2. BERTEMU KEMBALI DAN BERDEBAT

Zafia Amita Estella, wanita cantik berhidung bangir yang eksotis. Dia berjalan dengan mulut yang terus menggerutu. Dirinya terus melontarkan cacian dan juga makian kepada laki-laki, yang baru saja bertabrakan dengannya.

"Dasar laki-laki g!l4! Dimana sebenarnya letak ot4knya itu! Bisa-bisanya dia, heh!" Zafia tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya.

Dirinya hanya bisa menggeram kesal, dengan sesekali menghentakkan kakinya. Malu rasanya, mengingat kejadian yang baru saja menimpanya. Di keramaian seorang laki-laki telah mendekapnya. Dia mendekap dengan kedua tangan, yang bertengger dengan santai tepat di bagian belakangnya. Oh ya, Tuhan! Zafia menutupi wajahnya, dengan kedua tangannya karena merasa malu.

"Kenapa aku harus mengingatnya sih! Astaga, itu benar-benar sangat memalukan!" rutuk Zafia yang terus menggerutu.

Zafia tidak menyadari, jika tingkahnya sedang diawasi oleh seseorang.

“Ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu, lebih baik aku tanyakan saja langsung. Apa yang sedang di lakukannya?"

Seorang wanita, dengan pakaian formal berjalan kearah Zafia. Dia adalah Mayra Amerald, anak dari sahabat ayah Zafia. Sekaligus sahabat Zafia ketika di luar negeri. Mayra dan orang tuanya, tidak tinggal di Indonesia. Zafia dan Mayra, biasanya berkomunikasi hanya melalui panggilan video.

"Nona Zafia Amita Estella! Apa yang sedang Anda lakukan di sini? Apa Anda tidak tahu ini sudah jam berapa? Berapa lama lagi saya harus menunggu Anda, Nona?" Mayra memberondong Zafia dengan banyak pertanyaan.

Zafia sedang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia mengintip melalui sela-sela jemarinya, orang yang memberinya banyak pertanyaan itu. Zafia sangat terkejut melihat kehadiran sahabatnya.

"Mayra!" seru Zafia.

Tanpa aba-aba Zafia berhambur memeluk Mayra. Untungnya Mayra bukanlah wanita feminim. Pertahanan tubuh dan keseimbangan Mayra sudah terlatih sejak dini. Sehingga tindakan Zafia yang memeluknya seperti itu, tidaklah membuatnya terpengaruh. Tubuhnya masih tetap tegap berdiri. Dengan pelan dia mengelus punggung Zafia.

"Ada apa, hem?" tanya Mayra dengan lembut.

"Kamu menghubungiku untuk menjemputmu di malam-malam buta! Setelah aku sampai di sini, aku harus menunggumu lagi? Setelah kamu datang, kenapa kamu seperti ini? Apa kamu tau, penerbangan kita tinggal beberapa menit lagi," ujar Mayra dengan lembut.

Mayra dan Zafia terpaut empat tahun usianya. Usia Mayra jauh lebih tua dari pada Zafia. Itulah yang membuat Mayra, memperlakukan Zafia seperti adik. Sebaliknya bagi Zafia, Mayra adalah sosok kakak yang sangat diidamkan olehnya. Zafia tidak memiliki kakak perempuan. Zafia adalah anak pertama. Dia memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di kelas enam sekolah dasar.

"Zafia, kamu sudah dewasa! Delapan belas tahun, bukanlah anak-anak lagi. Apa kamu tidak malu, jika Elvaro mengetahuinya?" tutur Mayra dengan lembut menasehatinya.

Zafia melepaskan pelukannya dengan cemberut.

"Elvaro tidak akan tahu kalau kamu tidak membocorkannya," sanggah Zafia dengan wajah cemberutnya yang masih tetap bertahan.

Mayra tersenyum simpul ke arah Zafia.

“Untung saja aku sedang berlibur di sini. Kalau tidak, entah siapa yang akan kamu suruh untuk menemanimu pergi," ujar Mayra sambil menggelengkan kepalanya.

Zafia terlihat cemberut, "Untuk itu aku ingin ke Aussie, karena aku tahu kamu masih berlibur di sini. Kalau tidak, mana aku tahu aku harus pergi kemana," terang Zafia dengan wajah yang berubah sendu.

"Sudahlah ayo kita pergi! Tidak banyak lagi waktu yang tersisa," ucap Mayra sambil melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya.

Dengan wajah tertekuk dan bibir cemberut, Zafia mengikuti langkah Mayra. Hari ini Zafia akan meninggalkan kenangan menyakitkannya. Mereka akan melakukan penerbangan, dengan tujuan Aussie.

♡♡♡

Arbhy Yahya Arabica adalah putra kedua dari Tuan Abraham Arabica dan nyonya Damiyati Marzuki. Arbhy mempunyai wajah bertekstur baby face. Sehingga ia selalu terlihat muda, walau usianya sudah matang.

"Kamu ini lama sekali sih, Bhy. Ini sudah jam berapa? Kita bisa ketinggalan pesawat. Apa kamu lupa, kalau perjalanan bisnis kali ini benar-benar sangat penting?" ujar seorang pria yang lebih tua usianya sekitar tiga tahun diatasnya.

"Sudahlah kakak ipar, mari kita berangkat sekarang," ajak Arbhy tanpa rasa bersalah

Dia adalah Hamdani Abizar Muhdi, kakak ipar sekaligus asisten dan juga sekretaris Arbhy.

Hamdani hanya bisa mendesah, sungguh menghadapi adik iparnya ini membuatnya mati kata. Selalu saja tidak memiliki kesempatan untuk memberikan ceramah, ketika adik iparnya ini melakukan kesalahan.

Berbeda sekali, jika dirinya yang datang terlambat. Pasti adiknya itu akan memberinya banyak pekerjaan. Secara, adiknya yang menjadi atasannya. Apalah dayanya yang hanya menjadi asisten saja. Saat melakukan kesalahan, wajib menerima hukuman. Berbeda dengan atasannya itu. Siapa yang akan menghukumnya. Tidak mungkin 'kan, bawahannya yang akan memberinya hukuman.

Hanya dua orang yang bisa menghukum seorang Arbhy Yahya Arabica. Siapa lagi kalau bukan Tuan Abraham Arabica, ayahnya sendiri. Serta wanita yang selalu disayangi oleh Arbhy adalah nyonya Damiyati Marzuki ibunya. Hanya kedua orang inilah, yang bisa mengendalikan Arbhy. Seandainya Arbhy melakukan kesalahan.

Kini Arbhy dan juga Hamdani, sudah berada di dalam pesawat. Arbhy sedang berjalan, mencari tempat duduk yang tertera di boarding pass miliknya. Saat sedang fokus mencari tempat duduknya. Tiba-tiba seseorang dengan langkah terburu-buru, menerobos melewatinya dengan kasar. Hingga membuat Arbhy yang tidak siap terjatuh.

Bruk! Arbhy terjatuh tepat di pangkuan seorang wanita. Dengan posisi tubuh yang sangat intim. Bagaimana tidak intim! Arbhy dengan kedua tangan menyentuh paha dan wajahnya, tepat berada didepan dada si wanita. Bisa kalian bayangkan! Seperti apa posisi Arbhy saat itu? Sudah pasti sangat mendebarkan.

"Akh!" teriak seorang wanita yang tertimpa tubuh Arbhy.

"Anda!" jerit wanita tersebut, sambil menatap tajam ke wajah Arbhy.

Tak ada niat untuk beranjak, ketika mendengar teriakan wanita tersebut. Arbhy justru mengerjapkan matanya beberapa kali. Mendongakkan wajahnya, menatap wanita yang memiliki suara nyaring. Wanita yang baru saja berteriak histeris karena terkejut.

Arbhy tertegun, melihat wajah yang sedang menatapnya dengan tajam. Tak peduli setajam apa tatapan matanya. Arbhy sama sekali tidak peduli. Bahkan waktu seakan berhenti berputar. Ketika mata wanita itu berkedip. Kakinya seakan tidak berpijak pada tempatnya. Dunianya berhenti.

Seakan tersihir, dengan pemandangan indah nan mempesona yang ada didepan matanya. Ketika bibir mungil seperti buah cherry itu bergerak. Entah menyuarakan apa. Membuat Arbhy merasakan debaran aneh dan mulutnya seakan terkunci. Sulit untuk di gerakan. Bahkan tenggorokannya terasa sulit menelan saliva-nya sendiri.

Wajah yang merah merona, seakan minta dilahap. Wajah yang bersih dengan hidung bangir dan bibir yang mungil. Perfecto! Sungguh mempesona!

'Si cantik yang aneh dan galak. Apakah ini mimpi? Ya, Tuhan! Aku tidak menyangka, bisa menatap wajahnya sedekat ini,' ucap Arbhy dalam hati.

Arbhy sangat merasa takjub, memandang kecantikan didepan wajahnya saat ini. Tanpa memperdulikan kemarahan sang pemilik wajah. Hingga ....

“Aaaa … aduh aduh aduh!" Teriak Arbhy kesakitan, ketika sebuah capitan tangan lentik memutar telinganya dengan kuat.

"Anda benar-benar kurang ajar ya,Tuan!" teriak sipemilik tangan lentik itu.

"Anda kira paha saya ini kasur apa, hah! Sehingga, bisa Anda gunakan untuk tiduran sesuka hati. Apa Anda belum puas, setelah memegang *4**4* saya tadi. Sekarang, anda dengan sengaja menjatuhkan diri dipangkuan saya!" cecar wanita tersebut dengan amarah yang membara.

Sedangkan Arbhy. Dia masih meringis, sambil memegangi telinganya yang masih dipelintir oleh si wanita. Sungguh sial nasibnya hari ini. Sudah terkena tamparan. Sekarang dapat capitan. Lengkap sudah sakit yang dirasakannya.

"Maaf, Nona! Bisakah tangan anda dilepaskan dulu dari telinga saya, Nona! Telinga saya cuma sepasang kalau sampai putus sebelah, apa Anda mau menggantinya?" tutur Arbhy memelas, dengan menahan rasa panas dan perih di telinganya.

Tak hanya itu, wajah Arbhy bahkan ikut memerah menahan malu. Saat ini, mereka sedang menjadi pusat perhatian para penumpang lainnya. Bagaimana Arbhy tidak malu.

"Biarkan saja putus! Nanti saya ganti dengan telinga kelinci!" ucap wanita didepannya dengan acuh.

"Apa saya terlihat lucu, Nona? Hingga Anda ingin mengganti telinga saya dengan telinga kelinci?" tanya Arbhy sambil memainkan alis matanya.

Sang wanita langsung melebarkan matanya. Disusul dengan pelintiran tangannya, yang bertambah kuat.

“Aw!" jerit Arbhy lagi, karena kembali merasakan pedas dan perih pada daun telinganya.

"Apa Anda tidak memiliki niat untuk bangkit dan berdiri dari hadapan saya, Tuan?" tanya si wanita tersebut dengan tajam.

"Ada apa ini?" tanya seseorang kepada keduanya, sebelum Arbhy sempat menjawab ucapan si wanita.

"Arbhy apa yang sedang kamu lakukan?" tanya orang tersebut kepada Arbhy.

"Bang, tolong suruh wanita galak ini untuk melepaskan tangannya!" pinta Arbhy berharap, orang tersebut yang ternyata kakak iparnya supaya bisa membantunya.

“Ceck!” Hamdani berdecak kesal ke arah Arbhy. Baru ditinggal beberapa menit saja sudah membuat masalah.

"Nona bisakah Anda melepaskan telinga adik saya?" ucap Hamdani, dia bertanya dengan sopan kepada wanita yang sedang memelintir telinga Arbhy.

Dengan perasaan kesalnya, wanita itu melepaskan tangannya. Namun, wanita itu juga mendorong tubuh Arbhy dengan keras. Dia mendorongnya, agar setelahnya Arbhy beranjak dari depannya.

Akhirnya Arbhy bisa bernapas lega. Meskipun perih telinganya, masih terasa pedih akibat bekas capitan tangan wanita cantik itu. Arbhy hanya bisa menatap wanita cantik itu dengan serba salah. Malu bercampur suka.

"Tolong anda ajari, adik anda ini sopan santun,Tuan! Jangan selalu menggunakan kesempatan dalam kesempitan, untuk melecehkan dan bertindak mesum kepada wanita!" ucap si wanita dengan tegas.

Tatapan tajamnya menghunus kearah Arbhy. Seakan ingin sekali menguliti Arbhy dan merebusnya. Setelah itu dia tenggelamkan ke laut. Supaya dimakan oleh ikan hiu. Wanita itu terlihat sangat geram kepada Arbhy.

"Sekali lagi tolong maafkan perlakuan adik saya, yang sudah menyinggung anda, Nona! Dan terimakasih, karena sudah melepaskan adik saya. Untuk kedepannya, saya berjanji akan lebih tegas lagi kepada adik saya ini!" tutur Hamdani dengan sopan.

"Itu harus,Tuan! Supaya adik Anda ini tidak merugikan orang lain!" sahut si wanita dengan cepat dan terkesan mengejek, serta meremehkan Arbhy.

"What!" teriak Arbhy.

"Kerugian apa yang sudah saya berikan kepada Anda, Nona?" tanya Arbhy kemudian, dia tidak terima dengan perkataan wanita cantik didepannya ini.

"Anda masih bertanya, kerugian apa yang saya terima?" tanya si wanita merasa tidak percaya, dengan mata indahnya dia menatap tajam kepada Arbhy

"Apa anda tahu, Tuan? Dua kali tindakan anda kepada saya berkesan sekali. Sangat, sangat berkesan, merendahkan harga diri saya sebagai seorang wanita. Apa anda masih ingat! Apa saja yang sudah tangan Anda perbuat terhadap saya, Tuan Arbhy? Itu nama Anda bukan?" jelas wanita tersebut dengan ketegasan yang menguar begitu saja.

Celeguk! Arbhy menelan salivanya dengan susah payah. Dia kembali teringat pertemuannya dengan wanita di hadapannya. Momen yang sungguh membuatnya seperti laki-laki mesum.

'Tunggu! Jadi wanita ini menganggap aku mesum? Apakah benar seperti itu? Astaga! Ya, Tuhan! Miris sekali nasibmu Arbhy. Runtuh sudah pamormu dihadapannya,' ucap Arbhy pada dirinya sendiri. Tentu saja semua itu, hanya dia ucapkan didalam hati.

"Zafia!" seru seorang wanita mendekat ke arah mereka.

"Mayra! Kamu dari mana saja sih, kenapa lama sekali?" tanya wanita tersebut, yang ternyata adalah Zafia Amita Estella.

"Maaf, tadi ada sedikit masalah!" jawab Mayra.

"Maaf tuan-Tuan sekalian. Ini ada apa, ya?" tanya Mayra dengan sopan, kepada dua orang pria yang berdiri berhadapan dengan Zafia.

Raut penasaran terpancar jelas di wajah Mayra.

♡♡♡

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

The Lucky

The Lucky

ngakak😂 cewek cowok bar-bar semua. yg cewek mulutnya yg bar", yg cowok kelakuannya bar"

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!