Angin tampak berhembus kencang menerpa tubuh Vira. Rambut nya yang bergelombang dan panjang terurai terlihat berterbangan seiring arah hembusan angin. Cuaca yang saat itu sedang panas kini tiba-tiba saja mendung
pertanda akan turun hujan. Namun, Vira masih saja tetap setia menunggu didepan pintu gerbang dengan harapan Lisna yang dikatakan Ayahnya adalah kerabatnya segera datang menemuinya.
Langit semakin gelap. Awan hitam terlihat semakin menggumpal diatas langit. Namun Vira masih tegak berdiri menanti. Setelah hampir sepuluh menit Vira menunggu. Dengan jemari yang enggan lepas dari deretan besi yang ada dihadapannya. Kini, Lisna yang ditunggu akhirnya keluar bersama Pak Kosim sang penjaga rumah. Seorang wanita paruh baya dengan wajah yang masih sangat cantik dan menawan tampak berjalan kearahnya dengan senyum yang menawan.
Apa ini Tante Lisna?
Gumanya sembari membalas senyuman itu.
Sementara itu. Lisna kini kian mendekat berjalan kearahnya.
“ Adik mencari saya?” Tanya Lisna yang kini sudah berdiri tepat dihadapan Vira.
Seketika lamunan Vira akan sosok Lisna kini buyarlah sudah. Nyonya besar sang pemilik rumah kini sudah berdiri tegak dihadapan nya.
“ Eh, i-iya.” Vira tampak gugup.
“ Ada apa ya?” Lisna masih tetap tersenyum meskipun sedang bertanya.
Sedangkan Vira. Untuk menjawab pertanyaan Lisna, ia kemudian mengulurkan tangannya dan memberi sepucuk surat wasiat dari Bapaknya.
“ Ini Tante, silahkan dibaca.” Ucapnya pelan.
Lisna mengerutkan dahinya. Merasa penasaran dengan apa yang ada didalam surat itu. Ia lalu mengambilnya dari Vira, dan dengan begitu tak sabarnya ia membuka surat itu lalu membacanya. Perlahan tanpa terasa cairan bening yang berbentuk kristal tampak berada dibagian pelupuk matanya. Hingga akhirnya cairan tersebut tumpah ruah menulusuri wajah cantik Lisna yang kemudian ia seka dengan jemari lentik nya.
“ Pak, bukakan pintu gerbang untuk gadis ini.” Perintah Lisna kepada Pak Kosim.
Mendengar perintah itu tentu saja membuat Pak Kosim bergerak cepat. Hingga kini tak sampai satu menit, pintu gerbang yang saat ini berdiri kokoh dihadapan Vira itu terbuka lebar menyambut kedatangan Vira.
Tanpa menunggu aba-aba Vira kemudian menggerakkan kakinya untuk melangkah masuk kedalam. Namun belum sempat ia menapakkan kakinya dihalaman indah tersebut. Tiba-tiba saja tangan nya ditarik oleh Lisna hingga kini tubuhnya jatuh kedalam pelukannya.
“ Vira.. Maafkan Tante! Hiks, hiks.” Lisna mulai menangis.
Membuat Vira terdiam dan mengerutkan dahinya.
Mengapa Tante Lisna menangis? Apakah ia sedih dan menangisi
Bapak yang telah tiada?
Didalam surat wasiat itu. Rusman menulis, jikalau Vira dan surat itu telah tiba disana. Maka itu pertanda karena dirinya yang sudah tiada. Sehingga kini ia menitipkan Vira putri semata wayangnya itu kepada Lisna.
“ Tante kenapa menangis?”
Lisna kemudian kembali menyeka air matanya.
“ Tante sedih mengetahui jika Bapakmu telah tiada.” Ucap Lisna lirih. Suaranya juga bahkan masih tedengar sangat sedih.
“ Bapak meninggal dua minggu yang lalu.” Ucap nya pelan.
Lisna menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Vira. Raut kesedihan masih terpancar jelas dari sudut wajahnya. Sehingga membuat Vira tak berani berbicara lebih banyak.
Lisna pun kini menggenggam tangan Vira dan mengajaknya masuk kedalam.
“ Yuk Vir, kita masuk kedalam.”
Vira mengangguk pelan dan mengikuti arah kemana tuntunan tangan Lisna membawanya.
Dibalik tembok dan juga pagar besi yang berdiri kokoh didepan sana. Ternyata tersimpan begitu banyak keindahan didalamnya. Vira tampak terperangah saat melihatnya. Matanya tak henti menatap kesana-sini menyaksikan luasnya halaman rumah tersebut.
Diujung sana, tepatnya disebelah kiri rumah. Tampak beberapa mobil berjejer rapi dengan merek yang bervariasi. Vira begitu terperangah menyaksikan itu semua.
Tante Lisna ternyata benar-benar kaya!
Batin nya.
Vira terus berjalan dengan dituntun oleh Lisna. Hingga tak berapa lama kemudian mereka pun akhirnya tiba diteras rumah mewah tersebut. Lagi-lagi Vira benar-benar terpana dibuat oleh pemandangan yang berada disekitarnya. Tiang rumah yang berbentuk bulat dan juga besar berdiri kokoh menyangga depan rumah tersebut. Yang memang baru pertama kali ini dilihatnya.
Ya Tuhan.. Tiang nya aja sebesar ini.
Batin Vira seraya menggelengkan kepalanya.
“ Vira, yuk masuk.” Ajak Lisna yang membuat Vira kembali tersadar dalam lamunan nya.
Dan seketika itu juga Vira dengan cepat menyahutnya.
“ Eh, iya Tante.” Angguk nya pelan.
Kini Vira pun melangkah masuk kedalam rumah mewah tersebut untuk yang pertama kalinya.
“ Vira ini rumah Tante semoga kamu suka ya.”
Lisna masih menggenggam tangan Vira dan menuntunnya masuk kedalam. Ia membawa Vira menyusuri lobi yang menghubungkan antara ruang depan dan juga ruang tamu.
Disana. Vira semakin takjub kala menyaksikan pemandangan yang terpampang nyata didepan mata. Jika sebelumnya Vira hanya bisa melihat ruang tamu semegah itu di siaran televisi dirumah tetangganya. Namun kini Vira dapat menyaksikan langsung pemandangan itu.
Sungguh, sungguh sangat luar biasa. Ruang tamunya saja semegah ini.
Vira kembali menggelengkan kepalanya pelan.
“ Silahkan duduk Vira.” Ucap Lisna lembut.
“ Eh, i-iya Tante. Terima kasih.” Vira mengganggukkan kepalanya pelan.
Lalu kini ia mulai duduk di sebuah sofa yang berukuran besar. Jujur saja saat pertama kalinya Vira menduduki sofa tersebut. Perasaan nya seketika tak karuaan. Jantungnya berpacu dengan cepat manakala merasakan kelembutan yang baru pertama kalinya ia rasakan kala menduduki sebuah tempat duduk.
Ya Tuhan, tempat duduk nya empuk sekali. Rasanya ingin sekali aku berbaring disini melepaskan rasa lelahku.
Pikirnya.
Tanpa terasa matanya terpejam, bibirnya tersenyum dengan sendirinya meresapi kenyamanan tempat duduk yang baru pertama kali ini ia rasakan.
Ternyata Lisna memperhatikan itu. Ia kemudian ikut tersenyum menyaksikan kepolosan gadis yang saat ini ada dihadapan nya.
Benar-benar gadis yang sangat polos.
Gumam Lisna.
“ Bagaimana Vira, apakah sofa ini nyaman untukmu?” Tanya Lisna.
Namun, Vira tak menjawab. Matanya terus terpejam terbenam dalam kenyamanan yang ada. Sehingga kini suara Lisna yang ada disaamping nya pun sama sekali tak disadari olehnya.
Menyaksikan pemandangan tersebut. Membuat Lisna menggelengkan kepalanya. Sejenak ia lalu teringat akan dirinya sendiri saat pertama kalinya datang kekota.
BERSAMBUNG
Hi guys . . Jangan lupa Vote, Like dan juga komentar nya ya. Jangan lupa juga tekan tanda hati agar novel ini tersimpan di rak buku kalian. Terimakasih^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Iᴄʜᴀⁿᵃˢᵘᵗᶦᵒⁿ
ceritanya bagus dan menarik nih 😍😍, semangat ka raa😘😘
2020-08-31
0
Buna Nafi'
menarik
2020-08-29
0
Buna Nafi'
menarik
2020-08-29
0