“Salam, Pangeran,” ucap Jia Lun, pelayan Pangeran ketiga.
Jia Lun memberi hormat seraya berlutut di hadapan Chang Ling yang tengah menggerakkan kuasnya di atas kanvas. Kala Jia Lun datang menghadapnya, Chang Ling pun mengakhiri aktivitasnya.
“Apa kau sudah membawa informasi yang kuinginkan?” tanya Chang Ling.
“Hamba sudah mendapatkannya,” ungkap Jia Lun.
“Kalau begitu, kau bisa mengatakannya langsung. Aku ingin mendengarnya,” kata Chang Ling.
“Li Xun Tian, dia adalah anak dari Adipati Li Jing. Saat ini, usianya telah menginjak 18 tahun. Selain itu, apa Pangeran masih ingin mendengarnya?” tanya Jia Lun karena ia merasa ragu untuk melanjutkan perkatannya.
“Lanjutkan.” Chang Ling mempersilakan Jia Lun untuk meneruskan perkataannya.
“Begini … ada rumor yang beredar. Rumor ini sedikit tidak enak didengar. Pangeran, apa Anda yakin ingin mendengarnya?” Jia Lun masih ragu untuk menceritakannya kepada Chang Ling.
“Katakan saja semua informasi yang kau dapatkan,” perintah Chang Ling tanpa ragu sedikit pun.
“Dia … dia dianggap sebagai pembawa petaka. Waktu kelahirannya sesuai dengan prediksi yang diramalkan oleh peramal hebat 200 tahun lalu. Dia adalah bencana yang akan menghancurkan dunia. Selain itu, posisinya di Keluarga Li sangat lemah. Dia tidak akan memberikan keuntungan sedikit pun,” ungkapnya.
Mendengar semua ungkapan tentang Xun Tian, Chang Ling hanya menarik senyum busur di wajahnya. Dia hanya merasa bahwa gadis yang akan dinikahinya itu akan sedikit menarik.
“Pembawa petaka? Aku penasaran sehebat apa dia, sampai-sampai semua orang berpikir dia akan menghancurkan dunia. Apa kau pernah mendengar pencapaian hebat yang dia lakukan selama ini? Jika peramal hebat yang meramalkannya, hingga semua orang mempercayainya, pasti ramalan itu tidak salah. Namun, aku bukanlah orang yang percaya pada sesuatu yang tidak terbukti kebenarannya,” kata Chang Ling panjang kali lebar.
“Itu … sepertinya tidak ada satu pun masalah yang dibuat gadis itu. Selama ini, Keluarga Li selalu mengawasinya. Dia bahkan tidak pernah menunjukkan wajahnya ke dunia luar. Apa mungkin … wajahnya tidak cantik?” Jia Lun mulai berasumsi yang tidak-tidak.
Sepertinya, bukan hanya Jia Lun yang mulai berpikiran buruk. Chang Ling pun terus memikirkan kalimat terakhir yang dikatakan oleh Jia Lun.
Apa mungkin wajah gadis itu benar-benar buruk?
Ataukah mirip seperti monster?
Atau seperti wujud para siluman jahat?
Pikiran-pikiran semacam itu mulai mengganggu pikirannya. Namun, Chang Ling berhasil menjernihkan pikiran semacam itu. Ia teringat dengan tujuan awal dia menikah dengan gadis Keluarga Li. Tugasnya tak lain hanya untuk memenuhi kontrak pernikahan yang dijanjikan oleh Kaisar dan Adipati Li Jing 18 tahun lalu.
Karena jiwa patriotisme dan jasanya terhadap negara, Kaisar berjanji akan menganugerahkannya prestasi dan hadiah besar. Salah satunya adalah menikahkan putrinya dengan salah satu pangeran. Sayangnya, takdir buruk yang dibawa Xun Tian sejak lahir, keluarga kerajaan pun mulai ragu untuk menikahkan salah satu pengeran dengan Xun Tian. Pada akhirnya, hanya Chang Ling yang terpaksa harus mematuhinya.
“Lupakan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang pernikahanku dengannya,” ujar Chang Ling dengan nada bicara yang begitu tenang.
Selang beberapa saat kemudian, ia dikejutkan tatkala menerima kabar kematian tunangannya. Xun Tian dikabarkan telah bunuh diri dan akan dimakamkan pada hari itu juga.
Setelah mendengar kabar itu, Chang Ling tak bisa menutup mata meskipun dia buta. Bagaimanapun juga, Xun Tian adalah tunangannya. Dia tetap harus memberikan hormat terakhir kepadanya, meskipun dia sendiri tahu alasan mengapa tunangan yang belum pernah ditemuinya itu memutuskan mengakhiri hidupnya. Tunangannya sudah pasti tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan seorang pria tidak berguna sepertinya. Karena tunangannya harus menghabiskan sisa hidupnya dengan merawat seorang pria buta sepertinya. Chang Ling dapat mengerti semua itu. Dia mengerti.
“Pangeran, apa kau sungguh ingin pergi ke pemakamannya?” tanya Jia Lun.
“Tentu saja. Apa aku pernah tidak serius dengan perkataanku?” balasnya.
“Baiklah. Kalau begitu, saya akan mempersiapkan perjalanan Anda,” ujar Jia Lun seraya memberi hormat kepada Chang Ling. Kemudian, ia pun berlalu pergi, guna mempersiapkan perjalan mereka menuju kediaman Bangsawan Li.
***
“Mustahil. Tidak mungkin dia hidup lagi.”
“Apa dia benar-benar hidup kembali? Ternyata pembuktian kalimat itu memang benar. Orang jahat memang tidak mudah mati.”
“Sepertinya, ini bukan pertanda baik. Orang yang bangkit setelah kematian tentu saja bukanlah pertanda baik. Kita harus mengadakan ritual untuk menghindari nasib buruk.”
“Benar, jangan sampai keluarga ini celaka karena pembawa petaka sepertinya.”
“Sudah banyak orang yang ingin membunuhnya, tapi ia tetap hidup. Hingga dia sendiri memilih mati, tapi ternyata bangkit lagi. Dia memang makhluk aneh. Jika bukan karena ayahnya adalah orang yang paling berjasa, pasti Kaisar sendiri akan memberi perintah membunuhnya.”
“Sayang sekali. Sangat disayangkan. Dia memang beruntung.”
Kabar kematian Xun Tian yang diyakini sebagai pembawa petaka oleh seluruh penduduk kota pun telah menyebar pesat, layaknya virus. Kabar kematian Xun Tian sama sekali tak membuat mereka bersimpati sedikit pun. Sebaliknya, mereka justru merasa lega karena ketakutan terbesar mereka akhirnya telah lenyap.
Namun mereka semakin gempar ketakutan saat mendengar tentang kebangkitan Xun Tian, tepat saat upacara pemakaman akan diadakan. Sebenarnya, semua itu tak layak disebut sebagai upacara. Xun Tian yang yang seharusnya menikah dengan Pangeran ketiga, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Perihal yang dia lakukan adalah dosa besar, sekaligus menyinggung keluarga kekaisaran. Awalnya, jasad Xun Tian tidak akan dimakamkan, tetapi Keluarga Li memutuskan untuk membuangnya ke hutan. Namun karena kekhawatiran akan menyebabkan kesialan yang tidak diinginkan, mereka pun terpaksa harus mengadakan pemakaman, meskipun tidak layak.
Sebelum semua itu terjadi, takdir berkata lain. Siapa yang akan menduga jika Xun Tian yang telah dipastikan meninggal, bangkit kembali saat jasadnya hampir saja dibakar. Kebangkitan Xun Tian semakin menaburkan ketakutan semua penduduk kota. Mereka semakin yakin jika Xun Tian adalah makhluk jahat yang akan membawa kesengsaraan di dunia.
“Berhenti!!!” Jia Lun memberi komando untuk menghentikan kereta kuda yang membawa Chang Ling di dalamnya.
“Apa yang terjadi?” tanya Chang Ling dari dalam tandu.
Jia Lun pun bergegas menjawab, “Pangeran, ada sesuatu yang terjadi di depan kediaman Bangsawan Li. Saya akan memastikannya terlebih dahulu,” kata Jia Lun.
“Pergilah,” perintah Chang Ling.
“Baik!”
Ada banyak penduduk Kota yang berkumpul di depan gerbang kediaman Bangsawan Li. Mereka tampak marah sembari melempari kediaman Bangsawan Li dengan batu dan benda kotor lainnya.
“Serahkan siluman jahat itu! Dia harus mati!”
“Siluman jahat itu harus mati!”
“Bunuh!”
“Bunuh!”
“Bunuh!!!”
Suara teriakan penduduk Kota yang tengah protes di depan gerbang kediaman Bangsawan Li, terdengar jelas hingga ke telinga Chang Ling yang saat itu tengah berada di dalam tandu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments