TIME TRAVEL OF XUN TIAN
“Kasihan sekali nasibnya. Masih muda, tapi umurnya pendek.”
“Kenapa harus mengasihaninya? Dia sendiri yang bunuh diri. Dia hanya mempermalukan keluarganya. Hanya seorang sampah, bisa-bisanya dia menolak menikah dengan pangeran. Dia seharusnya beruntung. Tidak tahu terimakasih.”
“Shutt … jangan terlalu keras. Jangan sampai ada yang mendengar perkataanmu tadi.”
“Lalu kenapa jika orang lain mendengarnya? Sekali pun dia adalah anak keluarga ini, dia tidak lain hanyalah anak buangan. Pembawa sial yang sudah lama ingin dibunuh sejak lahir.”
“Memang benar jika Nona Xun Tian dianggap pembawa sial. Tapi selagi dia hidup, sepertinya dia tidak pernah melakukan apa pun yang merugikan keluarga ini. Aku hanya kasihan. Dia anak keluarga bangsawan, tapi nasibnya tidak lebih baik dari seorang pelayan seperti kita.”
Ketika para pelayan kediaman keluarga Li sedang asik membicarakan Xun Tian, salah seorang nona muda keluarga Li di depan jasadnya yang sedang menjalani ritual sebelum dikremasi, seketika semua orang terlonjak kaget dan berteriak histeris. Mereka terkejut kala melihat jasad Xun Tian yang berbaring tiba-tiba bangkit seolah-olah jiwanya tak pernah melayang.
Tentu saja semua orang yang berada di sana ketakutan saat melihat mayat yang jelas-jelas mati, kini hidup kembali. Bahkan, peristiwa itu disaksikan oleh banyak orang yang mengantar kepergiannya. Karena sangat takut dan menganggap hal itu adalah pertanda buruk, semua yang berada di sana pun bergegas berlarian meninggalkan tempat itu. Bangkitnya Xun Tian dianggap sebagai pertanda buruk yang membawa kesialan. Oleh sebab itu, semua orang meninggalkan Xun Tian yang telah bangkit kembali.
“Di mana aku?”
***
“Aku seperti mendengar suara. Gawat! Apa di kamarku ada tikus?”
Seorang gadis yang baru tiba di rumah kontraknya, harus menunda rasa penatnya sejenak karena mendengar ada sesuatu yang tidak beres di dalam kamarnya. Perlahan-lahan, dia berjalan menuju kamarnya. Meskipun dia sedikit takut, ia tetap mendorong pintu kamarnya. Namun siapa sangka, bukan tikus yang menjadi penyebab kewaspadaannya, tetapi seorang pria dan wanita yang tengah bercinta di dalam kamarnya.
Gadis itu sontak mematung. Tubuhnya terbujur kaku tatkala menyadari bahwa pria yang sedang bercinta di dalam kamarnya adalah kekasihnya. Sedangkan wanita yang bercinta dengan kekasihnya adalah sahabatnya sendiri. Betapa hancur hatinya tatkala melihat pemandangan yang luar biasa. Akan tetapi, ia tidak akan tinggal diam dan menjadi pihak lemah saat menghadapi ketidakadilan yang menimpanya.
“Apa yang kalian lakukan?!” sentakan yang begitu lantang itu membuat kekasih dan sahabatnya reflek menghentikan aksi panasnya.
Kekasih dan sahabat gadis itu pun bergegas bangkit dengan kondisi pakaian yang tanggal. Gadis itu menyaksikan semuanya. Namun, melihat apa yang telah terjadi, baginya tak ada hal lain lagi selain kemarahan dan kekecewaan yang mencabik-cabik hatinya.
Gadis itu masih bersabar tatkala menyaksikan kekasih dan sahabatnya yang bergegas mengenakan pakaian yang berserakan di lantai. Bahkan, kekasihnya tak sadar jika ia mengenakan baju sahabat gadis itu.
“Y-Yi Xun, mengapa kau tiba-tiba datang?” tanyanya kepada gadis yang bernama Yi Xun dengan gagap.
“Kenapa aku datang? Kau! Kau pikir kau punya hak bertanya padaku? Dasar pria berengsek! Beraninya kau melakukan itu dengan sahabatku sendiri. Bahkan di siang hari. Kalian … kalian berdua.” Walau sangat marah, ia tetap berusaha mengendalikan dirinya sebisa mungkin. Rongga dadanya terasa sesak, tetapi ia masih harus melanjutkan perkataan yang belum tentus dikatakan olehnya. “Sejak kapan? Sejak kapan kalian membohongiku? Jawab!” sentaknya.
“Kau pikir aku tahan dengan semua ini, hah?!” balas kekasih Yi Xun yang bernama Deng Wei dengan nada menyentak.
Alih-alih mendengar penjelasan, Yi Xun malah mendapat sentakan balasan dari kekasihnya. Selama Yi Xun mengenal Deng Wei, Deng Wei tak pernah sekali pun meninggikan suaranya terhadap Yi Xun. Namun hari ini, hanya untuk membela kesalahan yang nyata dilakukannya, ia akhirnya berani menunjukkan wajah aslinya di hadapan Yi Xun.
Melihat mimik wajah Deng Wei yang menekuk, dapat dilihat jika Deng Wei kesal dengan Yi Xun. Sementara Yi Xun hanya menanggapinya dengan alis berkerut, meskipun dalam hatinya benar-benar kecewa dan merasa diperlakukan tidak baik.
“Bagus, Deng Wei. 20 tahun … sudah 20 tahun kita saling mengenal. Aku kira, aku adalah orang yang paling memahamimu. Tapi ternyata, aku tidak pernah mengenalmu sedikit pun. Tidak buruk. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa melihat wajah di balik topeng kepolosanmu itu,” balas Yi Xun dengan geram. Ia mengeratkan rahangnya dan mengepalkan kedua telapak tangannya, semata ingin terlihat kuat tanpa gentar menghadapi situasinya saat ini.
“Ternyata sudah 20 tahun. Aku harus berterimakasih padamu. Apa kau tahu, aku sudah sangat muak denganmu. Kau sangat egois. Aku sudah berusaha memahaminya. Aku melakukan semua yang kau inginkan. Yang kau butuhkan selalu kuberikan. Aku kira, semua itu cukup membuatmu menganggap aku orang berharga bagimu. Lalu bagaimana denganmu? Aku hanya memintamu satu hal. Tapi kau tanpa ragu menolaknya. Kau pikir semua ini adil, hah?” balas Deng Wei.
“Kau … hubungan 20 tahun yang kita jalani, jangan bilang kau menghancurkannya karena permintaan konyolmu itu,” tebak Yi Xun.
“Benar. Kau menolaknya dengan tegas, tanpa ragu sedikit pun. Sejak saat itu aku mengerti, kau tidak pernah tulus ingin bersamaku,” ujar Deng Wei.
“Deng Wei, apa kau gila? Bukankah kita sudah berjanji sebelumnya? Sebentar lagi, hanya beberapa bulan lagi kita akan menikah. Tidak bisakah kau bersabar?” balas Yi Xun.
“Hekh.” Deng Wei menyeringai seraya memalingkan wajahnya dari pandangan Yi Xun. “Jika kau tulus padaku, apa janji seperti itu penting? Karena beberapa bulan lagi kita akan menikah. Apa salahnya kita melakukannya sebelum pernikahan?” balas Deng Wei.
“Kau … kau benar-benar sudah gila. Beruntung aku tidak menuruti kemauanmu. Atau tidak, hari ini aku akan menyesal. Apa karena aku menolakmu, kau bisa melakukannya dengannya? Dengan sahabatku sendiri.”
“Siapa yang kau sebut sahabat?” sahut Lin Ji, seorang wanita yang dianggap sebagai sahabat Yi Xun. “Aku tidak pernah menganggapmu sahabatku. Seorang wanita kasar yang berpenampilan seperti pria, seharusnya kau sadar. Pria mana yang menyukai wanita sepertimu? Aku mendekatimu karena aku ingin mendapatkan Deng Wei. Setelah aku mendapatkannya, akhirnya aku bisa berhenti berpura-pura menjadi sahabatmu. Mengingat kita pernah berteman dekat, aku sangat malu mengingatnya. Aku sarankan agar kau sadar bagaimana penampilanmu, sebelum kau menganggapku sahabatmu. Dalam mimpi!” balas Lin Ji dengan angkuhnya.
Kesabaran Yi Xun benar-benar telah terkikis. Dia sudah tidak tahan melihat kedua pasangan menjijikan yang berdiri di hadapannya saat ini. Dia benar-benar mual. Ingin sekali rasanya dia memuntahkan semua isi perutnya saat itu juga. Namun mengingat harga dirinya, ia hanya bisa menahannya.
“Pergi! Keluar dari rumahku sekarang juga!!!” perintah Yi Xun dengan murka.
Tatkala kedua pasangan itu melewati Yi Xun yang tengah berdiri di samping pintu, tepat saat itu juga Yi Xun memuntahkan isi perutnya hingga mengotoro pakaian Deng Wei dan Ling Ji. Muntahan yang mengotori pakaian mereka berdua, membuat mereka sangat jijik dan bergegas meninggalkan rumah Yi Xun. Tampak jelas jika mereka pun merasa mual kala muntahan Yi Xun mengotori pakaian mereka. Memang sedikit memalukan, tetapi Yi Xun menganggapnya sebagai keuntungan yang memuaskannya. Dia bahagia dan puas karena secara tidak sengaja telah melampiaskan kemarahannya kepada pasangan itu.
“Rasakan. Kalian pantas mendapatkannya! Hoek!!!” Yi Xun yang masih merasa mual pun bergegas berlari ke toilet, sebelum dia membuat lantai kamarnya lebih kotor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
aq mampir thor ke karyamu
2023-07-26
0
Sasha ✨️
Queen mampir thor, semangat ya
2023-07-16
0
IndraAsya
jejak 🐾
2023-07-02
0