"Lebih baik kita telepon Tuan Besar William," jawab kepala pelayan.
Kepala pelayan langsung mengambil ponselnya yang di simpan di saku kemejanya kemudian menghubungi William. Panggilan pertama langsung di angkat oleh William.
("Ada apa Paman?" tanya William tanpa basa basi).
("Maaf Tuan Besar, Nyonya Besar Valen jatuh dari tangga,'' jawab kepala pelayan menjelaskan).
("Apa?Sekarang bagaimana keadaannya?" tanya William dengan nada terkejut).
("Sekarang tergeletak di lantai dan tidak sadarkan diri," jawab kepala pelayan).
("Bawa ke rumah sakit milik keluarga besar Gerarld, aku tunggu di sana!" perintah William).
("Baik Tuan," jawab kepala pelayan).
Tut Tut Tut Tut
Sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak oleh William kemudian kepala pelayan dengan di bantu pelayan menggotong tubuh Valen yang bersimbah darah dan tidak sadarkan diri.
Salah satu bodyguard yang merangkap sebagai sopir membuka pintu mobil belakang pengemudi dengan lebar kemudian kepala pelayan masuk ke dalam mobil sambil memegangi kepala dan tubuh Valen sedangkan pelayan satunya memegangi tubuh dan kaki Valen yang sudah mulai dingin.
"Nyonya besar Valen jatuh dari lantai dua, mungkin karma karena sering menghasut tuan muda Edward untuk menyakiti nyonya muda Alona padahal nyonya muda Alona sangat baik," celetuk pelayan sambil duduk di kursi belakang pengemudi.
"Bisa jadi, dosanya terlalu banyak makanya jatuh dari lantai dua," sambung kepala pelayan.
"Sebenarnya aku malas mengantar Nyonya besar Valen ke rumah sakit," ucap bodyguard yang merangkap sebagai sopir sambil mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
"Sama," jawab kepala pelayan dan pelayan bersamaan.
"Apa aku kurangi saja kecepatan mobilnya?" tanya sopir tersebut.
"Nanti ketahuan oleh Tuan Besar William dan ke dua anaknya." Ucap Kepala pelayan.
"Betul sekali yang ada nanti kita kena hukuman lebih baik cepat saja." ucap pelayan.
Mereka yang berkerja di mansion tahu betapa kejam nya keluarga mereka tapi demi gaji yang sangat besar membuat mereka nekat bekerja. Mereka sebisa mungkin tidak melakukan kesalahan karena itu kunci dari mereka terhindar dari hukuman.
"Semoga saja Nyonya Valen tersiksa antara hidup dan ma ti," ucap pelayan yang sangat membenci Valen
"Amin," jawab kepala pelayan dan sopir bersamaan.
"Mungkin itu karma Nyonya Besar Valen karena sering menyakiti perasaan orang-orang terlebih Nyonya muda Alona," ucap kepala pelayan.
"Betul sekali, mungkin sekarang kena karmanya," ucap pelayan tersebut.
Lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit. Sopir tersebut keluar dari mobil untuk memanggil perawat.
Kini Valen terbaring di brangkar dan dua perawat mendorong brangkar tersebut ke arah ruangan UGD. Kepala pelayan dan pelayan mengikuti langkah dua perawat yang mendorong Valen hingga mereka berhenti di depan pintu masuk UGD. Tidak berapa lama datang William, Edward, Alona, Ririn dan Vincent.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya William penasaran.
"Nyonya besar Valen berjalan menaiki anak tangga hingga saya mendengar Nyonya besar Valen berteriak kesakitan membuat saya dan para pelayan lain berjalan menuju ke arah tangga dan saya melihat Nyonya besar tergeletak di lantai dengan bersimbah darah dan tidak sadarkan diri," jawab Kepala Pelayan dengan wajah ketakutan begitu pula dengan bodyguard dan pelayan.
"Kalian bagaimana sih! Kenapa tidak inisiatif langsung membawanya ke dokter?" Tanya Edward dengan nada kesal.
"Maafkan Kami Tuan." Jawab ketiganya bersamaan.
Grep
"Sstttttt sudah, Kita tidak bisa menyalahkan mereka karena ini sudah takdir terlebih Kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya." ucap Alona sambil menggenggam tangan Edward.
"Kalian bertiga pulanglah karena pakaian kalian terkena noda darah." Sambung Alona dengan nada lembut.
"Baik Nyonya Muda. Kami pulang Tuan Besar, Tuan Muda dan Nyonya Muda." pamit bodyguard yang merengkap sebagai sopir, Kepala pelayan dan pelayan bersamaan.
'Nyonya Muda memang baik dan semoga saja bisa merubah sifat Arogant dan semena-mena Tuan Muda Edward pada orang-orang rendahan seperti Kami.' Ucap mereka bertiga secara bersamaan dalam hati.
Bodyguard, Kepala pelayan dan pelayan menundukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Kakak, maafkan Ririn." ucap Ririn dengan nada lirih sambil duduk di kursi roda karena dirinya lumpuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments