Meresahkan

Episode lima (5)

Emmmmmmm

Angela melenguh. Menggeliatkan tubuhnya untuk merenggangkan otot-ototnya yang kaku setelah terbangun dari tidurnya.

Ia mengucek matanya agar pandangannya bisa lebih jelas. Angela melihat sekeliling kamar yang ia tempati, namun nampaknya tak ada siapa-siapa di sampingnya. Namun ia mendengar bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi. Angela pun berpikir keras siapa orang yang berani-beraninya masuk kedalam kamarnya bahkan mandi di kamar mandi tersebut.

Angela pun berniat untuk memeriksa siapa orang yang telah lancang tersebut. Dia pun mengendap-endap menuju ke kamar mandi dan sedikit mengintip di balik celah pintu kamar mandi tersebut, namun nampaknya pintunya terlalu rapat untuk diintip.

Tak berselang lama bunyi gemericik air tersebut berhenti, dan itu tandanya orang tersebut telah selesai dengan aktivitas mandinya.

Dengar cepat Angela berlari menuju tempat tidur dan berpura-pura tidur. Namun naasnya, belum sempat sampai ke tempat tidur, pintu pun sudah lebih dahulu terbuka.

" Kenapa di sini?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi tersebut.

Angela menghentikan langkahnya karena terlanjur ketahuan. Ia juga memejamkan matanya erat-erat karena tak mampu menyaksikan apa yang terjadi nantinya.

( Aduh mati aku. Mana suaranya seperti nya laki-laki. Apa dia seorang perampok ya?)

" Kenapa seperti itu? apa kakimu keram?" tanya pria itu lagi.

Dengan terpaksa Angela membalikkan tubuhnya untuk menghadap orang tersebut. Dia sudah pasrah jika saja nanti dia akan di apa-apa kan oleh perampok tersebut.

Deghhh

Angela menelan ludahnya secara kasar setelah berhadapan dengan orang yang dia anggap perampok tersebut. Namun nyatanya bukalah perampok melainkan sang pemilik rumah, siapa lagi jika bukan Alexandra Darbara.

CEO muda, tampan dan kaya raya. Memiliki masa lalu seorang produser musik sekaligus seorang boyband terkenal. Tak banyak yang tahu mengapa dia juga tak ingin mengingat masa lalu nya tersebut, itupun masih menjadi teka-teki sampai saat ini.

Satu kata dalam pikiran Angela saat ini ketika melihat tubuh telan*ang dada milik Alex terekspos dengan jelas.

Sempurna.

Kulit putih bersihnya, ditambah air yang menetes dari rambut ke tubuh tegapnya, membuat Alexandra semakin seksi. Membuat Angela menelan ludah berkali-kali melihatnya.

Sungguh jantungnya seakan berhenti berdetak saat ini melihat pemandangan indah di depan matanya.

( Ya Tuhan, benarkah ini nyata? jika benar, maka kuatkan lah aku untuk menghadapi ini setiap harinya. Jangan sampai aku mati sebelum waktunya karena melihat ini)

Alex mengerutkan keningnya karena melihat tingkah aneh plus lucu dari Angela.

Ia pun lebih mendekatkan diri kepada Angela, dan itu semakin membuat Angela tak berkutik bahkan lututnya gemetaran.

(Jangan pingsan jangan pingsan, please!)

" Kau kenapa? ada yang aneh dengan diriku?"

Dan kini jarak mereka hanya tersisa beberapa jengkal saja.

" T_ti tidak," jawab Angela gugup.

Kemudian entah mengapa tiba-tiba Alex tersenyum miring, lalu semakin mendekatkan diri pada Angela hingga jarak mereka sangat tipis.

" Iya aku tau aku tampan, jadi jangan coba-coba bermain-main dengan perasaan ku jika tidak ingin mendapat hukuman dariku." Alex berbicara dengan suara yang terdengar seksi di telinga Angela, dengan posisi saling berhadapan hingga hidung mereka saling bersentuhan.

Angela dengan jelas merasakan nafas hangat nan wangi mint milik Alex. Dia masih tak menyangka bisa sedekat ini dengan sang idola.

Tak bisa dijabarkan bagaimana perasaan Angela saat ini. Yang jelas satu kata di benak Angela,

bahagia.

" H_hukuman m_maksudnya?"

Tak ada jawaban dari Alex, namun ia semakin memajukan langkahnya membuat Angela ikut mundur hingga merapat ke dinding.

" K_ka kakak mau apa?"

Kembali tak ada jawaban dari Alex. Hanya nafasnya saja yang terdengar seperti orang yang sedang maraton.

Alex mengangkat wajah Angela hingga mereka saat ini saling tatap satu sama lain.

Refleks Angela memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya, dan hal itu membuat Alex semakin tak bisa menahan dirinya untuk tidak melakukan lebih dari itu.

Satu detik, dua detik, tiga detik, Angela merasakan bi*irnya basah dengan benda kenyal yang menyentuh bibinya.

Perlahan Angela mencoba untuk membuka matanya, sekedar mengetahui apa yang terjadi.

Deghhh serrrrr

Betapa terkejutnya Angela ketika melihat Alex sedang bermain dengan bi*inya.

Hangat, lembut, dan wangi. Itulah yang terlintas di pikiran Angela saat ini.

Beberapa saat Angela dibuat tak sadar oleh perlakuan Alex, sampai-sampai dia tak sadar telah memberi ruang untuk Alex melakukan lebih dari itu. Lama kelamaan Angela atau Denisa yang kurang berpengalaman dalam hal tersebut pun terbawa oleh suasana dan ikut terbawa suasana oleh permainan Alex.

Angela juga memberikan akses agar Alex lebih leluasa mengobrak-abrik isi dalam rongga mulutnya.

Jujur Denisa tak berpengalaman dalam hal sensitif seperti itu. Ini real baru pertama kali ia melakukannya. Dan Denisa yang sedang berada di tubuh Angela tak merasa menyesal sedikit pun karena telah memberikan ci*man pertamanya kepada orang yang ia kagumi.

Sepersekian detik kemudian, Angela kehabisan pasokan oksigennya hingga ia harus mendorong tubuh Alex agar menghentikan permainan mereka.

Alex mengatur nafasnya yang memburu setelah permainan, serta mengusap bi*irnya yang basah sisa permainan tersebut, begitupun dengan Angela.

" Ehemmm A,,,,, itu. Aku keluar sebentar kak. Mau cari makanan, lapar soalnya." Tanpa menunggu jawaban atau persetujuan dari Alex, Angela pun keluar dari kamar tersebut sekedar untuk menghilangkan rasa canggung diantara mereka setelah kejadian tadi.

Sedangkan Alex hanya menatap datar pada Angela yang mulai menjauh dari pandangan.

Sedangkan di sisi lain, ada jiwa Angela yang sedang menatap datar pada tubuh gemuk dan penuh luka tersebut.

Ia seakan bingung saat mengetahui dirinya tak bisa lagi masuk ke dalam tubuh aslinya, namun ia malah seolah di tarik oleh tubuh jelek itu.

" Apa ini karma untuk ku karena sudah menabraknya? atau karena aku telah menyakiti hati Alex?" pikirannya sambil melipat kedua tangannya.

" Tapi siapa perempuan ini? sepertinya aku tidak pernah mengenalnya sebelumnya."

" Dan mengapa harus tubuh ini yang harus aku pakai? apa tak ada yang lebih cantik lagi?"

" Cantik sih, hanya saja tubuhnya terlalu berisi untuk ku."

Jiwa Angela terus saja berpikir dan berdialog.

Namun tak lama seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar rawat Denisa bersama seorang dokter.

" Bagaimana keadaan anak saya dokter, apakah dia bisa pulih kembali seperti sediakala?" tanya Lita sambil menangisi tubuh anaknya yang tak berdaya tersebut.

" Saya tidak bisa menjamin apa-apa Bu, namun saya akan tetap berusaha yang terbaik untuk pasien. Ibu berdoa saja yang terbaik untuk anak ibu!" ucap Dokter.

Lita mendekati tubuh anaknya tersebut sambil menatap sedih.

Sedangkan jiwa Angela sendiri hanya menjadi penonton setia untuk kedua orang bersangkutan darah tersebut.

" Kasihan kamu Nak. Pasti kamu sudah bosan melihat tingkah ayahmu yang semakin hari semakin menjadi itu, mangkanya sekarang kamu memilih untuk diam dan istirahat. Tapi jangan membuat ibu sedih karena melihat kondisi kamu yang seperti ini, ibu tidak kuat Nak." Lita pun menggenggam tangan putrinya itu sambil meratap pilu.

Untuk umur 18+. Yang dibawah umur skip aja 🙏😉

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!