Miss Coollant Tuan Sangkutang

Miss Coollant Tuan Sangkutang

1. TERBONGKAR

Pagi ini, Ardiansyah menerima sebuah paket dari seseorang. Tidak ada nama pengirim yang tertulis. Hanya ada nama penerima paket, yaitu Ardiansyah. Penasaran dengan isi paket itu, diapun langsung membukanya.

"Amplop surat! Dari siapa ini?" ucap Ardiansyah keheranan sambil membuka amplop tersebut.

Dada Ardiansyah berdegup kencang, dia terkejut saat melihat tulisannya, "Ini Zafia, Ini tulisan Zafia!"

Ardiansyah terkejut saat mengenali tulisan di surat tersebut. Ini adalah tulisan kekasihnya, Zafia Amita Estella. Dengan rasa penasaran, Ardiansyah segera membaca isi surat dari kekasihnya itu.

"Aku tidak pernah menyangka. Ternyata selama ini, aku telah tertipu. Tertipu, oleh orang yang sangat-sangat aku sayangi. Kukira pertemanan kita selama empat tahun terakhir ini, sudahlah cukup. Cukup untuk memahami karakter kalian. Akan tetapi, ternyata aku salah. Empat tahun itu, belum cukup untuk aku mengenali kalian. Ardian, kamu dan Arsha. Terima kasih atas kejutan yang kalian berikan untukku. Terimakasih, karena telah memberikan rasa sakit ini. Terimakasih karena pernah mengajari aku mengenal cinta. Meskipun pada akhirnya kamu menyakiti aku. Tak mengapa! Aku memaafkan kalian. Mungkin, kita memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh. Aku rasa, cukup sampai disini hubungan kita. Lebih baik kita akhiri semuanya. Jangan pernah mencariku. Lanjutkanlah hubunganmu dengan Arsha. Aku ikhlas, semoga kalian bahagia. Tertanda : Zafia Amita Estella"

Ardiansyah meremas selembar surat yang baru saja dia baca. Tatapan matanya gusar, saat melihat isi paket yang dikirim oleh Zafia. Zafia mengirimkan semua barang pemberian Ardiansyah.

Bukan hanya itu. Didalam kotak paket itu, ada sebuah kaset DVD. Ardiansyah mengernyitkan dahinya, dia heran melihatnya. Ardiansyah tidak pernah merasa, ataupun membelikan sebuah kaset DVD untuk kekasihnya itu. Dia mengambilnya, lalu mulai memutarnya dalam sebuah pemutar DVD yang terhubung langsung di laptopnya.

"Ini … bagaimana bisa?" teriak Ardiansyah dengan nada suara yang gemetar, saat melihat layar laptopnya.

Ardiansyah sangat syok melihat layar laptopnya. Ternyata isi kaset DVD itu adalah sebuah rekaman video. Dimana didalam video itu terekam dengan jelas. Sebuah adegan pergulatan panas, dua anak manusia didalam sebuah kamar hotel.

Kedua anak manusia itu tidak lain, dirinya dan juga orang yang sangat dekat dengan Zafia. Arshavina Putri, sahabat dekat Zafia sendiri. Arsha dan Zafia bersahabat sejak dari kelas satu Sekolah Menengah Atas, hingga mereka duduk di bangku kuliah.

Ardiansyah mengepalkan tangannya. Dia tidak pernah menyangka, jika perbuatannya akan diketahui oleh Zafia secepat ini. Menyesal 'kah dia atas perbuatannya? Tentu saja Ardiansyah sangat menyesalinya. Hubungannya dengan Zafia dapat dipastikan hancur berantakan.

Zafia telah mengetahui perbuatan buruknya dengan Arsha. Ini bukanlah perkara yang sederhana. Tidak mungkin Zafia akan memaafkannya. Apalagi Ardiansyah berselingkuh dengan orang terdekatnya. Sahabat yang sudah dianggap saudara oleh Zafia. Ardiansyah benar-benar bingung memikirkan hal ini.

Dia mengacak rambutnya frustasi. Tak puas dengan itu. Ardiansyah berteriak keras. Lalu dia menyapu semua barang, yang berada diatas meja kerjanya dengan kedua tangannya. Dalam sekejap mata, semua benda diatas meja kerjanya sudah berhamburan. Pecahan vas bunga tercecer di lantai. Menandakan suasana hati pemilik ruangan itu, yang sedang tidak baik-baik saja.

"Apa yang harus aku lakukan? Sekarang Zafia sudah mengetahui semuanya. Bahkan sebelum aku mendapatkan apa yang aku inginkan!" keluh Ardiansyah berbicara pada dirinya sendiri.

Ardiansyah terus-menerus berfikir, sambil mengacak rambutnya. Berjalan mondar-mandir kesana kemari seperti setrikaan. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu menghentikan pergerakannya. Pandangannya beralih kepada pintu ruangannya. Dimana seseorang sedang berdiri dibalik pintu tersebut.

"Siapa?" seru Ardiansyah bertanya.

"Saya Pak, Indri!" sahut orang tersebut menyebutkan namanya.

"Ada apa?" tanya Ardiansyah tanpa berniat mempersilahkan orang tersebut masuk.

"Ada mbak Arsha, mencari Bapak di luar," jawab Indri memberitahu.

Huh! Ardiansyah menghembuskan napasnya dengan gusar. Tangannya meraup wajahnya dengan kasar.

“Suruh saja masuk!" teriak Ardiansyah mengintruksikan kepada Indri.

"Baik, Pak!" jawab Indri dari balik pintu.

Beberapa saat kemudian. Terdengar suara handle diputar dan pintu terbuka. Kemudian seorang wanita cantik muncul dibalik pintu yang terbuka.

"Sayang!” panggil wanita itu dengan manja.

Wanita yang bernama Arsha, masuk kedalam ruang kerja Ardiansyah. Arsha adalah kekasih gelap Ardiansyah. Arsha juga sahabat Zafia, kekasih Ardiansyah.

"Kenapa ini? Kok berantakan! Ada apa sih?" tanya Arsha heran melihat ruangan Ardiansyah yang seperti kapal pecah.

Arsha berjalan menghampiri Ardiansyah, setelah menutup pintu. Meskipun heran melihat kondisi ruangan Ardiansyah. Arsha tetap berusaha seperti biasanya. Tanpa ragu dan malu dia memeluk Ardiansyah dengan erat. Menghirup aroma tubuh laki-laki yang sangat dicintainya, sambil memejamkan mata.

Ardiansyah tidak menolaknya. Namun, dia juga tidak membalas pelukan Arsha. Sehingga membuat Arsha membuka matanya kembali dan menatap pada kekasihnya itu. Melihat wajah masam Ardiansyah yang sangat kacau, membuat dia keheranan.

"Sebenarnya ada apa, hem?" tanya Arsha menatap lekat wajah Ardiansyah.

"Zafia sudah mengetahui semuanya!" ungkap Ardiansyah tanpa melihat kearah Arsha.

♡♡♡

Sementara itu, disebuah keramaian seorang pria sedang berjalan terburu-buru. Dengan telepon genggam, yang terus menempel di telinganya. Dia berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya. Entah dengan siapa sebenarnya dia berbicara. Sehingga dia tidak melihat jalan didepannya.

Dari arah yang berlawanan. Ada seorang wanita yang berjalan kearahnya. Wanita itu juga terlihat buru-buru. Sama halnya seperti pria itu. Alhasil, bruk!

Akhirnya keduanya saling bertabrakan. Telepon genggam pria itu jatuh ke lantai. Wanita yang bertabrakan dengannya terpelanting, karena kehilangan keseimbangan. Tanpa disangka dengan sigap pria tersebut langsung meraihnya. Wanita itupun terjatuh kedalam pelukan pria itu.

Hening!

Dalam sesaat suasana menjadi hening. Akan tetapi, wanita yang berada disalam pelukan pria tersebut tiba-tiba berontak melepaskan diri. Saat merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

Plak!

Sebuah tamparan lima jari mendarat dengan telak, di pipi pria tersebut. Membuat semua orang mengalihkan perhatian kepada mereka berdua. Semua orang terkejut. Terlebih pria yang telah ditampar oleh wanita itu.

"Apa yang Anda lakukan?" seru pria yang ditampar wanita itu, dengan mata memerah pertanda bahwa emosinya telah meluap.

"Seharusnya saya yang bertanya seperti itu. Apa yang telah Anda lakukan?" seru wanita itu tidak mau mengalah.

"Apa yang saya lakukan? Anda bertanya apa yang saya lakukan?" tanya si pria dengan sinis.

Pria itu mengulangi pertanyaan si wanita yang telah menamparnya.

"Akan saya beritahu. Saya hanya mencoba menyelamatkan seorang wanita. Wanita yang menabrak saya supaya tidak jatuh. Apakah itu salah? Apakah tindakan saya tidak benar?" tanya pria tersebut dengan tatapan tajamnya.

Wanita dihadapan pria itu mencibir dengan sinis ke arah si pria.

"Tindakan anda menolong saya sudah benar tuan. Tapi, tindakan tangan Anda sangat tidak sopan!" jelas wanita tersebut, wanita itu memberitahu si pria dengan tatapan mata yang tidak kalah tajamnya.

"Wait! Apa maksud Anda mengatakan bahwa tindakan tangan saya tidak sopan? Hei Nona, bisakah Anda jelaskan! Anda jangan bicara sembarangan. Anda bisa saya tuntut," ucap si pria dengan kesal dan merasa bingung.

Bagaimana pria itu tidak merasa bingung dan kesal. Niat baiknya menolong justru dihadiahi dengan sebuah tamparan. Sungguh sangat memalukan. Apalagi saat ini, mereka sedang berada didepan umum.

"Yang ada saya yang akan menuntut Anda!" sergah wanita tersebut dengan cepat.

"Atas dasar apa Anda ingin menuntut saya Nona? Apakah Anda yakin?" tanya si pria dengan sinis.

"Atas dasar apa? Anda bertanya atas dasar apa?" ucap wanita tersebut mengulangi pertanyaan si pria.

Wanita itu menggelengkan kepalanya. Sedikit senyuman sinis tersungging di bibir mungilnya. Matanya menatap nyalang kepada pria didepannya ini.

"Tentu saja atas dasar tindakan tidak menyenangkan dan juga pelecehan," ucap wanita tersebut menjelaskan dengan santai. Namun, saat ini wanita itu sedang mencoba menahan rasa marah.

"What!" seru pria tersebut menganga tidak percaya.

"Kapan saya melecehkan Anda, Nona! Anda jangan memfitnah saya, ya! Anda bisa saya tuntut atas dasar pencemaran nama baik!" ucap si pria dengan rasa emosi yang tinggi.

"Apa anda sudah lupa? Berapa umur anda tuan. Sehingga anda mudah melupakan kejadian yang beberapa menit telah terjadi. Dengan dalih menolong, tapi anda juga memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Berbuat sesuka hati Anda. Anda kira saya ini wanita murahan begitu! Hingga tangan Anda dengan seenaknya mendarat di *4**4* saya. Apakah tindakan Anda itu bisa dibenarkan?" tutur wanita tersebut tak kalah emosinya dengan wajah memerah karena marah dan juga malu.

Si pria terdiam, mencoba mencerna kata demi kata yang diucapkan wanita tersebut, “Benarkah? Tadi dia bilang tanganku memegang p4nt4tnya. Apa iya? Masak sih?' Pria itu bertanya-tanya didalam hatinya.

Dia mengingat-ingat lagi, kejadian yang terjadi antara dirinya juga wanita tersebut. Tiba-tiba mukanya memerah, dia baru mengingat. Jika saat menolong wanita tersebut tangannya memang merasakan, seperti memegang sesuatu yang kenyal. Namun, dia juga baru tahu jika itu merupakan salah satu bagian sensitif seorang wanita.

Pria tersebut menjadi salah tingkah. Reflek tangannya menggaruk bagian belakang kepalanya. Dengan senyum konyol yang dia tunjukkan. Hal itu tak luput dari penglihatan wanita didepannya.

“Astaga ada apa dengan laki-laki ini. Ataukah dia ini sudah gila. Kenapa tiba-tiba bertingkah aneh seperti itu!” ucap wanita tersebut bergidik ngeri dalam hatinya.

Merasa tidak nyaman, wanita tersebut memutuskan untuk pergi begitu saja. Berlalu dengan cepat tanpa melihat kebelakang. Dengan mulutnya yang terus menggerutu.

"Hey Nona, tunggu!" teriak si pria ketika sadar dari lamunannya.

Pria itu berusaha untuk memanggil wanita yang tadi berseteru dengannya. Namun, wanita tersebut tak menghiraukan panggilannya. Wanita itu pergi begitu saja tanpa menggubris teriakannya.

"Hais, dasar wanita aneh. Tapi cantik!" ujar si pria bergumam.

Kemudian dia mengambil telepon genggamnya yang terjatuh di lantai. Saat dia akan menegakkan tubuhnya sesuatu yang berkilau menarik perhatiannya. Tangannya meraih benda berkilau tersebut kemudian menegakkan tubuhnya kembali.

"Ini!" ucap pria itu, sambil menatap benda ditangannya.

"Arbhy Yahya Arabica!" seru seseorang dikejauhan dari arah depannya.

♡♡♡

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

Adama Askara

Adama Askara

tabrakan cinta niih😍

2023-07-09

1

Sukhet 'Alaz

Sukhet 'Alaz

Halo. semangat Kak. aku mampir nih.

2023-07-05

2

The Lucky

The Lucky

namanya unik.. Arabic.

2023-06-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!