Dista dan Ayla berjalan bersama pergi kekantin sekolah. Saat mereka sampai disana, Ayla begitu takjub dengan suasana dikantin. Ini pertama kalinya dia melihat kantin sekolah seperti ini. Kantin itu sangat bersih, tersedia makanan dan para siswa mengantri untuk mendapatkan jatah makanan tersebut.
"Ayo, jangan bengong dong" Dista menarik Ayla yang hanya diam bak patung didepan pintu masuk kantin.
Ayla dan Dista inkut berbaris seperti siswa lainnya. Tiba giliran mereka, Dista mengambil piring khusus, yang memiliki sekat-sekat dibagian piring.
"Dista, makanan ini terlihat sangat mahal" bisik Ayla pada Dista.
"Hihihi.. ini tidak dibayar, ayla" jawab Dista cekikikan.
Mereka menyodorkan piringnya dan diberikan berbagai macam lauk dan juga mereka diberikan air mineral.
Setelah selesai Ayla dan Dista mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka makan.
"Kita duduk disana saja" tunjuk Dista. Ayla menganguk dan mengikutinya. Disaat mereka sudah duduk, Ayla kembali bertanya, dia masih sangat penasaran dengan makanan dikantin itu.
"Kenapa makanan ini tidak dibayar?" tanya Ayla.
"Apa kau tidak tahu?"
"Tidak" jawab Ayla lugu
"biaya saat kita membayar sekolah itu termasuk dengan makanan dikantin ini" Jelas Dista.
"Jadi, kalau kita tidak makan dikantin ini, biaya sekolah akan berkurang?"
"Hahah.. kau ini ada-ada saja!, tentu saja tidak! itu sudah menjadi peraturan disekolah ini. Jika kau tidak makan dikantin, itu bukan urusan sekolah. Mau kamu makan atau tidak, biayanya akan tetap sama"
"Ohh.. aku baru tahu"
"Apa itu alasan'mu tidak ingin kekantin?" tanya Dista.
"Hehe.. iyah" Ayla cengengesan menjawab.
"Apa kita bisa makan sepuasnya disini?" tanya Ayla kembali.
Dista yang sudah ingin memasukkan makanan kedalam mulutnya terhenti mendengar ucapan temannya.
"Tidak Ayla! Apa yang ada dipiring'mu saat ini, itu jatah'mu hari ini, tidak ada tambahan lagi nantinya. Apa kau mengerti?"
"yah.., aku mengerti"
"Kalau begitu makanlah! nanti bel akan berbunyi sementara makanan'mu belum kau makan"
"Oh iya, maaf-maaf"
Ayla mulai memakan makanannya, saat makan itu sudah masuk ke dalam mulutnya, matanya terbelalak.
"Enak sekali" batin Ayla.
Ayla benar-benar menikmati makanannya, sampai-sampai piringnya bersih tanpa ada sedikitpun sisa-sisa makanan disana.
Dista yang melihat itu kaget, "Kuat sekali kamu makan, sampai-sampai tidak ada sisa disana"
Dista memperhatikan piring Ayla yang begitu bersih, berbeda dengan miliknya yang masih ada sisa sedikit sayur disana.
"Aku sangat lapar" Ayla menjawab dengan mengusap-usap perutnya.
"Yasudah kalau begitu, ayo kita ke kelas!" ajak Dista.
"Ayo"
Mereka berjalan keluar dari kantin, namun saat mereka melintas didepan kamar mandi, mereka mendengar suara seseorang seperti meminta tolong.
"Tolong hentikan, itu sangat sakit"
"Apa kau mendengarnya?" tanya Ayla pada Dista.
"Yah.. aku mendengarnya. Sepertinya itu berasal dari toilet, deh!"
"Ayo kita lihat"
Ayla menarik Dista masuk kedalam toilet dan benar saja mereka melihat seorang gadis di bully oleh Tasya dengan kedua temannya.
Gadis itu terlihat menyedihkan, bagaimana tidak bajunya basah akibat geng Tasya.
"Heh, Lo harus ganti baju gue, karena Lo, baju gue jadi bau" Tasya menarik rambut gadis itu sampai meringis. Gadis itu terlihat mengeluarkan air matanya.
"Ak..aku gak pu....punya uang untuk menggantinya" ucap gadis itu gugup, dia takut pada Tasya.
"Itu bukan urusan gue. Lo punya uang ke, apa kek, Pokoknya Lo harus tetap ganti" Tasya semakin keras menarik rambut gadis itu.
"Ckk, wajahnya sangat jellek, ingin gue tabok ni anak" ucap Sifa.
"Pukul aja!" balas Sofia.
"Biar gue yang lakuin" Ucap Tasya dengan tersenyum miring.
Tasya bersiap memukul gadis itu. Gadis itu menutup matanya, dia sangat takut pukulan itu mengenainya. Saat tangan Tasya hampir mengenai wajah gadis itu, tangannya tertahan diudara.
"Jangan suka menindas orang yang lemah" Ucap Ayla dingin.
"Wah wah wah, ada pahlawan disini" Tasya menarik tangannya dengan kasar dari genggaman Ayla.
"Jangan ikut campur urusan gue, kalau Lo gak mau kena akibatnya! balas Tasya.
"Gue gak takut sama lo"
"Wah..., dia berani banget, Hajar aja sya!" ucap Sofia dan Sifa bersamaan.
Tasya mendengarkan kedua sahabatnya, dia menarik kerah Ayla dan menatapnya dengan sinis.
"Lo pergi dari sini secara baik, sebelum tangan gue mengenai wajah lo!"
Ayla semakin menatap Tasya dingin, membuat Tasya merasa merinding, tapi dia tetap melakukan aksinya.
Sofia dan Sifa melihat gadis yang masih meringkuk ketakutan langsung menendangnya, membuat Ayla dan Dista sangat kaget.
Dista mendorong Sofia dan Sifa hingga mereka terbentur oleh dinding.
Arkh...
"Kenapa kalian melakukan itu?" tanya Dista. Dista membantu gadis itu untuk berdiri.
"Hanya karena masalah baju Tasya kotor, kalian menindasnya?" kata Dista.
"Dia membuat baju gue jadi bau, tahu gak?" ucap Tasya.
"Bukankah ada baju cadangan diruang ganti?"
"Gue malas buat ganti baju"
"Kemarilah gadis jellek itu!" Tasya ingin menarik gadis itu, tapi Ayla kembali menahan Tasya.
"Lo apa-apaan sih?" ucap Ayla.
Ayla melintir tangan Tasya membuat sang empunya memekik.
Auhh...
"Lepasin gue" ucap Tasya dengan mata melotot.
"Kalau gue gak mau?"
"Hah...woi bantuin gue, napa?" Tasya meminta bantuan pada kedua temannya.
Sofia dan Sifa maju bersama, mereka ingin membantu Tasya, tapi sebelum itu Ayla langsung menendang mereka sebelum mereka membantu Tasya"
Gudubrakkk.....
Sofia dan Sifa jatuh mencium lantai kamar mandi.
Hahahha....
Dista tertawa puas melihat Sofia dan Sifa mencium lantai kamar mandi.
Ayla juga mendorong Tasya, sehingga dia jatuh menimpa kedua temannya.
"Sukurin...., makanya jangan suka tindas orang" ejek Dista.
"Awas Lo yah..." kata Tasya. Mereka pergi dari sana dengan rasa sakit dibadan mereka.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Dista pada gadis itu.
"Iii...Iyah, aku tidak apa-apa" ucap gadis itu gugup.
"Siapa nama'mu?" tanya Dista. Ayla hanya diam memperhatikan gadis itu.
"Ak..aku jasmin"
"Kamu di kelas berapa?"
"Aku dikelas sepuluh tiga"
"ouuhh..., kamu pergilah ganti baju! tidak lama lagi bel akan berbunyi!" perintah Dista.
"Iii.. Iyah, terimakasih sudah menolong'ku"
"Tentu"
Mereka keluar dari sana, dista yang masih memegang bahu Jasmin sampai di ruang ganti.
Setelah mengantarkan jasmin, mereka pergi ke kelas dan menunggu pelajaran selanjutnya. Hingga tak terasa sudah waktunya mereka pulang.
"Kita bareng sampai depan sekolah, yah.." Ucap Dista.
"Oke" balas Ayla.
Mereka keluar dari kelas dan berjalan bersama. Saat Ayla akan berbelok ke parkiran, Dista ingin ikut.
"Aku ikut keparkiran, yah?"
"Buat apa?"
"Aku ingin ikut saja..."
"Nanti ada yang akan menjemput'mu"
"Tidak apa-apa, dia bisa menunggu"
"Baiklah, kau boleh ikut" Akhirnya Ayla mengizinkan Dista mengikutinya.
Saat mereka sampai diparkir sepeda, Ayla kaget melihat kondisi sepedanya.
"Siapa yang melakukan ini?" ucap Ayla
.
.
.
Next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments