“ Vira!” Panggil Lisna untuk yang ketiga kalinya.
“ Eh, i-iya Tante!” Serunya seraya menoleh kearah Lisna.
Seketika lamunan nya sirna. Taatkala ia merasa jika seseorang yang saat ini sedang berada disamping nya sedang memaanggil namanya.
“ Sepertinya kamu terlihat nyaman ya disini.” Lisna kembali mengembangkan senyum nya.
Sehingga membuat Vira merasa malu karena nya.
“ Hehe, iya Tante.” Sahut Vira sembari menundukkan pandangan nya. “ Maafkan Vira ya Tante, jujur ini pertama kalinya Vira datang ke kota.”
Lisna kembali tersenyum.
“ Enggak apa-apa Vir, dulu Tante juga seperti kamu.” Balas
Lisna.
“ Tapi Vira terlalu norak Tante.” Suara Vira terdengar
sangat pelan.
Jujur saja saat ini ia merasa malu sekali dengan Lisna. Ia menyadari sikap nya saat ini sangatlah norak. Sehingga membuatnya tak berani lagi menatap wajah Lisna.
“ Huss! Jangan ngomong gitu.”
“ Tapi memang benar kan Tante.” Vira semakin menunduk malu.
“ Nggak apa-apa Vir, Tante ngerti kok.” Ucap Lisna.” Mulai sekarang Tante minta kamu nggak perlu sungkan seperti itu. Karena mulai saat ini rumah Tante adalah rumah kamu juga. Karena mulai saat ini Tante mau kamu tinggal disini bersama Tante.” Tambah Lisna.
“ Tapi Tante, Vira sungguh tidak pantas.”
“ Siapa yang bilang kamu tidak pantas?” Tanya Lisna.
“ Vira yang merasa tidak enak Tante. Lebih baik Vira cari kos-kosan saja yang ada didekat sini.” Vira merasa tak enak hati jika harus menerima begitu saja tawaran dari Lisna.
Namun sepertinya Lisna tetap bersikukuh dengan keputusannya. Keputusan akan Vira yang harus menetap dirumahnya. Karena nerasa itu memang sudah kewajiban nya. Menjaga anak dari Abang angkat nya yang pernah berjuang untuk dirinya.
“ Tidak, Tante nggak ngizinin kamu untuk cari kos-kosan. Tante udah mutusin jika kamu harus tinggal disini bersama Tante.” Tegas nya. “Lagi pula jika kamu ada disini maka otomatis Tante akan mempunyai seseorang untuk menemani Tante disini selain asisten rumah tangga. Jujur, Tante sungguh merasa kesepian.” Ujarnya.
Vira mengerutkan dahinya saat mendengarkan kalimat yang baru saja dilontarkan Lisna.
“ Tante sendirian tinggal dirumah ini?” Tanya Vira.
Kini secara perlahan ia mengangkat kepalanya menatap kearah Lisna.
“ Sebenarnya, Tante tinggal berdua bersama anak Tante. Namun, dia selalu sibuk sehingga tak pernah mempunyai waktu luang untuk Tante.” Kata Lisna. “ Maka dari itu Tante berharap agar kamu mau ya tinggal disini untuk menemani Tante.” Pintanya penuh harap.
Jujur saja Vira tak tega jika harus menolak permintaan Lisna. Ditambah lagi saat ini Lisna terlihat sangat tulus untuk memintanya tinggal disana. Sehingga taka da lagi alasan untuknya menolak.
“ Baiklah Tante.” Disusul anggukan kepala yang menandakan jika ia menyetujui permintaan Lisna yang menginginkannya tiggal disana.
Lisna kini tersenyum gembira. Mana kala mendengar persetujuan dari Vira. Ia lalu menggeserkan tubuhnya mendekat kearah Vira lalu memeluknya.
Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas semua jasa-jasamu terhadapku Bang.
Batin Lisna.
***
“ Vira, ini kamar kamu ya. Tante harap kamu suka dengan kamarmu ini.” Ucap Lisna.
Kini ia telah membawa Vira masuk kedalam kamar nya.
“ Terimakasih Tante, Vira sangat menyukai kamar ini.” Ucapnya lembut.
“ Baguslah jika kamu suka. Yasudah, kalau begitu Tante keluar dulu ya. Kamu istirahatlah, bukankah seharian diperjalan menuju kesini membuat tubuhmu sangat letih?”
“ Iya Tante,” Angguk Vira pelan.
“ Tante keluar ya. Oya, jika kamu membutuhkan sesuatu kamu tekan saja bel ini. Maka sesorang nanti akan datang kekamarmu dan mengerjakan apapun yang kamu inginkan.” Lisna tampak menunjuk kearah sebuah tombol yang terletak disamping pintu masuk kamar.
“ Baik Tante. Sebelum nya Vira mengucapkan banyak-banyak terimakasih karena Tante sudah sudi menampung saya untuk tinggal dirumah ini.” Vira menunduk hormat.
“ Tak perlu sungkan. Ini semua sudah kewajiban Tante untuk menjaga kamu. Karena dimasa lalu Bapakmu banyak sekali berjasa untuk Tante, dan kini adalah saat nya dimana Tante membalas semua jasa-jasanya dengan menjagamu disini.” Ucap Lisna dengan penuh kelembutan. “ Ya sudah, selamat istirahat ya Vira.” Lisna pun melenggang keluar dari kamar tanpa lupa menutup pintu kamar tersebut.
Sepeninggal Lisna. Kini Vira sendirian didalam kamar. Ia lalu berjalan menelusuri kamar hingga kesela-sela kamar.
“ Ya tuhan, apakah ini mimpi?” Lirihnya sembari terus memperhatikan kesekitar kamar.
Kamar itu terlihat sangat luas. Bahkan jika dibandingkan dengan rumahnya sewaktu ada didesa kamar ini jauh lebih luar dari kamarnya. Maklum saja, rumah Vira yang ada di desa itu cuma berukuran 6x10 meter persegi. Sedangkan kamar yang ia tempati sekarang tampak lebih luas daripada rumahnya yang ada di desa.
Vira tak berhenti melirik kesekeliling ruangan. Sembari masih menenteng tas nya. Ia kini mendatangi sebuah almari yang berada disudut ruangan. Lemari itu berukuran tiga kali lebih besar dari lemarinya sewaktu di desa. Sehingga kini pakaian nya hanya terisi di bagia rak paling atas nya saja. Itupun ia taruh di pintu paling ujung almari. Sehingga kini bagian lainnya masih kosong tak terisi.
“ Lemarinya terlalu besar. Aku susun disini saja deh baju-baju ku.”
Kini setelah Vira selesai menyusun helai demi helai pakaian yang di bawanya dari desa. Vira kemudian kembali berjalan menuju kearah ranjang yang terlihat empuk dari kejauhan.
Tak berapa lama kemudian. Vira akhirnya tiba dipembaringan. Pembaringan yang menurutnya sangatlah mewah. Yang bahkan didalam mimpi pun ia tak pernah memimpikan nya. Dilihatnya ranjang tersebut, sangatlah besar. Bahkan berukuran dua kali lebih besar dari kasurnya yang ada di desa.
Perlahan, tangannya terlihat menyentuh kasur tersebut, dan ia merasakan jika itu sangatlah empuk.
“ Hmm, nyaman sekali.”
Vira pun akhirnya tak sabar untuk segera membaringkan tubuhnya disana. Kini dengan perlahan dan juga hati-hati ia mulai berbaring disebuah ranjang yang terbilang cukup mewah untuknya.
“ Hmm, sepertinya aku akan tidur dengan nyenyak sekali disini. Kasur ini lembut sekali, empuk.” Lirihnya.
Tangan nya juga tak berhenti meraba-raba bagian seprei yang terbentang disana. Badcover yang ada disana juga ia tarik untuk menutupi tubuhnya.
“ Bahkan selimutnya senyaman ini..”
Vira merasa sangat nyaman berada di bawah sana. Apalagi sedari tadi ia merasa udara disana sangatlah sejuk. Padahal ruangan itu tertutup sehingga tak memungkinkan jika ada angin yang masuk kedalam sana, pikirnya.
“ Ah, mungkin karena rumah ini terlalu besar makanya udara nya jadi dingin.” Lirihnya.
Vira merasa sangat nyaman berada didalam kamar tersebut. Apalagi diranjang nya, rasanya ia tak ingin bangkit dari sana.
BERSAMBUNG
Hihi.. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara Vote, Like dan komentar nya ya. Karena itu sungguh sangat berarti bagi Ra.^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Iᴄʜᴀⁿᵃˢᵘᵗᶦᵒⁿ
lanjut😋
2020-08-31
0
Buna Nafi'
super
2020-08-29
0
GreenLee
uuuuhhhuuuuukkk.. aku juga mau🤣🤣 mau hidup di dunia novel😌😌
2020-08-16
2