Ayla terharu melihat sekolah itu. bagaimana tidak, dia dapat bersekolah di sekolah ternama dikota H. Sekolah yang mana Banyak anak-anak ingin bersekolah disana, tapi terbatas oleh kemampuan ekonomi keluarganya.
Ayla melangkah ke kelasnya, yang berada dilantai dua.Saat sudah berada didepan kelasnya, sudah banyak siswa-siswi yang lainnya juga.
Ayla masuk ke dalam kelasnya dan mencari tempat duduk yang kosong, karena sudah banyak yang terisi saat ini.
Ayla sedang mencari, hingga akhirnya matanya tertuju pada bangku belakang, berdekatan dengan dinding. Ayla duduk disana dan menyimpan tasnya dibalis kursi yang ia duduki.
Ayla mengambil buku novel yang ia sengaja mebawanya dari rumah. Dia sangat suka membaca novel, apalagi yang mengisahkan tentang keluarga yang begitu harmonis, Ayla sangat suka membacanya.
Saat sedang asik membaca bukunya, tiba-tiba ada tiga gadis yang menghampirinya.
"Heh, minggir lo, ini tempat gue," Ucap salah satu gadis itu. Gadis itu membentak Ayla, dia menyuruhnya untuk pindah dari kursi itu.
"Ini tempatku, aku lebih dulu datang dari pada kamu" ucap Ayla lembut.
"Bodo amat, mau Lo datang duluan ke, apa kek, tapi gue pengen disini, jadi Lo harus pindah!" Gadis itu menunjuk-nunjuk,Ayla.
Ayla yang ditunjuk seperti itu, tidak suka. Dia mulai kesal melihat wajah gadis didepannya.
"Kalau gue gak mau?" Tantang Ayla, dia mulai merubah gaya bahasanya.
Ayla bukan orang yang muda di tindas. Dia memiliki prinsip dalam dirinya, kau baik, aku akan lebih baik padamu, tapi jika kau jahat, maka aku akan lebih Jahat dari yang kau duga.
"Wahh.., Lo nantang gue? " gadis itu tidak terima.
"Sepertinya, dia belom kenal sama, Lo" Ucap gadis yang satunya lagi.
"Sepertinya, Kalau begitu.., perkenalkan gue Natasya Karina dula, anak dari kepala sekolah" Tasya memperkenalkan dirinya dengan bangga, karena dia anak kepala sekolah, membuat dia merasa tinggi.
Ayla yang mendengar itu, hanya diam dengan wajah datarnya. Dia tidak peduli siapa mereka. Baginya, jika dia benar, maka harus ditegakkan.
"Kenapa? Lo, takut? hahaha..." Tasya dan dua temannya tertawa senang. Mereka mengira Ayla takut padanya.
Ayla tersenyum miring.
"Gue? takut sama, lo? mimpi"
"Wahh, belagak nih bocah"
Tasya menampar Ayla, tapi pada saat tangan itu mengenai wajah Ayla, ada sebuah tanga lain yang menahannya. Mereka menoleh, Tasya yang menyadari sangat geram.
"Jangan main tindas orang sembarang" Ucap Dista.
Dista menatap Tasya dingin, membuat Tasya takut dan melepaskan tangannya dari genggaman Dista.
"Ckk, Ganggu banget sih, ini orang" Tasya kesal.
Padahal dalam hatinya, dia takut pada gadis itu. Saat menatapnya, seperti elang yang ingin memangsa.
Tasya dan teman-temannya pergi dari sana dan meninggalkan Ayla dan Dista.
Ayla yang melihat Dista membantunya, hanya acuh. Sebelum dia duduk, dia mengucapkan terimakasih pada Dista.
"Terimakasih" Ucap Ayla dingin.
"Sama-sama" balas Dista, tersenyum.
"Kenalin, gue dista" Dista mengangkat tangannya untuk berkenalan dengan Ayla.
"Ayla," Dia membalasnya, tapi masih dengan wajah dinginnya.
"Boleh gue duduk disini?" Dista ingin duduk sebangku dengan Ayla.
Ayla mengangkat alisnya sebelah, dia bingung, karena meja yang lain masih ada yang kosong.
"Bukankah disana masih kosong?"
"Gue ingin duduk disini?"
"Duduklah!" pinta Ayla.
Dista tersenyum dan duduk disebelah Ayla, tapi saat bokongnya sudah mendarat dengan sempurna dikursi, Ayla tiba-tiba berdiri dan pindah ke bangku depan.
Dista heran melihat itu, bukannya gadis itu mengizinkannya duduk disini, tapi kenapa dia pindah, ia membuang nafas kasar.
Dista ingin kembali bertanya, tapi sudah ada guru yang datang.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ani.
"Pagi Bu......"
Mereka menjawab serentak.
"Selamat datang di SMA jaya biru" Bu Ani, menyambut murid-murid yang ada di kelas sepuluh satu.
Prok prok prok
Mereka semua bertepuk tangan, sebagai apresiasi.
"Ini adalah hari pertama kalain menjadi siswa-siswi disini. Ibu minta kalian semua memperkenalkan diri kalian masing-masing, dimulai dari depan dulu, yah.."
"Halo, nama saya Roni Iskandar"
"Perkenalkan nama gue, Natasya Karina dula, siswi paling cantik disini" tasya, memperkenalkan dirinya dengan centil.
Huuuu......
Mereka bersorak pada Tasya, yang begitu centil memperkenalkan dirinya.
"Apaan sih, kayak gak pernah lia cewek cantik aja"
"Cukup-cukup, kita lanjutkan kembali" Bu Ani menyuruh mereka berhenti.
"Halo, gue Sifa" Sifa adalah sahabat Tasya.
"Gue Sofia" Dia juga satu geng dengan Tasya.
Kini giliran Ayla, dia berdiri dan memperkenalkan dirinya.
"Halo, nama saya Ayla atlas putri, dipanggil ayla"
"Selanjutnya!" ucap Bu Ani
"Nama saya, Dista Mutiara S"
"Oke, terimakasih anak-anak,ibu, sudah memperkenalkan nama kalian. Sekarang kita mulai belajar"
"Oke..bu" Mereka menjawab serentak.
Mereka mulai mengeluarkan buku mereka dari dalam tas masing-masing.Mereka fokus memperhatikan Bu Ani yang menjelaskan pelajaran hari ini.
Para murid SMA jaya biru melakukan kegiatan pembelajaran mereka. Tak terasa waktu jam pulang sekolah, para siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas mereka.
Ayla mengemasi buku-bukunya dan memasukkan kedalam tasnya. Setelah semuanya selesai, Ayla bergegas keluar dari kelas dan menuju parkiran sepeda.
Saat Ayla berjalan sendirian, ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.
"Tunggu" teriak orang itu.
Ayla menoleh, namun saat mengetahui siapa yang memanggilnya, Ayla Mengabaikannya dan terus berjalan.
"Hey, tunggu" Dista meraih tangan Ayla.
Yah, yang memanggil Ayla adalah Dista. Dia masih sangat penasaran dengan gadis itu, karena dia mengabaikannya begitu saja, bahkan bersikap dingin padanya.
"Kenapa?" Ayla berhenti dan bertanya.
"Kita jalan sama-sama keluar gerbang, yah!"
"Gak bisa, kita beda arah" jawab Ayla ketus. Dia berjalan dan Dista tetap mengikutinya.
"Hanya sampai gerbang saja"
"Aku harus ke parkiran sekolah"
"Kita sama-sama keparkiran" Dista tidak menyerah, dia tetap kekeh, ingin bersama dengan Ayla.
"Bukankah ada yang menjemputmu?" Dista berhenti saat mendengar perkataan itu. Dista berfikir, bagaimana bisa Ayla mengetahui jika dia akan di jemput. Dista tersadar, dia melihat sekelilingnya dan mencari Ayla, tapi dia tidak menemukannya.
Dista akhirnya pasrah dan pergi dari sana. Ketika dia sudah berada diluar sekolah, sudah ada pak Jang sang sopir menunggunya.Dista berlari kedalam mobil.
"Sudah siap, nona?"
"Sudah,pak"
mobil Dista mulai berjalan. Dista melihat keluar jendela mobil, memperhatikan para siswa yang berhamburan keluar dari gerbang sekolah.
Ada yang sedang menunggu bus, ada juga yang mengendarai motor dan mobil mereka. Mata Dista fokus pada satu titik, dia melihat seorang yang berseragam SMA sama dengannya, sedang mengayuh sepeda.
"Pak Jang, pelanlankan mobilnya" pintu Dista.
"Baik, nona" pak Jang, menurunkan kecepatan mobilnya.
Dista memperhatikan orang itu, dia kaget saat mengetahui siapa yang mengendarai sepeda itu.
"Itukan Ayla, dia naik sepeda?"
.
.
.
Next.
Halo para pembaca, jangan lupa tinggalkan jejak kalian, yah.
Like, komen, and vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Sulastri Tri
mampir thoor
2024-02-24
0