***Satu bulan kemudian
Setelah kematian ayahnya, Seina tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.
Langkah dengan tegas ia menuju kafe harmoni. Sepanjang perjalanan ia sempat melewati taman remaja. Tetapi ia tak bisa singgah walaupun hanya beberapa menit, karena jadwalnya sedang menunggu.
Alunan lagu dilantunkan dengan penuh penghayatan. Ia menyanyikan lagu kenangan. Beberapa pengunjung menikmati nyanyian Seina sambil menyantap makanan.
Mengapa sudah selesai lagunya saat aku baru saja datang?, seharusnya kafe ini menyediakan penyanyi cadangan agar semua pengunjung dapat mendengar lagu-lagu indah sepanjang malam. Batin seorang pria tinggi dan tampan yang baru sampai di kafe harmoni.
Pria itu kemudian melangkah menuju kursi.
Sosok pria tadi masih di kafe ini hingga saat ini. Ia terlihat sangat elegan dan berkarisma. Bahkan pria tampan yang ada di depannya seperti tak ada bandingannya. Dua pria itu saling berjabat tangan, setelah sepertinya menyelesaikan diskusi panjang dari sekitar 90 menit yang lalu.
*** Di kamar Seina
Brukkk...
Akhirnya, punggung ini bisa kuluruskan lebih awal.
Seina menikmati saat istirahatnya.
Memang tidak seperti biasanya. Seina ijin untuk pulang lebih awal, agar dia bisa istirahat lebih lama. Biasanya dia pulang maksimal jam 11 malam. Tetapi, hari ini dia memilih pulang 2 jam lebih awal, dengan memajukan waktu mulai kerjanya. Memang jam buka kafe harmoni hampir 24 jam nonstop. Tetapi pemilik kafe hanya menginginkan Seina saja yang menjadi penyanyi di kafe ini. Jadi, Seina berhak memilih jam kerjanya. Yang terpenting harus 8 jam kerja. Sisa waktu yang tidak ada suguhan lagu, akan diberikan bonus kopi saat mengunjungi pagi hingga jam 2 siang. Ini memang penawaran yang berbeda. Tak heran jika banyak pengunjung kebanyakan datang sore hingga malam hari, hanya untuk bisa mendengar suara indah Seina. Melainkan bukan terpengaruh iming-iming bonus kopi mereka lebih tertarik dengan suara Seina.
Aku harus tidur lebih awal, agar besok bisa berpikir jernih menyusun rencanaku.
Seina berusaha menjernihkan otaknya supaya selalu dalam keadaan lebih baik.
--------------
Di suatu rumah megah, terdapat seorang pria yang memerintah seseorang.
"Baiklah, segera cari siapa dia! " perintah Arfan kepada tangan kanannya.
Saat orang itu pergi, Arkan muncul dari tiga teratas anak tangga. Dia terlihat tampan, tetapi jika dilihat lebih berkarisma kakaknya dibanding dirinya.
"Siapa dia kak? " tanya seolah penasaran.
"Tidak apa-apa, aku hanya mencari seseorang." jawab Arfan.
Dengan hati yang penasaran, Arkan berbicara dengan hatinya. Ia berpikir siapa sebenarnya yang dicari kakaknya, sampai serius begitu.
*** Di kafe
Tak ada yang bisa menyalahkan keadaan, semuanya terjadi atas satu pihak saja. Jika sebelumnya ada perkataan baik berupa penawaran atau saling berpegangan erat, aku tidak akan menyimpan amarah sampai saat ini. Tetapi tidak, mereka hanya mengeluarkan uang dan tak memikirkan kehidupan orang lain. Kesombongan hanyalah kunci utama kekuatan mereka. Lihatlah nanti, keyakinan dan tekadku akan membuka kebenarannya.
Seina terdiam beberapa menit dan mulai menuang pikiran dalam hatinya. Ide mulai bertebaran mengelilingi otaknya yang penuh dengan pertimbangan.
Ayah aku akan selalu mendoakanmu, dan akan menegakkan keadilan di kehidupan ini, dengan menyerang secara sehat tanpa menyakiti fisik siapapun. Pesanmu akan selalu kujaga dengan sepenuh hatiku.
"Pak mohon maaf saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Bukan karena apa-apa, hanya saja saya harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga saya." mengatakan dengan perasaan berat.
"Baiklah Seina. Jika itu keputusan kamu, saya akan menerimanya. Semoga kamu bisa sukses di luar sana. " ucap pak Hendra selalu pemilik kafe harmoni.
"Terimakasih banyak pak, karena telah mempercayai saya untuk menjadi penyanyi di kafe ini. Jasa bapak tidak akan pernah saya lupakan. Semoga kafe ini bertambah sukses dan semakin banyak pelanggan." Seina mengucapkan dengan penuh haru.
"Kapanpun kamu kesini, pintu kafe ini akan selalu terbuka untukmu." dengan sekilas senyum bercampur sedih, pak Hendra melihat ke arah Seina.
"Pasti pak, saya akan berusaha untuk mengunjungi kafe ini."ujar Seina
Seina lalu pergi dari kafe itu. Ia memperindah matanya dengan membubuhkan air mata yang melekat tak menghendaki jatuh.
Bagaimana ini?, apa aku harus melakukan segera atau bagaimana?
Oke tenang Seina, tenanglah. Kamu sepertinya butuh healing sesaat untuk melakukan semuanya.
Seina mulai menenangkan diri dengan duduk di kursi area taman remaja. Dia masih membayangkan hal manis dan pahit bersama "A" dulu.
"Andai si A mendukungnya, pasti dia masih menjalin hubungan baik dengannya. Tetapi, sayangnya rasa cintanya seperti benda dengan beban berat yang siap tenggelam kapanpun saat terombang-ambing gelombang air.
Dia itu egois. Tidak memikirkan keluargaku, dia hanya ingin aku bukan keluargaku. Pria seperti itu tidak masuk dalam daftar hatiku saat ini.
"Kakak.. kakak, hikks.. " terdengar tangisan anak kecil sekitar umur dua tahun, yang tiba-tiba ada didepan Seina.
Seina sempat sejenak bingung, tapi tak lama kemudian ia berpikir cepat untuk segera mengerti keadaan anak kecil itu.
"Nama kamu siapa cantik?, kamu ke sini bersama siapa? " tanya Seina.
"papa, mama, aku ingin bersamanya. " anak ini masih terlalu kecil untuk menjawab hal detail.
Dimana orang tuanya?, anak inj sepertinya tersesat, dan pasti orang tuanya mungkin sekarang sedang mencarinya. Aku harus segera menghubungi petugas keamanan di taman ini.
"Perhatian.. perhatian, ditemukan anak kecil sekitar umur dua tahun. Berjenis kelamin perempuan, kulitnya putih, rambutnya keriting, matanya bulat. Silakan bagi siapa saja yang sedang kehilangan anaknya, bisa datang ke kantor petugas sekarang. Terima kasih.
" Teri, itu ada pengumuman dari petugas keamanan taman ini, ayo kita ke sana siapa tahu itu adalah Alea!"
Arkan segera mengajak istrinya untuk pergi ke sumber suara.
Lucu sekali anak itu, bagaimana bisa anak selucu itu bisa lalai pengawasan orang tuanya. emmmh...
Seina berjalan lagi, setelah mengantarkan anak kecil tadi ke tempat petugas keamanan.
Krukkk... krukkk, ini sudah hampir siang, waktunya Seina makan siang.
Aku sebenarnya ingin makan bakmi saja. Tetapi lebih baik Kayla kuhubungi lagi.
Setelah beberapa langkah akhirnya Seina sampai ke sebuah restoran. Sambil menunggu makan yang sudah dipesan, ia meminum jus yang sudah disajikan lebih dulu.
"Hai Sein." seorang wanita berpakaian seksi melambaikan tangan.
Seina langsung mengangkat tangannya dengan cepat.
Seina memang sebelumnya merencanakan untuk liburan. Dan hari ini ia akan membicarakan bersama Kayla.
Semua sudah diputuskan dari diskusi santai. Seina dan Kayla berencana ke pantai hari sabtu di pekan ini.
"Ya sudah aku pergi dulu ya Sein." Kayla pamit setelah menyelesaikan makan dan obrolannya bersama Seina.
Seina juga ikut menyusul Kayla yang sepertinya sudah mendapatkan taksi.
Di perjalanan Seina tak sengaja menatap ke luar dengan penuh kesedihan. Kaca yang menjadi penghalang tak bisa mengalihkan pandangannya dari orang itu.
Dia, itu benar dia. Kenapa aku harus melihatnya di saat aku harus fokus dengan rencanaku. Aku harus selalu fokus.
Orang dari masa lalunya memang sudah terbuang dari pikirannya. Tetapi, tidak dengan hatinya. Ia masih menyimpan rasa sakit hati saat melihatnya. Orang yang sangat dicintainya dulu tidak bisa mendukung dan menghargainya. Hanya mementingkan egonya.
Dia tidak ingin berpisah denganku, dan dia membuat pilihan sendiri untuk memutuskan hubungan itu. Dia tidak bisa mengendalikan hatinya, dia hanya membuat pikirannya sendiri.
Sudah, aku sudah tidak ingin memikirkan dia lagi. Sesuatu yang tidak penting ini harus ku hapus dari pikiran dan hatiku.
Seina berusaha mengendalikan hati dan pikirannya.
Kepalanya sekarang lurus ke depan, seperti halnya rencana yang ia buat harus berjalan mulus seperti yang dia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Doubi
Semangat thor! rangkaian katanya bagus benerrr ...🤭
2023-07-06
1