Istri Manipulatif Presdir Lumpuh
Suasana tegang tergambar jelas pada raut muka Anggara dan Crystal. Sangat kontras dengan nuansa kamar yang warm sebab berjajar beberapa lilin di atas meja dan nuansa indah bertabur kelopak mawar merah yang nyaris menyelimuti lantai kamar. Sungguh, kamar yang didekorasi khusus oleh pihak keluarga Anggara untuk malam pengantin keduanya itu terlihat sempurna.
Kata-kata romantis lumrah dan seharusnya terucap dari mulut pengantin baru. Namun, hal itu tak berlaku bagi Anggara. Pada malam pengantinnya kini, dia justru meluapkan kalimat sinis kepada Crystal, perempuan yang beberapa jam lalu sah menjadi istrinya.
"Sampai kapan pun aku tidak sudi berbagi ranjang dengan perempuan pela*ur sepertimu." Akhirnya Anggara mengeluarkan suaranya saat setelah bungkam untuk sekian jam lamanya, semenjak akad pagi tadi dia tak sekalipun berbicara pada Crystal.
Mendengar perkataan menyakitkan dari pria yang berstatus suaminya, hal itu sontak saja membuat Crystal seketika menoleh pada pria berambut hitam itu. "Kamu menyebutku pela*ur?" tanyanya sedikit tak percaya dengan kata yang lolos dari bibir Anggara.
Kurang apa dirinya? Dia wanita yang muda, dan parasnya? Bahkan kecantikannya bisa dibilang di atas rata-rata. Kini, melihat pria yang tak menerima dan justru meletupkan kalimat kasar padanya, dia merasa seperti di luar nalar sebab di luar sana banyak pria yang berbondong-bondong mengemis cintanya.
Anggara terdengar berdecak dan menampilkan raut acuh. Dia pun kembali berkata sinis, "Semua penghuni bumi ini pun tahu kehidupan apa yang dijalani oleh seseorang yang berprofesi sepertimu."
Mendengar perkataan menohok itu, Crystal pun tak kalah menampilkan wajah sinis. Dia mendekatkan wajahnya tepat di hadapan paras tampan Anggara lalu berkata, "Apa Anda memiliki sejarah menyakitkan dengan seorang yang berprofesi sama sepertiku, Pak Presdir?"
Crystal kemudian turun dari ranjang, lalu kembali berucap, "Jangan memukul rata dan menilai semua model itu negatif seperti apa yang Anda pikirkan."
Anggara tampak masih menunjukkan sikap acuh dan raut muka yang menggambarkan betapa dia jijik dengan Crystal. "Hidup glamor, foya-foya, clubbing, gonta-ganti pasangan, ehem."
Anggara berdeham sebentar, lalu melanjutkan, "Mana yang paling kamu gemari?"
Crystal tak terasa mengepalkan tinjunya kuat-kuat. Ingin sekali dia meninju mulut Anggara hingga berdarah-darah. Namun, keinginan itu hanya dapat dia jadikan sebagai angan saja. Dia harus menebalkan kesabarannya demi mempertahankan rumah tangganya. Ya, rumah tangganya harus berlangsung lama, setidaknya melewati kurun waktu lima tahun. Meski selama itu harus dia bayar dengan menerima hinaan dan cibiran dari Anggara.
"Atau, kamu menjual tubuhmu kepada para pria berdasi, atau mungkinkah kamu menjual tubuhmu itu di aplikasi sehingga orang rendahan pun dapat menikmati tubuhmu, heh?"
Anggara melanjutkan ucapannya yang semakin merendahkan Crystal. Dia terdengar berupaya keras membuat Crystal terluka oleh kata-katanya seolah memang itulah misinya.
"Aku tidak peduli dengan penilaian dan omong kosongmu barusan, Pak Presdir. Penilaianmu tidak ada artinya bagiku. Selamat malam," tukas Crystal dengan tenang dan tersenyum.
Setelah itu Crystal berjalan ke arah lemari dan mengambil bedcover dari dalamnya untuk dia jadikan alas tidur.
Sementara Anggara hanya dapat menatap wanita itu dengan tajam tanpa membalas perkataan Crystal satu patah kata pun. Dia tak dapat berkutik, mati kutu.
***
Crystal tampak mengerjapkan matanya. Kilau cahaya matahari yang menembus vitrase kaca jendela di kamar itu terasa hangat menerpa paras cantiknya, membuat perempuan berkulit putih itu terbangun dari tidurnya. Dia pun bangkit, duduk sambil menguap.
"Perempuan malas." Anggara menatap jengah Crystal yang sedang menguap. Dia mencibir Crystal yang baru bangun ketika matahari sudah tinggi. Tanpa dia ketahui bahwa penyebabnya adalah Crystal tak biasa tidur di lantai yang membuat tubuhnya pegal sehingga perempuan itu baru bisa tidur mendekati subuh.
Mendengar suara seseorang menggumam, Crystal baru ingat bahwa dia sekarang tidak lagi seorang yang lajang, namun telah bersuami. Jadi, itu pastilah suara sang suami menyebalkan yang semalam memberondongnya dengan kalimat hinaan.
Crystal menoleh pada Anggara. Ternyata suaminya itu sedang bersandar pada sandaran ranjang, menatap dirinya dengan tatapan yang masih sama seperti semalam, tatapan jijik.
Crystal melihat Anggara hendak membuka mulutnya, dia segera berlari menuju suaminya bersandar. Dia lalu menempatkan telunjuk tangannya pada bibir Anggara. "Sssst. Aku tidak mengizinkanmu menghinaku pagi ini," ucapnya.
Anggara bergerak melepaskan telunjuk Crystal, namun Crystal bersikeras membungkam mulut itu dengan telunjuknya. Sampai keduanya berguling bersama di ranjang yang bertabur kelopak mawar merah. Untuk beberapa detik keduanya diam terpaku, mata keduanya saling bertemu, hingga akhirnya suami-istri tersebut terlonjak sebab suara seseorang yang menginterupsi.
"So sweet-nya pengantin baru." Seorang gadis yang mirip dengan Anggara tersenyum takjub melihat mereka yang terlihat seolah begitu mesra di atas ranjang.
Anggara dan Crystal pun seketika menjauhkan diri masing-masing. Melihat itu, perempuan yang merupakan adik Anggara itu pun kembali berkata menggoda, "Ih, jangan malu-malu, kali. Kalian berdua sudah suami-istri. Jadi, halal, no problem."
Anggara tak menampilkan ekspresi apa pun selain parasnya yang dingin, sementara Crystal tersenyum kikuk pada adik iparnya itu.
"Perempuan bodoh! Kamu tidak mengunci pintu semalam?" tanya Anggara lirih.
Belum sempat Crystal menjawab, terdengar suara seseorang.
"Anggun," panggil orang itu pada cucu gadisnya.
"Oma, lihat! Itu pengantin baru mesra sekali," ucap Anggun sambil menunjuk Anggara dan Crystal yang terpaku. "Masih pagi sudah guling-guling di kasur, hihi." Anggun tertawa geli.
Mengikuti arah telunjuk sang cucu, Dianti memberi senyuman pada sepasang suami-istri tersebut. Lalu kembali melihat Anggun. "Nakal! Gadis kecil tidak boleh mengintip," ucap Dianti sambil mencolek hidung Anggun. "Sudah sana, pergi. Jangan jadi pengganggu."
"Iya, iya, Oma." Anggun pergi sambil mengerucutkan bibirnya.
Sebelum dia berlalu, dia kembali menggoda Anggara dan Crystal yang masih tampak membeku. "Ciye pengantin baru," godanya, dia kemudian berlari diiringi gelengan kepala sang nenek.
Setelah Anggun berlalu, Dianti masuk ke kamar pengantin tersebut. "Kalian tidak mengunci pintu?" tanya Dianti heran, dan dijawab dengan gelengan oleh Crystal.
"Ceroboh," kata Dianti sambil mencolek dagu Crystal, dan Crystal hanya dapat membalasnya dengan tersenyum kikuk.
"Bagaimana malam pengantin kalian, hmm?" tanya Dianti lagi. Perempuan tua itu menyunggingkan senyumnya. "Apa Anggara memperlakukanmu dengan baik?" Dianti membelai puncak kepala Crystal.
Crystal mengangguk sambil tersenyum. Anggara tak menyangka dan terkejut ketika tangannya tiba-tiba digenggam oleh Crystal. "Sangat baik, Oma. Semalam, Mas Anggara memperlakukanku sangat lembut dan penuh cinta," jawab Crystal sambil melihat Anggara dan tersenyum padanya. Sementara Anggara setia dengan paras dinginnya.
Terdengar napas lega Dianti. "Syukurlah. Jika dia berbuat kasar padamu, jangan takut bilang sama Oma," kata Dianti sambil tak hentinya tangannya mengusap rambut Crystal.
"Biar nanti Oma hukum Anggara," tambah Dianti sambil melirik Anggara, dan lagi-lagi Anggara masih dengan ekspresi acuhnya.
Crystal terlihat mengangguk. Setelah itu Dianti keluar dari kamar.
Setelah Dianti hilang dari pandangan, Anggara dengan sangat kasar mendorong tubuh Crystal hingga telentang di ranjang, kemudian dia mencekik leher Crystal. Crystal melihat aura amarah dan kebencian begitu besar di mata Anggara sampai terdengar bunyi gigi pria tersebut yang saling bergesekan.
"Apa yang sedang kamu rencanakan, hmm?" hardik Anggara pada Crystal tanpa melepaskan cekikan menyakitkan itu di leher Crystal. Anggara menatap tajam dan melihat wajah Crystal yang ketakutan dan memerah. Tangan Crystal pun tak berhenti mencoba melepaskan tangan Anggara dari lehernya. "Kamu muda, cantik, dan karirmu oke. Apa yang kamu incar dengan menikahi pria lumpuh sepertiku, heh?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kuldesak
aku mampir nyetorin Vote ya. sukses selalu ❤❤❤
2023-08-12
1
Gian Ganevan
wah dapet referensi cerita malem pengantin darimana nih
2023-07-18
0
Anisyah S
aku mampir bestieeeee
2023-06-11
0