Sahabatku Berubah Menjadi ADIK IPARKU

Sahabatku Berubah Menjadi ADIK IPARKU

Hari pertama masuk sekolah

"Good morning mommy, Daddy, kak dim" Sapa Dista.

Dia menyapa para keluarganya dengan berteriak diatas tangga, para keluarganya sudah terbiasa dengan teriakan sang putri bungsu mereka.

Tingkahnya masih seperti anak-anak sebelas tahun, padahal tahun ini umurnya sudah memasuki lima belas tahun.

Hari ini adalah hari pertamanya, dia masuk sekolah sebagai murid baru kelas sepuluh di salah satu SMA swasta ternama di kota H.

"Jangan selalu berteriak nak, nanti tenggorokan mu sakit" Ucap mommy Awah.

"Heheh.. maaf mommy" Dista cengengesan, mendengar perkataan Mommynya.

Dista menarik kursinya yang ada disamping sang kakak.

"Itu memang kelakuanmu setiap pagi hari. Pagi akan tenang jika kau masih tidur dikamar mu" Ucap Dimas, kakak Dista.

Dimas Aditya smith, anak pertama dari Hasbu Jaya Smith dan Awah Yasda Smith. Dia memiliki wajah yang sangat tampan, mewarisi wajah sang Daddy. Hidung mancung dan memiliki bulu-bulu lebat disekitar wajahnya, membuat dia dikagumi banyak wanita.

Dimas memiliki tubuh tinggi, apalgi otot-otot yang ada ditubuhnya membuat dia terlihat sangat gagah dan perkasa.

Dia selalu bertengkar dengan adiknya Dista, tapi dia sangat menyayangi adiknya satu-satunya itu. Apa pun yang adiknya minta ia akan menurutinya, walaupun diawali dengan perdebatan panjang terlebih dahulu.

Seperti pagi ini, dia membuat adiknya kesal, itu akan menjadi perdebatan panjang diantara keduanya.

"Enak aja, adikmu ini selalu dirindukan oleh suara-suara merduku di pagi hari" Dista tidak terima jika sang kakak menggab dia selalu membuat gaduh di pagi hari.

"Pede sekali kamu, siapa yang akan merindukan suara mu itu? suaramu kan jellk"

"Kakak bilang apa? suara ku jellek?"

"Memang, Suara mu sangat jellek. sampai-sampai jendela pecah mendengar suara kamu" Dimas masih meladeni adiknya, dia sangat suka jika melihat wajah adiknya yang cemberut.

"Mana ada, suara ku bagus tahu, ikan kak Tila?" tanya Dista pada pembantunya yang bernama Tila. Dia memang memanggil para pembantu manssion yang masih muda dengan sebutan kakak.

"Iyah, nona" Jawab Tila, dia sedang menuangkan air minum digelas Dista.

"Tuuuu, dengar kan, suaraku itu bagus, telinga kakak saja yang bermasalah"

"Yeee...Tila hanya ingin membuat mu senang saja, padahal Tila selalu menutup telinganya jika kau berteriak"

"Isss... Enggak yah, pokoknya suara Dista itu merdu, TITIK" Dista masih terus menyakini kakanya agar dia mengakui suara merdunya.

"Jellek"

"Bagus"

"Jellek"

"Bagus"

Mereka tidak ada yang mau mengalah, sampai-sampai orang tua mereka geleng-geleng.

"Cukup" Daddy Hasbu mulai melerai mereka, dia pusing mendengar perdebatan anak-anaknya.

"Waktunya makan! Dista harus cepat ke sekolah pagi ini"

"Baik dad"

"Iyah dad"

Mereka mengucapkannya secara bersamaan. Mereka kembali saling pandang, Dista dan Dimas ingin membuka suara kembali, tapi dihentikan oleh sang mommy.

"HEEE...." Mommy Awah menatap mereka tajam, agar mereka tidak membuka suara lagi.

Akhirnya meja makan itu sunyi, hanya suara sendok saja yang terdengar. Keluarga Smit menyantap makanan mereka dengan lahap.

"Errkkhhh..." Dista bersendawa sangat kencang, membuat Dimas yang sedang mengelap bibirnya dengan tisu melemparkan tisunya di wajah sang adik.

"Jorok banget sih"

"Biarin, itu tandanya Dista kenyang" Dista mengusap perutnya.

"Kalau mau bersendawa itu, mulutnya ditutup, jangan dibuka" Dimas menasehati adiknya.

"Bodo amat, bleew" Dista menjulurkan lidahnya pada Dimas dan langsung berlari kocar-kacir. Dia takut sang kakak akan mendapatkannya dan menjewer telinganya.

"Awas kau yah, kakak tidak akan memberimu uang jajan lagi" ancam Dimas, dia selalu memberi adiknya uang jajan jika dia Dista meminta padanya.

"ya udah, ada mommy Sam Daddy yang akan kasi aku uang"

"Ckk sial, anak itu"

Dista berlari masuk kedalam mobilnya, dia akan diantar oleh sang supir khusus untuknya.

"Jalan pak!"

"Baik nona muda"

Mobil Dista berjalan di jalan yang sangat ramai. Mobil melaju dengan kecepatan normal, saat sudah hampir sampai didepan gerbang sekolah, Dista memberitahu pada supir untuk berhenti agak jauh dari sekolah.

"Pak, nanti berhenti didepan halte aja, yah!"

"Memang kenapa tidak didepan gerbang nona?"

"Aku tidak ingin mereka melihat mobil ini, aku ingin mencari teman yang tulus dengan ku, tanpa memandang siapa aku" ujar Dista.

"Bagaimana kalau tuan marah?"

"Bapak tidak perlu takut, aku akan memberitahu Daddy nanti".

"Baiklah, nona" akhirnya pak Jung setuju.

Dista turun dari mobil dan melarang pak Jung untuk membuka pintu mobil untuk nya, dia berjalan ke pintu gerbang sekolah.

****

Sedangkan ditempat berbeda, seorang gadis juga sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ini adalah hari pertamanya dia sekolah, gadis itu bernama Ayla atlas putri.

Dia seorang gadis yatim-piatu dan dirawat oleh sang nenek. Ayla merupakan gadis yang sangat kekurangan, dia bekerja disalah satu toko kue untuk mencari uang untuk dia dan neneknya makan.

Ayla dapat sekolah di SMA ternama di kota H, karena mendapatkan beasiswa berkat kecerdasannya.

"Ayla, berangkat dulu ya, nek" Ayla pamit pada sang nenek dan menyalinnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati nak" Nenek Kuta, melambaikan tangannya pada sang cucu.

Ayla membalasnya dan mengendarai sepedanya di tengan jalan yang sangat ramai. Dia menggunakan sepeda untuk kesekolah, agar ia dapat menghemat biaya transportasi. Ayla mengayuh sepedanya dengan cepat, dia takut terlambat sampai di sekolah.

Setelah menempuh waktu 10 menit, akhirnya dia sampai didepan gerbang sekolah, ia memarkirkan sepedanya ditempat khusus parkir sepeda.

Ayla menatap sekolah itu, dia menghirup udara sangat banyak dan menghembuskan ya pelan.

"Walcome to SMA jaya biru " ucapnya.

Episodes
1 Hari pertama masuk sekolah
2 Bab 2
3 Bab 3. Berhasil
4 Bab 4 bully
5 Bab.5 Sepeda rusak
6 Bab 6. Dista pingsan
7 Adik jellek
8 Bab 8. Mengantar Sinta
9 Bab 9. Aku iri
10 Bab 10. Antar aku!
11 Bab 11. pengalaman pertama kita
12 Bab 12. Bertemu orang tua Dista
13 Bab 13. Cobalah!
14 Bab 14. Di hadang preman
15 Bab 15. Lepaskan!
16 Bab 16. Gagal
17 Bab 17. Trauma
18 Bab 18. Mencari rumah Ayla
19 Bab 19. Bertemu nenek Moya
20 Bab 20. Berusaha Menenangkan
21 Kedatangan dokter Winston
22 Bab 22. Membantu mengingatnya kembali
23 Bab 23. kecoplosan
24 Bab 24. Kembali histeris
25 Bab 25. Harus sekolah besok
26 Bab 26. Mencari gara-gara
27 Bab 27. Berdebat
28 Bab 28. memanggil orang tua
29 Bab 29. Sanksi
30 Bab 30. Ada yang salah!
31 Bab 31. Perkembangan
32 Bab 32. Mengingat semuanya
33 Bab 33. Di izinkan pulang
34 Bab 34. Rumah
35 Bab 35. bisikan
36 Baba 36. Berhasil melawannya
37 Bab 37. Bulu tangkis
38 Bab 38. Suasana ujian pertama
39 Bab 39. Pengumuman hasil belajar
40 Bab 40. Kedatangan Dimas
41 Bab 41. Ini sudah cukup!
42 Bab 42. Daddy Hasbu curiga
43 Bab 43. Selingkuh
44 Bab 44. Kepergian nenek Moya
45 Bab 45. Menginap
46 Bab 46. Pesta
47 Bab 47. Sebungkus bubuk
48 Bab 48. Harus menikah!
49 Bab 49. Harus bertanggung jawab !
50 Bab 50. Mau menikah
51 Bab 51. Malas melihatmu!
52 Bab 52. Hari pernikahan
53 Bab 53. SAHH...
54 Bab 54. Pesan dari Sinta
55 Bab 55. Dimas emosi
56 Bab 56. Pilihan yang rumit.
57 Bab 57. Satu ranjang
58 Bab 58. Gara-gara kuntilanak
59 Bab 59. Mual
60 Bab 60. Mall
61 Bab 61, Bed rest
62 Bab 62. Hamil
63 Bab 63. Nggak sanggup
64 Bab 64. Suka membantah
65 Bab 65. Menangis
66 Bab 66. Waktu tiga hari
67 Bab 67. Rencana kembali
68 Bab 68. Ornando
69 Bab 69. Malam sebelumnya
70 Bab 70. Bertemu Sinta
71 Bab 71. Telpon dari Mommy
72 Bab 72. Patah tulang
73 Bab 73. Mom Awah, muak.
74 Bab 74. Dilarang kembali
75 BAB. PENGUMUMAN
76 Bab 76. Sekolah lagi
77 Bab 77. Hampir jatuh
78 Bab 78. Pemakaman
79 Bab 79. Cerita dokter Winston
80 Bab 80. Kepo
81 Bab 81. Tukang ngadu
82 Bab 82. Perintah daddy Hasbu
83 Bab 83. Babak belur
84 Bab 84. Keguguran
85 Bab 85. Maaf
86 Bab 86. Sudah tidak ada
87 Baba 87. Tidak pernah memberitahu
88 Bab 88. Menahan lapar
89 Bab 89. Berpelukan
90 Bab 90. Tidak ingin di sentuh
91 Bab 91. Kedatangan Felix ke sekolah
92 Bab 92. Di keluarkan
93 Bab 93. Pulang lebih awal
94 Bab 94. Menyusahkan kalian
95 Bab 95. Menjalani pernikahan sebagai mestinya
96 Bab 96. Insiden di kamar mandi
97 Bab 97.......
98 Bab 98. Aku (Dimas) ingin memperbaikinya
99 Bab 99. Buah jeruk
100 Bab 100. lompat kebalkon Dista
101 Bab 101. Saling menyinggung
102 Bab 102. Home schooling
103 Bab 103.Sebuah rencana
104 Bab 104. Bingung
105 Bab 105. Pria mesum
106 Bab 106. ......
107 Bab 107. Bekerja
108 Bab 108. Ketakutan yang masih tersimpan
109 Bab 109. Sikap berubah-ubah
110 Bab 110. Latihan balet
111 Bab 111. Meminta izin
112 Bab 112. Keegoisan Dimas
113 Bab 113. Handphone baru
114 Bab 114. Meminta hak
115 Bab 115
116 Bab 116. Hukuman
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121. Percaya padaku
122 Bab 122
123 Bab 123. Permohonan Mama(Sinta)
124 Bab 124. Dah..Sayang
125 Bab 125. Rencana membawa
126 Bab 126. Masalah di kasir
127 Bab 127
128 Bab 128. "Kamu berbohong, kak"
129 Bab 129. Sandiwara
130 Bab 130
131 Bab 131. Rentetan pesan
132 Bab 132. Isi pesan
133 Bab 133. Ayla menghilang
134 Bab 134. Mengetahui keberadaannya
135 Bab 135
136 Bab 136. Tidak pernah melakukannya
137 Bab 137. Mencari
138 Bab 138. Pergi pantai bertiga
139 Bab 139. Flashback
140 Bab 140. Flashback 2
141 Bab 141. Dibalik kaca mobil
142 Bab 142. Meretas CCTV
143 Bab 143. Kota N
144 Bab 144. Bertemu
145 Bab 145. Rumah dokter Winston
146 Bab 146.Butuh bukti
147 Bab 147. Beras ketan dan santan
148 Bab 148. Aku mencintaimu Ayla atlas putri
149 Bab 149. Kembali kesepian
150 Bab 150
151 Bab 151. Hadir di pesta ulang tahun sekolah
152 Bab 152. Dansa
153 Bab 153. Dimas dan Roni
154 Bab 154...
155 Bab 155. Ke pemakaman bersama
156 Bab 156. Tidak ada angin ataupun hujan
157 Bab 157. Sakit kepala
158 Bab 158. Belum bisa hamil
159 Bab 159. Lamaran Caca
160 Bab 160. Berubah jadi suami-istri
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163. Cerita Sinta dan Ornando
164 Bab 164. Marah pertama untuk Dista
165 Bab 165. Pasar tradisional
166 Bab 166. Datang kerumah orang sang kekasih
167 Bab 167.Makan malam
168 Bab 168. Memberitahu Roni yang sebenarnya
169 Bab 169. Bertemu Sinta dan Ornando
170 Bab 170. Kota B
171 Bab 171. Pantai kota B
172 Bab 172. Tenggelam
173 Bab 173. Tampil
174 Bab 174. Keputusan bulat
175 Bab 175. 5 bulan berlalu
176 Bab 176. Masalah seafood
177 Bab 177. Kembali ke rumah
178 Bab 178
179 Bab 179. Double shok
180 Bab 180. Operasi
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191. Twins D
192 bab 192
193 Extra part
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Hari pertama masuk sekolah
2
Bab 2
3
Bab 3. Berhasil
4
Bab 4 bully
5
Bab.5 Sepeda rusak
6
Bab 6. Dista pingsan
7
Adik jellek
8
Bab 8. Mengantar Sinta
9
Bab 9. Aku iri
10
Bab 10. Antar aku!
11
Bab 11. pengalaman pertama kita
12
Bab 12. Bertemu orang tua Dista
13
Bab 13. Cobalah!
14
Bab 14. Di hadang preman
15
Bab 15. Lepaskan!
16
Bab 16. Gagal
17
Bab 17. Trauma
18
Bab 18. Mencari rumah Ayla
19
Bab 19. Bertemu nenek Moya
20
Bab 20. Berusaha Menenangkan
21
Kedatangan dokter Winston
22
Bab 22. Membantu mengingatnya kembali
23
Bab 23. kecoplosan
24
Bab 24. Kembali histeris
25
Bab 25. Harus sekolah besok
26
Bab 26. Mencari gara-gara
27
Bab 27. Berdebat
28
Bab 28. memanggil orang tua
29
Bab 29. Sanksi
30
Bab 30. Ada yang salah!
31
Bab 31. Perkembangan
32
Bab 32. Mengingat semuanya
33
Bab 33. Di izinkan pulang
34
Bab 34. Rumah
35
Bab 35. bisikan
36
Baba 36. Berhasil melawannya
37
Bab 37. Bulu tangkis
38
Bab 38. Suasana ujian pertama
39
Bab 39. Pengumuman hasil belajar
40
Bab 40. Kedatangan Dimas
41
Bab 41. Ini sudah cukup!
42
Bab 42. Daddy Hasbu curiga
43
Bab 43. Selingkuh
44
Bab 44. Kepergian nenek Moya
45
Bab 45. Menginap
46
Bab 46. Pesta
47
Bab 47. Sebungkus bubuk
48
Bab 48. Harus menikah!
49
Bab 49. Harus bertanggung jawab !
50
Bab 50. Mau menikah
51
Bab 51. Malas melihatmu!
52
Bab 52. Hari pernikahan
53
Bab 53. SAHH...
54
Bab 54. Pesan dari Sinta
55
Bab 55. Dimas emosi
56
Bab 56. Pilihan yang rumit.
57
Bab 57. Satu ranjang
58
Bab 58. Gara-gara kuntilanak
59
Bab 59. Mual
60
Bab 60. Mall
61
Bab 61, Bed rest
62
Bab 62. Hamil
63
Bab 63. Nggak sanggup
64
Bab 64. Suka membantah
65
Bab 65. Menangis
66
Bab 66. Waktu tiga hari
67
Bab 67. Rencana kembali
68
Bab 68. Ornando
69
Bab 69. Malam sebelumnya
70
Bab 70. Bertemu Sinta
71
Bab 71. Telpon dari Mommy
72
Bab 72. Patah tulang
73
Bab 73. Mom Awah, muak.
74
Bab 74. Dilarang kembali
75
BAB. PENGUMUMAN
76
Bab 76. Sekolah lagi
77
Bab 77. Hampir jatuh
78
Bab 78. Pemakaman
79
Bab 79. Cerita dokter Winston
80
Bab 80. Kepo
81
Bab 81. Tukang ngadu
82
Bab 82. Perintah daddy Hasbu
83
Bab 83. Babak belur
84
Bab 84. Keguguran
85
Bab 85. Maaf
86
Bab 86. Sudah tidak ada
87
Baba 87. Tidak pernah memberitahu
88
Bab 88. Menahan lapar
89
Bab 89. Berpelukan
90
Bab 90. Tidak ingin di sentuh
91
Bab 91. Kedatangan Felix ke sekolah
92
Bab 92. Di keluarkan
93
Bab 93. Pulang lebih awal
94
Bab 94. Menyusahkan kalian
95
Bab 95. Menjalani pernikahan sebagai mestinya
96
Bab 96. Insiden di kamar mandi
97
Bab 97.......
98
Bab 98. Aku (Dimas) ingin memperbaikinya
99
Bab 99. Buah jeruk
100
Bab 100. lompat kebalkon Dista
101
Bab 101. Saling menyinggung
102
Bab 102. Home schooling
103
Bab 103.Sebuah rencana
104
Bab 104. Bingung
105
Bab 105. Pria mesum
106
Bab 106. ......
107
Bab 107. Bekerja
108
Bab 108. Ketakutan yang masih tersimpan
109
Bab 109. Sikap berubah-ubah
110
Bab 110. Latihan balet
111
Bab 111. Meminta izin
112
Bab 112. Keegoisan Dimas
113
Bab 113. Handphone baru
114
Bab 114. Meminta hak
115
Bab 115
116
Bab 116. Hukuman
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121. Percaya padaku
122
Bab 122
123
Bab 123. Permohonan Mama(Sinta)
124
Bab 124. Dah..Sayang
125
Bab 125. Rencana membawa
126
Bab 126. Masalah di kasir
127
Bab 127
128
Bab 128. "Kamu berbohong, kak"
129
Bab 129. Sandiwara
130
Bab 130
131
Bab 131. Rentetan pesan
132
Bab 132. Isi pesan
133
Bab 133. Ayla menghilang
134
Bab 134. Mengetahui keberadaannya
135
Bab 135
136
Bab 136. Tidak pernah melakukannya
137
Bab 137. Mencari
138
Bab 138. Pergi pantai bertiga
139
Bab 139. Flashback
140
Bab 140. Flashback 2
141
Bab 141. Dibalik kaca mobil
142
Bab 142. Meretas CCTV
143
Bab 143. Kota N
144
Bab 144. Bertemu
145
Bab 145. Rumah dokter Winston
146
Bab 146.Butuh bukti
147
Bab 147. Beras ketan dan santan
148
Bab 148. Aku mencintaimu Ayla atlas putri
149
Bab 149. Kembali kesepian
150
Bab 150
151
Bab 151. Hadir di pesta ulang tahun sekolah
152
Bab 152. Dansa
153
Bab 153. Dimas dan Roni
154
Bab 154...
155
Bab 155. Ke pemakaman bersama
156
Bab 156. Tidak ada angin ataupun hujan
157
Bab 157. Sakit kepala
158
Bab 158. Belum bisa hamil
159
Bab 159. Lamaran Caca
160
Bab 160. Berubah jadi suami-istri
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163. Cerita Sinta dan Ornando
164
Bab 164. Marah pertama untuk Dista
165
Bab 165. Pasar tradisional
166
Bab 166. Datang kerumah orang sang kekasih
167
Bab 167.Makan malam
168
Bab 168. Memberitahu Roni yang sebenarnya
169
Bab 169. Bertemu Sinta dan Ornando
170
Bab 170. Kota B
171
Bab 171. Pantai kota B
172
Bab 172. Tenggelam
173
Bab 173. Tampil
174
Bab 174. Keputusan bulat
175
Bab 175. 5 bulan berlalu
176
Bab 176. Masalah seafood
177
Bab 177. Kembali ke rumah
178
Bab 178
179
Bab 179. Double shok
180
Bab 180. Operasi
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191. Twins D
192
bab 192
193
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!