Mafia Hot Duda
William membuka pintu ruang perawatan dan melihat istrinya yang bernama Valen berbaring di ranjang sendirian. Hal itu membuat Valen menatap ke arah pintu kamar ruangannya. Ketika melihat suaminya, Valen tersenyum bahagia karena suaminya datang menengok dirinya.
"Sayang, akhirnya kamu datang menengokku," ucap Valen dengan suara lembut.
"Aku datang ke sini untuk mengurus surat perceraian kita," ucap William dengan nada dingin sambil memberikan dokumen ke arah Valen.
"Apa? Aku tidak mau bercerai, ini pasti ulah ke dua orang tuamu dan keluargamu karena itulah kamu ingin menceraikan aku," ucap Valen sambil melempar dokumen tersebut ke lantai.
Plak
"Jangan pernah menghina ke dua orang tuaku dan juga keluargaku. Aku melakukan ini karena aku sudah sangat lelah menghadapi sikapmu yang egois!" ucap William dengan nada satu oktaf kemudian menampar pipi Valen.
Selesai mengatakan hal itu William mengambil dokumen di lantai yang tadi di lempar oleh Valen.
"Aku mau menikah denganmu karena aku laki-laki yang bertanggung jawab ketika kita melakukan hubungan suami istri padahal jujur sampai saat ini Aku belum ada perasaan sama Kamu hanya demi anak maka Aku bertahan." ucap William sambil menatap tajam ke arah Valen dengan penuh kebencian.
"Haruslah tanggung jawab dan menikah denganku." ucap Valen dengan nada ketus tanpa memperdulikan ucapan suaminya karena sebenarnya dirinya juga sama yaitu tidak mencintai suaminya.
"Kamu bicara seperti itu kesannya aku pria brengs*k padahal aku di jebak olehmu dengan memberikan aku minuman yang sudah di campur obat perang sang agar kamu bisa menikah dengan ku." Ucap William dengan nada satu oktaf.
"Tanda tangani surat perceraian kita atau kita bertemu di pengadilan?" tanya William memberikan dua pilihan.
"Kita bertemu di pengadilan karena aku tidak mau kita bercerai." jawab Valen dengan nada tegas.
Valen tidak mau bercerai karena Valen tidak ingin hidup susah di tambah William adalah mesin atm berjalan yang selama ini memenuhi apapun yang diinginkan Valen salah satu hobinya yaitu belanja barang - barang branded. Hingga ruang tamu yang berjumlah dua puluh lima kamar semuanya penuh dengan barang-barang branded.
Selain hobi belanja barang-barang branded ternyata Valen memang sengaja memenuhi semua kamar tamu dengan barang-barang branded agar keluarga besar suaminya tidak bisa menginap di mansion.
"Baiklah kalau begitu, kita bertemu di pengadilan tapi ingat ketika kita di pengadilan kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dariku ketika kita resmi bercerai." ancam William.
"Apa maksudmu?" tanya Valen dengan wajah sangat terkejut dengan perkataan William.
"Keluarga besar Gerald mempunyai pengacara yang sangat hebat dan selalu memenangkan kasus apapun termasuk kasus perceraian." Jawab William.
"Apakah kamu sanggup membayar mahal pengacara sedangkan semua fasilitas yang kamu miliki akan aku cabut semuanya dan kamu tinggal di rumah tua milik orang tuamu," sambung William sambil tersenyum menyeringai.
"Kamu mengusirku?" tanya Valen dengan wajah terkejut.
"Tentu saja aku akan mengusir mu selain itu mobil, kartu kredit, kartu debit dan semua fasilitas yang kamu miliki akan aku ambil semua termasuk kamu pindah ke ruang perawatan kelas tiga," jawab William dengan nada santai sambil membalikkan badannya.
"Bersiaplah kamu akan dipindahkan ke kelas tiga," sambung William sambil melangkahkan kakinya namun ketika sampai di depan pintu ruang perawatan William membalikkan badannya.
"Oh ya hampir lupa semua aset atas nama mu akan di urus oleh pengacaraku agar bisa balik nama atas namaku karena semua itu adalah uangku," ucap William sambil tersenyum menyeringai kemudian membalikkan badannya.
"Tunggu," ucap Valen sambil menahan amarahnya.
"Baik, aku akan tanda tangan surat perceraian tapi aku minta mansion yang kita tempati dan tunjangan setiap bulan sebanyak seratus lima puluh juta termasuk aset-aset berharga atas namaku," pinta Valen.
William kembali membalikan badannya kemudian berjalan ke arah Valen sedangkan Valen hanya bisa menahan amarahnya.
'Si*l, suatu saat akan aku buat kamu bertekuk lutut di depanku.' ucap Valen dalam hati.
'Aku tidak menyangka dengan bicara seperti itu Valen langsung setuju untuk menanda tangani surat perceraian kami. Aku juga tidak menyangka ternyata Valen sama seperti wanita di luaran sana yang silau akan harta, sungguh aku sangat menyesal menikah dengan serigala berbulu domba .' ucap William dalam hati.
"Baguslah, sekarang tanda tangani surat perceraian ini," ucap William sambil memberikan dokumen tersebut.
Tanpa banyak bicara Valen menerima dokumen tersebut kemudian langsung menanda tanganinya tanpa membacanya. Setelah selesai dokumen tersebut diberikan oleh William.
"Bagus, tunggulah surat dari pengadilan agama dan setelah kita sudah resmi bercerai maka Kita tidak ada hubungan sama sekali. Anggap saja kita tidak saling mengenal satu sama lainnya," ucap William sambil menerima dokumen tersebut kemudian membalikkan badannya meninggalkan Valen sendirian di ruangan tersebut.
"Akhhhhhhhh.... Si*l ... awas Kalian semua! Akan aku balas penghinaan yang kalian lakukan padaku." ucap Valen dengan nada frustrasi.
William berjalan ke arah ruang perawatan di mana putra sulungnya yang bernama Edward sedang di rawat. Ruangan Edward tidak jauh dengan ruang perawatan di mana Ibunya Edward sekaligus istrinya William sedang di rawat tanpa memperdulikan teriakan Valen yang sedang frustrasi berat.
Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan dimana Edward sedang di rawat dan ditunggui oleh orang tua William dan adik kembarnya yang bernama Julia bersama suaminya yang bernama Alex.
"Oma dan Opa, Edward kangen banget sama istriku. Seandainya saja Alona tidak pergi pasti saat ini istriku masih bersamaku." Ucap Edward dengan mata berkaca-kaca.
"Sebenarnya Opa dan Oma sering menasehati mommy mu untuk selalu bersikap baik dengan Alona karena Opa dan Oma tahu kalau Alona adalah cucu menantu yang sangat baik tapi Mommy mu tetap saja mempengaruhi mu untuk menyiksa Alona hingga akhirnya Alona pergi dari kehidupan kalian," ucap Opa Gerald.
Edward hanya bisa diam namun dalam hatinya apa yang dikatakan oleh Opa Gerald adalah benar adanya.
"Di hari ulang tahunmu ternyata semuanya terbongkar, Mommy mu tidak mencintai Daddy mu karena itulah Opa dan Oma mendukung jika Daddy mu menceraikan Mommy mu,'' sambung Opa Gerald.
"Maksud Opa, Mommy tidak mencintai Daddy?" tanya Edward dengan wajah terkejut.
"Benar, Mommy mu dulu menyukai Pamannya Alona yang bernama Moko tapi Neneknya Alona tidak menyetujui putranya menikah dengan Valen hal itulah membuat Valen dendam dan melampiaskan dendamnya terhadap Alona padahal jelas-jelas Alona tidak bersalah." Jawab Opa Gerald.
"Jadi Mommy mu menikah dengan Daddy karena pelarian dengan cara menjebaknya agar Daddymu mau menikahi Mommymu." Sambung Opa Gerald menjelaskan.
Sifat keluarga besar Opa Gerald khususnya para pria sangat mencintai dan setia dengan satu wanita kecuali wanita itu tidak setia dan menyakiti salah satu anggota keluarga lainnya di tambah tidak mau berubah maka dengan sangat terpaksa wanita itu diceraikan dan di hapus dari anggota keluarga besar Opa Gerald.
Karena itulah ketika keluarga besar Opa Gerald mendengar kalau William menemui pengacara keluarga untuk mengurus surat perceraian membuat keluarga besar Opa Gerald mendukung rencana William untuk berpisah.
"Apa? Pantas saja mommy selalu menjelekkan Alona dan ..." ucap Edward menggantungkan kalimatnya.
"Dan apa Edward?" tanya Opa Gerald penasaran begitu pula dengan yang lainnya.
"Opa pasti sudah tahu masalah Edward mencambuk Alona, benar bukan Opa?" tanya Edward balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Opa Gerald.
"Ya, opa sudah tahu,'' jawab Opa Gerald.
"Edward menceritakan ke Mommy kalau Edward sangat menyesal karena telah mencambuk Alona namun Mommy malah mendukungku untuk menyiksa terus Alona karena Alona hanya pura-pura tidak bersalah." ucap Edward.
Tanpa sepengetahuan mereka kalau William mendengar percakapan Opa Gerald dengan Edward karena pintu ruang perawatan tidak di tutup dengan rapat membuat William semakin membenci Valen.
William langsung mendorong pintu tersebut membuat orang tua William, Edward,Julia dan Alex menatap ke arah pintu ruang perawatan.
"Valen ternyata sangat jahat padahal jelas-jelas seharian Alona berada di mansion bersama Mommy dan Oma bahkan Alona sampai tidak sadarkan diri." ucap William yang tiba-tiba datang dari arah pintu.
"Padahal Daddy dan Mommy sering menasehati Valen untuk tidak membenci Alona karena Alona tidak bersalah tapi Valen tidak pernah mendengarkan apa yang kami katakan." sambung Opa Gerald yang sudah tahu karena mendapatkan informasi dari istrinya yang bisa program IT.
"Daddy semakin yakin untuk menceraikan wanita yang tidak punya hati." ucap William sambil menggenggam ke dua tangannya dengan erat.
"Edward setuju Dad kalau Daddy menceraikan Mommy karena gara-gara Mommy, Edward harus kehilangan ke tiga anakku yang belum sempat Edward lihat." ucap Edward dengan wajah sedih sekaligus marah secara bersamaan.
"Terima kasih kamu sudah mendukung Daddy karena Julia mendukung Mommy agar kami tidak bercerai. Daddy tidak habis pikir dengan jalan pikiran Julia yang menyalahkan Alona padahal jelas-jelas Mommy yang salah," ucap William sambil melirik ke arah putri bungsunya.
"Otaknya sudah di cuci sama Mommy makanya Julia ikutan membenci Alona padahal jelas-jelas yang salah adalah Mommy," ucap Edward sambil menatap kesal ke arah adik kembarnya.
"Benar kata mu," ucap William.
"Maaf, Aku tidak tahu kalau Mommy ternyata jahat." Ucap Julia sambil menundukkan kepalanya.
Alex yang melihat wajah sedih istrinya hanya bisa mengusap punggung istrinya agar mengurangi rasa sedihnya.
"Sudahlah lupakan apa yang telah terjadi karena yang terpenting Julia sudah tahu sifat Mommynya yang sangat egois." Ucap Oma Monika.
"Iya Oma kini Julia sadar kalau selama ini Mommy sangat jahat." Ucap Julia.
"Syukurlah kalau Kamu sudah sadar." Ucap Edward.
Julia hanya menganggukan kepalanya sedangkan William hanya berharap semoga keluarganya bisa hidup tenang setelah perceraian dirinya dengan Valen.
Hening
Beberapa saat mereka terdiam tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Oh ya William, apakah Valen setuju untuk bercerai?" tanya Opa Gerald ketika beberapa saat mereka terdiam.
"Awalnya Valen tidak bersedia setelah William memberikan mansion yang kami tempati dan tunjangan setiap bulan akhirnya Valen setuju. William tidak menyangka kalau selama ini aku menikah dengan wanita yang tamak akan harta," ucap William dengan wajah penuh amarah dan dendam terhadap Valen.
"Daddy dan Mommy awalnya juga tidak menyangka kalau Valen seperti itu sifatnya tapi ketika sahabat Daddy menceritakan semua tentang masa lalu Valen membuat Daddy dan mommy sangat terkejut dan berharap kamu segera sadar untuk menceraikan Valen," ucap Opa Gerald.
"Iya Dad, sekarang William sudah sadar karena itulah William mengurus perceraian dengan Valen dan belum ada sebulan kami sudah resmi berpisah," jawab William dengan nada penuh keyakinan untuk berpisah dengan Valen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments