2. Rubah Ramping vs Singa Jinak

"Katakan! Katakan apa rencanamu!" Anggara melepaskan leher Crystal dengan kasar.

Crystal langsung bangkit dan memegang lehernya yang sangat sakit dia rasakan. Dia pun mencoba menetralkan deru napasnya yang tak beraturan. Baru saja terbebas dari cekikan maut, Anggara kembali memberinya rasa sakit. Rambutnya yang indah kecokelatan ditarik kasar oleh Anggara sehingga dia nyaris terjungkal ke belakang.

Sambil meringis merasakan betapa cengkeraman itu menyakitkan, Crystal merintih, "Aku akan mengadukanmu pada Oma."

Mendengar itu, Anggara semakin memperkuat cengkeramannya. "Oh, merasa punya pelindung kamu, hmm."

Seakan tak ingin penderitaan Crystal segera berakhir, Anggara melayangkan tamparan pada pipi Crystal. "Tidak akan kubiarkan kamu memanfaatkan keluargaku dan mengambil keuntungan dari mereka, Sial*n!"

Crystal menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari suami yang seharusnya memberinya sentuhan lembut pada pipi itu. "Aku tidak tahu organ tubuhmu bagian mana yang tidak beres," ucapnya sambil menyentuh beberapa bagian tubuh Anggara dengan gestur seolah mencari sesuatu. "Kamu normal, 'kan?"

Anggara menyorot tajam sikap Crystal tersebut. "Lelucon apa yang sedang dia mainkan sekarang?" batinnya.

"Baru kali ini aku menemukan fenomena luar biasa," lanjut Crystal sembari tetap mengamati beberapa bagian tubuh Anggara. Pada saat ini dia melihat Anggara mengernyit padanya.

"Pria normal tidak akan mungkin menolak tipe perempuan sepertiku ini. Apa yang salah denganmu?"

Sambil terus mengamati Anggara, Crystal membatin, "Kurasa kecelakaan itu bukan cuma melumpuhkan kakinya, sepertinya otaknya pun ikutan lumpuh."

"Poor man," lirihnya kemudian.

Dengan sorot matanya yang tajam, Anggara membiarkan Crystal mengatakan apa pun tentang dirinya. Dia ingin mendengar bualan macam apa yang perempuan itu luncurkan.

Crystal sekarang meletakkan telunjuknya di samping mata, tampak seperti orang berpikir. "Oh, Jangan bilang jika kamu tidak doyan perempuan," tuduhnya dengan mimik curiga.

"Omong kosong," batin Anggara.

Melihat Anggara yang tak merespons dalam bentuk apa pun tuduhannya, Crystal pun turun dari ranjang, meninggalkan ranjang itu beberapa langkah ke depan. "Beberapa brand pakaian terkenal bersaing mendapatkanku sebagai BA-nya. Menurut penilaian mereka, tubuhku sangat indah proporsional," ungkapnya sambil memutar badan dengan raut muka yang menggambarkan betapa bangga dia dengan tubuhnya.

Tak ada respons berarti dari Anggara selain sorot mata pria itu yang tetap seperti biasanya, tajam dan menyimpan misteri. Beberapa langkah dari tempatnya berada, di sana Crystal melanjutkan aksinya.

"Aku tidak bisa menghitung berapa banyak brand produk bodycare yang memintaku menjadi BA mereka. Yah, karena banyaknya." Crystal menyuguhkan senyuman mematikan. Kemudian dia menyentuh tali lingerie yang membalut tubuhnya.

"Mereka berebut merekrutku karena kulit ini, Pak Presdir," lanjut Crystal sambil menarik tali lingerie sehingga busana tipis itu lolos dari tubuhnya.

Saat ini Anggara dapat melihat tiap detail tubuh Crystal. Kulitnya yang tampak putih seputih kapas dan tanpa noda. Dia mengamati tiap komposisi komplit tubuh itu. Dia lalu mempertemukan pandangannya dengan Crystal yang tampak tersenyum menggoda padanya. "Kemarilah," pinta Anggara dengan menggerakkan telunjuknya supaya Crystal datang padanya.

Mengikuti instruksi Anggara, Crystal datang ke arahnya, dan kini sudah berada tepat di hadapannya. Anggara dan Crystal saling memandang untuk beberapa detik lamanya.

Beberapa detik berlalu, kini tangan Anggara membelai wajah Crystal, menyusuri tiap incinya lalu meraup kelopak mawar yang bertaburan di antara mereka. "Aku melihatmu seperti kelopak mawar ini," katanya sambil memperlihatkan segenggam kelopak mawar merah.

Crystal tersenyum. Anggara kembali membuka mulutnya. "Indah, ranum, dan menggairahkan," lanjut Anggara dengan menarik sudut bibir, membuat Crystal kian mengekspos senyumnya, namun pada detik selanjutnya senyum itu pudar bertepatan ketika wajahnya dihujani kelopak mawar dengan kasar.

"Tapi sedikit pun aku tidak tertarik!" sentak Anggara seraya menyemburkan kelopak itu pada wajah Crystal. Dia lalu menjepit dagu Crystal dengan telunjuk dan ibu jarinya. Dia pun berkata dengan tajam, "Satu lagi. Dekorasi! Hanya pajangan!"

"Mas Angga--" Crystal tak menuntaskan kalimatnya sebab pintu kamar ada yang mengetuk. Dia pun cepat-cepat memakai kembali lingerie yang tadi dia campakkan di lantai, lalu memakai serta melapisinya dengan selimut tebal. Dia lantas bergerak membuka pintu.

Di balik pintu yang terbuka, Crystal melihat seorang pria muda berdiri lalu berkata, "Waktunya Bapak dibersihkan, Bu."

Crystal mengernyit. "Dibersihkan?" ulangnya.

"Maksud saya waktunya Bapak mandi, Bu," jelas pemuda berbaju biru tersebut. "Saya yang biasanya memandikan Bapak. Saya Rahmat."

Crystal tampak manggut-manggut lalu tiba-tiba tercetus sesuatu di benaknya. "Eh, biar saya saja yang memandikan Bapak. Mulai sekarang tugas itu sudah menjadi bagian saya, kamu minta tugas yang lain, ya," kata Crystal.

Dalam waktu sepersekian detik Rahmat tampak bingung, dia tampak berpikir sejenak. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah dia di rumah itu dipekerjakan untuk merawat Anggara. Namun, akhirnya dia mengangguk. "Baik, Bu."

Di tempatnya berada Anggara dapat mendengar percakapan tersebut. Sorot matanya semakin tajam dan raut mukanya tampak dingin ketika melihat Crystal berbalik dan berjalan ke arahnya.

Crystal kini mendapat masalah. Dia tidak tahu menahu bagaimana cara memandikan orang lumpuh. Dia pun bingung memulai dari mana untuk membuka obrolan dengan Anggara setelah insiden beberapa menit lalu. Hingga akhirnya dia berinisiatif bertanya, "Mas, aku akan membantumu bersih-bersih. Kamu mau pakai air biasa atau air hangat?"

Suara Crystal terdengar lembut. Dia berbicara sambil menyentuh pundak Anggara seolah sebelumnya tak terjadi apa-apa di antara mereka.

Anggara menghempas tangan Crystal. "Aku tidak membutuhkanmu dan jangan sentuh tubuhku seinci pun!"

Keras kepala, munafik, dan penuh trik, demikian penilaian Anggara pada Crystal. Dia tak sekalipun tersentuh dengan sikap Crystal. Sebaliknya, di benaknya justru bertaburan stigma ataupun prasangka negatif mengenai perempuan cantik itu.

Perempuan yang dia cintai meninggalkannya ketika lumpuh, sementara Crystal? Perempuan muda tanpa kekurangan fisik dan mempunyai paras yang diidam-idamkan kaum adam datang kepadanya dan rela menikah dengan pria lumpuh sepertinya. Itulah yang membuat Anggara memandang Crystal penuh kecurigaan.

Crystal mengembuskan napas berat. "Mas, kamu membenciku, menolakku, dan menyiksaku, itu terserahmu karena kamu yang menanggung dosanya. Tapi jika kamu menghalangiku menjalankan tugasku sebagai istrimu, aku tidak akan menyerah," ucap Crystal serius sambil menatap mata Anggara. Crystal kemudian beranjak ke kamar mandi. Meninggalkan Anggara yang masih tak mengubah pandangan padanya.

Tak lama setelah itu Crystal kembali pada Anggara dengan membawa satu baskom air hangat dan selembar kain untuk membersihkan tubuh Anggara.

"Berani kamu menyentuhku, kupatahkan tanganmu!" Anggara mengancam Crystal yang sedang mengulurkan tangan untuk membuka kancing piamanya.

"Aku tidak peduli." Crystal terlihat acuh tak acuh dengan ultimatum Anggara. Dia sudah hampir melepaskan satu kancing, namun Anggara menghempas tangannya lagi. "Mas! Sudah kukatakan aku tidak akan membiarkanmu menghalangi tugasku!"

Crystal langsung duduk di atas pangkuan Anggara. "Jika kamu terus menolak, aku akan berteriak biar menarik perhatian orang-orang. Kamu tidak mau, 'kan, Oma dan yang lainnya mengira kita sedang ehem," ancam Crystal sambil mengedipkan satu matanya.

"Atau kamu memang sengaja ingin mereka mendengar kita seolah sedang--"

"Cepat lakukan tugasmu!"

Crystal tersenyum mendapati Anggara yang kini menyerah.

"Memangnya hanya dia yang bisa mengancam," batin Crystal.

Anggara tersenyum masam. "Dasar rubah ramping," batinnya.

Melihat Anggara tak melakukan perlawanan ketika dia membuka satu per satu buah baju, Crystal tak dapat menyembunyikan senyum kemenangan. "Singaku yang jinak," celetuknya, dan Anggara menanggapi itu dengan membuang muka, merasa tak berdaya.

Terpopuler

Comments

Anisyah S

Anisyah S

rubah betina 😭

2023-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Pengantin
2 2. Rubah Ramping vs Singa Jinak
3 "2-0, Pak Presdir."
4 4. Ajaib
5 5. Pajangan
6 6. Beauty and The Beast?
7 7. Love Bird
8 8. Pembalasan Anggara
9 9. Pernikahan Tak Diinginkan
10 10. Lelap dalam Sandaran Ternyaman
11 11. Raymond dan Kekasih
12 12. Apakah Akan Terbongkar?
13 13. Anggara Tertangkap Basah
14 14. Kamu
15 15. Bangkai Crystal Terendus
16 16. Apa yang Akan Anggara Lakukan?
17 17. Tanpa Ampun dan Belas Kasihan
18 18. Bercerai?
19 19. Upaya Kekasih yang Resah
20 20. Keriuhan Wartawan
21 21. Undangan Anniversary
22 22. Raymond di Pesta?
23 23. Dansa
24 24. Permainan Penyulut Amarah
25 25. Kenapa dengan Crystal?
26 26. Tukang Pijat
27 27. Karakter Tak Terbaca
28 28. Masa Depan yang Lebih Indah?
29 29. "Anakku?"
30 30. Cinta Lama
31 31. "Tidak Sudi Mengandung Benihmu!"
32 32. Lenyapnya Sebuah Harapan
33 33. Menghitung Waktu Mundur
34 34. Jarak Pengundang Rindu
35 35. Terjebak di Hutan
36 36. Petualangan
37 37. Pillowtalk
38 38. Suami Laknat?
39 39. "Dengan Caraku"
40 40. "Ajukan Gugatan Perceraian Setelah Keluar dari Sini!"
41 41. Kabut Kecemburuan
42 42. Terungkapnya Fakta Mengejutkan
43 43. Bahaya
44 44. Pasutri Berbaikan
45 45. Belum Isi
46 46. "Aku Mencintaimu, Crystal Romer."
47 47. Resepsi Pernikahan
48 48. "Aku Hamil."
49 49. Meledak Bersama
50 50. Terbongkar
51 51. "Ceraikan Crystal."
52 52. "Maafkan Mama, Sayang."
53 53. Dua Hati Saling Rindu
54 54. Ke Festival Tulip
55 55. Honeymoon
56 56. Saling Memiliki, Saling Syukur
57 57. Bertekad Meraih Restu
58 58. Momen Tak Terlupakan
59 59. Lambang Cinta Anggara untuk Crystal
60 60. Kemanjaan Bumil
61 61. "Buat Aku Terus Mengandung."
62 62. Morning Kiss
63 63. Konfrontasi Crystal dan Christy
64 64. Ujian Cinta
65 65. Anggara Memanjakan Bumil
66 66. Anggara Pergi?
67 67. Beberapa Hari Tanpa Anggara
68 68. Crystal Tak Ingin Melihat Anggara
69 69. Kabar Sedih Tentang Oma
70 70. Terseret Gosip
71 71. Anggara Menyelamatkan Christy
72 Bab 72. Happy Ending
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Malam Pengantin
2
2. Rubah Ramping vs Singa Jinak
3
"2-0, Pak Presdir."
4
4. Ajaib
5
5. Pajangan
6
6. Beauty and The Beast?
7
7. Love Bird
8
8. Pembalasan Anggara
9
9. Pernikahan Tak Diinginkan
10
10. Lelap dalam Sandaran Ternyaman
11
11. Raymond dan Kekasih
12
12. Apakah Akan Terbongkar?
13
13. Anggara Tertangkap Basah
14
14. Kamu
15
15. Bangkai Crystal Terendus
16
16. Apa yang Akan Anggara Lakukan?
17
17. Tanpa Ampun dan Belas Kasihan
18
18. Bercerai?
19
19. Upaya Kekasih yang Resah
20
20. Keriuhan Wartawan
21
21. Undangan Anniversary
22
22. Raymond di Pesta?
23
23. Dansa
24
24. Permainan Penyulut Amarah
25
25. Kenapa dengan Crystal?
26
26. Tukang Pijat
27
27. Karakter Tak Terbaca
28
28. Masa Depan yang Lebih Indah?
29
29. "Anakku?"
30
30. Cinta Lama
31
31. "Tidak Sudi Mengandung Benihmu!"
32
32. Lenyapnya Sebuah Harapan
33
33. Menghitung Waktu Mundur
34
34. Jarak Pengundang Rindu
35
35. Terjebak di Hutan
36
36. Petualangan
37
37. Pillowtalk
38
38. Suami Laknat?
39
39. "Dengan Caraku"
40
40. "Ajukan Gugatan Perceraian Setelah Keluar dari Sini!"
41
41. Kabut Kecemburuan
42
42. Terungkapnya Fakta Mengejutkan
43
43. Bahaya
44
44. Pasutri Berbaikan
45
45. Belum Isi
46
46. "Aku Mencintaimu, Crystal Romer."
47
47. Resepsi Pernikahan
48
48. "Aku Hamil."
49
49. Meledak Bersama
50
50. Terbongkar
51
51. "Ceraikan Crystal."
52
52. "Maafkan Mama, Sayang."
53
53. Dua Hati Saling Rindu
54
54. Ke Festival Tulip
55
55. Honeymoon
56
56. Saling Memiliki, Saling Syukur
57
57. Bertekad Meraih Restu
58
58. Momen Tak Terlupakan
59
59. Lambang Cinta Anggara untuk Crystal
60
60. Kemanjaan Bumil
61
61. "Buat Aku Terus Mengandung."
62
62. Morning Kiss
63
63. Konfrontasi Crystal dan Christy
64
64. Ujian Cinta
65
65. Anggara Memanjakan Bumil
66
66. Anggara Pergi?
67
67. Beberapa Hari Tanpa Anggara
68
68. Crystal Tak Ingin Melihat Anggara
69
69. Kabar Sedih Tentang Oma
70
70. Terseret Gosip
71
71. Anggara Menyelamatkan Christy
72
Bab 72. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!