan. Yang satu belum selesai, yang baru datang tiba-tiba. Aku harus mencari wanita dimana, untuk menjadi calon istriku.

Arfan berpikir dua kali untuk mempertimbangkannya. Dia pikir lebih baik menyelesaikan masalah dengan oma dulu baru masalah yang lain. Karena waktu yang dia janjikan, hanya satu bulan.

Kenapa singkat sekali, aku tadi membuatnya. Ahhh benar-benar ceroboh aku ini.

Menggeming dalam hati dengan penuh penyesalan.

*** Di kamar hotel

"Papa, aku ingin menelepon paman Arfan!" ringik Alea kepada papanya, di sebuah kamar hotel yang nyaman.

Alea sangat menyayangi pamannya. Ia sering bermain, ketika Arfan libur dengan pekerjaannya. Arfan juga terlihat menyayangi putri dari adiknya itu.

"Halo paman, apa kabar? " tanya Alea kepada pamannya.

Belum juga menjawab, Alea sudah menyambar cerita panjang lebar tentang kegiatannya hari ini. Dia juga sempat-sempatnya, menceritakan tentang Seina kepada Arfan.Tetapi, Arfan yang sangat seksama mendengarkan, hanya manggut-manggut saja tanpa perlawanan.

"Oke, sekarang keponakan cantik paman sudah selesai ceritanya?, sekarang giliran om yang bertanya, apa kamu senang liburan di sana? " tanya Arfan kepada Alea.

"Iya, Alea senang sekali." Alea berbicara dengan nada yang sangat lucu.

"Oke, kapan-kapan kita liburan bersama ya? , apa Alea mau liburan bersama paman? " tanya Arfan dengan nada menantang.

"Mau..mau, Alea mau." bocah kecil ini sangat bersemangat, ia memperlihatkan tingkah lucunya pada Arfan, dan pasti membuat Arfan gemas melihatnya.

"Ya sudah, sekarang Alea istirahat. Paman juga mau menyelesaikan pekerjaan dulu ya. dadahh.. "Arfan melambaikan tangannya, begitu juga langsung disambut lambaian tangan oleh Alea.

Aku tau sesuatu tentang kalian, tapi aku cukup diam dan aku harap kalian sudah mulai menata hidup masing-masing.

Teri melamun, sambil memikirkan Seina dan suaminya tentang pertemuan tadi. Teri tau segalanya, tapi dia hanya berpura-pura tidak tau saja didepan Seina dan suaminya.

Episodes
1 Bab 1 Mata Yang Berair
2 Bab 2 Rencana Seina
3 Bab 3 Liburan musim panas
4 Bab 4 Bertemu Arkan
5 Bab 5 Melamar Pekerjaan
6 Bab 6 Ningsih
7 Bab 7 Terpaksa Menemui Bos
8 Bab 8 Arfan
9 Bab 9 Mulai bekerja
10 Bab 10 Terpaksa menerima tawaran
11 Bab 11 Pernikahan
12 Bab 12 Rencana Honeymoon
13 Bab 13 Penyesalan Arkan
14 Bab 14 Ketahuan oma
15 Bab 15 Berhasil Honeymoon
16 Bab 16 Mati Lampu
17 Bab 17 Talak 1 untuk Teri
18 Bab 18 Cemburu
19 Bab 19 Kesempatan
20 Bab 20 Seina diculik
21 Bab 21 Kekonyolan Seina
22 Bab 22 Bekerja lagi
23 Bab 23 Menunggu
24 Bab 24 Bertemu Pak Rey
25 Bab 25 Permintaan maaf Arkan
26 Bab 26 Mulai berani
27 Bab 27 Pindah ke Apartemen
28 Bab 28 Hari Terakhir
29 Bab 29 Tidak jadi bercerai
30 Bab 30 Double date
31 Bab 31 Amnesia
32 Bab 32 Seina pergi
33 Bab 33 Resa
34 Bab 34 Arfan mulai menjauh
35 Bab 35 Pertunangan
36 Bab 36 Baju pengantin
37 Bab 37 Belum fatal
38 Bab 38 Kembali ke rumah
39 Bab 39 Sakit
40 Bab 40 Positif
41 Bab 41 Kebakaran
42 Bab 42 Reyna
43 Bab 43 Dijodohkan Bos
44 Bab 44 Terlewat
45 Bab 45 Mulai Mendekati
46 Bab 46 Akhirnya Kembali Bersama
47 Bab 47 Menjadi Papa Sehari
48 Bab 48 Pendekatan Riko dan Kayla
49 Bab 49 Hidup Yang Baru
50 Ba 50 Tanpa Sengaja Bertemu
51 Bab 51 Simulasi sebelum waktunya
52 Bab 52 Munculnya Rey dan Resa
53 Bab 53 Hubungan Tanpa Ungkapan
54 Bab 54 Hamil Lagi
55 Bab 55 Hampir Celaka
56 Bab 56 Rencana Yang Mendadak
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Mata Yang Berair
2
Bab 2 Rencana Seina
3
Bab 3 Liburan musim panas
4
Bab 4 Bertemu Arkan
5
Bab 5 Melamar Pekerjaan
6
Bab 6 Ningsih
7
Bab 7 Terpaksa Menemui Bos
8
Bab 8 Arfan
9
Bab 9 Mulai bekerja
10
Bab 10 Terpaksa menerima tawaran
11
Bab 11 Pernikahan
12
Bab 12 Rencana Honeymoon
13
Bab 13 Penyesalan Arkan
14
Bab 14 Ketahuan oma
15
Bab 15 Berhasil Honeymoon
16
Bab 16 Mati Lampu
17
Bab 17 Talak 1 untuk Teri
18
Bab 18 Cemburu
19
Bab 19 Kesempatan
20
Bab 20 Seina diculik
21
Bab 21 Kekonyolan Seina
22
Bab 22 Bekerja lagi
23
Bab 23 Menunggu
24
Bab 24 Bertemu Pak Rey
25
Bab 25 Permintaan maaf Arkan
26
Bab 26 Mulai berani
27
Bab 27 Pindah ke Apartemen
28
Bab 28 Hari Terakhir
29
Bab 29 Tidak jadi bercerai
30
Bab 30 Double date
31
Bab 31 Amnesia
32
Bab 32 Seina pergi
33
Bab 33 Resa
34
Bab 34 Arfan mulai menjauh
35
Bab 35 Pertunangan
36
Bab 36 Baju pengantin
37
Bab 37 Belum fatal
38
Bab 38 Kembali ke rumah
39
Bab 39 Sakit
40
Bab 40 Positif
41
Bab 41 Kebakaran
42
Bab 42 Reyna
43
Bab 43 Dijodohkan Bos
44
Bab 44 Terlewat
45
Bab 45 Mulai Mendekati
46
Bab 46 Akhirnya Kembali Bersama
47
Bab 47 Menjadi Papa Sehari
48
Bab 48 Pendekatan Riko dan Kayla
49
Bab 49 Hidup Yang Baru
50
Ba 50 Tanpa Sengaja Bertemu
51
Bab 51 Simulasi sebelum waktunya
52
Bab 52 Munculnya Rey dan Resa
53
Bab 53 Hubungan Tanpa Ungkapan
54
Bab 54 Hamil Lagi
55
Bab 55 Hampir Celaka
56
Bab 56 Rencana Yang Mendadak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!