Sah Jadi Talak

Sah Jadi Talak

Bab 1. Warisan Permusuhan

"Sanaya, temui aku di mushola saat adzan nanti, ya," ucap Jordy dengan nada sangat pelan untuk menyuruh sang gadis ketemuan.

Pria itu bahkan bicara super hati-hati dengan mata jelalatan memantau situasi. Takut saja kalau ada yang melihat mereka berdua, sepasang muda mudi yang sedang berusaha untuk saling menyampaikan rasa. apalagi di pagi hari seperti ini, sungguh sangat bahaya!

Gadis cantik yang dipanggil Sanaya, tersenyum sumringah. Bertemu dengan pujaan hati, jelas dia senang sekali. Jika bisa jingkrak-jingkrak gadis itu akan melakukannya saat ini.

Tapi tentu saja tidak dilakukan, image kalem harus tetap dipertahankan. Jangan sampai Jordy ilang feeling melihat kelakuan aslinya, gadis itu mendekat sedikit ke arah Jordy.

"Siap Mas Jordy, emangnya ada apa?" tanya Sanaya yang penasaran. Suara gadis itu sedikit berbisik, tapi matanya penuh selidik.

Gadis itu tidak ingin mati penasaran, apa sih yang mau diobrolin oleh babang ganteng itu. Itulah pertanyaan yang menggelantung di dalam kepalanya saat ini.

"Ada deeh, kejutan buat adek cantik. Udah ah, mas mau pulang dulu ya. Awas matanya jangan kemana-mana karena aku akan cembukur tingkat dewa!" lanjut Jordy dengan sedikit ketegasan diiringi dengan senyum yang terlihat menggemaskan, apalagi ketika matanya sedikit mengedip manja.

Ingin sekali rasanya Sanaya menangkup kedua pipi lelaki itu dan menarik-narik hidung mancungnya, tapi ingat itu belum bisa dilakukannya sekarang karena status mereka tentu saja belum sah di mata agama dan juga semua orang.

Pria itu berlagak posesif bak seorang CEO dominan yang ada di komik-komik, sering dibaca Sanaya pada salah satu platform warna merah bernama Mangatoon. Gadis itu memang sedikit aneh, umurnya memang sudah kepala dua tetapi sifatnya masih saja suka membaca komik-komik bergambar. Begitu pun komik yang sengaja dibacanya secara online, apalagi kalau bisa platform yang digunakan tanpa koin. Sanaya pasti akan mengejar dan mengubernya, bahkan Gadis itu mau tidak tidur semalaman demi membaca update-an terbaru komik kesukaannya. Satu kata untuk Sanaya, parah akut!

"Heiiii, kenapa kau malah melamun padahal aku sudah mau pamitan, Sayang?" Jordy mendekat, ingin sekali menoel pipi seperti bakpao yang sering menjadi lamunannya setiap malam sebelum tidur tapi sayang tiba-tiba saja suara seseorang terdengar memekakkan telinganya.

Tentu saja lelaki itu sudah sangat hafal suara siapa yang barusan seperti petir menyambar telinganya bahkan kalau diperkirakan mungkin ada kilatan melintang lurus di atas kepala memberikan sedikit api yang menyala.

"JORDYY!! PULAAANG!!" Teriakan membahana tanpa bantuan toa masjid itu pun membuat si empunya nama, auto lari ngibrit bak ketahuan sedang mencuri.

Pria itu tidak lupa meninggalkan sun jauh untuk gadis yang membuat hatinya berbunga-bunga. Sementara Sanaya sendiri hanya bisa terkikik geli melihat tingkah sang calon suami, eh benarkah Jordy bakal jadi suaminya nanti? Wajah Gadis itu merona merah sendiri membayangkan pikiran nakal yang ada di dalam benaknya saat ini.

Bahkan terkadang Gadis itu ketika membaca komik kesukaannya, seringkali membayangkan wajah Jordy sebagai MC prianya dan dia yang akan menjadi peran wanitanya apabila komik yang sedang dibacanya bertemakan romantis lope-lope.

"Issh kak Ros tu, ganggu aja," gerutu Sanaya yang tentu tak ada yang mendengarnya.

Gadis itu hanya bisa mengerucutkan bibir ke depan merasa kesal karena adegan romantis yang hampir saja tercipta, tiba-tiba harus buyar begitu saja gara-gara si mulut toa kakak perempuannya Jordy.

Kakak perempuan Jordy yang galaknya 11-12 dengan mama Carla itu sudah terkenal susah dapat jodoh. Gimana tidak susah, kalau suaranya saja bikin semua cowok merinding saat mendengarnya.

Sanaya melangkah riang dengan bersiul senang, tanpa dia pikirkan apa yang barusan terjadi dengan kekasih tampan tapi belum halal untuknya itu.

Plak!

Sebuah tepukan sedikit keras mendarat indah di bahu kirinya membuat Gadis itu terlonjak dengan suara cemprengnya. Tentu saja Ibu Maya langsung tertawa saat melihat tingkah putrinya yang selalu suka melamun ketika habis bertemu dengan seseorang. Siapa lagi kalau bukan pujaan hatinya! Sayangnya sang emak tak pernah tahu.

"Emak! Ngagetin aja deh, kwkwkwk,” ucap Sanaya terkejut dengan ulah emaknya.

Maya, wanita yang telah melahirkan Sanaya memang selalu bersikap seperti layaknya teman dengan anak gadisnya itu, mereka hanya tinggal berdua, setelah kepergian Pak Budi ke alam baka.

"Diih segitu kagetnya, kayak baru melihat hantu aja, emang dari mana kamu, Ya?" tanya Maya penuh selidik dengan menaikkan sebelah alisnya bak seorang detektif kampung yang siap tempur untuk menginterogasi targetnya.

“Ayo … anak gadis nggak boleh sering ngelamun! Entar kalau dapat jodoh aki-aki bangkotan baru tahu rasa, emak nggak sudi punya mantu udah aki-aki apalagi rambutnya disemir merah hijau kuning kelabu. Astaghfirullah ,,, jadi nyanyi begini sih ini gara-gara elu yang ngelamun!” Wanita itu memberikan kresek belanjaan ke tangan putrinya yang kosong, gadis itu menerimanya dengan senyum maut demi membahagiakan emak semata wayangnya.

Yaah jelas lah emak semata wayang, pak Budi kan gak poligami, hehehe. Untuk banyak hal Sanaya selalu terbuka dengan Maya, tapi untuk perihal hubungan di balik tembok dengan Jordy tentu saja wajib disembunyikannya dengan sangat rapi agar kasus percintaan yang dilarang kedua orang tua mereka tak mencuat ke permukaan.

Kalau perlu Mak-nya nggak bakalan pernah tahu sampai mereka terpisah alam. Dasar anak kurang ajar! Sananya terkadang memang sangat nakal dengan pikirannya sendiri jika menyangkut tentang lelaki tampan baik hati yang sedang berhubungan dengan cara belakang, tentu saja yang gadis itu maksud bukan mereka main anu-an lewat belakang tapi pacaran mereka belum diketahui sang emak yang musuh bebuyutan dengan maknya si tampan alias Jordy.

Bisa keluar tanduk dan taring, jika Maya mengetahui hubungan gelap mereka. Padahal rumah mereka bersebelahan dan selalu terang benderang dengan full cahaya lampu 100 watt bagian teras rumah, hanya saja rumah mereka dibatasi oleh sebuah tembok kokoh nan tinggi hasil kesepakatan para leluhur dulu.

Tentu saja kesepakatan konyol itu berawal dari para leluhur yang memang sudah saling bermusuhan hingga sampai buyut-buyutnya sekarang. Peraturan itu ternyata berdampak juga pada Sanaya dan Jordy yang malah saling jatuh hati. Bukankah mereka berdua sama saja sedang berusaha menciptakan perang dunia ke-3 ke-4 dan ke-5?

“Ayo ngaku, kamu tadi ketahuan senyum-senyum seperti hantu eh salah kok hantu senyum hahaha, harusnya hantu nyeremin, ya? Mak bingung tau … elu itu senyum-senyum sambil ngelamun, lagi mikirin apa? Jangan bilang elu dapat lotre dengan hadiah gede! Mak gak sudi nerima uang begituan yang ada entar elu ketagihan, emangnya mau makan uang haram?” tanya sang Emak kembali bak seorang Polwan yang mengintrogasi seorang pencuri.

Sanaya mesti putar kepala dan pikiran mencari alasan pasti yang sesuai biar tak dapat omelan sepanjang masa tanpa jeda karena Maya belum berhenti bertanya sebelum puas dengan jawabannya.

"Ya seneng lah mak karena besok Aya udah mulai kerja. Pas di batas desa yang menuju kota, ada perusahaan baru, Mak. Iseng aja ngelamar, eeehh alhamdulillah diterima." Sanaya menjawab dengan kedua mata berbinar dan riang gembira.

“Alhamdulillah … tapi tunggu! Kamu masuk ke sana gak lewat jalur si hidung belang itu, kan?”

Terpopuler

Comments

ciptoami

ciptoami

assalamua'laikum uni akhirnya aku mampir...
tetap semangat ...

2023-06-11

2

Kerincing_kaki

Kerincing_kaki

semangattt

2023-06-11

2

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

mampir Uni

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!