Malam ini terasa amat sangat dingin. Gerimis yang turun dari langit kian membuat sejuk semakin terasa. Didalam kamar barunya Vira terlihat meringkuk kedinginan. Hawa sejuk yang ada disana membuatnya begitu kedinginan.
Kasihan sekali dia, jika kita melihat posisi tidurnya saat ini.
Hingga pada akhirnya gadis kecil itu pun terjaga dan membuka mata.
“ Hooam!” Vira menahan suaranya dengan sebelah tangan nya.
Kesejukan semakin melanda dirinya. Hingga kini ia memilih bangkit dari ranjang nya. Vira kemudian terlihat berjalan kearah sebuah lemari besar yang berada disana. Terlihat pintu lemari itu terbukan dan Vira tampak memilih pakaian nya.
Apa yang dia lakukan, tentu saja memilih baju tebal yang bisa menangkal dingin nya. Kini setelah mendapatkan apa yang diinginkan nya. Ditutupnya kembali lemari itu dan Vira mulai memakai pakaian tebal yang diambil nya dari sana.
Sebuah jaket usang yang berwarna hijau lumut yang ia bawa dari desa kini dipakainya.
“ Hmm, lumayan. Setidaknya tubuhku tak merasa sedingin tadi.” Lirihnya.
Namun kini perasaan tak nyaman mulai menggerogoti kerongkongan nya. Ya, Vira haus. Dilihatnya keseluruh ruangan, memantau apakah ada tersedia air disana. Sayang nya tidak ada, tak ada satupun wadah air yang tersedia disana.
“ Hmm, sepertinya aku harus keluar nih cari air. Kalau tidak, maka aku akan tidak bisa tidur karena kehausan.” Ucap nya.
Vira kini melangkah menuju kearah pintu keluar. Awalnya ia mengingat pesan Tante Lisna kepadanya yang bila ia menginginkan sesuatu atau ada perlu sesuatu. Vira boleh menekan bel yang terletak diujung pintu masuk. Maka pelayan disana akan segera datang untuk membantunya.
Namun, karena ini sudah tengah malam. Maka Vira memutuskan untuk pergi ke dapur sendiri mencari segelas air yang bisa meredakan haus nya. Lagi pula siapa dia yang bisa seenaknya membangunkan orang-orang yang ada disana hanya untuk mengambilkan segelas air minum untuknya. Bukankah ia hanya gadis desa yang menumpang tinggal disana. Begitu pikirnya, Vira masih sangat menyadari status nya.
“ Harus kemana aku? Tempat ini sangat luas.” Lirihnya sembari menatap kesana-kemari.
Karena kehausan yang semakin menderu. Membuat Vira tak berpikir panjang dan terus melangkahkan kakinya menyusuri rumah mewah itu. Meskipun ia tidak tau dimana letak dapurnya.
Perlahan namun pasti. Vira terus melangkah menyusuri setiap ruangan itu. Hingga kini setelah setengah jam berjalan mencari kesana-kemari. Vira akhirnya tiba juga didapur rumah itu.
“ Wah! Besar sekali.” Mata Vira tampak terbelalak menyaksikan megahnya dapur rumah itu.
Meskipun suasana disana yang temaram karena hanya ada satu lampu yang menyala. Namun Vira dapat melihat dengan jelas bagaimana bagusnya dapur rumah itu. Yang membuat nya sungguh takjub.
Tak ingin berlama-lama mengagumi dapur rumah itu. Kini Vira melangkah masuk kesana untuk mendapatkan air minum yang bisa meredakan dahaga nya. Dilihatnya kesana-kemari mencari letak wadah air minum. Hingga akhirnya matanya tertuju kearah salah tempat dimana ada sebuah meja disana. Vira pun kemudian berjalan kearah sana sembari tak lupa membawa sebuah gelas yang diambil nya sewaktu melewati tempat penyimpanan piring serta gelas bersih.
Setibanya disana, Vira pun dengan segera menuangkan air kedalam gelas tersebut dan dengan segera meminumnya.
“ Ah, akhirnya. Lega sekali.” Lirihnya.
Setelah dahaganya terobati dengan air yang di minum nya. Kini Vira berniat kembali ke kamar nya. Kali ini ia berjalan dengan sangat cepat agar bisa segera tiba di kamar dan melanjutkan kembali tidurnya. Karena Vira merasa takut berada disana di tengah malam seperti ini yang sunyi, sepi serta cahaya lampu yang cukup temaram membuat rasa takut nya kian menjalar.
Dengan langkah yang tergesa-gesa ia terus berjalan meninggalkan dapur. Hingga tanpa disadari ia menabrak sesuatu hingga terjatuh ke lantai.
Brukk!
“ Auw! Sakit!” Pekik nya.
Vira memegangi bokong nya yang terasa sakit saat terbentur ke lantai.
“ Kalau jalan liha-lihat! Kau buta ya!” Teriak seseorang.
Vira menoleh menengadah keatas. Terlihat sesosok pria sedang berdiri didepan nya. Pria tinggi, gagah, tampan dan rupawan.
Deg
Jantung Vira tiba-tiba saja berdegup kencang. Matanya seolah tersihir manakala menatap wajah lelaki itu. Sementara lelaki itu kini tampak mengerutkan dahinya menatap tak senang kearahnya.
“ Kau!” Lelaki itu semakin membelalakkan matanya. “ Kau gadis yang tadi hampir ku tabrak itukan!” Teriaknya.
Apa? Jadi pria yang hampir saja menambrakku serta menyuruhku untuk mati di rel kereta api adalah dia!
“ Sedang apa kau disini! Jangan bilang mau maling dirumahku ya!” Ucap lelaki itu sembarangan.
“ Apa kau bilang! Aku mencuri di tempat ini. Perhatikan baik-baik, memang nya tampang ku seperti pencuri apa.” Kata Vira.
Lelaki itu kini tampak menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Meskipun cahaya lampu yang temaram karena sudah banyak yang di matikan. Namun lelaki itu masih bisa melihat dengan jelas seperti apa sosok wanita yang saat ini sedang berada di hadapan nya.
“ Kalau melihat dari gayamu yang seperti ini, aku yakin jika kamu memanglah seorang pencuri.” Ucap nya santai.
“ Apa!” Vira protes.
“ Sudahlah, mana ada maling yang mau ngaku. Sekarang kau ikut denganku.”
Lelaki itu menarik tangan Vira dengan paksa. Lalu menyeretnya menuju kearah pintu keluar. Disana di pos jaga terlihat Pak Kosim yang bertugas berjaga kini sedang menikmati secangkir kopi. Melihat hal itu, tentu saja membuat lelaki itu bertambah kesal. Lalu dengan tanpa belas kasih ia melempar tubuh Vira dengan kearah Pak Kosim hingga membuat gelas kopi nya jatuh kelantai dan pecah.
Prangg!!
“ Kau!” Vira mengerang kesal.
“ Apa! Mau marah, kau pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Pencuri wanita yang tak tahu malu.” Ketus Rafka.
“ Ada apa Tuan, kenapa rebut-ribut seperti ini?” Tanya Pak Kosim yang sama sekali tak tahu biduk permasalahan nya.
Ia lalu menatap kearah gadis yang menabrak serta menjatuhkan gelas kopinya.
“ Vira.” Lirihnya.
“ Pak Kosim kenal?” Tanya lelaki itu dengan kening yang masih mengkerut.
“ Iya Tuan, saya kenal.” Pak Kosim tampak menundukkan pandangan nya didepan lelaki itu.
Pak Kosim kenapa seperti sangan menyegani lelaki ini, dan tadi barusan aku juga mendengar nya memanggilnya Tuan. Mungkinkah dia..
Vira kemudian menatap kearah lelaki itu.
“ Nona Vira, ini Tuan muda Indra anak tunggal dari Nyonya Lisna.” Kata Pak Kosim memperkenalkan.
Sepertinya Pak Kosim tau betul jika saat ini Vira belum tau jika lelaki tampan nan arogan itu adalah anaknya Lisna sang pemilik rumah.
“ Pak Kosim kenal dengan pencuri ini?” Tanya lelaki yang bernama Indra itu.
“ Iya Tuan, Nona ini bukan pencuri tapi dia adalah kerabat nya Nyonya yang datang dari desa.” Kata Pak Kosim.
Sejak kapan Mama punya kenalan dari desa apalagi kerabat?
Indra bertanya-tanya didalam hatinya.
“ Sudah puas! Sekarang kau sudah tau kan jika aku bukanlah seorang pencuri!” Seru Vira dengan nada tinggi sembari membalas memelototi Indra. “ Pak Kosim terima kasih, Vira mau kembali ke kamar sekarang.” Vira sedikit membungkukkan badan nya didepan Pak Kosim. Suaranya juga begitu rendah saat mengucapkan kalimat nya kepada Pak Kosim.
Lalu dengan segera ia berlari kembali masuk kedalam rumah.
“ Hei kau! Beraninya lari di hadapanku!” Teriak Indra tak terima.
“ Sudahlah Tuan, Nona Vira itu bukan pencuri. Dia adalah gadis yang baik.” Kata Pak Kosim.
“ Bagaimana bisa Pak Kosim bisa langsung menilai jika dia adalah orang baik. Bukankah Pak Kosim juga baru hari ini mengenal dia.” Ketus Indra.
Pak Kosim hanya diam tak menjawab.
“ Sudahlah, jaga yang baik disini. Jangan sampai ada maling yang masuk!” Seru Indra.
Setelah itu ia kemudian melangkahkan kakinya kembali masuk kedalam rumah nya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Dwi Anggia
lama'' mencuri hati indra.
2020-09-05
0
Iᴄʜᴀⁿᵃˢᵘᵗᶦᵒⁿ
sabar ya vir🤣
2020-08-31
0
Buna Nafi'
anazing
2020-08-29
0