Jiwa Yang Berbeda

Jiwa Yang Berbeda

Wanita Tangguh

Episode Satu (1)

Pranggggggg

Aaaaaaaaa!!!

Terdengar suara pecahan benda dan suara jeritan seorang wanita dari luar kamar Denisa hingga membuatnya terkejut hingga ia tak sadar telah melemparkan ponselnya yang tadi ia pegang.

" Ibu!" tanpa pikir panjang Denisa langsung berlarian keluar kamar nya untuk menghampiri sang ibu.

Namun langkahnya ia urungkan karena untuk yang kesekian kalinya ia menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya terjadi kembali.

" Ampun Mas arghhhh!" Denisa memalingkan wajahnya ketika sang ibu di dorong lalu di jambak rambutnya oleh sang ayah dengan sangat br*tal.

Bukan untuk yang pertama kali Denisa menyaksikan itu, hanya saja Denisa selalu tak sanggup saat melihat ibunya di si*sa tanpa ampun oleh sang ayah.

" Sudah kubilang, aku tidak suka masakan ini ini saja setiap harinya, kenapa kau tidak masak menu lainnya?" be*tak Doni ayah dari Denisa.

" Ampun Mas, aku tidak bisa menuruti keinginan mu. Uang simpanan kita untuk sebulan tidak cukup untuk membeli makanan yang mewah seperti yang kau mau. Mas kan tau sendiri aku cuma sebagai karyawan biasa dan gaji bulanan ku pun tentunya sedikit, tidak bisa untuk bermawah-mewah seperti dulu lagi," ungkap Lita yang tak lain adalah ibu dari Denisa.

" Arghhhh melawan saja bisanya." Doni kembali mendorong tubuh Lita dengan kencang hingga keningnya mengenai ujung meja hingga terluka dan berdarah.

" Ibu!" Terik Denisa, lantas ia pun menghambur memeluk sang ibu.

" Dasar wanita tidak berguna, menangis saja bisanya." Setelah mengatakan itu, Doni lantas meninggalkan ibu dan anak yang menangis pilu sambil berpelukan satu sama lain tersebut.

" Ibu tidak apa-apa kan? hiks hiks," tanya Denisa sambil memeriksa tubuh sang ibu kalau-kalau ada luka serius karena perlakuan sang ayah.

Lita lantas menggeleng. Air matanya tak henti-hentinya mengalir, sudah belasan tahun ia menerima siksaan demi siksaan dari suaminya yang memang sering bersifat tempramental terhadapnya tanpa tahu masalahnya apa.

Terkadang ia sering di salahkan hanya karena masalah sepele. Namun Lita memilih bertahan karena prinsip hidupnya yang menikah hanya sekali seumur hidup.

Aneh memang, tapi itulah Lita. Sebenarnya ia juga tak mau Denisa hidup tanpa kasih sayang seorang ayah.

Tiba-tiba Denisa langsung menghambur memeluk sang ibu yang masih terduduk di lantai.

" Ibu hiks hiks sampai kapan ibu bertahan seperti ini? Denisa tidak apa-apa kok jika Denisa tidak punya ayah, Denisa juga sudah dewasa Bu," kata Denisa yang menangis di dalam pelukan Lita.

" Ibu tidak apa-apa Nisa, ibu akan lakukan apa saja untuk kamu termasuk bertahan dengan ayah mu. Ibu juga tidak ingin meninggalkan kalian," ucap Lita sambil membalas pelukan sang anak.

" Tapi Nisa tak tahan melihat ibu disakiti terus menerus sama ayah, Nisa lebih menderita jika melihat ibu menderita seperti ini."

Lita menangkup wajah anaknya itu lalu menatapnya dengan tatapan sendu.

" Dengarkan ini Nak, ibu tidak apa-apa. Ibu akan terus bertahan selama ini masih hidup. Yang terpenting sekarang adalah kebahagiaan kamu, kamu jangan memikirkan ibu!"

Denisa pin terpaksa mengangguk, meskipun dalam hatinya masih tak terima atas perlakuan ayahnya selama ini terhadap ibunya.

Lita tersenyum senang karena akhirnya Denisa mau mendengarkannya.

" Ya sudah ibu mau membereskan kekacauan ini dulu," ucap Lita sembari menghapus sisa air matanya.

" Perlu Nisa bantu Bu?"

" Tidak usah, kamu kan mau berangkat kuliah, berangkat saja ibu bisa sendiri kok," ujarnya sambil memulai pekerjaannya.

" Baiklah, Nisa siap-siap dulu ya Bu." Nisa pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap. Tak lama berselang, Nisa sudah siap dengan auofit yang biasa ia pakai.

" Bu Nisa berangkat ya," kata Denisa sambil menyalami tangan ibunya dan menciumnya dengan takzim.

" Sebentar Nak!" kata Lita. Denisa yang sudah berada di pintu depan pun terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh pada Lita.

" Iya ada apa Bu?"

" Kamu lupa ya bawa bekal?." Lita pun memberikan sebuah kotak makan kepada Denisa.

" Oh iya, hampir saja kelupaan," ucapnya sambil menerima kotak makan tersebut dan memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

" Ya sudah bisa berangkat ya Bu." Untuk yang kedua kalinya Denisa menyalami tangan ibunya dan menciumnya lalu setelah itu barulah Denisa benar-benar pergi.

Namun bukannya ke kampus, Denisa malah berniat akan pergi ke tempat lain. Ia berbohong dengan mengatakan bahwa ia akan pergi ke kampus, sebab Denisa tak ada jadwal kuliah pagi hari ini. Dia hanya beralaskan saja agar ibunya tidak curiga dan khawatir bahwa sebenarnya ia ingin menemui ayahnya di tempat di mana biasanya ayahnya berkumpul bersama teman-temannya.

Brakkkk

Suara dobrakan pintu dimana tempat karaoke itu di tendang dengan keras oleh Denisa.

Sontak saja para pengunjung dan para pemandu karaoke terkejut dan menoleh secara bersamaan pada orang yang telah lancang mengganggu kesenangan mereka. Termasuk Doni yang sedang asyik minum ditemani oleh beberapa para wanita pemandu karaoke.

Denisa semakin di buat geram karena melihat sang ayah yang nampak bersenang-senang dan sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang baru saja ia lakukan terhadap ibunya.

Denisa yang memang mempunyai seni bela diri yang cukup tinggi tersebut tanpa takut menghampiri kerumunan para preman itu seorang diri.

Denisa juga meraih sebuah botol minuman keras yang terbuat dari kaca, dan tanpa takut sedikitpun Denisa melawan para anak buah ayahnya satu persatu hingga mereka semua di buat tumbang oleh Denisa.

Meskipun Denisa memiliki bobot tubuh yang lumayan gemuk, namun itu tidak menjadi penghalang untuk dia bisa belajar seni bela diri tersebut.

Denisa menekuni seni bela diri tersebut semenjak dia masih duduk di bangku SMA hingga saat ini ketika dia sudah kuliah.

Jadi tak khayal jika seni bela dirinya semakin fasyheh dan berpengalaman.

Kini giliran ayahnya sendiri yang ingin ia beri pelajaran. Denisa sudah berdiri tepat di depan Doni yang masih nampak santai dengan beberapa wanitanya sambil menenggak minuman keras.

Denisa meraih sebuah botol kaca lalu memainkan botol tersebut sambil membelainya dengan tersenyum sinis.

Denisa memang sengaja tidak melawan atau membela ibunya saat ayahnya tadi memukuli ibunya di rumah. Sebab itu adalah larangan dari sang ibu sendiri yang memang tidak membolehkan nya untuk melawan sang ayah apalagi saling menyakiti satu sama lain. Dan ini juga kali pertamanya Denisa melawan karena memang sudah terlalu geram dengan tingkah sang ayah yang semakin hari semakin tak terkendali.

" Apa yang kau inginkan anak kecil?" tanya Doni dengan santainya.

" Tidak banyak. Aku ingin kau jauhi ibu sekarang juga!" ucapnya dengan menatap tajam pada Doni.

Doni tersenyum mengejek mendengar permintaan Denisa, seakan permintaan tersebut hanyalah sebuah lelucon untuknya.

" Apa kau serius? kau tidak takut akan membuat ibumu semakin terluka dan akhirnya gila," ucap Doni dengan tertawa puas yang diikuti yang lainnya.

Ruangan remang-remang itu ramai dengan gelak tawa mereka yang ikut merendahkan ibunya. Denisa semakin di buat geram, dan tanpa aba-aba Denisa langsung menendang Doni hingga terjerembab ke lantai dengan hidung yang berlumuran darah.

" Sial. Kau berani melawan ku, apa kau tidak takut durhaka HAH?" teriak Doni sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya tersebut.

" Aku tidak akan pernah takut dosa karena telah melawan ayah yang jahat seperti mu," ucapnya sambil tersenyum licik.

" Kurang a*ar kau." Doni yang tersulut emosi langsung menyerang Denisa. Dan terjadilah perkelahian satu lawan satu antara ayah dan anak.

Namun tak berselang lama, dari luar terdengar suara sirine mobil polisi, dan membuat mereka semua lari kocar-kacir menyelamatkan diri masing-masing, termasuk Denisa dan Doni.

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Semangat Othor... jgn kendor up date biar cpt naik lencana..

2023-06-14

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Aduhhhh bertengkar nih Ayah Bapak...

2023-06-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!