Arbhy dan Hamdani baru saja menuruni tangga pesawat. Arbhy menghirup udara banyak-banyak, seakan pasokan oksigen di paru-parunya sudah habis. Hamdani yang melihatnya, hanya bisa menggeleng pelan.
"Ayo, Bhy. Kita ketempat pengambilan barang," ajak Hamdani kepada Arbhy.
"Sebentar, Bang! Lima menit lagi," jawab Arbhy seenaknya.
"Kamu mau apa, Bhy? Kita jangan buang-buang waktu lagi. Lebih baik kita bergegas sekarang juga. Istirahatnya di hotel saja, biar lebih nyaman," Hamdani memberikan alasan agar adiknya itu segera bergegas.
Namun, Arbhy seakan menulikan telinganya. Dia bahkan dengan sengaja merentangkan tangannya sambil memejamkan mata.
"Astaga, Arbhy!" desis Hamdani, sambil melebarkan matanya.
Benar-benar sulit dipercaya, bahwasanya Arbhy akan melakukan tindakan konyol seperti itu.
"Arbhy!" panggil Hamdani dengan suara tegasnya.
"Haish! Kau ini mengganggu kesenanganku saja, Bang," gerutu Arbhy sambil berdecak kesal.
"Ini sudah jam tiga, Bhy. Nanti jam tujuh malam kita ada pertemuan dan juga makan malam dengan salah satu rekan bisnis kita," Hamdani kembali mengingatkan adik iparnya itu.
"Iya, iya. Ya sudah, ayo!" ucap Arbhy mengikuti keinginan Hamdani.
Hamdani berjalan memimpin lebih dulu. Arbhy hendak mengikutinya, namun baru saja Arbhy melangkahkan kakinya. Sebuah teriakan seorang wanita mengalihkan perhatiannya.
"Zafia, awas!"
Arbhy yang baru saja berbalik, melebarkan matanya. Ketika melihat tubuh langsing terhuyung hendak jatuh. Dengan sigap Arbhy berlari dan menangkapnya.
Grep!
Arbhy berhasil menangkap pemilik tubuh langsing itu tepat waktu. Jantung kedua insan berbeda jenis itu berdebar-debar. Arbhy memandangi wajah wanita yang baru diselamatkannya. Wajah cantik dan ayu, yang membuat dunianya seakan berhenti berputar.
Mayra adalah wanita yang tadi meneriakkan suaranya, terlihat mengelus dada.
"Syukurlah," gumamnya merasa lega.
Mayra segera berjalan lebih cepat, untuk menghampiri kedua insan yang masih terpaku ditempatnya.
'Ya Tuhan! Si Cantik lagi ..., apakah dia jodohku, Tuhan?' bisik Arbhy didalam hatinya.
Tatapan matanya memancarkan kekaguman yang luar biasa. Sementara Zafia masih berusaha untuk menenangkan detak jantungnya.
"Zafia," panggil Mayra ketika berada di dekat keduanya.
Zafia yang masih menempel pada tubuh Arbhy, langsung menjauh dengan gesit. Berusaha menguasai kesadaran diri dan beberapa kali mengelus dadanya.
"Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Mayra yang terlihat khawatir.
"Aku gak papa kok, May," jawab Zafia.
"Terimakasih Tuan, karena sudah menolong adik saya. Entah bagaimana tadi, jika Tuan tidak menangkapnya. Pasti adik saya sudah terjatuh," ucap Mayra dengan sopan.
Arbhy yang mendapatkan ucapan terimakasih dari Mayra, terlihat mengusap tengkuknya.
"Ah, itu hanya kebetulan saja Nona. Ya, hanya sebuah kebetulan. Jangan terlalu dipersoalkan," Arbhy terlihat salah tingkah.
Arbhy melihat ke arah Zafia beberapa saat. Sebelum akhirnya berpamitan kepada kedua wanita itu.
"Ya sudah kalau begitu, Saya permisi dulu."
Arbhy menganggukkan kepalanya dengan sopan. Kemudian berbalik dan hendak melangkahkan kakinya.
"Tuan Mesum, tunggu!" seru Zafia dengan spontan.
Zafia memukul mulutnya beberapa kali. Karena telah keceplosan memanggil Arbhy dengan panggilan 'Tuan Mesum'.
"Siapa yang Anda panggil 'Tuan Mesum', Nona? Apakah SAYA?"
Arbhy bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri, ketika sudah berbalik dan berhadapan dengan Zafia.
Mayra sempat menepuk keningnya, ketika Zafia memanggil Arbhy seperti itu. Hamdani bahkan sampai menahan tawanya. Sungguh ini adalah pemandangan yang lucu.
"Ah, maafkan Saya, Tuan ...," Zafia menggantungkan kalimatnya. Karena ia lupa dengan nama laki-laki yang berada didepannya.
"Arbhy Yahya Arabica," ucap Arbhy mengulurkan tangannya.
Zafia memandang tangan Arbhy, dengan ragu-ragu dia menjabat tangan Arbhy.
"Zafia Amita Estella."
"Nama yang cantik. Secantik pemiliknya," puji Arbhy sambil mengulas senyum.
"Terimakasih untuk pujiannya, Tuan Arbhy. Terimakasih juga karena tadi telah membantu Saya," Zafia berucap dengan tulus.
"Ah, ya, sama-sama." Arbhy menjawab sambil tertawa ringan.
Dari jarak yang tidak terlalu dekat Hamdani memperhatikan mereka. Hamdani melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya.
"Arbhy!" seru Hamdani memberikan isyarat kepada Arbhy.
Arbhy langsung berpamitan kepada Zafia dan juga Mayra. Ia menyempatkan untuk mengulas senyum kearah Zafia.
♡♡♡
Seorang wanita terlihat acuh dengan tangan bersedekah di dada. Ketika sebuah mobil silver berhenti didepannya. Dia adalah Arshavina Putri, wanita yang baru keluar dari sebuah hotel berbintang.
Arsha sangat marah kepada laki-laki yang baru saja turun dari mobil tersebut. Meskipun laki-laki itu menampilkan senyum manis di bibirnya. Semua itu tidak membuat Arsha merasa puas.
Karena Arsha paling tidak suka jika ditinggalkan ketika sedang tidur. Dan laki-laki itu telah melakukannya hari ini.
"Sayang," panggil laki-laki itu selembut mungkin.
Arsha memalingkan wajahnya, dia sedang marah dan kecewa.
"Maafkan aku, ya. Aku tadi ada urusan sebentar. Aku tidak tega untuk membangunkan kamu. Disaat kamu tertidur pulas seperti tadi."
Laki-laki itu mencoba untuk meraih tangan Arsha. Tapi Arsha secepat mungkin menepisnya.
"Setidaknya kamu tinggalkan pesan. Ardian, aku bukan p3l4cur yang dipakai dan ditinggalkan begitu saja setelah selesai memadu kasih," ujar Arsha dengan suara tegas.
"Hei! Siapa yang beranggapan seperti itu? Aku memang pergi disaat kamu sedang tidur. Itu karena aku tidak tega untuk membangunkan kamu.
"Dan juga aku pergi untuk menyelesaikan masalahku dengan Zafia. Kamu tahu 'kan, Sha. Zafia sudah mengetahui semua tentang kita. Untuk itu aku berniat membujuknya," terang Ardian mencoba untuk memberikan pengertian kepada wanitanya itu.
"Ya tapi, Ar," Arsha nampak tidak senang, setiap kali Ardian membicarakan tentang Zafia.
Ardian meraih tangan Arsha kembali. Digenggamnya tangan wanita yang selalu memenuhi kebutuhan batinnya itu.
"Kamu harus tahu, masalahku dengan Zafia kali ini benar-benar serius. Apa yang aku inginkan darinya belum tercapai. Sha, please! Jangan merajuk seperti ini lagi, ya!"
Ardian mencoba menjelaskan sekali lagi kepada Arsha. Berharap supaya wanitanya itu bisa mengerti. Karena dia saat ini benar-benar sedang dalam masalah yang besar.
Arsha menghembuskan napasnya dengan kasar. Entah mengapa ia merasa tidak rela jika Ardian khawatir seperti ini kepada Zafia. Meskipun Arsha sadar, Zafia adalah kekasih Ardian secara publik. Siapakah dirinya yang hanya sebagai kekasih gelap. Tempatnya pun hanya dibalik layar, tanpa diketahui siapapun.
"Oke, aku maafkan. Tapi lain kali jangan seperti itu lagi. Aku tidak ingin setiap bangun, kamu tidak ada di sisiku."
Arsha akhirnya kembali mengalah. Mencoba menekan rasa egoisnya. Walaupun hatinya terasa nyeri.
"Nah, seperti ini baru Arsha yang Ardian inginkan. Wanita penurut yang pengertian," puji Ardian sambil mencubit dagu Arsha.
Arsha dibuat tersipu malu oleh tindakan Ardian.
"Apaan, sih!" Arsha menepis tangan Ardian.
"Kenapa? Apa kamu tidak mau lagi menurut denganku, Sha?"
Ardian mengunci tatapan mata Arsha begitu pandangan mereka bertemu.
"Bukan begitu, Ar, aku selalu cemburu jika kamu khawatir dengan Zafia. Maaf," Arsha menjawab dengan jujur.
Setelahnya wanita itu menundukkan kepalanya. Arsha tidak berani menatap mata Ardian terlalu lama.
"Kenapa kamu harus cemburu, Sha? Aku sudah berapa kali bilang ke kamu 'kan. Aku hanya memanfaatkan Zafia saja. Cintaku ke Zafia tidak sebesar cinta yang aku berikan buat kamu," tutur Ardian dengan lembut.
"Jangan merajuk seperti ini, hanya kamu wanita yang ada di hati Ardiansyah. Bukan yang lainnya," Ardian meyakinkan Arsha.
Arsha tersenyum manis kepada Ardian. Wanita itu langsung memeluk Ardian dengan erat.
"Maafkan aku, aku seperti ini karena takut kehilangan kamu." Arsha berbicara dengan jujur.
"Aku tahu, maafkan aku juga. Karena belum bisa mengakui hubungan kita pada semua orang," ucap Ardian dengan lirih.
Ada rasa sesal yang mendalam ketika Ardian mengucapkannya. Bagaimanapun juga, dia sangat mencintai Arsha. Lalu bagaimana perasaannya kepada Zafia sebenarnya?
♡♡♡
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
The Lucky
begitulah. perasaan kadang" membingungkan😕❓
2023-06-11
1