3. ARDIANSYAH KECOLONGAN

Mayra menatap kepergian kedua laki-laki dihadapannya dengan heran. Kemudian ia duduk di dekat Zafia. Ditatapnya wajah wanita cantik dihadapannya itu. Sampai Zafia merasa risih sendiri.

"Mayra ..., kamu kenapa melihatku seperti itu? Ada yang salah?" tanya Zafia dengan heran.

Mayra menggelengkan kepalanya.

"Gak ada sih. Cuma aku heran saja. Ada apa sebenarnya? Kenapa kamu berdebat dengan laki-laki tadi?" tanya Mayra dengan serius.

Hah! Zafia menghembuskan napasnya dengan malas.

"Sudahlah, May. Jangan bahas orang mesum itu lagi. Bikin moodku jadi rusak," ujar Zafia sambil menyandarkan tubuhnya.

Perkataan Zafia justru membuat Mayra tambah penasaran. Keningnya sampai berkerut.

"Fia ...," panggil Mayra dengan lembut. Tapi penuh dengan ketegasan.

Zafia menyadari jika Mayra menuntut penjelasan darinya. Zafia hanya bisa memajukan bibirnya. Seperti apapun cara Zafia mengelak. Itu tidak akan berlaku untuk Mayra. Zafia tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari Mayra.

"Dia itu laki-laki mesum yang tadi menabrakku," bisik Zafia kepada Mayra.

"Lalu?" tanya Mayra meminta penjelasan selanjutnya dari Zafia.

"Lalu apalagi?" tanya Zafia berpura-pura bodoh.

Mayra berdecak kesal, kemudian menatap Zafia sambil tersenyum sinis.

"Apa kamu yakin, hanya bertabrakan saja?" tanya Mayra penuh selidik.

Zafia menelan air ludahnya dengan susah payah.

"Kenapa diam saja?" tanya Mayra lagi.

Zafia tersenyum kikuk, "Hah! Aku memang tidak pandai menyembunyikan sesuatu dari kamu, May," keluh Zafia.

"Jadi ...," ucap Mayra menggantungkan kata-katanya.

"Jadi ..., dia itu ...."

Zafia lalu menceritakan semuanya kepada Mayra. Dari awal Zafia bertabrakan dengan laki-laki bernama Arbhy itu. Sampai kejadian yang baru saja Zafia alami di dalam pesawat.

Sesekali Mayra terlihat menahan senyumannya. Mayra juga menggelengkan kepalanya. Ketika melihat mimik wajah Zafia saat menceritakan pengalamannya.

Sementara itu disisi lain, Arbhy dan Hamdani baru saja duduk di kursinya.

"Hah! Akhirnya ketemu juga tempat duduknya," ucap Arbhy sambil duduk bersandar.

Hamdani memandang wajah Arbhy dalam diam. Arbhy yang merasa aneh, karena tidak mendengar suara kakak iparnya pun menoleh.

"Kenapa Bang?" tanya Arbhy mengernyit heran.

"Aku heran sama kamu, Bhy. Hobi sekali mencari masalah dengan wanita," ujar Hamdani sambil menggelengkan kepalanya.

Arbhy sendiri terkekeh kecil mendengar ucapan kakak iparnya.

"Bang! Bukan maksudku untuk mencari masalah dengan wanita. Tapi, sepertinya Tuhan memang menggariskan takdirku seperti itu. Jadi, aku hanya menikmatinya saja. Seperti itu," terang Arbhy dengan santainya.

"Termasuk mendapatkan tamparan dan juga jeweran seperti tadi?" tanya Hamdani sambil tersenyum miring.

Arbhy langsung melebarkan matanya.

"Eits, yang itu tadi terkecuali, Bang. Itu tadi kecelakaan. Bukan termasuk takdir dari Tuhan," kilah Arbhy dengan tegas.

"Ya, ya, ya. Terserah kau saja, Bhy. Aku mau istirahat. Perjalanan kita masih panjang," ucap Hamdani mengalah.

Sangat malas rasanya berdebat dengan adik iparnya itu. Yang selalu ingin menang sendiri. Arbhy pun tak ambil pusing. Ia membiarkan Hamdani memejamkan matanya. Karena Arbhy juga merasa lelah. Akhirnya Arbhy memutuskan untuk istirahat. Mengabaikan kondisi disekitarnya.

♡♡♡

Seorang laki-laki baru saja check out dari sebuah hotel bintang lima. Dia adalah Ardiansyah, mantan kekasih Zafia. Ardiansyah baru saja menenangkan pikirannya. Dengan sedikit melakukan olahraga bersama Arsha. Selingkuhan yang sekaligus sahabat Zafia.

Ardiansyah mengendarai mobilnya meninggalkan hotel. Tanpa memperdulikan Arsha. Karena fokus laki-laki itu saat ini adalah Zafia. Ardiansyah ingin meminta maaf kepada Zafia.

"Aku harus bisa meyakinkan Zafia. Harus! Apapun yang terjadi, aku tidak boleh kehilangannya," gumam Ardiansyah dengan tekad yang kuat.

Ardiansyah terus melajukan kendaraannya. Tujuannya adalah kerumah orang tua Zafia. Ardiansyah akan menjelaskan semuanya kepada Zafia.

Bila perlu Ardiansyah akan mengakhiri hubungannya dengan Arsha. Asalkan Zafia mau menerimanya kembali. Karena Ardiansyah tidak ingin diputuskan oleh Zafia begitu saja.

Lima belas menit telah berlalu, mobil yang dikendarai oleh Ardiansyah telah memasuki sebuah kompleks. Kompleks perumahan elit dimana keluarga Zafia tinggal.

Ardiansyah memarkirkan kendaraannya, tepat dihalaman sebuah rumah mewah. Dirumah mewah bak istana inilah keluarga Estell tinggal.

Ardiansyah keluar dari dalam mobilnya. Hah! Helaan napasnya terdengar gusar ketika akan melangkahkan kakinya.

"Kamu pasti bisa! Ayo Ardian, semangat! Kamu harus bisa meluluhkan hati Zafia!" ucap Ardiansyah pada dirinya sendiri.

Ardiansyah langsung melangkahkan kakinya. Menghampiri pintu utama orang tua Zafia. Ardiansyah menekan bel yang terpasang pada dinding. Tepatnya disamping pintu rumah besar itu.

Tak lama kemudian, pintu rumah itu seperti akan dibukakan. Terdengar dari suara dan juga gerakan orang memutar kunci.

Ceklek.

Pintu pun terbuka, menampilkan seorang pekerja yang bekerja dirumah itu. Darmi namanya. Wanita paruh baya yang bertugas sebagai tukang bersih-bersih.

"Den Ardian, apa ada yang bisa dibantu?" tanya Darmi dengan sopan.

"Saya ingin bertemu dengan Zafia, Bik. Apa Zafia ada dirumah?" tanya Ardiansyah.

"Maaf, Den. Non Zafia tidak ada dirumah," jawab Darmi apa adanya.

"Apa Bibi tahu, kemana Zafia pergi?" tanya Ardiansyah.

"Saya kurang tahu, Den. Non Zafia hanya berpesan, kalau akan pergi dalam waktu yang lama. Begitu saja, Den," terang Darmi.

Ardiansyah mengernyit heran, mendengar ucapan Darmi.

"Apa Zafia menitipkan pesan untuk saya, Bik?" tanya Ardiansyah.

"Maaf, Den. Non Zafia sama sekali tidak menitipkan pesan apapun untuk Aden," ujar Darmi menjawab pertanyaan Ardiansyah.

"Baiklah, Bik. Kalau begitu, saya permisi," pamit Ardiansyah kepada Darmi.

Akan tetapi baru saja Ardiansyah melangkahkan kakinya. Ia kembali menoleh dan bertanya kepada Darmi.

"Bik, apa Tuan dan Nyonya ada dirumah?"

"Tuan dan Nyonya sedang keluar kota, Den," jawab Darmi.

Ardiansyah menganggukkan kepalanya. Lantas pergi begitu saja. Pikirannya saat ini benar-benar kalut.

Brak! Pintu mobil Ardiansyah banting dengan keras.

"Zafia, kamu kemana?" ucap Ardiansyah berbicara sendiri.

Aaakkk! Ardiansyah berteriak keras. Ia memukul setir mobilnya dengan perasaan kesal.

"Sial!" umpatnya.

Ardiansyah mengacak rambutnya frustasi. Entah kemana ia harus mencari keberadaan Zafia. Ardiansyah benar-benar merasa kecolongan. Ia terlalu lengah dan menganggap remeh Zafia.

Ardiansyah mengira Zafia hanya menggertak-nya . Tapi siapa sangka ternyata Zafia pergi tanpa ia ketahui kemana tujuannya.

Saat sedang frustasi karena tidak bertemu dengan Zafia. Tiba-tiba ponsel milik Ardiansyah berbunyi. Dilihatnya oleh Ardiansyah, ternyata itu adalah panggilan dari Arsha. Dengan malas Ardiansyah mengangkatnya.

"Hem, ada apa?" tanya Ardiansyah.

"Tunggu disana, aku akan kesana sekarang," titah Ardiansyah singkat.

Panggilan Ardiansyah putuskan sepihak. Tanpa menunggu jawaban Arsha. Karena suasana hati Ardiansyah sedang kacau. Ia tidak ingin mendengarkan ocehan dari Arsha. Yang hanya akan membuat pikiran Ardiansyah bertambah pusing.

Ardiansyah langsung menjalankan kendaraannya kembali. Meninggalkan kediaman orang tua Zafia.

Disisi lain, pesawat jurusan Indonesia-Aussie telah mendarat di Bandar Udara Canberra, Australia. Setelah mengudara selama 5 jam 47 menit.

Semua penumpang mulai turun dari pesawat. Diantara penumpang itu ada dua gadis dengan pakaian yang berbeda. Satunya berpakaian press body dengan tubuh tinggi dan langsing. Sedangkan yang satunya berpakaian formal. Mereka adalah Zafia Amita Estella dan Mayra Amerald.

Zafia tampak menuruni tangga pesawat dengan lesu. Zafia merasa tubuhnya letih.

"Fia, perhatikan jalanmu dan hati-hati," ucap Mayra mengingatkan.

Namun, Zafia sama sekali tidak mengindahkan ucapan Mayra. Hingga akhirnya tiba-tiba kakinya keseleo. Tubuh Zafia yang kehilangan keseimbangan langsung terhuyung kedepan.

"Zafia awas!" seru Mayra panik.

Bruk!

♡♡♡

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!