AKU SUDAH MATI?

“Di mana aku?” Xun Tian tampak kebingungan saat semua orang berlarian menjauhinya. Dia menoleh ke kiri dan kanan, memperhatikan pemandangan yang tampak asing menurutnya. “Arrgh.” Dia mengerang kesakitan. Tiba-tiba saja isi kepalanya seakan teraduk-aduk. Hingga akhirnya, dia teringat hal terakhir yang dia lakukan.

Kemarahan dan dendam itu teringat dengan jelas dalam memorinya. Kekasih dan sahabatnya mengkhianatinya. Dia tebak, salah satu dari mereka menaruh racun di dalam minumannya.

“Benar, aku sudah mati. Apa tempat ini disebut akhirat? Mana wujud malaikat maut yang seharusnya mengantarku? Bukankah seharnya mereka mengantarku ke sungai akhirat? Kenapa aku … .” Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terlintas di benaknya.

Xun Tian mengangkat kedua tangannya seraya memandangi telapak tangannya yang pucat. Dia semakin merasa aneh ketika melihat ada banyak luka di tubuhnya.

“Apa yang terjadi? Kapan aku mendapat luka-luka ini?”

Kemudian, dia meraba wajahnya yang mulai menghangat. Dia semakin heran ketika indra perabanya merasakan kulit wajahnya yang terasa lembut seperti kulit bayi.

“Wah, tidak mungkin! Kapan aku mendapatkan kulit wajah semulus ini? Seingatku, wajahku penuh dengan jerawat dan bruntusan. Apa mungkin karena aku sudah mati? Jadi, aku mendapatkan kulit wajah baru? Tidak mungkin. Jangan-jangan … ini hanya mimpi?”

Pikirannya tampak bebas berasumsi semua kemungkinan yang tengah terjadi. Hingga akhirnya, dia disadarkan ketika seseorang menghampirinya dengan sebilah pedang yang menodong ke arahnya.

“Makhluk apa kau? Keluar dari jasad ini!!!” perintahnya dengan suara lantang. Dia adalah seorang kultivator yang tidak sengaja melintasi kediaman Keluarga Li. Tatkala mendengar keributan, ia pun bergegas bertanya dan memeriksa apa yang tengah terjadi.

Xun Tian tertegun kala sebilah pedang tajam itu seakan siap merenggut nyawanya. Namun sekali lagi dia berpikir bahwa ia sudah mati. Pikiran itulah yang menyelamatkannya. Dengan sikap tenangnya, dia menyingkirkan pedang itu dengan ranting kayu yang dipungutnya secara acak.

“Kau … apa kau yang disebut malaikat maut? Apa kau datang untuk menjemputku? Ah, benar. Aku sudah mati. Kalau begitu, untuk apa kau menodongku? Ingin membunuhku? Eih, tidak mungkin. Apa roh juga harus disingkirkan?” ujar Xun Tian dengan sikap santainya.

Wen Zhi adalah nama kultivator itu. Wen Zhi tampak heran ketika mendengar ucapan konyol Xun Tian. Dia pikir, Xun Tian bukanlah hantu, melainkan orang tidak waras.

CRING! Tanpa mengatakan apa pun, Wen Zhi kembali menyudutkan bilang pedangnya ke leher Xun Tian.

Kedua netra Xun Tian terbelalak. Tubuhnya kaku. Jika dia bergerak sedikit saja, maka bilah tajam itu pasti akan melukai lehernya.

“K-Kau … kau … tidak bisakah kau singkirkan pedang ini dulu? Kita bicara baik-baik. Tidak, maksudku … aku pasti akan pergi ke alam baka. Aku tidak ingin mati dua kali,” kata Xun Tian seraya menyingkirkan pedang itu dengan jari telunjuknya. “Aw!” Xun Tian merintih kesakitan kala pedang itu melukai jari tangannya.

Wen Zhi reflek mengernyitkan kedua alisnya tatkala melihat darah mengalir dari jari Xun Tian.

‘Darah? Jika dia sudah mati, kenapa lukanya bisa mengeluarkan darah?’ batinnya bertanya-tanya, penuh keheranan. “Kau … kau sudah mati atau masih hidup? Jawab!” sentak Wen Zhi.

“Apa kau sungguh malaikat maut? Aku baru tahu jika pertanyaan seperti itu yang akan ditanyakan malaikat maut ketika manusia telah mati. Atau mungkin … kau malaikat maut palsu?” tebak Xun Tian sembari membulatkan netranya.

“Aku tidak punya waktu beromong kosong denganmu. Kau terus-terusan menyebutku malaikat maut. Tidak bisakah kau lihat, aku ini manusia. Kau … sebenarnya kau masih hidup atau sudah mati? Mereka bilang kau telah mati, tapi kau tiba-tiba bangun dan mengejutkan semua orang. Aku tidak percaya dengan kebangkitan. Tidak ada manusia yang bisa dihidupkan kembali. Kau ini makhluk apa? Jawab!” Wen Zhi terus mendesak Xun Tian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menurut Xun Tian sendiri, tidak masuk akal.

Wen Zhi hanyalah seorang kultivator pemburu siluman. Dia adalah murid dari sekte ternama. Ia hanya kebetulan lewat dan sempat mendengar penjelasan salah seorang dari kediaman Keluarga Li. Berdasarkan penjelasan itu, Xun Tian diyakini telah meninggal. Saat akan mengadakan upacara pemakaman dan hampir saja jasadnya dibakar, tiba-tiba saja Xun Tian terbangun dan membuat semua yang hadir di sana gempar ketakutan. Wen Zhi pikir, roh jahat telah merasuki jasad Xun Tian dan akan menyebabkan masalah. Oleh sebab itu, sebagai murid dari sekte kebenaran, dia harus turun tangan dan mengatasi masalah itu.

Namun semakin mereka berbincang, pembahasan mereka semakin tidak nyambung. Dari sisi Xun Tian, dia tidak tahu apa yang terjadi kepadanya. Jauh sebelum itu, dia sendiri tidak tahu jika namanya adalah Xun Tian. Ingatan tentang Xun Tian telah hilang. Sementara jiwa yang merasukinya bukan lagi jiwa Xun Tian, melainkan jiwa Yi Xun.

Yi Xun dari masa depan berpikir bahwa dirinya telah mati karena diracuni. Sementara ia tidak sadar jika jiwanya terbangun di tubuh Xun Tian yang diyakini telah mati. Jiwa Yi Xun dari masa depan menempati tubuh Xun Tian dari era kuno, disebut Time Travel.

‘Hah? Tidak mungkin. Time travel hanyalah sebuah teori yang belum dibuktikan. Bukankah aku sudah mati? Kenapa aku bisa hidup di tubuh orang lain?’ batin Xun Tian. “Aww.” Dia mencubit pipinya sendiri untuk memastikan bahwa semua yang dia alami adalah nyata. Dia berharap semua itu adalah mimpi. Namun sayangnya, semua itu adalah nyata. Dia benar-benar mengalami perjalanan waktu dan terbangun di tubuh orang lain yang tinggal di era kuno.

“Apa yang salah denganmu? Sebenarnya kau ini hidup, atau sudah mati?” tanya Wen Zhi untuk memastikan.

“Tidak bisakah kau yang melihat? Apa aku masih hidup atau sudah mati?” balas Xun Tian.

“Baiklah, itu mudah saja. Aku akan membunuhmu dan memastikan … .”

“Tunggu, tunggu! Aku masih hidup. Aku hidup,” cetus Xun Tian. ‘Benar, setidaknya di dunia ini aku masih hidup. Aku tidak tahu alasan kenapa aku terdampar di dunia ini. Tapi karena aku diberikan kehidupan kedua, aku pasti tidak akan menya-nyiakannya. Ini kesempatanku untuk hidup dan menghargai diriku sendiri. Mulai saat ini, aku harus hidup untuk diri sendiri,’ batinnya.

Tekadnya untuk bertahan hidup telah bulat. Dia telah diberikan kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Selain itu, dia memiliki rencana pembalasan dendamnya sendiri. Seperti halnya dia yang terlempar ke masa lampau, ia yakin jika orang-orang yang hidup di masanya tidak akan jauh berbeda.

“Lalu, siapa aku? Apa kau tahu aku siapa?” tanya Xun Tian kepada Wen Zhi.

Wen Zhi menaikkan kedua alisnya karena tidak mengerti maksud pertanyaan Xun Tian. “Kenapa kau bertanya padaku? Bukankah kau anggota keluarga ini?”,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!