Bab 4 bully

Dista dan Ayla berjalan bersama pergi kekantin sekolah. Saat mereka sampai disana, Ayla begitu takjub dengan suasana dikantin. Ini pertama kalinya dia melihat kantin sekolah seperti ini. Kantin itu sangat bersih, tersedia makanan dan para siswa mengantri untuk mendapatkan jatah makanan tersebut.

"Ayo, jangan bengong dong" Dista menarik Ayla yang hanya diam bak patung didepan pintu masuk kantin.

Ayla dan Dista inkut berbaris seperti siswa lainnya. Tiba giliran mereka, Dista mengambil piring khusus, yang memiliki sekat-sekat dibagian piring.

"Dista, makanan ini terlihat sangat mahal" bisik Ayla pada Dista.

"Hihihi.. ini tidak dibayar, ayla" jawab Dista cekikikan.

Mereka menyodorkan piringnya dan diberikan berbagai macam lauk dan juga mereka diberikan air mineral.

Setelah selesai Ayla dan Dista mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka makan.

"Kita duduk disana saja" tunjuk Dista. Ayla menganguk dan mengikutinya. Disaat mereka sudah duduk, Ayla kembali bertanya, dia masih sangat penasaran dengan makanan dikantin itu.

"Kenapa makanan ini tidak dibayar?" tanya Ayla.

"Apa kau tidak tahu?"

"Tidak" jawab Ayla lugu

"biaya saat kita membayar sekolah itu termasuk dengan makanan dikantin ini" Jelas Dista.

"Jadi, kalau kita tidak makan dikantin ini, biaya sekolah akan berkurang?"

"Hahah.. kau ini ada-ada saja!, tentu saja tidak! itu sudah menjadi peraturan disekolah ini. Jika kau tidak makan dikantin, itu bukan urusan sekolah. Mau kamu makan atau tidak, biayanya akan tetap sama"

"Ohh.. aku baru tahu"

"Apa itu alasan'mu tidak ingin kekantin?" tanya Dista.

"Hehe.. iyah" Ayla cengengesan menjawab.

"Apa kita bisa makan sepuasnya disini?" tanya Ayla kembali.

Dista yang sudah ingin memasukkan makanan kedalam mulutnya terhenti mendengar ucapan temannya.

"Tidak Ayla! Apa yang ada dipiring'mu saat ini, itu jatah'mu hari ini, tidak ada tambahan lagi nantinya. Apa kau mengerti?"

"yah.., aku mengerti"

"Kalau begitu makanlah! nanti bel akan berbunyi sementara makanan'mu belum kau makan"

"Oh iya, maaf-maaf"

Ayla mulai memakan makanannya, saat makan itu sudah masuk ke dalam mulutnya, matanya terbelalak.

"Enak sekali" batin Ayla.

Ayla benar-benar menikmati makanannya, sampai-sampai piringnya bersih tanpa ada sedikitpun sisa-sisa makanan disana.

Dista yang melihat itu kaget, "Kuat sekali kamu makan, sampai-sampai tidak ada sisa disana"

Dista memperhatikan piring Ayla yang begitu bersih, berbeda dengan miliknya yang masih ada sisa sedikit sayur disana.

"Aku sangat lapar" Ayla menjawab dengan mengusap-usap perutnya.

"Yasudah kalau begitu, ayo kita ke kelas!" ajak Dista.

"Ayo"

Mereka berjalan keluar dari kantin, namun saat mereka melintas didepan kamar mandi, mereka mendengar suara seseorang seperti meminta tolong.

"Tolong hentikan, itu sangat sakit"

"Apa kau mendengarnya?" tanya Ayla pada Dista.

"Yah.. aku mendengarnya. Sepertinya itu berasal dari toilet, deh!"

"Ayo kita lihat"

Ayla menarik Dista masuk kedalam toilet dan benar saja mereka melihat seorang gadis di bully oleh Tasya dengan kedua temannya.

Gadis itu terlihat menyedihkan, bagaimana tidak bajunya basah akibat geng Tasya.

"Heh, Lo harus ganti baju gue, karena Lo, baju gue jadi bau" Tasya menarik rambut gadis itu sampai meringis. Gadis itu terlihat mengeluarkan air matanya.

"Ak..aku gak pu....punya uang untuk menggantinya" ucap gadis itu gugup, dia takut pada Tasya.

"Itu bukan urusan gue. Lo punya uang ke, apa kek, Pokoknya Lo harus tetap ganti" Tasya semakin keras menarik rambut gadis itu.

"Ckk, wajahnya sangat jellek, ingin gue tabok ni anak" ucap Sifa.

"Pukul aja!" balas Sofia.

"Biar gue yang lakuin" Ucap Tasya dengan tersenyum miring.

Tasya bersiap memukul gadis itu. Gadis itu menutup matanya, dia sangat takut pukulan itu mengenainya. Saat tangan Tasya hampir mengenai wajah gadis itu, tangannya tertahan diudara.

"Jangan suka menindas orang yang lemah" Ucap Ayla dingin.

"Wah wah wah, ada pahlawan disini" Tasya menarik tangannya dengan kasar dari genggaman Ayla.

"Jangan ikut campur urusan gue, kalau Lo gak mau kena akibatnya! balas Tasya.

"Gue gak takut sama lo"

"Wah..., dia berani banget, Hajar aja sya!" ucap Sofia dan Sifa bersamaan.

Tasya mendengarkan kedua sahabatnya, dia menarik kerah Ayla dan menatapnya dengan sinis.

"Lo pergi dari sini secara baik, sebelum tangan gue mengenai wajah lo!"

Ayla semakin menatap Tasya dingin, membuat Tasya merasa merinding, tapi dia tetap melakukan aksinya.

Sofia dan Sifa melihat gadis yang masih meringkuk ketakutan langsung menendangnya, membuat Ayla dan Dista sangat kaget.

Dista mendorong Sofia dan Sifa hingga mereka terbentur oleh dinding.

Arkh...

"Kenapa kalian melakukan itu?" tanya Dista. Dista membantu gadis itu untuk berdiri.

"Hanya karena masalah baju Tasya kotor, kalian menindasnya?" kata Dista.

"Dia membuat baju gue jadi bau, tahu gak?" ucap Tasya.

"Bukankah ada baju cadangan diruang ganti?"

"Gue malas buat ganti baju"

"Kemarilah gadis jellek itu!" Tasya ingin menarik gadis itu, tapi Ayla kembali menahan Tasya.

"Lo apa-apaan sih?" ucap Ayla.

Ayla melintir tangan Tasya membuat sang empunya memekik.

Auhh...

"Lepasin gue" ucap Tasya dengan mata melotot.

"Kalau gue gak mau?"

"Hah...woi bantuin gue, napa?" Tasya meminta bantuan pada kedua temannya.

Sofia dan Sifa maju bersama, mereka ingin membantu Tasya, tapi sebelum itu Ayla langsung menendang mereka sebelum mereka membantu Tasya"

Gudubrakkk.....

Sofia dan Sifa jatuh mencium lantai kamar mandi.

Hahahha....

Dista tertawa puas melihat Sofia dan Sifa mencium lantai kamar mandi.

Ayla juga mendorong Tasya, sehingga dia jatuh menimpa kedua temannya.

"Sukurin...., makanya jangan suka tindas orang" ejek Dista.

"Awas Lo yah..." kata Tasya. Mereka pergi dari sana dengan rasa sakit dibadan mereka.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Dista pada gadis itu.

"Iii...Iyah, aku tidak apa-apa" ucap gadis itu gugup.

"Siapa nama'mu?" tanya Dista. Ayla hanya diam memperhatikan gadis itu.

"Ak..aku jasmin"

"Kamu di kelas berapa?"

"Aku dikelas sepuluh tiga"

"ouuhh..., kamu pergilah ganti baju! tidak lama lagi bel akan berbunyi!" perintah Dista.

"Iii.. Iyah, terimakasih sudah menolong'ku"

"Tentu"

Mereka keluar dari sana, dista yang masih memegang bahu Jasmin sampai di ruang ganti.

Setelah mengantarkan jasmin, mereka pergi ke kelas dan menunggu pelajaran selanjutnya. Hingga tak terasa sudah waktunya mereka pulang.

"Kita bareng sampai depan sekolah, yah.." Ucap Dista.

"Oke" balas Ayla.

Mereka keluar dari kelas dan berjalan bersama. Saat Ayla akan berbelok ke parkiran, Dista ingin ikut.

"Aku ikut keparkiran, yah?"

"Buat apa?"

"Aku ingin ikut saja..."

"Nanti ada yang akan menjemput'mu"

"Tidak apa-apa, dia bisa menunggu"

"Baiklah, kau boleh ikut" Akhirnya Ayla mengizinkan Dista mengikutinya.

Saat mereka sampai diparkir sepeda, Ayla kaget melihat kondisi sepedanya.

"Siapa yang melakukan ini?" ucap Ayla

.

.

.

Next...

Episodes
1 Hari pertama masuk sekolah
2 Bab 2
3 Bab 3. Berhasil
4 Bab 4 bully
5 Bab.5 Sepeda rusak
6 Bab 6. Dista pingsan
7 Adik jellek
8 Bab 8. Mengantar Sinta
9 Bab 9. Aku iri
10 Bab 10. Antar aku!
11 Bab 11. pengalaman pertama kita
12 Bab 12. Bertemu orang tua Dista
13 Bab 13. Cobalah!
14 Bab 14. Di hadang preman
15 Bab 15. Lepaskan!
16 Bab 16. Gagal
17 Bab 17. Trauma
18 Bab 18. Mencari rumah Ayla
19 Bab 19. Bertemu nenek Moya
20 Bab 20. Berusaha Menenangkan
21 Kedatangan dokter Winston
22 Bab 22. Membantu mengingatnya kembali
23 Bab 23. kecoplosan
24 Bab 24. Kembali histeris
25 Bab 25. Harus sekolah besok
26 Bab 26. Mencari gara-gara
27 Bab 27. Berdebat
28 Bab 28. memanggil orang tua
29 Bab 29. Sanksi
30 Bab 30. Ada yang salah!
31 Bab 31. Perkembangan
32 Bab 32. Mengingat semuanya
33 Bab 33. Di izinkan pulang
34 Bab 34. Rumah
35 Bab 35. bisikan
36 Baba 36. Berhasil melawannya
37 Bab 37. Bulu tangkis
38 Bab 38. Suasana ujian pertama
39 Bab 39. Pengumuman hasil belajar
40 Bab 40. Kedatangan Dimas
41 Bab 41. Ini sudah cukup!
42 Bab 42. Daddy Hasbu curiga
43 Bab 43. Selingkuh
44 Bab 44. Kepergian nenek Moya
45 Bab 45. Menginap
46 Bab 46. Pesta
47 Bab 47. Sebungkus bubuk
48 Bab 48. Harus menikah!
49 Bab 49. Harus bertanggung jawab !
50 Bab 50. Mau menikah
51 Bab 51. Malas melihatmu!
52 Bab 52. Hari pernikahan
53 Bab 53. SAHH...
54 Bab 54. Pesan dari Sinta
55 Bab 55. Dimas emosi
56 Bab 56. Pilihan yang rumit.
57 Bab 57. Satu ranjang
58 Bab 58. Gara-gara kuntilanak
59 Bab 59. Mual
60 Bab 60. Mall
61 Bab 61, Bed rest
62 Bab 62. Hamil
63 Bab 63. Nggak sanggup
64 Bab 64. Suka membantah
65 Bab 65. Menangis
66 Bab 66. Waktu tiga hari
67 Bab 67. Rencana kembali
68 Bab 68. Ornando
69 Bab 69. Malam sebelumnya
70 Bab 70. Bertemu Sinta
71 Bab 71. Telpon dari Mommy
72 Bab 72. Patah tulang
73 Bab 73. Mom Awah, muak.
74 Bab 74. Dilarang kembali
75 BAB. PENGUMUMAN
76 Bab 76. Sekolah lagi
77 Bab 77. Hampir jatuh
78 Bab 78. Pemakaman
79 Bab 79. Cerita dokter Winston
80 Bab 80. Kepo
81 Bab 81. Tukang ngadu
82 Bab 82. Perintah daddy Hasbu
83 Bab 83. Babak belur
84 Bab 84. Keguguran
85 Bab 85. Maaf
86 Bab 86. Sudah tidak ada
87 Baba 87. Tidak pernah memberitahu
88 Bab 88. Menahan lapar
89 Bab 89. Berpelukan
90 Bab 90. Tidak ingin di sentuh
91 Bab 91. Kedatangan Felix ke sekolah
92 Bab 92. Di keluarkan
93 Bab 93. Pulang lebih awal
94 Bab 94. Menyusahkan kalian
95 Bab 95. Menjalani pernikahan sebagai mestinya
96 Bab 96. Insiden di kamar mandi
97 Bab 97.......
98 Bab 98. Aku (Dimas) ingin memperbaikinya
99 Bab 99. Buah jeruk
100 Bab 100. lompat kebalkon Dista
101 Bab 101. Saling menyinggung
102 Bab 102. Home schooling
103 Bab 103.Sebuah rencana
104 Bab 104. Bingung
105 Bab 105. Pria mesum
106 Bab 106. ......
107 Bab 107. Bekerja
108 Bab 108. Ketakutan yang masih tersimpan
109 Bab 109. Sikap berubah-ubah
110 Bab 110. Latihan balet
111 Bab 111. Meminta izin
112 Bab 112. Keegoisan Dimas
113 Bab 113. Handphone baru
114 Bab 114. Meminta hak
115 Bab 115
116 Bab 116. Hukuman
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121. Percaya padaku
122 Bab 122
123 Bab 123. Permohonan Mama(Sinta)
124 Bab 124. Dah..Sayang
125 Bab 125. Rencana membawa
126 Bab 126. Masalah di kasir
127 Bab 127
128 Bab 128. "Kamu berbohong, kak"
129 Bab 129. Sandiwara
130 Bab 130
131 Bab 131. Rentetan pesan
132 Bab 132. Isi pesan
133 Bab 133. Ayla menghilang
134 Bab 134. Mengetahui keberadaannya
135 Bab 135
136 Bab 136. Tidak pernah melakukannya
137 Bab 137. Mencari
138 Bab 138. Pergi pantai bertiga
139 Bab 139. Flashback
140 Bab 140. Flashback 2
141 Bab 141. Dibalik kaca mobil
142 Bab 142. Meretas CCTV
143 Bab 143. Kota N
144 Bab 144. Bertemu
145 Bab 145. Rumah dokter Winston
146 Bab 146.Butuh bukti
147 Bab 147. Beras ketan dan santan
148 Bab 148. Aku mencintaimu Ayla atlas putri
149 Bab 149. Kembali kesepian
150 Bab 150
151 Bab 151. Hadir di pesta ulang tahun sekolah
152 Bab 152. Dansa
153 Bab 153. Dimas dan Roni
154 Bab 154...
155 Bab 155. Ke pemakaman bersama
156 Bab 156. Tidak ada angin ataupun hujan
157 Bab 157. Sakit kepala
158 Bab 158. Belum bisa hamil
159 Bab 159. Lamaran Caca
160 Bab 160. Berubah jadi suami-istri
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163. Cerita Sinta dan Ornando
164 Bab 164. Marah pertama untuk Dista
165 Bab 165. Pasar tradisional
166 Bab 166. Datang kerumah orang sang kekasih
167 Bab 167.Makan malam
168 Bab 168. Memberitahu Roni yang sebenarnya
169 Bab 169. Bertemu Sinta dan Ornando
170 Bab 170. Kota B
171 Bab 171. Pantai kota B
172 Bab 172. Tenggelam
173 Bab 173. Tampil
174 Bab 174. Keputusan bulat
175 Bab 175. 5 bulan berlalu
176 Bab 176. Masalah seafood
177 Bab 177. Kembali ke rumah
178 Bab 178
179 Bab 179. Double shok
180 Bab 180. Operasi
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191. Twins D
192 bab 192
193 Extra part
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Hari pertama masuk sekolah
2
Bab 2
3
Bab 3. Berhasil
4
Bab 4 bully
5
Bab.5 Sepeda rusak
6
Bab 6. Dista pingsan
7
Adik jellek
8
Bab 8. Mengantar Sinta
9
Bab 9. Aku iri
10
Bab 10. Antar aku!
11
Bab 11. pengalaman pertama kita
12
Bab 12. Bertemu orang tua Dista
13
Bab 13. Cobalah!
14
Bab 14. Di hadang preman
15
Bab 15. Lepaskan!
16
Bab 16. Gagal
17
Bab 17. Trauma
18
Bab 18. Mencari rumah Ayla
19
Bab 19. Bertemu nenek Moya
20
Bab 20. Berusaha Menenangkan
21
Kedatangan dokter Winston
22
Bab 22. Membantu mengingatnya kembali
23
Bab 23. kecoplosan
24
Bab 24. Kembali histeris
25
Bab 25. Harus sekolah besok
26
Bab 26. Mencari gara-gara
27
Bab 27. Berdebat
28
Bab 28. memanggil orang tua
29
Bab 29. Sanksi
30
Bab 30. Ada yang salah!
31
Bab 31. Perkembangan
32
Bab 32. Mengingat semuanya
33
Bab 33. Di izinkan pulang
34
Bab 34. Rumah
35
Bab 35. bisikan
36
Baba 36. Berhasil melawannya
37
Bab 37. Bulu tangkis
38
Bab 38. Suasana ujian pertama
39
Bab 39. Pengumuman hasil belajar
40
Bab 40. Kedatangan Dimas
41
Bab 41. Ini sudah cukup!
42
Bab 42. Daddy Hasbu curiga
43
Bab 43. Selingkuh
44
Bab 44. Kepergian nenek Moya
45
Bab 45. Menginap
46
Bab 46. Pesta
47
Bab 47. Sebungkus bubuk
48
Bab 48. Harus menikah!
49
Bab 49. Harus bertanggung jawab !
50
Bab 50. Mau menikah
51
Bab 51. Malas melihatmu!
52
Bab 52. Hari pernikahan
53
Bab 53. SAHH...
54
Bab 54. Pesan dari Sinta
55
Bab 55. Dimas emosi
56
Bab 56. Pilihan yang rumit.
57
Bab 57. Satu ranjang
58
Bab 58. Gara-gara kuntilanak
59
Bab 59. Mual
60
Bab 60. Mall
61
Bab 61, Bed rest
62
Bab 62. Hamil
63
Bab 63. Nggak sanggup
64
Bab 64. Suka membantah
65
Bab 65. Menangis
66
Bab 66. Waktu tiga hari
67
Bab 67. Rencana kembali
68
Bab 68. Ornando
69
Bab 69. Malam sebelumnya
70
Bab 70. Bertemu Sinta
71
Bab 71. Telpon dari Mommy
72
Bab 72. Patah tulang
73
Bab 73. Mom Awah, muak.
74
Bab 74. Dilarang kembali
75
BAB. PENGUMUMAN
76
Bab 76. Sekolah lagi
77
Bab 77. Hampir jatuh
78
Bab 78. Pemakaman
79
Bab 79. Cerita dokter Winston
80
Bab 80. Kepo
81
Bab 81. Tukang ngadu
82
Bab 82. Perintah daddy Hasbu
83
Bab 83. Babak belur
84
Bab 84. Keguguran
85
Bab 85. Maaf
86
Bab 86. Sudah tidak ada
87
Baba 87. Tidak pernah memberitahu
88
Bab 88. Menahan lapar
89
Bab 89. Berpelukan
90
Bab 90. Tidak ingin di sentuh
91
Bab 91. Kedatangan Felix ke sekolah
92
Bab 92. Di keluarkan
93
Bab 93. Pulang lebih awal
94
Bab 94. Menyusahkan kalian
95
Bab 95. Menjalani pernikahan sebagai mestinya
96
Bab 96. Insiden di kamar mandi
97
Bab 97.......
98
Bab 98. Aku (Dimas) ingin memperbaikinya
99
Bab 99. Buah jeruk
100
Bab 100. lompat kebalkon Dista
101
Bab 101. Saling menyinggung
102
Bab 102. Home schooling
103
Bab 103.Sebuah rencana
104
Bab 104. Bingung
105
Bab 105. Pria mesum
106
Bab 106. ......
107
Bab 107. Bekerja
108
Bab 108. Ketakutan yang masih tersimpan
109
Bab 109. Sikap berubah-ubah
110
Bab 110. Latihan balet
111
Bab 111. Meminta izin
112
Bab 112. Keegoisan Dimas
113
Bab 113. Handphone baru
114
Bab 114. Meminta hak
115
Bab 115
116
Bab 116. Hukuman
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121. Percaya padaku
122
Bab 122
123
Bab 123. Permohonan Mama(Sinta)
124
Bab 124. Dah..Sayang
125
Bab 125. Rencana membawa
126
Bab 126. Masalah di kasir
127
Bab 127
128
Bab 128. "Kamu berbohong, kak"
129
Bab 129. Sandiwara
130
Bab 130
131
Bab 131. Rentetan pesan
132
Bab 132. Isi pesan
133
Bab 133. Ayla menghilang
134
Bab 134. Mengetahui keberadaannya
135
Bab 135
136
Bab 136. Tidak pernah melakukannya
137
Bab 137. Mencari
138
Bab 138. Pergi pantai bertiga
139
Bab 139. Flashback
140
Bab 140. Flashback 2
141
Bab 141. Dibalik kaca mobil
142
Bab 142. Meretas CCTV
143
Bab 143. Kota N
144
Bab 144. Bertemu
145
Bab 145. Rumah dokter Winston
146
Bab 146.Butuh bukti
147
Bab 147. Beras ketan dan santan
148
Bab 148. Aku mencintaimu Ayla atlas putri
149
Bab 149. Kembali kesepian
150
Bab 150
151
Bab 151. Hadir di pesta ulang tahun sekolah
152
Bab 152. Dansa
153
Bab 153. Dimas dan Roni
154
Bab 154...
155
Bab 155. Ke pemakaman bersama
156
Bab 156. Tidak ada angin ataupun hujan
157
Bab 157. Sakit kepala
158
Bab 158. Belum bisa hamil
159
Bab 159. Lamaran Caca
160
Bab 160. Berubah jadi suami-istri
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163. Cerita Sinta dan Ornando
164
Bab 164. Marah pertama untuk Dista
165
Bab 165. Pasar tradisional
166
Bab 166. Datang kerumah orang sang kekasih
167
Bab 167.Makan malam
168
Bab 168. Memberitahu Roni yang sebenarnya
169
Bab 169. Bertemu Sinta dan Ornando
170
Bab 170. Kota B
171
Bab 171. Pantai kota B
172
Bab 172. Tenggelam
173
Bab 173. Tampil
174
Bab 174. Keputusan bulat
175
Bab 175. 5 bulan berlalu
176
Bab 176. Masalah seafood
177
Bab 177. Kembali ke rumah
178
Bab 178
179
Bab 179. Double shok
180
Bab 180. Operasi
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191. Twins D
192
bab 192
193
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!