Terik matahari yang panas tak bisa menyentuh kulit putih Seina dan Kayla, karena dipantulkan oleh sunblock yang sudah dioleskan 15 menit yang lalu oleh mereka.
"Wah indah sekali Seina, panas ini tak ingin membuatku pergi dari keindahan ini." ucap Kayla pada Seina.
Seina hanya tersenyum tak membalasnya. Dirinya hanya memikirkan rencana indah itu sambil melihat keindahan pantai.
Banyak turis melirik mereka berdua, tetapi tak satupun dari mereka yang berani mendekat, karena mereka berdua terlihat cuek.
Minuman kelapa muda memang identik dengan kegiatan berjemur kali ini. Mereka berjemur, tetapi mereka tak ingin kulit mereka menghitam. Memang mereka ini membingungkan.
Dengan properti seadanya, mereka memakai kacamata, topi, membawa payung besar, dan yang lebih lucu lagi mereka mengenakan pakaian tidur tipis panjang yang tak terlihat transparan.
Dalam hati mereka merasa memang aneh, tetapi semua sudah dibuang rasa aneh itu, dengan menutupinya melalui rasa segar air kelapa, dan langit cerah yang nampak mengisyaratkan hati mereka berdua.
Di area lain terlihat anak kecil yang bermain pasir. Ia sangat menikmati aktivitasnya. Seorang wanita berkacamata hitam dengan bikininya terlihat mengawasi dari jauh, sama halnya dengan banyak wanita Indonesia, mereka takut kulitnya gosong.
"Arkan..., dimana kamu? "teriak wanita itu.
"Aku disini berteduh, cuacanya terik sekali, kulitku tidak kuat merasakannya. "teriakan dari arah agak jauh.
Dalam batin teri, bagaimana bisa dia berteduh ketika anak dan istrinya sedang panas-panasan. Ah sudahlah.
Teri tidak memperpanjang semuanya. Dia lebih santai menanganinya.
"Mama, aku haus." berbicara dengan sangat lucu.
"Oke, sayang kamu tunggu di sini ya. Jangan ke mana-mana, kalau ada apa-apa bilang sama papa, papa berteduh di sana." ucap Teri kepada putrinya.
"Oke ma." mengacungkan jempolnya.
Sementara disana, terdapat dua wanita sudah berkemas dari tempat berjemur, dan mulai menyusuri jalan menuju hotel.
Matahari masih enggan mengurangi sinarnya. Padahal sudah menunjukkan pukul 4 sore. Dua wanita itu saling berbincang-bincang, mereka merasa puas berjemur selama 2 jam. Rekor baru bagi mereka berdua, karena biasanya mereka hanya bisa bertahan selama 1 jam saja.
"Kakak... " teriak seorang anak kecil kepada Seina.
Seina mencari arah suara itu, memastikan bahwa dia benar dipanggil. Karena hanya suara 'kakak' yang terlontar. Setelah menengok ke kanan, ternyata dilihatnya sosok anak kecil yang pernah ia temui di taman. Langsung saja Seina melambaikan tangannya dengan penuh keceriaan. Tak sempat berbicara, baru beberapa langkah Seina ingin menghampiri bocah kecil itu, tiba-tiba mamanya datang dan langsung menggendongnya. Anak kecil itu berusaha memberitahu mamanya, dan setelah beberapa detik mereka menghampiri Seina yang masih berdiri di sana. Sedangkan Kayla yang ingin segera bersih-bersih pamit lebih dulu ke hotel.
"Halo, salam kenal saya Teri mamanya Alea." menyapa dengan ramah sambil memperkenalkan diri.
"Salam kenal juga, saya Seina. " balas Seina dengan ramah.
"Kakak, ayo kita main pasir!", aku ingin main sama kakak. " ucap Alea dengan bicaranya yang masih lucu belum begitu fasih.
"Sayang ini sudah sore, kakak Seina mau bersih-bersih, kamu juga harus segera mandi kan, lain kali saja ya." bantah Teri pada purinya.
Seina tak perlu memperindah kata untuk menolak alea, karena Teri terlihat lebih mengerti.
Seina dan Alea saling melambaikan tangan dan berharap akan bertemu kembali.
Setelah sampai di hotel, Seina segera membersihkan diri, dan mempersiapkan diri untuk menikmati senja nanti. Kayla terlihat sudah siap dan rapi.
"Ayo Sein, keburu telat kita nanti. " gerutu Kayla.
"Iya, iya sabar Kayla cantik. " balas Seina dengan meledeknya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, sebentar lagi semua orang akan menikmati senja. Sudah banyak orang berkumpul menyiapkan kamera mereka masing-masing. Seina dan Kayla sengaja mencari tempat yang lebih jauh dari orang- orang, agar bisa leluasa menikmati tanpa ada kebisingan.
Matahari tenggelam tepat pada pukul setengah enam, itu benar-benar mukjizat dari Tuhan yang sangat indah dan menakjubkan. Seina dan Kayla tidak menyia-nyiakan momen itu. Mereka berdua saling berganti mengambil foto masing-masing dan juga foto berdua bersama.
Sekarang warna jingga sudah mulai menghilang, dan artinya malam pun mulai datang. Seina dan Kayla menghabiskan waktu untuk makan malam di sebuah restoran. Seina memesan menu andalan disana, yaitu ayam betutu dan juga memilih makanan penutup yaitu puding. Sementara Kayla memesan steik dengan makanan penutup kue khas dari daerah sana. Kami sangat menikmati makanannya, sungguh seperti orang yang baru saja melakukan pekerjaan berat, yang ketika istirahat menyantap makanan dengan lahap. .
Setelah selesai makan, mereka masih berada di restoran, hanya untuk sekedar mengistirahatkan perutnya. Kayla asyik dengan ponselnya, sementara Seina masih ke kamar mandi.
Ketika sampai di kamar mandi, tidak sengaja ia bertemu dengan Teri kembali. Mereka yang saling tahu segera menyapa.
"Kita bertemu lagi, dengan siapa Seina kemari? " bertanya penasaran.
"Saya ke sini bersama teman saya namanya Kayla. " dengan cepat membalas.
Kemudian mereka berdua segera menyelesaikan pembicaraan. Lalu mulai berhambur ke tujuan masing-masing, yaitu kamar mandi. Seina sudah selesai, dia melihat ke kiri dan kanan mencari seseorang, tetapi ia tidak menemukannya. Dia berpikir mungkin Teri sudah lebih dulu keluar. Kemudian dengan cepat Seina kembali ke tempatnya.
"Kay, ayuk kita kembali ke hotel! " Seina mengajak Kayla.
"Ayo Sein, aku juga sudah mengantuk." kata Kayla.
Untuk kembali mereka harus naik taksi, karena jarak hotel dengan restoran yang mereka kunjungi agak jauh. Sebenarnya restoran di dekat hotel juga ada. Tetapi mereka lebih suka makan di restoran ini.
"Taksi..." teriak Kayla.
Taksi pun berhenti dan menaikkan dua penumpang wanita cantik ini.
Di sela perjalanan, Kayla dan Seina sedang asyik saling mengirim foto yang mereka dapat saat senja tadi. Mereka mengagumi hasilnya. Dan juga saling memberi pujian pada foto mereka.
Tiba-tiba brakkk..., terjadi kecelakaan di depan taksi yang mereka tumpangi. Akhirnya mereka turun dan terpaksa harus jalan kaki. Karena tidak mungkin mereka menunggu evakuasi sampai selesai, kebetulan jalan itu satu-satunya penghubung menuju hotel mereka.
"Arkan.... " suara Kayla sangat keras di telinga Seina.
Seina yang tak memperhatikan sekeliling ikut bergabung matanya dengan apa yang dilihat Kayla.
"Sein, itu benar Arkan kan? " tanya Kayla
Seina terkejut melihat Arkan bersama orang lain. Apalagi orang itu adalah wanita dan anak kecil yang pernah ia temui sebelumnya.
"Sabar ya Sein, kamu harus bisa melupakan dan menatap masa depanmu. Dia bukan jodoh terbaikmu, mereka sepertinya adalah keluarga sein." Kayla yang tau cerita Seina dan Arkan sejak kuliah pun ikut bersimpati pada temannya.
"Aku sudah melupakannya kau tenang saja, bahkan dari dulu." jawab Seina dengan tegas, meskipun di dalam hatinya masih terselip sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments