Episode empat (4)
" Denisa? siapa Denisa?" lirihnya dengan suara yang hampir tak terdengar.
Tanpa sepatah kata lagi, Alex lantas meninggalkan Angela yang masih menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Alex berencana untuk menemui dokter yang menangani Angela, untuk mengetahui sebenarnya apa yang telah terjadi kepada kekasihnya itu hingga ia bersikap sangat aneh.
" Jadi begini tuan Alex, tidak ada yang perlu di khawatirkan dengan kondisi Nona Angela. Semuanya nampak baik-baik saja setelah kami ronsen. Tidak ada luka dalam yang serius di bagian kepala atau tubuhnya, semuanya normal. Namun jika keadaannya seperti itu, mungkin saja Nona Angela amnesia ringan saja. Dan itu tidak akan berakibat fatal untuk baginya," jelas dokter dengan sangat detail.
" Benarkah hanya itu dokter?" Alex masih memastikan ucapan sang dokter.
" Benar tuan. Namun jika tuan alex masih ragu, kita bisa meronsen ulang," tawar dokter.
Cukup lama Alex berfikir sambil menggigit ujung ibu jarinya. Dia berfikir tidak ada yang perlu dikawatirkan dari Angela. Toh orangnya baik-baik saja.
" Baiklah dokter, saya percaya. Tidak perlu ada yang di ulang lagi." Dokter tersebut pun mengangguk.
" Lalu kapan Angela di bolehkah pulang?" tanya Alex lagi.
" Besok Nona Angela sudah bisa di bawa pulang, karena memang tidak ada luka yang serius."
" Baiklah kalau begitu terimakasih banyak dokter. Saya permisi dulu," ucap Alex sambil menyalami tangan sang dokter, lalu kembali ke kamar Angela lagi.
Sesampainya di kamar Angela, Alex di buat terkekeh melihat tingkah Angela yang sedang tertidur pulas.
Bagaimana tidak, tingkah nya sangat lucu dan tidak seperti biasanya yang anggun dan terlihat cantik meskipun sedang tertidur. Namun kali ini Alex melihat Angela yang tertidur dengan kedua kaki yang terbuka lebar serta terjuntai ke bawah dan melampaui batas ranjang. Tidurnya juga mendengkur di tambah mulutnya yang terbuka sedikit.
Namun pandangannya terhenti pada baju pasien yang dikenakan Angela tersingkap pada bagian perutnya, hingga menampakkan kulit perut yang putih bersih tanpa cela tersebut.
Alex menelan ludahnya beberapa kali melihat pemandangan indah di depan matanya tersebut. Sudah sejak lama mereka tidak berkencan panas sejak beberapa bulan terakhir. Dikarenakan masalah mereka yang terjadi beberapa bulan ini.
Namun Alex juga tak sebe*at itu memaksakan kehendaknya di saat kondisi Angela yang tidak memungkinkan. Apalagi mereka sedang di rumah sakit.
Alex menahan ha*rat nya untuk tidak menyentuh Angela.
Ia usap keringat yang sempat mengucur di pelipisnya karena menahan ha*rat yang begitu kuat.
Sungguh jika wanita melihat Alex yang berkeringat seperti ini, pasti mereka akan menjerit.
Tubuhnya yang seksi, kulitnya yang putih bersih hingga terlihat merah muda pada bagian lutut dan siku nya, hingga rambut gondrong namun tidak terlalu panjang, dan itu membuatnya semakin seksi ketika mengibaskan nya di saat sedang berkeringat.
Setelah keinginannya berkurang, Alex pun mendekat pada Angela sekedar untuk membenarkan letak tubuhnya dan menyelimuti tubuh Angela yang terbuka.
Dia akan berusaha untuk menahannya untuk Angela. Mungkin setelah ini dia akan menuntaskannya di kamar mandi saja.
Setelah selesai, Alex pun merebahkan tubuhnya di atas sofa untuk beristirahat, karena hari pun sudah larut, waktunya untuk dia beristirahat.
Pagi harinya, mereka sudah bersiap-siap untuk pulang ke apartemen milik Alex, namun nampaknya Denisa yang berada di tubuh Angela sedang sedih dan melamun sedari tadi.
Ia sedih karena telah menyadari bahwa apa yang terjadi pada dirinya bukanlah sebuah mimpi, namun sebuah kejadian yang aneh.
Bagaimana bisa jiwanya berpindah pada raga seseorang. Meskipun Raga itu sangat cantik, namun tetap saja itu membuatnya merasa tak nyaman berada di Raga orang lain.
Dan tiba-tiba saja ia merindukan sosok ibunya. Pasti saat ini ibunya sangat sedih karena raganya terbaring lemah dan koma. Atau mungkin saat ini raganya juga sedang di tempati oleh wanita pemilik tubuh yang ia tempati sekarang.
Ah benar-benar sangat rumit.
" Kenapa melamun?" tanpa Alex yang tiba-tiba sudah berada di samping Angela, dengan wajahnya yang sangat dekat dengan telinga Angela.
Saat Angela menoleh, hampir saja membuat mereka berciuman.
Dan jangan di tanya lagi keadaan jantung Angela saat ini, sudah pasti detak nya sangat tidak beraturan. Jika bisa di gambarkan, maka itu seperti
gunung yang akan meledak saja.
Angela juga menelan ludahnya berkali-kali untuk menetralisir kan detak jantungnya yang tak beraturan tersebut.
" Tuh kan melamun lagi," ucap Alex sekali lagi.
" A_Hah iya iya maaf. Kenapa tadi?" tanya Angela terbata-bata.
" Kamu kenapa? seperti orang yang sedang galau saja. Katanya tidak ingat kejadian kemaren," kata Alex.
" B_bukan begitu kak, tapi,,,,," ucap Angela terputus lantaran perasaannya masih belum stabil.
Angela mendongakkan kepalanya ke atas berharap agar perasaannya bisa lebih tenang.
( Hufff. Ya Tuhan tolongggg. Biarkan lebih lama seperti ini, aku rela jika pun harus memakai tubuh orang lain) ucap Angela dalam hati.
Bagaimana tidak, berdekatan secara langsung seperti ini hanyalah sebuah hayalan yang dulunya tidak pernah ia bayangkan akan menjadi nyata.
Yang dulunya hanya bisa ia pandangi lewat gambar, kini benar-benar nyata dan membuatnya merasa tak percaya.
Tanpa sepatah katapun, tiba-tiba Alex menyodorkan segelas air putih tepat di depan Angela.
" Minum!" ucapnya singkat.
Angela menerima gelas tersebut dengan tangan yang gemetaran, membuat Alex menutup mulutnya karena menahan tawa.
" Kakak menertawakan ku?" tanya Angela yang sadar dengan perilaku Alex.
Alex dengan cepat menghentikan tawanya dan kembali berpura-pura cool.
" Tidak," katanya dengan santainya dan dengan wajah datarnya.
Angela menatap dalam pada mata Alex. Menelisik kalau-kalau ada kebohongan di sana.
Namun yang ia dapatkan hanya wajah datar dan dingin seperti kulkas seratus pintu seperti biasanya.
" Ya sudah, cepat minum itu dan kita pulang!"
" Pulangnya kemana?" tanya Angela dengan polosnya.
" Ke kuburan," jawabnya dengan nada datarnya.
" Ihhhh kakak serius," kata Angela dengan nada merengek.
" Ya cepat kalau mau tahu!"
" Iya iya," ucap Angela pasrah.
Setelah selesai membereskan baju-bajunya yang di bantu oleh seorang asisten rumah tangga yang dibawa Alex dari rumahnya, Angela dan Alex pun segera pulang ke apartemen Alex.
Setelah sampai di apartemen, Angela merasa tubuhnya sangat lelah dan perlu istirahat. Namun ia segan berada di tempat asing tersebut. Dan Angela pun terpaksa menahan kantuknya meskipun harus menguap beberapa kali.
" Yuk aku antarkan ke kamar," tawar Alex.
Angela yang merasa sangat lelah dan mengantuk pun mengangguk dengan cepat.
" Kamu mau mandi?" tawar Alex lagi. Lantas Angela pun menggeleng dengan mata yang dipaksakan untuk terbuka.
Untuk yang kedua kalinya Alex terkekeh karena Angela. Dia pun paham bahwa Angela sudah sangat ingin tidur siang. Mungkin juga karena obat yang baru ia minum tadi sudah bekerja dan membuatnya mengantuk berat.
" Ya sudah kamu istirahat, aku mau mandi," ucapnya lagi.
Angela pun mengangguk dengan sisa tenaganya, namun tak lama ia pun tepar dan langsung mendengkur.
Sebelum akhirnya Alex pergi ke kamar mandi, ia sempat menatap dalam serta senyum pada Angela yang sedang tertidur pulas tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🤗🤗
iklan mendarat
2023-06-17
1
🤗🤗
ada dua setrep, gunakan yang ini - jangan ini _
2023-06-17
1
🤗🤗
kata namun jangan di letakkan di tengah, bisa ganti tapi ya beb, kita sama2 belajar.
2023-06-17
1