Awal Pertemuan

"Apakah sudah ada kabar?" tanya Ririn dengan wajah kuatir.

Sekesal apapun Ririn terhadap kakaknya namun Ririn yang mempunyai hati yang baik kuatir dengan kondisi Valen.

"Belum ada kabar," jawab William.

"Mommy, maafkan Edward yang sempat marah karena jujur Edward sangat kecewa dengan sikap Mommy yang tidak pernah menyadari akan kesalahannya," ucap Edward dengan nada lirih.

Walau sekesal apapun Edward terhadap Valen namun bagaimana pun Valen adalah Ibunya yang melahirkan dirinya.

'Semoga dengan kejadian begini mantan istriku menyadari akan kesalahannya jika seandainya diberi kesempatan untuk hidup,' ucap William dalam hati.

'Namun walau dirimu menyadari akan semua kesalahan mu tapi maaf kita tidak akan bisa bersama lagi seperti dulu karena hatiku sudah tertutup untukmu,' sambung William dalam hati.

Tidak berapa lama datang ke dua orang tua William siapa lagi kalau bukan Oma Monika dan Opa Gerald. Dua menit kemudian datang ke dua anak kembar nya bersama pasangan masing-masing.

Tidak berapa lama pintu ruang ugd di buka dengan lebar oleh dua perawat kemudian mendorong brangkar di mana Valen berbaring dengan tangannya di infus dan mulutnya menggunakan oksigen.

Seorang dokter berjalan mengikuti brangkar tersebut membuat Edward mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan Mommy ku Dok?" tanya Edward.

"Kami akan melakukan operasi," jawab dokter tersebut.

Edward hanya menganggukkan kepalanya sedangkan dokter tersebut mengikuti langkah ke dua perawat tersebut menuju ke ruang operasi.

"William, Mommy dan Daddy ingin bicara denganmu," ucap Oma Monika.

"Baik Mom," jawab William patuh.

"Untuk yang lainnya tunggulah di ruang tunggu operasi," ucap Opa Gerald.

"Baik," jawab mereka bersamaan.

Opa Gerald, Oma Monika dan William berjalan ke arah kanan sedangkan yang lainnya ke arah kiri.

Kini Opa Gerald, Oma Monika dan William berada di ruang kantin sambil menunggu pesanan minuman mereka, Oma Monika menatap ke arah William.

"William, Mommy hanya ingin tahu dan kamu jawab dengan jujur," ucap Oma Monika tanpa basa basi.

"Apa itu Mom?" tanya William penasaran.

"Apakah kamu masih mencintai Valen?" tanya Oma Monika sambil menatap mata William.

"Perasaan itu sudah tidak ada lagi Mom karena William sudah sangat kecewa dengan Valen," jawab William dengan tegas.

Oma Monika menatap mata William dan tidak ada kebohongan di matanya.

"Jika seandainya Valen membutuhkan perawatan seperti yang terjadi pada Ririn dan Vincent, apakah kamu akan merawatnya?" tanya Oma Monika.

"Tidak Mom, jika itu terjadi William akan menyewa perawat," jawab William.

"Kalau Mommy ingin tahu, sebenarnya dulu kamu mencintai Valen atau karena merasa bertanggung jawab karena telah melakukan hubungan suami istri?" tanya Oma Monika penasaran.

"Jujur, dulu William ada perasaan suka dengan Valen sejak kami pertama kali bertemu. Hingga kejadian itu terjadi William harus bertanggung jawab untuk menikah dengan Valen." Jawab William.

"Namun ketika mengetahui Valen melakukan trik kotor membuat perasaan suka William pada Valen langsung hilang di tambah ketika mengetahui kalau ternyata Valen menyukai William karena William anak orang kaya," sambung William dengan wajah terlihat penuh kecewa.

"Dari mana kamu tahu kalau Valen menyukaimu karena kaya?" tanya Oma Monika.

"Ketika kami bercerai Valen meminta mansion dan banyak aset milikku," jawab William.

"Tapi di antara semua itu ada yang membuat William sangat kecewa dengan Valen," sambung William.

"Apa itu?" tanya Oma Monika penasaran.

"Dia ternyata sama seperti wanita di luaran sana," jawab William.

"Apa itu?" tanya Oma Monika pura-pura tidak tahu.

"Pasti Mommy sudah tahu, Valen itu sama seperti wanita di luaran sana melakukan segala cara agar mendapatkan apa yang diinginkan termasuk menjebak ku agar aku mau bertanggung jawab untuk menikah dengan Valen," jawab William.

"Sebenarnya Mommy dan daddy tidak setuju kalian menikah tapi karena kalian melakukan hubungan suami istri membuat kami terpaksa mau menerima Valen," ucap Oma Monika terus terang.

"Jujur ketika daddy pertama kali melihat Valen, Daddy sudah tidak suka tapi karena waktu itu melihat Valen pulang sendirian membuat kami tidak tega karena Daddy dan Mommy mempunyai anak perempuan sekaligus adik kembarmu yang bernama Gesha karena itulah Kami meminta mu untuk mengantar Valen tapi ternyata keputusan kami salah besar," sambung Opa Gerald yang sejak tadi diam dengan perasaan bersalah.

"Mommy tidak menyangka kalau Valen sangat licik dan bisa melakukan hal kotor itu," sambung Oma Monika.

"Ini pelajaran buatmu, untuk lebih berhati-hati mengenal wanita," ucap Opa Gerald.

"Sepertinya William trauma Dad, untuk dekat lagi dengan wanita," ucap William.

"Jadi maksudmu kamu tidak akan menikah lagi?" tanya Oma Monika dengan wajah terkejut.

"Kemungkinan seperti itu Mom," jawab William dengan nada yakin.

Ketika Oma Monika ingin mengeluarkan suaranya pelayan restoran datang ke arah mereka sambil membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

Oma Monika, Opa Gerald dan William mulai meminum pesanan mereka hingga lima menit kemudian ponsel milik William berdering. William mengambil ponselnya dari saku jasnya untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya.

"Edward," ucap William sambil menggeser tombol berwarna hijau.

("Daddy ada di mana?" tanya Edward).

("Daddy ada di kantin sama Oma dan Opa, ada apa Edward?" tanya William balik bertanya)

("Mommy sudah selesai di operasi dan sekarang sudah dipindahkan ke ruang perawatan tapi ...," ucap Edward menggantungkan kalimatnya).

("Tapi apa Edward?" tanya William penasaran).

("Mommy mengalami kelumpuhan dan sekaligus mengalami stroke jadi tidak bisa bicara," Jawab Edward).

("Baik, Daddy akan ke sana," ucap William).

("Baik Dad," jawab Edward).

Tut Tut Tut Tut

Sambungan komunikasi langsung terputus kemudian William memasukkan ponselnya di saku jasnya.

"Valen mengalami kelumpuhan dan juga stroke," ucap William memberitahu kan ke dua orang tuanya sambil mengambil gelas yang berisi kopi hitam.

"Mungkin itu karma dari hasil kejahatannya," celetuk Opa Gerald yang sejak dulu tidak menyukai menantu nya yang bernama Valen.

"Jangan begitu Dad," ucap Oma Monika.

"Daddy tidak tahu kenapa di antara ke dua menantu kita hanya Valen yang tidak Daddy suka dan jujur Daddy sangat suka melihat penderitaan Valen," ucap Opa Gerald dengan jujur.

"Begitu pula dengan adiknya Valen yaitu Ririn dan putranya yang bernama Vincent yang sifatnya hampir sama yaitu menilai orang karena orang itu kaya dan suka merendahkan orang lain." Sambung Opa Gerald.

'Termasuk ke dua anak kembarmu Edward dan Julia yang sifatnya hampir sama seperti Valen.' Sambung Opa Gerald dalam hati.

Opa Gerald tidak mungkin mengatakannya ke putra sulungnya karena bagaimanapun ke dua anak kembar tersebut adalah anaknya William sekaligus cucunya. Seburuk apapun ke dua anak kembar tersebut tetaplah anak kandungnya William yang sangat disayanginya.

Oma Monika hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Dirinya tahu akan sifat suaminya jika memang tidak suka atau membenci seseorang susah untuk memaafkannya berbeda dengan Oma Monika.

"Maria adik iparmu mempunyai hati seperti malaikat seperti mommy karena itulah kenapa Daddy menyayangi Maria seperti Daddy menyayangi adikmu Gesha yang mempunyai hati seperti malaikat juga," ucap Opa Gerald sambil menatap William.

"Daddy harap, suatu saat nanti kamu juga menemukan seorang wanita seperti Mommy, atau seperti Maria atau seperti adik kembarmu Gesha. Agar bisa merubah sifat ke tiga anak kembar mu ke arah yang lebih baik," sambung Opa Gerald penuh harap.

"William akui kalau William telah gagal mendidik ke dua anak kembar William," ucap William yang tidak marah atau sakit hati akan perkataan Opa Gerald karena apa yang dikatakannya memang benar adanya.

"Tidak ada kata terlambat asalkan kamu mau merubah sifat ke dua anak kembar mu," ucap Oma Monika dengan nada lembut.

"Iya Mom," jawab William patuh.

"Sekarang kita ke ruang perawatan," ajak Oma Monika setelah selesai menghabiskan minumannya begitu pula dengan Opa Gerald dan William.

"Ok," jawab Opa Gerald dan William bersamaan.

William melambaikan tangan nya dan tidak berapa lama datang seorang pelayan. William mengambil beberapa lembar uang kemudian diberikan ke arah pelayan tersebut.

"Kembaliannya ambil saja," ucap William.

"Terima kasih banyak tuan, semoga tuan selalu bahagia," ucap pelayan tersebut.

"Amin," jawab ke tiganya serempak.

Oma Monika, Opa Gerald dan William turun dari kursi dan berjalan ke arah ruang perawatan.

"Mommy dan Daddy, William ke toilet sebentar ya," ucap William.

"Ok," jawab Oma Monika dan Opa Gerald bersamaan.

William berjalan dengan santai menuju ke arah toilet dan tiba-tiba seseorang tidak sengaja menabrak dirinya.

Bruk

"Akhhhhhhhh..." teriak gadis tersebut.

Grep

William langsung memeluk tubuh gadis tersebut setelah berdiri dengan tegak William melepaskan pelukannya.

"Terima kasih," ucap gadis cantik tersebut sambil tersenyum manis.

William hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun apalagi membalas senyuman gadis tersebut. William melanjutkan langkahnya meninggalkan gadis cantik tersebut.

"Haish ... Dasar Paman Somse," ucap gadis cantik tersebut dengan nada kesal sambil membalikkan badannya menatap punggung William.

William yang mempunyai pendengaran yang tajam menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya menatap tajam ke arah gadis cantik tersebut.

"Coba ulangi sekali lagi," ucap William dengan nada dingin.

"Paman Somse ... Paman Somse," ucap gadis tersebut mengulangi perkataannya kemudian tersenyum menyeringai.

Usia gadis tersebut seumuran dengan ke dua anak kembarnya Edward dan Julia yaitu dua puluh tahun sedangkan William berumur empat puluh tahun karena itulah gadis cantik tersebut memanggilnya dengan sebutan Paman.

"Apa itu Somse?" tanya William penasaran.

"Pikir saja sendiri," jawab gadis tersebut dengan nada cuek.

Selesai mengatakan hal itu gadis cantik tersebut membalikkan badannya dan pergi meninggalkan William sedangkan William hanya tersenyum tipis kemudian membalikkan badannya untuk melanjutkan langkahnya menuju ke arah toilet.

"Sangat menggemaskan dan sangat menarik." ucap William sambil masih tersenyum untuk pertama kalinya.

Selama ini William jarang tersenyum karena di rumahnya tidak pernah ada kedamaian selalu bertengkar dengan Valen hal itulah membuat William jarang tersenyum.

Willian melanjutkan langkahnya menuju ke toilet sedangkan di tempat yang sama hanya berbeda ruangan. Gadis yang tadi di tabrak oleh William berjalan ke arah ruang perawatan di mana adik dari Ayahnya atau di sebut Tante gadis itu di rawat di rumah sakit.

Ceklek

Gadis tersebut membuka pintu ruang perawatan dan melihat Tante nya masih berbaring di ranjang seorang diri tanpa di temani oleh suaminya.

"Tante, bagaimana keadaannya?" tanya gadis cantik tersebut.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Tantenya.

"Tante, kenapa sih tidak bercerai saja dengan suami yang suka selingkuh dan ringan tangan?" tanya gadis tersebut penuh harap.

Gadis cantik tersebut sangat dendam sekaligus menahan amarahnya jika melihat Pamannya sering memukuli Tantenya dan bukan itu saja Pamannya dengan sengaja membawa wanita selingkuhannya di rumah Tantenya.

"Apa kata orang-orang jika Tante bercerai dengan suami Tante? Belum lagi sebutan janda terasa tidak enak di telinga Tante dan jika ada pria yang mendekati Tante orang akan menyebutnya Janda gat*l di tambah para Ibu-ibu pasti selalu mencurigai Tante karena takut merebut suaminya," jawab Tantenya dengan wajah sedih.

'Aduh Tante, siapa sih pria yang mau sama Tante? Apalagi para Ibu-ibu mana mungkin mencurigai Tante yang doyan makan dan memiliki badan seperti gajah bengkak.' Ucap gadis cantik tersebut sambil membayangkan Tantenya yang sangat gendut sedang makan.

"Buat apa memikirkan kata orang? Orang hanya bisa melihat dari luarnya kalau Paman baik dan selalu tersenyum sama orang lain. Tapi di hatinya sangat busuk karena sering menyiksa Tante selain itu sering membawa wanita lain ke rumah. Apakah hati Tante tidak sakit menerima perlakuan laki-laki yang tidak punya hati itu?" tanya gadis cantik itu.

"Mengenai sebutan janda terasa tidak enak di telinga Tante dan jika ada pria yang mendekati Tante orang akan menyebutnya Janda gat*l di tambah para Ibu-ibu pasti selalu mencurigai Tante karena takut merebut suaminya. Buat apa Tante memikirkan perkataan mereka, apakah Tante minta makan sama mereka?" tanya gadis cantik tersebut.

'Apalagi siapa yang mau mendekati Tante? Tante gendut dan doyan makan, bisa bangkrut yang ada.' Sambung gadis cantik tersebut dalam hati yang tidak mungkin mengatakannya dengan jujur.

Wanita tersebut menghembuskan nafasnya dengan perlahan, apa yang dikatakan oleh ponakannya benar adanya tapi dirinya masih takut apakah bisa hidup karena selama ini dirinya tidak berkerja hanya Ibu rumah tangga.

"Tante, Angelica yakin suatu saat nanti Tante pasti akan dipertemukan dengan pria yang lebih baik dari Paman. Paman tidak pantas untuk dipertahankan," ucap Angelica.

"Wajah dan tubuh Tante banyak yang lebam akibat ulah Paman, jadi Angelica mohon pisah lah sama Paman karena Paman tidak pantas mendapatkan wanita yang sebaik Tante," sambung Angelica.

"Tapi jika Tante bercerai, apakah Tante bisa hidup? Sedangkan kamu tahu sendiri kalau Tante tidak berkerja?" ucap Tantenya dengan wajah sendu.

Episodes
1 Awal Mula
2 Valen Jatuh dari Tangga
3 Karma
4 Awal Pertemuan
5 Casanova
6 Bertemu Kembali
7 Mengganggu Kesenanganku
8 Putraku Bukan Seperti Itu
9 Fasilitas
10 Ada Apa Kak William?
11 Temani Aku Tidur
12 Tidur Siang
13 Gendong
14 Seratus Lima Puluh Lima
15 Menceraikan Istrinya
16 Kenapa Daddy ingin tahu?
17 Lalu bagaimana dengan Angelica?
18 Masakan Mommy Pasti Enak
19 Berjodoh
20 Jalan - Jalan Kemana?
21 Kakak tidak bercanda
22 Angelica dan William
23 Kenapa Berhenti?
24 Masuk Angin
25 Tidak Kedap Suara
26 Angelica dan William
27 Kualat
28 Tidak Bisa Jauh
29 Jangan Cemberut
30 Dupa
31 Aku Tidak Rela
32 Sudah Malam
33 Tolong
34 Familiar
35 Kandang Macan
36 Bisa Tahu Semuanya
37 Akan Aku Balas
38 Memberikan Obat
39 Memalingkan wajah
40 Kenapa
41 Kenapa Tidak Pantas?
42 Apapun Yang Terjadi
43 Macan Tutul
44 Kak William
45 Minta Maaf
46 Kata Siapa?
47 Aneh Kenapa Mom?
48 Pindah
49 Aku Tidak Bisa Tidur
50 Malam - Malam Begini
51 Dua Mobil Hitam
52 Tunggu
53 Betul Sekali
54 Aku Ikut Ya Kak?
55 Balas Dendam
56 Tapi Apa Edward?
57 Apa Kelemahannya?
58 Kelemahan Mereka
59 Angelica Terluka
60 Sangat Bau
61 Tolong Aku
62 Mereka sangat tersiksa
63 Pernikahan Angelica dan William
64 Tamat
65 Dua Puluh Tahun Kemudian
66 Pulang Ke Mansion
67 FLASH BACK ON
68 Menghukum
69 2 Bulan Kemudian
70 Dave, Daven dan David
71 Pergi Ke Negara T
72 Kok Bisa Sama
73 Sehati
74 Mau kemana kamu?
75 Kehilangan Jejak
76 Bertemu Kembali
77 Kebahagiaan Daddy Aberto
78 Kekurangan Darah
79 Kebahagiaan Daddy Aberto
80 Daddy Aberto dan Paman Dave
81 Menceritakan Masa Lalu Mommy Davina
82 Daddy kapan pulang?
83 Alex
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal Mula
2
Valen Jatuh dari Tangga
3
Karma
4
Awal Pertemuan
5
Casanova
6
Bertemu Kembali
7
Mengganggu Kesenanganku
8
Putraku Bukan Seperti Itu
9
Fasilitas
10
Ada Apa Kak William?
11
Temani Aku Tidur
12
Tidur Siang
13
Gendong
14
Seratus Lima Puluh Lima
15
Menceraikan Istrinya
16
Kenapa Daddy ingin tahu?
17
Lalu bagaimana dengan Angelica?
18
Masakan Mommy Pasti Enak
19
Berjodoh
20
Jalan - Jalan Kemana?
21
Kakak tidak bercanda
22
Angelica dan William
23
Kenapa Berhenti?
24
Masuk Angin
25
Tidak Kedap Suara
26
Angelica dan William
27
Kualat
28
Tidak Bisa Jauh
29
Jangan Cemberut
30
Dupa
31
Aku Tidak Rela
32
Sudah Malam
33
Tolong
34
Familiar
35
Kandang Macan
36
Bisa Tahu Semuanya
37
Akan Aku Balas
38
Memberikan Obat
39
Memalingkan wajah
40
Kenapa
41
Kenapa Tidak Pantas?
42
Apapun Yang Terjadi
43
Macan Tutul
44
Kak William
45
Minta Maaf
46
Kata Siapa?
47
Aneh Kenapa Mom?
48
Pindah
49
Aku Tidak Bisa Tidur
50
Malam - Malam Begini
51
Dua Mobil Hitam
52
Tunggu
53
Betul Sekali
54
Aku Ikut Ya Kak?
55
Balas Dendam
56
Tapi Apa Edward?
57
Apa Kelemahannya?
58
Kelemahan Mereka
59
Angelica Terluka
60
Sangat Bau
61
Tolong Aku
62
Mereka sangat tersiksa
63
Pernikahan Angelica dan William
64
Tamat
65
Dua Puluh Tahun Kemudian
66
Pulang Ke Mansion
67
FLASH BACK ON
68
Menghukum
69
2 Bulan Kemudian
70
Dave, Daven dan David
71
Pergi Ke Negara T
72
Kok Bisa Sama
73
Sehati
74
Mau kemana kamu?
75
Kehilangan Jejak
76
Bertemu Kembali
77
Kebahagiaan Daddy Aberto
78
Kekurangan Darah
79
Kebahagiaan Daddy Aberto
80
Daddy Aberto dan Paman Dave
81
Menceritakan Masa Lalu Mommy Davina
82
Daddy kapan pulang?
83
Alex

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!