Episode dua (2)
Setelah berlari beberapa mil, akhirnya Denisa lolos dari kejaran para polisi.
Denisa mengatur nafasnya yang belum beraturan karena berlari begitu jauh.
Terasa melelahkan bagi Denisa dengan berat badan yang tak seperti kebanyakan gadis pada umumnya, namun itu tak membuatnya ingin menguruskan badannya. Ia lebih merasa nyaman dengan berat badannya yang sekarang.
Saat masih mengatur nafasnya, tiba-tiba Denisa melihat seseorang yang dia merasa mengenalnya. Denisa pun mempertajam penglihatannya untuk mengetahui siapa pria yang sedang menggandeng seorang wanita cantik yang dikeliling oleh beberapa pria berbadan besar, dan mungkin itu adalah bodyguard nya, pikir Denisa.
( Tetapi siapa mereka hingga harus di kawal seperti itu?) pikirnya dalam hati.
Namun ketika Denisa lebih memperjelas penglihatannya, Denisa pun merasa syok dengan apa yang baru saja ia lihat. Dia merasa tak percaya setelah sekian lama akhirnya ia bisa melihat kembali orang yang selama ini ia kagumi, bahkan kali ini melihatnya secara langsung.
Namun hatinya seakan menyangkal bahwa itu adalah orang yang selama ini ia tunggu kehadirannya.
" Apa mungkin itu dia?" pikirannya bermonolog sendiri.
" Tapi siapa wanita yang bersamanya, apa mungkin itu pacarnya?" Denisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Namun sepersekian detik kemudian ia kembali menyangkal pemikirannya sendiri.
" Akh mana mungkin dia ada di sini. Please Denisa, jangan berhalusinasi terus. Nanti kamu terjatuh dan akan sakit," ucapnya menasehati diri sendiri.
Denisa pun tak memperdulikan lagi apa yang baru saja ia lihat. Ia menganggap itu hanya halusinasinya semata saja.
Denisa pun meninggalkan tempat tersebut dan memilih untuk pulang saja, karena hari pun sudah mulai sore. Ia takut ibunya akan khawatir jika ia pulang terlambat.
*************
Menjelang malam, seperti biasanya. Denisa melakukan aktivitas seperti biasa ia lakukan. Setelah sholat, Denisa pun duduk di meja belajar untuk mengerjakan tugas kuliahnya, dan terkadang hanya belajar saja atau sekedar menulis kata-kata mutiara tentang kehidupannya.
Malam ini ia hanya berdua saja dengan ibunya, sebab sang ayah memang sudah biasa jarang pulang ke rumah. Jika pulang pun hanya seminggu atau dua Minggu sekali, itupun jika ia kehabisan uang untuk berjudi dan main wanita.
Pertengkaran tadi juga menjadi pemicu ketidak pulangan Doni ke rumah, entah itu karena Denisa, atau memang karena masih betah dengan wanita-wanita nya di luaran sana.
💞Tentang rasa yang terpendam selama bertahun-tahun.💞
Bisakah aku mengulang nya kembali, meski hanya sebuah hayalan yang tertutup oleh kabut kerinduan?🌫️💔
Bisakah aku membuatnya nyata meski hanyalah sebuah bunga tidur?🌹💤
Rasa yang tak mampu aku ungkapkan dengan kata-kata, ingin rasanya aku gambarkan lewat simbol aksara cinta.⚕️💞
Rindu yang ku pendam biarlah menjadi sebuah kenangan yang mungkin tak kan pernah kau rasakan. 💔🌹
Kau dan aku bagaikan minyak dan air, meskipun nyata namun tak kan bisa bersatu. 💔💞
" Nak, ayo keluar! kita makan malam dulu,"
Tiba-tiba suara Lita membuyarkan konsentrasinya. Ia usap air mata yang sempat terjatuh karena rasa yang begitu dalam yang ia ungkapkan meskipun hanya lewat tinta hitam.
" Iya Bu sebentar lagi," jawabnya. Lalu Denisa menetralisir kembali perasaannya yang sempat terbawa suasana.
" Ayo Nak kita makan bersama! itu bisa kau kerjakan nanti," ucap Lita yang masih ingin Denisa makan bersamanya.
" Baiklah Bu." Lantas Denisa pun menyudahi aktivitasnya dan segera menghampiri ibunya yang sudah menunggu sejak tadi.
Setelah selesai makan malam bersama meski hanya dengan ibunya, Denisa pun kembali lagi ke kamarnya untuk istirahat.
**************
Sinar Surya pagi mengintip lewat cela-cela jendela kamar Denisa. Namun Denisa sendiri sudah siap dengan aktivitas paginya.
Mulai dari sholat subuh, memasak, mencuci piring hingga menyapu sudah ia kerjakan semua. Saat ibunya sudah terbangun, Denisa pun sudah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Begitulah aktivitas yang dilakukan Denisa setiap pagi. Dia tak ingin ibunya yang bekerja di dapur selagi dirinya masih berada di rumah. Denisa hanya tak ingin ibunya kelelahan hanya untuk sekedar membersihkan rumah saja.
Setelah mereka selesai makan, mereka pun melakukan kegiatan mereka seperti biasanya. Denisa yang berangkat ke kampus, sedangkan Lita yang sudah siap dengan pekerjaan kantornya.
Denisa memang sengaja berangkat lebih awal karena memang ada yang harus ia urus. Denisa berencana setelah pulang sekolah ia ingin langsung bekerja, makanya pagi-pagi sekali Alina mencari pekerjaan tersebut.
Sedangkan di tempat lain, sepasang kekasih sedang bertengkar, lantaran si pria yang memergoki di rumah wanitanya ada seorang pria yang sebenarnya tak asing lagi bagi mereka. Pria tersebut tak lain adalah teman dekat si wanita, dan memang mereka sangat dekat bak sepasang kekasih. Wajar saja jika sang pria yang menjadi kekasih sebenarnya tersebut merasa cemburu. Dan itupun bukan kali pertama sang pacar melihat mereka sedekat itu. Dia juga sering menasehati wanitanya tersebut agar segera menjauhinya, namun mereka malah sering bertengkar karena si wanita yang selalu keras kepala dan tak mau menuruti nasehat sang pria.
" Apa yang kamu inginkan sekarang, Angel?" tanyanya dengan ciri khas cool dan bernada cuek.
" Keinginan ku tidak banyak, aku hanya ingin kau percaya padaku dan tidak selalu mengekang keinginan ku," jawab Angel.
" Apa kau ingin pria itu terus bersama mu?"
" Hey ayolah Alex. Dia hanya sahabat, tidak lebih."
Alexandra Darbara hanya mengangguk datar dengan menyunggingkan senyum getirnya.
" Aku pulang dulu," ucap Alexandra.
Tanpa basa-basi, dengan langkah cepat dan wajah cueknya, Alexandra pun meninggalkan apartemen Angela Merkel. Sebenarnya perasaannya hancur saat ini, namun itulah Alex.
Di dingin tanpa ekspresi tersebut tidak akan pernah menunjukkan pada siapapun bahwa dia sedang sakit hati.
Rasa cintanya kepada Angela membuat dia bertahan meski sebenarnya itu bukan kali pertama ia melihat sang kekasih mengizinkan pria lain untuk menginap di apartemennya.
Angela yang hendak mengejar Alex, karena ia tahu Alex tidak segampang itu percaya. Jika marahnya mereda, maka Alex akan memeluk Angela, namun kali ini Alex pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Membuat Angela takut bahwa Alex tidak akan memaafkannya lagi.
" Alex tunggu,,,,,! kau harus mengerti bahwa ini tak seperti yang kau bayangkan," teriak Angela. Namun sayangnya Alexandra Darbara tidak memperdulikan lagi teriakan Angela. Mungkin kali ini hatinya benar-benar sakit.
Bagaimana tidak, melihat orang yang paling dicintai lebih memilih sahabatnya daripada dirinya sendiri.
Alexandra Darbara orang yang susah sekali untuk jatuh cinta, namun jika ia sudah mencintai, maka dia akan setia bahkan menyayanginya lebih dari dirinya sendiri.
Angela Merkel adalah wanita pertama yang ia cintai sesudah almarhumah ibunya.
Mereka sudah menjalin hubungan asmara sejak mereka duduk di bangku SMA.
Angela yang takut akan kehilangan Alexandra pun tanpa berpikir panjang ia mengambil kunci mobil dan segera menancap gas untuk mengejar kekasihnya itu.
Namun nasib naas menimpanya. Karena gegabah, Angela menabrak seseorang dengan keras hingga membuat orang tersebut terpental hingga beberapa meter. Dan karena ia panik dan tak bisa mengendalikan mobilnya, akhirnya Angela membanting setir hingga membuatnya menabrak sebuah pohon besar dan membuatnya tak sadarkan diri setelah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🤗🤗
iklan mendarat
2023-06-14
1
🤗🤗
"Apa yang terjadi, Angel?"
semangat beb, sedikit masukan
2023-06-14
1